Share

Bab 71. Menyesal

Pukul 17.30

Marwah tampak gelisah, berjalan mondar-mandir di depan pintu utama rumah. Raut wajahnya dipenuhi kekhawatiran, sesekali ia melirik ke arah luar dengan harapan melihat sosok putrinya, muncul di ujung jalan.

"Mah? Ngapain mondar-mandir di situ?" tanya Aisha dari arah tangga, suaranya lembut namun sedikit cemas. Ia segera berjalan mendekati ibunya, ikut merasakan kegelisahan yang tampak jelas di wajah Marwah.

"Nina... Kok belum pulang, ya?" ucap Marwah dengan suara pelan, namun jelas penuh kekhawatiran. Ia teringat ucapannya tadi sore selepas adzan ashar, ketika ia secara tidak langsung mengusir Nina dalam emosi yang tak terkendali. Ada ketakutan besar di hatinya—takut kalau Nina menanggapi serius kata-katanya dan memilih untuk benar-benar tidak pulang. Marwah merasakan hatinya semakin berat dengan kecemasan itu.

Aisha melihat jam dinding di ruang tamu, jarum pendek di jam tersebut berada di antara angka lima dan enam, sementara jarum panjang tepat di angka enam. Ia me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status