"Waalaikumsalam," jawab Dirga, lalu menutup panggilan teleponnya dengan raut wajah tegang. "Kenapa?" tanya Nada, yang duduk di sampingnya dengan cemas."Mbak Nina, dia belum pulang," kata Dirga. "Belum pulang?" tanya Ryan yang baru saja tiba di ruang tamu, wajahnya penuh tanya. Bukankah tadi ia sudah mengantarkan Nina sampai rumah? Ia bahkan melihat gadis itu yang masuk membuka pagar. Lantas, kenapa bisa belum pulang? "Iya..." Dirga menghela napas panjang. "Mama bilang, tadi kamu ngejar Mbak Nina, kan? Kekejar nggak?" tanya Dirga sambil menatap Ryan."Iya, tadi sempet ngobrol. Aku anter dia pulang, kok. Malah sampai depan pager. Aku lihat sendiri dia masuk," jelas Ryan, nadanya penuh kepastian."Hm?" Dirga mengernyitkan dahi, jelas-jelas bingung. "Tapi ibuku bilang Mbak Nina belum pulang," ucapnya, kemudian berdecak kesal. "Ck! Kenapa dia hobi banget bikin masalah," gumamnya, nada marah mulai terdengar di ujung kalimat."Ya udah, kamu cari, Mas. Ini udah mau maghrib," Nada menyaran
Read more