Home / Romansa / Terpikat Pesona Paman Suamiku / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Terpikat Pesona Paman Suamiku : Chapter 1 - Chapter 10

167 Chapters

Bab 1. Trapped by the Jerk

“Berikan aku vodka,” ucap Kimberly dingin pada sang bartender.“All right, Miss,” sang bartender langsung memberikan minuman yang dipesan oleh KimberlyKimberly menenggak vodka hingga tandas. Tak hanya satu gelas saja, tapi dia terus meminta sang bartender memberikannya minuman beralkohol tinggi itu. Sesekali, Kimberly melihat lautan manusia yang ada di lantai dansa. Rasanya wanita itu ingin menertawakan dirinya sendiri.Semua orang berpasangan. Mereka tampak begitu mesra, sedangkan Kimberly? Wanita itu duduk di tempatnya meminum alkohol—seraya sedikit menari mengikuti alunan musik jazz yang tengah diputar oleh Disk Jockey.Wanita berambut cokelat tebal dan bermata hazel itu sejak tadi tak luput dari pandangan banyak pria yang menatap dirinya. Tak tanggung-tanggung, para pria bahkan mengajaknya berkenalan dan juga berdansa. Akan tetapi, belum ada satu pun pria yang menarik di mata Kimberly.“Whisky, please.” Suara berat milik seorang pria berbicara pada sang bartender begitu terdengar
last updateLast Updated : 2024-05-09
Read more

Bab 2. Sleeping With a Stranger

Rintihan perih lolos di bibir Kimberly di kala merasakan titik sensitive-nya terasa begitu perih dan menyakitkan. Tubuhnya terasa sangat remuk seperti dipukuli ribuan orang. Ah, sial! Kimberly mengumpat pelan di kala merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Perlahan-lahan mata Kimberly terbuka. Wanita itu memijat keningnya yang mulai terasa sangatlah pusing. Tunggu! Tiba-tiba raut wajahnya berubah di kala menyadari dirinya berada di sebuah kamar asing. Tak hanya itu saja, dia juga melihat pakaian berserakan di lantai.Apa yang terjadi? Jutaan pertanyaan muncul di benak Kimberly. Dalam hitungan detik, dia mengingat dirinya tadi malam pergi ke klub malam. Namun kenapa sekarang dirinya berada di sebuah kamar asing yang tak dia kenali?Kimberly mulai memberanikan diri, mengintip ke balik selimut, melihat tubuhnya sendiri. Seketika matanya membulat sempurna melihat tubuhnya di balik selimut sudah telanjang, tanpa sehelai benang pun yang menempel di tubuhnya. Tidak hanya itu saja, banyak tanda
last updateLast Updated : 2024-05-09
Read more

Bab 3. We’ve Spent the Night Together Last Night

Suara berat Damian berucap dengan senyuman samar di wajahnya. Refleks, semua orang di sana terkejut sekaligus mengalihkan pandangannya pada Kimberly. Tampak raut wajah Kimberly sedikit memucat. Ditambah semua orang menatap dirinya.Tenggorokan Kimberly tercekat, lidahnya kelu, otaknya blank seketika tak mampu merangkai kata. Dalam benaknya berpikir kapan dia bertemu dengan Damian? Namun tunggu! Samar-samar dia seperti pernah bertemu dengan sosok tampan di hadapannya itu. Suara beratnya dan tatapan milik pria itu tak asing. Hal yang menguatkan ingatannya adalah aroma parfume maskulin Damian.Saat sesuatu hal muncul dalam benak Kimberly, tiba-tiba saja napasnya memberat. Kakinya layak jelly yang tak mampu berdiri tegak. Jantungnya berpacu dengan begitu keras hingga seolah ingin melompat dari tempatnya. Wanita itu menggelengkan kepalanya meyakinkan apa yang ada di pikirannya salah.‘Tidak. Tidak mungkin. Bukan dia orangnya. Pasti aku salah,’ batin Kimberly resah dan panik.“Kimberly, kau
last updateLast Updated : 2024-05-09
Read more

Bab 4. A Sweet Threat

“Kimberly? Kenapa kau lama sekali di toilet?” Suara Fargo sedikit memprotes kala Kimberly baru saja masuk ke dalam ruang makan.“Maaf.” Hanya kata itu yang bisa Kimberly katakan. Wanita itu kembali duduk di samping Fargo. Raut wajahnya terlihat jelas mati-matian menutupi hati dan pikirannya yang begitu berkecamuk.Tak lama setelah Kimberly kembali ke ruang makan, Damian melangkahkan kakinya tegas memasuki ruang makan. Aura wajah pria tampan itu dingin, dan sangat misterius.“Damian kau dari mana?” tanya Daston penuh interogasi pada putranya itu.“Aku baru saja berbicara dengan seseorang yang penting,” jawab Damian datar seraya melihat Kimberly yang tampak pucat. “Orang penting? Siapa? Apa kau sedang dekat dengan seorang wanita?” sambung Fidelya yang penasaran.“Bisa dikatakan seperti itu,” jawab Damian lagi dengan senyuman di wajahnya.“Wah, aku tidak sabar mengetahui wanita yang sedang dekat denganmu, Damian,” seru Fidelya antusias dan tersirat tak sabar.Raut wajah Kimberly semakin
last updateLast Updated : 2024-05-09
Read more

Bab 5. Complicated

Seorang pria tampan dan gagah berdiri di ruang kerjanya yang megah seraya menatap gedung-gedung bertingkat di Los Angeles dari jendela tinggi. Pria tampan itu menyesap wine di tangannya perlahan. Tatapannya menatap lurus ke depan dengan pikiran yang menerawang. Senyuman samar di wajahnya pun terlukis begitu misterius. Aura dingin dan sorot mata tegas menyelimutinya.“Tuan Damian,” sapa Freddy, asisten Damian yang melangkah mendekat.“Ada apa?” Damian mengalihkan pandangannya, menatap dingin Freddy yang berdiri di hadapannya.“Tuan, apa Anda masih lama berada di Los Angeles? Minggu depan Anda memiliki meeting penting. Apa memungkinkan empat hari lagi Anda kembali ke Seattle?” tanya Freddy sopan.Damian terdiam beberapa saat mendengar pertanyaan Freddy. “Untuk sementara aku akan tetap di sini sampai waktu yang belum bisa aku tentukan. Meeting di Seattle, bisa kau minta direktur perwakilan untuk menggantikanku.”Freddy sedikit bingung dan tak mengerti. “Maaf, Tuan. Bukankah sebelumnya An
last updateLast Updated : 2024-05-09
Read more

Bab 6. Are You Jealous?

“Kimberly? Apa kabar, Sayang?”Seorang wanita paruh baya yang masih sangat cantik menyapa hangat Kimberly yang masuk ke dalam rumah. Maisie Davies—ibu tiri Kimberly yang terkenal ramah itu selalu bersikap baik pada Kimberly. Sayangnya, Kimberly tak pernah ramah pada Maisie. Seperti saat ini, Kimberly memasang wajah dingin kala Maisie menyapanya.“Aku baik. Di mana ayahku? Apa dia masih di kantor?” Kimberly menjawab pertanyaan Maisie dengan nada yang dingin tapi tetap sopan pada ibu tirinya.Senyuman di wajah Maisie terlukis. “Iya, Kimberly. Ayahmu masih di kantor. Tadi ayahmu bilang dia akan pulang terlambat. Belakangan ini ayahmu sibuk dengan project di perusahaannya yang terbaru.”Kimberly mendesah pelan mendengar ucapan Maisie. Sudah tak heran dia mendapatkan jawaban seperti itu, karena dia tahu ayahnya itu terlalu sibuk dengan pekerjaan. Akan tetapi kesibukan ayahnya berbeda dengan Fargo. Bisa dikatakan ayahnya itu mencintai ibu tirinya. Setiap kali sibuk, ayahnya pasti akan membe
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

Bab 7. Beautiful Affair

Suara Damian berbisik dengan nada rendah dan serak tepat di depan bibir Kimberly. Tubuh gagah pria itu semakin menghimpit Kimberly, membuat wanita itu tak bisa bergerak sedikitpun darinya. Tampak sorot mata pria tampan itu menatap Kimberly dengan tatapan seperti singa lapar. “Berengsek!” Raut wajah Kimberly berubah mendengar ucapan vulgar Damian. Emosi Kimberly tersulut. Wanita itu hendak melayangkan tangannya menampar Damian, tetapi sayangnya gerak pria itu begitu cepat. Damian menangkap tangannya dengan mudah—lantas meletakan tangan wanita itu tepat di atas kepala.“Lepaskan aku, Bajingan!” Kimberly berontak sekuat tenaga.“Wanita sepertimu tidak cocok mengeluarkan kata-kata umpatan, Kim.” Damian mencium leher Kimberly, embusan napasnya menerpa kulit membuat tubuhnya meremang.Kimberly memejamkan matanya seraya menggigit kuat bibirnya kala embusan napas Damian sukses membangkitkan api gairah dalam dirinya. Shit! Kimberly merutuki tubuhnya yang malah seolah memberikan respon akan s
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

Bab 8. Annoying Man

“Nyonya Kimberly, apa Anda tadi malam kurang tidur? Lingkar mata Anda sedikit gelap, Nyonya.” Sebuah kalimat lolos di bibir Brisa, asisten pribadi Kimberly kala Kimberly baru saja menyudahi rapat. Pagi-pagi Kimberly sudah berada di kantor karena memiliki meeting penting.“Benarkah? Apa penampilanku sangat kacau hari ini?” Kimberly mengambil ponselnya, menyalakan kamera, menatap ke kamera depan ponselnya. Benar saja. Lingkar matanya sedikit gelap. Astaga! Ini penampilannya yang paling kacau.“Hanya sedikit, Nyonya. Anda masih terlihat sangat cantik,” puji Brisa hangat.Kimberly mendengkus tak suka. “Kau itu tidak usah membuatku senang. Aku tahu penampilanku kacau. Lebih baik kau selesaikan saja pekerjaanmu. Jangan ganggu aku.”“Baik, Nyonya. Kalau begitu saya permisi.” Brisa menundukkan kepalanya, pamit undur diri dari hadapan Kimberly.Kimberly hendak menuju ruang kerjanya, tiba-tiba langkah Kimberly terhenti melihat sekretarisnya melangkah dengan terburu-buru…“Nyonya Kimberly,” sapa
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

Bab 9. Annoying Man II

Damian meletakan ponselnya ke atas meja. Pria itu baru saja mengakhiri panggilan dengan asistennya. Tampak Damian tersenyum puas kala tahu Kimberly akan datang menemuinya. Well, ini adalah yang Damian tunggu-tunggu. Dalam otak Damian saat ini membayangkan wajah cantik Kimberly yang emosi padanya. Sayangnya emosi Kimberly bukan membuat wanita itu menjadi buruk, melainkan malah terlihat sangat seksi.Damian tak menampik Kimberly memiliki tubuh yang indah. Kulit putih mulus layaknya porselen. Rambut cokelat terang tebal yang akan berantakan jika sudah terbaring di ranjang sangat seksi—membuatnya ingin sekali menarik Kimberly kembali ke ranjangnya. Keindahan tubuh Kimberly membuat otak Damian selalu terselimuti hasrat. Anggaplah Damian memang berengsek meniduri istri keponakannya sendiri. Namun, memang apa salahnya? Lagi pula selama ini Fargo belum menyentuh Kimberly. Itu menandakan hubungan Kimberly dan Fargo memang sudah renggang.Suara ketukan pintu terdengar…“Masuk!” titah Damian teg
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

Bab 10. Craziest Question

Kimberly melempar heels-nya ke lantai kamar sembarangan dan menghempaskan tubuhnya ke sofa. Tampak raut wajah Kimberly begitu kesal dan memendung amarah. Wanita itu menyugar rambutnya kasar. Amarah dalam dirinya menelusup hingga sulit dikendalikan.Kilat mata hazel Kimberly memerah menunjukkan wanita itu sangat emosi. Dia terkenal dengan sosok wanita cantik yang selalu berpenampilan memesona. Namun, untuk kali ini penampilannya seakan begitu kacau akibat amarah yang tertahan dan telah mengumpul dalam diri.“Sialan!” Kimberly mengumpat seraya membanting pelan punggungnya ke sandaran sofa. Benak Kimberly memikirkan tentang pertemuannya dengan Damian tadi. Demi Tuhan! Kesialan macam apa ini? Tujuan Kimberly pergi ke klub malam karena ingin menghilangkan kepenatan dalam otaknya. Namun, kenapa dia malah semakin terjerumus seperti ini?Kimberly memejamkan matanya. Memikirkan cara agar kerja sama ayahnya dan Damian batal. Dia tahu pria berengsek itu pasti akan mencari kesempatan dalam kesemp
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more
PREV
123456
...
17
DMCA.com Protection Status