Share

Bab 33. Kembali Bekerja

Beberapa hari kemudian.

"Kita panggil Mama saja ya, Mas?"

"Nggak!" sahut Dirga cepat, "Kamu gak inget terakhir kali Mama bicara gak ada berhenti-hentinya! Aku males denger ocehan dia! Kalau dia ke sini, aku bisa habis lagi."

"Anggap saja siraman rohani," jawab Nada.

"Ceramah Mama tuh gak akan ada habisnya! Sebelum pulang dia pasti akan terus banyak mengomel. Udah! Kamu yang obatin, aku begini juga karena nolongin kamu ya waktu itu."

"Ya tapi aku ngeri liat lukanya. Gak bisa aku! Aahhh ... atau kita panggil Umi saja?"

"Pfftttt ... masa dari Semarang ke Jakarta Umi cuma mau bantuin gantiin perban doang. Yang bener aja! Sayang ongkosnya. Mending dipake jajan seblak."

"Dari sekian banyak makanan kenapa harus seblak? Kan bisa spaghetti, ayam goreng, atau apa gitu yang elit."

"Seblak lebih menggoda, sama seperti ...."

"Menggoda seperti apa? Seperti Delisha?" sahut Nada dengan mata yang memicing.

"Suudzon! Seperti bibir kamu! Sangat menggoda." Dirga menatap sang istri yang duduk di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status