Home / Pernikahan / Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Orang Ketiga Di Rumah Tanggaku: Chapter 11 - Chapter 20

105 Chapters

Bab 11. Istriku Di Khitbah

“Aku merindukanmu,” ucap Dirga. Sejak tadi pandangannya tak lepas dari ponsel yang sejak tadi ia pegang. Demi apa pun, jauh dengan Nada ternyata rasanya sakit sekali. Ia begitu sangat kesepian. Sudah hampir seminggu lebih ia tak melihat wajah sang istri yang teduh juga menggemaskan. Dan tak juga mendengar suaranya yang enak di dengar. Ia merindukan semua tentang Nada.Dirga sudah meminta izin pada pihak sekolah untuk libur lebih dulu agar ia bisa menyusul Nada ke Semarang, tetapi tidak mendapatkannya karena ujian semester sedang berlangsung. Sedang ia adalah salah satu wali kelas di salah satu kelas. Sebenarnya bisa saja ia meminta tolong pada guru lain untuk mengambil sebagian tugasnya, tetapi guru lain pun sama sibuknya. Satu-satunya orang yang bisa ia mintai tolong ialah Ryan, sayangnya ia enggan meminta tolong pada pria itu karena tadi pagi, dengan terang-terangan pria itu memintanya untuk menceraikan Nada dan dia mengatakan akan menikahi istrinya. Suami mana yang tidak marah
Read more

Bab 12. Di Khitbah Ustadz

"Nada?" panggil Dirga lirih. Tetapi ucapannya sama sekali tak di dengar dan istrinya itu sudah lebih dulu masuk ke mobil.Dirga lantas mengejar. Setelah sekian menit ia mencari taksi, akhirnya ia mendapatkannya juga dan dengan segera ia langsung menuju ke rumah Nada. Hingga tak berselang lama kemudian. Taksinya itu akhirnya berhenti juga tepat di depan rumah Nada. Dan sebuah mobil yang tak pernah Dirga lihat pun sudah lebih dulu terparkir di depannya. Dirga yakin jika mobil itu pasti adalah mobil milik pria yang tadi berbicara dengan Nada. Dengan segera Dirga turun dari mobil, sampai pada akhirnya ia berhasil menginjakkan kaki di depan teras rumah Nada dan ia memilih untuk bersembunyi di balik pintu mendengar pembicaraan mereka dari dalam. “Saya tidak masalah jika harus menunggu Nada sampai nanti dia melahirkan. Saya juga bersedia menerima Nada dan bayinya. Insya Allah, saya akan menyayangi anak Nada seperti menyayangi anak sendiri.” Mata Dirga kembali terbelalak saat mendengarnya
Read more

Bab 13. Diperjuangkan Ustadz

"A–apa? Kamu ... hamil?" tanya Fathir. Ia menatap Nada dengan tatapan kaget. "Tapi ... Dek Qia bilang, kamu ... single." "Hmmm ... otw single. Aku sedang dalam proses bercerai dengan suamiku." "Aaaahh ...." Fathir mengangguk paham. Nada diam tak berucap lagi. Ia tidak tahu harus mengatakan apa lagi. Jadi ia memilih untuk diam saja. "Kenapa?" tanya Fathir."Maksudnya?" "Kenapa kalian berpisah?" tanya Fathir ingin tahu, "Dan ... berapa lama kalian berumah tangga?" "Baru jalan tiga bulan. Dan kenapa berpisah, mungkin karena aku kurang cantik dan wanita yang dia cinta lebih cantik. Aku pun sadar sih, aku masih muda tapi seperti ibu-ibu, sedang wanita yang dia cintai begitu cantik, modern dan kekinian." Nada tersenyum miris, ia menggaruk tengkuk lehernya yang tertutup kain khimar. "Aku tidak pandai mempercantik diri." "Hah? Dia meninggalkan kamu karena itu? Alasan macam apa itu?" tanya Fathir. Dari apa yang Nada katakan, ia bisa mengambil kesimpulan jika alasan mereka berpisah karen
Read more

Bab 14. Baru Menikah?

"Kurang ajar kamu!" ucap Nada mendorong dada suaminya saat dengan berani pria itu mendaratkan sebuah ciuman di bibir. "Kenapa kurang ajar? Aku ini suamimu, sah di mata agama dan juga hukum. Jadi dimana letak kurang ajarnya? Kamu ini istriku, aku bebas melakukan apa pun sama kamu." "Kita sedang dalam proses cerai, Mas!" ucap Nada, "Jadi jangan macam-macam!" "Proses? Aku tidak menyetujui perceraian itu. Sudah aku bilang kalau sampai kapanpun aku tidak akan pernah melepaskan kamu.” "Ck! Kenapa kamu egois? Kenapa kamu keras kepala? Dan kenapa kamu ngeselin banget sih, Mas? Sudah aku bilang kalau—""Kamu sudah banyak bicara, sekarang biarkan aku yang bicara," sela Dirga memotong hingga ucapan Nada terhenti."Mau bicara apa lagi? Keputusanku sudah final! Karena kamu bersama Delisha, aku—""Aku sudah mengakhiri hubungan dengan dia! Aku juga sudah meninggalkan dia dan memilih kamu." Mata Nada dengan seketika terbelalak. Ia menatap suaminya dengan tatapan kaget. Apa ia tidak salah dengar
Read more

Bab 15. Menerima Lamaran Ustadz Fathir

"Hah? Belum lama menikah? Siapa yang sudah menikah memangnya?" tanya Dirga dengan raut wajah yang terlihat bingung. "Kamu lah, dengan Delisha! Masa harus kupertegas." "Siapa yang bilang aku sudah menikah dengan Delisha? Aku tidak pernah menikahi Delisha. Aku akui aku memang berniat menikahi dia, tapi itu belum aku lakukan karena kamu menolak untuk diduakan." Nada tersentak mendengar jawaban Dirga. Lantas foto yang Delisha kirim itu apa? Apakah itu foto editan? Delisha sengaja membuat foto itu agar ia semakin menyerah mempertahankan rumah tangganya dan semakin yakin untuk melepaskan begitu? "Huhhhh!" Nada mengalihkan pandangannya ke arah lain dan membuang napas. Ia sama sekali tidak menyangka jika wanita yang sempat menjadi sahabatnya itu begitu sangat picik dan melakukan apa pun demi mendapatkan suaminya.Secinta itukah Delisha pada Dirga sampai menggunakan cara kotor seperti ini?!Benar-benar tak bisa Nada percaya. "Aku berani bersumpah, Yaang. Aku tidak menikahi dia! Kamu tah
Read more

Bab 16. Menghukummu

"Sampai mati pun aku tidak akan pernah melepaskan kamu! Kamu akan menjadi janda, tapi janda ditinggal mati! Kamu boleh menikah lagi dengan siapa pun termasuk dia. Tetapi setelah namaku tertulis di batu nisan!" ucap Dirga mulai emosi saat sang istri mengatakan akan menerima lamaran pria yang tadi datang. Nada yang mendengar suaminya berkata demikian itu menelan saliva. Ada sedikit rasa senang di hati mendengarnya, tapi ada juga rasa ngeri. Janda ditinggal mati? Ia tak pernah berpikir sejauh itu. "G–gila kamu, Mas!" ucap Nada, ia tidak tahu harus berkata apa. "Memang! Dan kamu yang buat aku gila." "Cih! Aku yang buat kamu gila? Bukannya Delisha?" "Ck! Kenapa kamu membahas dia lagi? Aku sudah bilang kalau aku sudah memutuskan hubungan dengan wanita itu." "Sampai mati pun apa yang terjadi kemarin itu akan aku ingat. Pengkhianatan kamu tuh gak akan pernah aku lupain dan bakalan terus aku bahas!" Mata Nada memicing tajam.Dirga diam, sejenak ia lupa jika wanita mempunyai ingatan yang
Read more

Bab 17. Cemburu

Nada terbangun dari tidurnya di tengah malam. Ia menggaruk kepala yang terasa gatal dan dengan seketika matanya terbuka saat dirinya yang sudah tak lagi mengenakan kerudung. Ia lalu menoleh dan melihat sang suami yang sedang terpejam di sampingnya seraya memeluknya. Dia juga membuka sedikit selimut yang menutupi tubuhnya dan ia mulai ingat apa yang ia lakukan tadi bersama suaminya. Ia benar-benar dibuat tidak berdaya. Suaminya sangat bersemangat tidak seperti sebelum-sebelumnya.Mata Nada dengan seketika terpejam saat mengingat apa yang tadi ia lakukan dengan Dirga. 'Aku kan sedang marah, kenapa mau-mau saja di sentuh dia?' ucap Nada di dalam hati. "Huuuhhh ...." Nada membuang napas.Ia lantas menjauhkan tangan Dirga yang memeluknya dan terasa di kulit perutnya. "Jangan dilepas atau aku buat kamu semakin tidak berdaya," ucap Dirga lirih. "Ka–kamu ... menyebalkan!" ucap Nada memutar tubuh memunggungi suaminya. Dengan mata yang terpejam, Dirga tersenyum puas. Ia menggeser tubuhnya
Read more

Bab 18. Mencari

"Umi dapat pinjam mobil, Umi ikut sama kamu." "Nggak, Umi di rumah saja. Nanti setelah sampai dan dapat informasi apa pun, aku pasti langsung hubungi, Umi." "Tapi, Dirga, Umi—""Longsornya baru kemarin ini kan, Mi? Belum lagi sekarang hujan deras banget. Kemungkinan terjadi longsor susulan bisa aja ada, bukan hanya di lokasi kejadian saja tapi juga di tempat lain yang rawan. Bagaimana kalau tiba-tiba saat di jalan aku juga jadi korban longsor? Kalau kita pergi bersama, yang kenapa-kenapa bukan hanya aku saja tapi juga Umi. Jadi Umi diam di rumah, setidaknya kalau kenapa-kenapa hanya aku saja. Kalau aku gak ada, yang menjaga Nada nanti siapa?" Dian tak menjawab, tapi mendengar Dirga berkata demikian membuat ia ingin menangis dan hatinya malah jadi tidak tenang membiarkan Dirga pergi sendiri. "Kamu tunggu sebentar," ucap Dian lantas berbalik dan tak lama ia kembali datang sembari membawa jaket. "Pakai jaket double, di luar hujan dan pasti dingin banget." Dian memakaikan jaket di tub
Read more

Bab 19. Marah Dan Kesal

"Apa ini dosaku karena pergi tanpa meminta izin dari suami?" gumam Nada. Ia berada di lapangan yang lumayan luas. Bersama dengan para remaja masjid dan juga Fathir. Sejenak ia menyesali apa yang ia lakukan. Padahal tadinya ia ingin membuat Dirga cemburu setelah sang Umi mengatakan jika ia pergi bersama Fathir. Dan apa yang terjadi sekarang padanya.Sudah hampir 2 jam ia terjebak di tempat yang asing untuknya. Tadi, hujan tiba-tiba saja turun dan begitu sangat deras. Ia sempat mendengar suara gemuruh. Kemudian tak lama mendengar kabar jika tak jauh dari tempatnya berdiri terjadi longsor. Ia dan yang lainnya lantas pergi ke tempat yang setidaknya aman dari bahaya. Saat sedang berjalan mencari tempat aman, dua orang gadis anggota remaja masjid terjatuh karena jalanan yang licin berlumpur. Keduanya sama-sama terkilir dan susah berjalan.Akhirnya mereka memutuskan untuk tetap diam di lapangan tersebut menunggu bantuan. Karena satupun dari mereka juga tidak ada yang tahu jalan. Daripada t
Read more

Bab 20. Gagal Membuat Cemburu

Nada mencubit jas hujan bagian siku tangan Dirga. Membuat pria itu lantas menoleh. Dilihatnya bibir sang istri yang mengerucut, raut wajahnya terlihat menyesal. Sejenak rasa kesal dan marahnya berubah gemas. Jika saja di belakang tidak ada orang, ia pasti sudah mencium bibir sang istri. Dirga lantas meraih telapak tangan Nada, menggenggamnya dan berjalan menyusuri jalanan yang tadi ia lewati. Diikuti dengan para anggota remaja masjid di belakang. Hingga tak berselang lama kemudian, Dirga dan Nada sudah berada di dalam mobil. Sedang yang lain masih bersama petugas, menunggu kendaraan untuk mengantarkan mereka pulang. "Lepas jaketnya dan ganti pakai ini," ucap Dirga seraya memberikan jaket yang tadi Dian berikan padanya. Karena tebal, tadi Dirga melepas satu jaket agar jas hujan yang ia kenakan muat. "Itu kamu aja yang pakai, Mas. Bajumu basah, nanti kamu masuk angin. Aku pakai yang ini aja, ini cuma luarnya doang kok yang basah, dalamnya enggak," jawab Nada. "Aku gak suka dibantah
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status