Home / Pernikahan / Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku: Chapter 81 - Chapter 90

105 Chapters

Bab 81. Punya Anak Lagi

Ryan tersenyum lebar sambil menatap Nina dengan penuh keyakinan. "Jadi gimana? Mau atau enggak? Kalo mau jawab mau, kalo enggak ya kamu harus mau. Ya masa kamu nolak laki-laki kayak aku begini, aku oke loh!" ucapnya dengan nada bercanda, tapi tetap serius. Nina hanya tertawa pelan, senyum geli menghiasi wajahnya. "Pffttt. Itu maksa namanya," balasnya, merasa terhibur dengan sikap percaya diri Ryan. Ryan tak kehilangan akal. "Cinta yang berawal dari paksaan biasanya akhirnya suka indah dan langgeng," katanya dengan nada penuh keyakinan. Dahi Nina seketika mengernyit, merasa heran. "Kata siapa?" tanyanya dengan nada penasaran. "Kata aku barusan," jawab Ryan cepat, seolah kalimat itu adalah kebenaran yang tak terbantahkan. Nina mendengus pelan. "Ihh... dasar!" Ryan kembali mendesak, kali ini dengan nada lebih lembut tapi tetap penuh tuntutan. "Jadi mau apa enggak? Jawab kenapa sih, Mbak?" Nina hanya memberikan respons singkat, "Hmm..." sambil tersenyum tipis. Namun, Ryan tak memb
Read more

Bab 82. Jangan Bertingkah

Dirga yang baru saja pulang dari masjid setelah melaksanakan isya itu mendekati Nada yang duduk di atas sofa dengan mata menatap lurus ke arah televisi. Ia langsung duduk di samping Nada dan melingkarkan tangannya di pinggang Nada, kemudian menaruh kepalanya di bahu Nada juga. "Kebiasaan," ucap Nada. "Biarin," sahut Dirga. Cup Sebuah kecupan Dirga daratkan di atas pipi Nada, lalu kembali menaruh lagi kepalanya di bahu Nada. "Aku sayang banget sama kamu, jangan tinggalin aku ya ....” “Kamu gak akan aku tinggalin kalau gak bertingkah,” jawab Nada datar. "Tenang aja, Sayang. Aku pastikan setelah ini kita akan bebas dari bayang-bayang orang ketiga. Gak akan aku nakal lagi, aku takut kamu beneran pergi. Soalnya kalau gak ada kamu hidup aku gak bermakna banget.” "Masa? Jadi aku penting banget buat kamu?" tanya Nada. "Banget! Kamu sangat penting buat aku," ucap Dirga. "Aku gak akan pernah bisa ganti kamu dengan cinta yang lain, hanya kamu yang aku mau, aku gak akan pernah berhenti m
Read more

Bab 83. Buaya?!

“Kok gak langsung pulang?” tanya Nina saat mobil yang dikemudikan Ryan terus melaju, tak mengarah ke rumahnya, tapi justru berbelok ke arah lain. “Aku lapar, kita belok dulu buat makan,” jawab Ryan sambil melirik sekilas ke arah Nina di sampingnya, sebelum kembali fokus menatap jalan. "Kan mau pulang, kamu bisa makan di rumah. Mama biasanya udah masak kok jam segini,” Nina bersikeras, suaranya lembut tapi ada sedikit desakan. Ryan menghela napas panjang. “Malu,” katanya pelan. "Orang tua kamu kan belum tau kalau kita lagi Deket dan menjalin hubungan. Masa tiba-tiba datang terus numpang makan? Gak enak lah." Nina tersenyum kecil, berusaha membujuk. “Ya, sekalian aja kasih tau mereka. Lagian, kalau kamu datang, mereka pasti bakal ajak kamu makan. Apalagi Bunda, kalau tau aku ada yang deketin kek begini, dia pasti seneng banget.” Ryan mendengus ringan. “Kamu kok gak peka sih? Aku ngajak kamu makan berdua itu karena pengen lebih lama sama kamu. Gak mau ada orang yang kita kenal ngelia
Read more

Bab 84. Semua Pria Sama Saja

Nina memandang dengan seksama selembar foto yang berada di tangannya, matanya menyipit seolah berusaha menangkap setiap detail. Dia harus memastikan, apa yang ia pikirkan benar atau tidak."Sama! Perempuan ini memang perempuan yang tadi," gumamnya yakin, suaranya rendah namun penuh ketegasan. “Jadi mereka sebelumnya pernah menjalin hubungan? Dan dia masih menyimpan fotonya?” gumamnya lagi, kali ini nadanya lebih pahit. "Cih! Semua pria ternyata memang sama saja! Buaya darat! Kutu kupret!"Hatinya mendadak panas, seolah bara api mulai membakar dari dalam. Sebuah perasaan yang begitu menyakitkan, membuat dadanya sesak, dan amarah perlahan naik ke permukaan.Dengan cepat, Nina menoleh ke arah kasir dan berkata dengan suara tegas, "Mbak, saya boleh minta tolong?"Kasir itu tersenyum ramah. “Boleh, ada apa, Mbak?”Nina menaruh dompet milik Ryan di atas meja seraya berkata. "Titip ini ya, Mbak, kasih ke laki-laki yang tadi duduk sama saya."Kasir itu tampak kebingungan, alisnya sedikit tera
Read more

Bab 85. Tidak Punya Otak?

Nina yang baru sampai di kediaman adiknya itu langsung masuk begitu saja karena kesal. Ia memutuskan tidak pulang ke rumah karena yakin jika Ryan pasti akan mendatanginya ke rumah, jadi ia berniat datang ke rumah Dirga untuk menginap. Ceklek. Dirga dan Nada yang sedang bermesraan di ruang tengah itu mengalihkan pandangan ke arah pintu saat pintu itu terbuka tanpa di ketuk. Keduanya sama-sama memasang raut wajah yang kaget.“Mbak? Ke–kenapa?” tanya Nada ragu. “Aku sedang kabur.” “Hah?” Nada dan Dirga saling beradu pandang sebentar, kemudian menatap Nina lagi. "Kamu kabur lagi, Mbak? Sekarang kenapa lagi? Berantem karena apa lagi? Sama Mama? Papa? Atau sama Mbak Aish?" tanya Dirga beranjak dari duduknya menghampiri."Enggak sama semuanya," jawab Nina. Raut wajahnya masih memperlihatkan kekesalan.Sedang Dirga dan Nada, dahi mereka mengernyit kebingungan. Jika Nina tidak bertengkar dengan anggota keluarga, lantas kenapa dia kabur dari rumah? "Terus sama siapa?" tanya Dirga. "Sa
Read more

Bab 86. Mempermainkan Hati

"Aku kesel banget!" ucap Ryan. Ia menerobos masuk begitu pintu rumah Dirga buka. "Kenapa?" tanya Dirga dengan alis yang bertaut bingung. Sahabatnya tiba-tiba datang dengan raut wajah yang terlihat kesal. "Mbakmu itu lho! Kabur gak tau kemana! Aku samperin ke rumahnya, katamu ibumu dia nginep di rumah temennya. Dan aku gak tau dia nginep di rumah temennya yang mana. Masa iya aku harus datengin rumahnya satu-satu, ah males banget! Di telefon gak bisa, aku telfon biasa juga gak diangkat, kayaknya aku tuh di block sama dia! Chatnya juga ceklis satu!" Dirga dan Nada yang mendengar ucapan Ryan itu mengerutkan alis. Mereka sama-sama tidak paham akan maksud dan ucapan Ryan. Kenapa Ryan kesal pada Mbak Nina? Kenapa Ryan mencari Mbak Nina? Dan Nada, otaknya mulai berpikir. Tadi Mbak Nina datang dengan raut wajah yang kesal seperti sedang bertengkar dengan kekasihnya. Dan sekarang, Ryan pun tiba-tiba datang dengan raut wajah yang terlihat kesal juga dan menyebut nama Nina. Nina dan
Read more

Bab 87. Belum Berakhir (Aku Akan Kembali!)

"Kamu masih simpen foto mantan, Kak?" "Iya, tapi aku sendiri tidak ingat kalau ada foto itu! Foto itu ke selip di dompet dan aku tidak tahu kalau itu foto masih ada di situ. Apalagi jaman sekarang pembayaran bisa di HP, makin jarang lah aku buka dompet." "Ya masa gak keliatan sama sekali," sahut Dirga dengan mata yang memicing."Ck! Dibilang gak keliatan!" "Ya terus kenapa kamu masih simpen? Belum move on kamu?" Ryan membuang napas. "Udahlah. Kenapa masih tanya sih? Dibilang aku aja lupa kalau itu foto ada di dompet! Lagian Nina juga lebay! Harusnya nanya dong, bukan malah ngambek dan ninggalin gitu aja! Gak dewasa! Padahal dia lahir lebih dulu!" "Lebay kamu bilang, Kak?" Nada bersuara seolah tidak terima. "Aku pun kalau jadi Mbak Nina marah!" Dirga memukul punggung Ryan dan berbisik, "Yang kamu lawan ras terkuat di bumi, hati-hati dalam berucap!" "Cih!" Mata Ryan mendelik."Loh, kok dia ada di sini?" sahut Nina tiba-tiba. Pandangan Ryan, Dirga dan Nada sontak beralih pada Nin
Read more

Bab 88. Tidak Lagi Peduli

"Siapa?" tanya Dirga saat melihat raut wajah sang istri yang berubah tegang dan beristighfar setelah membaca pesan masuk. Nada sontak menatap suaminya. Ia memberikan ponsel di tangannya pada sang suami dengan kasar seraya berkata, "Mantan pacar kamu! Dia panjang umur ternyata, tau aja kalau sering di bahas!" ucap Nada dengan nada yang ketus. Dirga yang mendengar sang istri berkata demikian itu sontak menelan salivanya. Lalu, dengan ragu ia menatap layar ponsel milik sang istri dan membaca pesan masuk dari Delisha. Ia semakin menelan salivanya saat membaca pesan masuk itu. "Ck! Mau sampai kapan coba dia ganggu aku?" gumam Dirga. Namun gumamannya berhasil terdengar oleh Nina dan Ryan. "Delisha?" tebak Ryan bersuara. "Selama ini yang menjadi pengganggu di rumah tanggaku kan memang dia. Jadi ya mau siapa lagi?" Dirga berbicara pada Ryan. Ryan lantas mengambil ponsel milik Nada di tangan Dirga dan membaca pesan itu. Kemudian berkomentar, "Gila! Gak ada waras-warasnya ini perem
Read more

Bab 89. Dilamar Di depan Banyak Orang

"Tunggu sebentar," ucap Ryan saat Nina hendak keluar dari mobilnya. Nina yang sudah memegang handle pintu mobil itu sontak menoleh, menatap Ryan yang sedang menatapnya. "Apa?" jawabnya singkat."Kok kamu masih marah sih? Aku kan udah jelasin ke kamu kalau foto itu tuh beneran udah gak ada artinya dan aku sendiri gak tau kalau itu foto ada di situ." "Aku gak marah, biasa aja," jawab Nina. "Gak marah tapi sepanjang jalan kamu diem aja, aku ajak ngomong jawaban kamu singkat terus." "Ya karena aku bingung mau jawab apa lagi," jawab Nina."Sayang, kamu—""Nanti aja kita bahas lagi ya, ini udah mau jam masuk. Aku harus cepetan masuk atau bonusku hangus nanti," ucap Nina beralasan. Faktanya masih ada waktu setengah jam lagi ke jam masuk. Ia hanya enggan saja berbicara dengan Ryan."Tapi beneran udah gak marah kan? Aku gak tenang kalo kamu marah sama aku." ucap Ryan.Namun, sama sekali tak ada jawaban dari Nina, ia diam enggan menjawab karena hatinya masih kesal."Sayang?""Buka pintunya
Read more

Bab 90. Haruskah Menerima?

"Nina?" Sebuah teriakan dari arah samping membuat langkah Nina terhenti seketika. Ia menoleh, melihat seorang pria dari divisi lain berjalan cepat menghampirinya."Ya, Ren, ada apa?" tanya Nina, sedikit bingung dengan panggilan mendadak itu.Bukannya menjawab, Reno malah berlutut di depannya, dan mengulurkan setangkai bunga mawar merah. Nina terbelalak, kaget dengan aksi tiba-tiba itu. "Hm? Kamu … ngapain?" tanya Nina dengan nada canggung. Matanya melirik ke sekeliling, melihat beberapa karyawan perusahaan yang mulai memperhatikan mereka. Tatapan penasaran dan bisik-bisik kecil menjadikan mereka pusat perhatian.Reno menatap Nina dengan penuh keseriusan. "Kita sudah lama saling mengenal, dan sudah lama juga kita dekat.""I–ya. Te... terus?" Nina mencoba menebak arah pembicaraan, tetapi tidak menyangka apa yang akan datang berikutnya."Nina... will you be my life partner?" ucap Reno, matanya berbinar dengan harapan.Nina langsung mengernyitkan dahi, bingung dengan situasi yang tiba-ti
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status