Home / Romansa / Terpikat Pesona Paman Suamiku / Bab 2. Sleeping With a Stranger

Share

Bab 2. Sleeping With a Stranger

last update Last Updated: 2024-05-09 01:42:28

Rintihan perih lolos di bibir Kimberly di kala merasakan titik sensitive-nya terasa begitu perih dan menyakitkan. Tubuhnya terasa sangat remuk seperti dipukuli ribuan orang. Ah, sial! Kimberly mengumpat pelan di kala merasakan sakit di sekujur tubuhnya. 

Perlahan-lahan mata Kimberly terbuka. Wanita itu memijat keningnya yang mulai terasa sangatlah pusing. Tunggu! Tiba-tiba raut wajahnya berubah di kala menyadari dirinya berada di sebuah kamar asing. Tak hanya itu saja, dia juga melihat pakaian berserakan di lantai.

Apa yang terjadi? Jutaan pertanyaan muncul di benak Kimberly. Dalam hitungan detik, dia mengingat dirinya tadi malam pergi ke klub malam. Namun kenapa sekarang dirinya berada di sebuah kamar asing yang tak dia kenali?

Kimberly mulai memberanikan diri, mengintip ke balik selimut, melihat tubuhnya sendiri. Seketika matanya membulat sempurna melihat tubuhnya di balik selimut sudah telanjang, tanpa sehelai benang pun yang menempel di tubuhnya. Tidak hanya itu saja, banyak tanda kissmark di sekujur tubuhnya—membuatnya merinding.

“Ya Tuhan, Kimberly! Apa yang kau lakukan?!” gumam Kimberly gelisah pada dirinya sendiri.

Suara gemericik air yang bersumber dari kamar mandi, membuat Kimberly tersadar, bahwa ada orang di dalam kamar mandi. Otak Kimberly langsung jalan. Dia yakin di kamar mandi itu adalah pria yang menjadi cinta satu malamnya.

“Aku harus pergi sekarang,” gumam Kimberly lagi yang muncul ide untuk pergi meninggalkan kamar hotel ini, sebelum pria itu selesai mandi.

Kimberly mengumpulkan keberanian dalam dirinya. Dia menahan rasa sakit di area sensitive-nya. Dia turun dari ranjang, dan memunguti pakaiannya. Wanita itu memakai pakaiannya dengan cepat. Detik selanjutnya, dengan kaki telanjang dia berjalan meninggalkan kamar hotel seraya membawa heels dan tasnya.

Tak selang lama, di kala Kimberly sudah pergi meninggalkan kamar hotel, seorang pria tampan dan gagah, yang masih memakai handuk di pinggangnya—telah keluar dari kamar mandi. Tampak raut wajah pria itu berubah melihat ranjang sudah kosong, dan pakaian Kimberly sudah tidak ada.

Pria itu menyeringai penuh arti. “Kau tidak bisa lari dariku, Kim.”

***

Kimberly meremas pelan rambutnya mengingat kejadian tadi malam. Kejadian di mana dia menghabiskan malam bersama pria asing yang bahkan tak dia kenali. Sungguh, dia tak menyangka akan one night stand dengan pria asing. Tujuannya pergi ke klub malam untuk menenangkan diri, tapi kenyataannya dia malah mendapatkan masalah baru.

Sejenak, Kimberly berusaha mengatur napasnya, berusaha untuk melupakan kejadian tadi malam. Namun, sialnya bukan melupakan, malah Kimberly terus mengingat sentuhan pria asing itu. Hal yang tak mungkin Kimberly lupakan—sentuhan yang mampu meninggalkan memory yang begitu lekat di otaknya.

Tangan kokoh pria itu menjamah setiap inci tubuhnya, menjelajahi dengan sangat lembut dan mendamba. Dimulai dari tengkuk lehernya, kemudian bermain di area paling sensitive-nya yang memberikan sensasi sengatan ke sekujur tubuhnya.

“Argghh!” Kimberly berteriak seperti orang frustrasi.

Pintu kamar terbuka. Refleks, Kimberly mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Tampak raut wajah Kimberly berubah melihat Fargo—sang suami berdiri di ambang pintu. Sepasang iris mata hazel Kimberly begitu dingin menatap Fargo penuh curiga.

“Kenapa kau tadi malam tidak pulang, Fargo? Ke mana kau pergi? Tadi malam aku menghubungimu, tapi kau tidak menjawab teleponku,” cerca Kimberly seraya mendekat pada Fargo—yang sulit di hubunginya.

Fargo Jerald—pria yang sudah satu bulan ini resmi menjadi suaminya. Awalnya Kimberly berharap setelah menikah akan memiliki kehidupan yang indah layaknya di negeri dongeng. Namun semua itu hanya mimpi. Selama satu bulan Kimberly menikah dengan Fargo, pria itu selalu pulang malam dan tak pernah memedulikan dirinya. Puncaknya tadi malam Kimberly begitu frustrasi sampai-sampai membuatnya pergi ke klub malam untuk menenangkan diri.

“Aku sibuk, Kimberly. Banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan,” jawab Fargo dingin dan tak acuh. Raut wajahnya menunjukkan malas menjawab cercaan pertanyaan Kimberly.

“Kau sibuk apa, Fargo? Minggu lalu kau bilang kau sibuk mencari investor di perusahaan barumu. Aku sudah membantumu mengeluarkan dana yang tidak kecil demi membantu perusahaan barumu itu. Harusnya sekarang kau tidak lagi sibuk. Atau paling tidak kau bisa pulang di jam normal pulang kantor. Kenyataanya kau tetap pulang larut malam dan bahkan tadi malam kau tidak pulang!” seru Kimberly mulai emosi.

Minggu lalu Kimberly bahkan rela mengeluarkan dana besar dari perusahaan keluarganya hanya untuk membantu perusahaan baru yang dibangun oleh sang suami. Semua berawal dari Fargo yang mengalami kerugian tinggi di perusahaannya. Fargo tak memiliki muka jika harus meminta bantuan lagi pada ayah pria itu. Hal tersebut yang membuat Kimberly mengulurkan tangan bantuan pada sang suami.

“Kimberly, aku sedang tidak ingin bertengkar. Tadi malam aku memang sibuk. Perusahaanku itu masih butuh banyak investor. Aku ingin memperbesar cabang perusahaanku. Jika kau tidak percaya, kau bisa bertanya pada sekretarisku. Sudahlah. Kau ini cerewet sekali. Aku lelah.” Fargo hendak menuju kamar mandi, tapi langkah Fargo terhenti kala Kimberly menghadang dirinya.

“Kimberly, minggir,” seru Fargo penuh peringatan pada Kimberly.

“Kita belum selesai bicara, Fargo!” ketus Kimbery jengkel.

Fargo mengembuskan napas kasar, berusaha meredam kemarahannya. “Aku sedang tidak ingin bertengkar, Kimberly. Hentikan tuduhan-tuduhan tidak warasmu itu. Kau sendiri tadi malam tidak pulang, kan? Tadi pelayan melaporkan padaku bhawa kau tadi malam tidak pulang! Sekarang aku tanya padamu, ke mana kau pergi tadi malam?!”

Wajah Kimberly mulai memucat mendengar ucapan Fargo. Tampak Kimberly dilanda ketakutan hebat. Napas Kimberly seakan tercekat. Lidahnya kelu kesulitan merangkai kata. Namun, sebisa mungkin dia berusaha untuk tenang agar mampu menjawab pertanyaan Fargo.

“T-tadi malam mood-ku sedang tidak bagus karenamu. Kau tidak menjawab teleponku! Kau mengabaikanku! Itu yang membuatku menginap di rumah temanku. Aku bosan menunggumu di rumah yang belum pasti pulang,” balas Kimberly ketus.  

Fine, aku percaya padamu. Aku harap kau juga percaya seperti aku percaya padamu. Aku harus mandi. Aku lelah. Jangan menggangguku.” Fargo menutup pembicaraan. Tak ingin lagi berdebat, dia melanjutkan langkahnya meninggalkan Kimberly yang bergeming di tempatnya.

Kimberly mengusap wajahnya kasar. Wanita itu tampak begitu kesal. Lagi dan lagi, Fargo selalu mengabaikannya. Bahkan tadi dia pikir Fargo akan mencerca banyak pertanyaan kala tahu dirinya tidak pulang. Namun, ternyata apa yang dia pikirkan salah. Fargo malah menunjukkan sikap acuh dan seperti tak peduli.

***

“Kimberly, bersiaplah! Malam ini kita memiliki jamuan makan malam,” Suara Fargo berucap seraya melangkah mendekat pada Kimberly yang sedang duduk di ranjang dengan wajah yang tampak lesu.

“Kau pergi sendiri saja. Aku sedang malas keluar,” ucap Kimberly datar. Tubuhnya begitu lelah. Dia enggan untuk pergi keluar rumah. Terlebih kondisi mood yang masih kacau, membuatnya lebih memilih berdiam diri di kamar.

“Aku tidak bisa pergi sendiri. Keluarga besarku akan menanyakan keberadaanmu. Cepat kau ganti pakaianmu,” ucap Fargo dingin dan tegas.

Kimberly mendengkus tak suka. Detik selanjutnya, dia terpaksa untuk menuruti Fargo. Wanita itu bangkit berdiri dan segera mengganti pakaiannya. Meski tak ingin pergi, tapi Kimberly tidak bisa menolak. Pasalnya setiap ada acara keluarga, dia dan Fargo harus tampil bersama. Di hadapan banyak orang termasuk keluarga—mereka hanya tahu Kimberly dan Fargo layaknya pasangan sempurna. Padahal semua itu hanyalah tipuan belaka.

Sepanjang perjalanan, Kimberly memasang wajah jengkel dan kesal.

“Fargo, kenapa kau memberitahuku mendadak seperti ini?” tanya Kimberly seraya mengalihkan pandangannya menatap Fargo yang menyetir. “Harusnya kau bilang jika ada acara keluarga.”

“Aku juga baru tahu tadi sore. Ibuku menghubungiku, paman tiriku yang tinggal di Seattle sedang berada di Los Angeles. Itu kenapa keluarga besar mengadakan makan malam bersama,” jawab Fargo datar memberi tahu Kimberly.

“Paman tirimu?” Kening Kimberly mengerut, menatap serius Fargo.

“Damian Darrel, saudara tiri ibuku. Sekarang dia berada di Los Angeles. Kau pernah bertemu dengannya saat di pesta pernikahan kita. Dia memang jarang berada di Los Angeles. Dia lebih menyukai tinggal di Seattle. Dia ke sini hanya jika ada pekerjaan yang memang mengharuskannya untuk datang,” jawab Fargo lagi memberi tahu.

Kimberly terdiam beberapa saat mengingat nama ‘Damian Darrel’. Ingatannya langsung tertuju pada paman tiri dari suaminya itu. Damian dan Fargo tak memiliki hubungan darah sama sekali. Waktu itu Kimberly pernah diceritakan Deston Darrel, kakek tiri Fargo, menikah dengan Rula Wylie, nenek kandung Fargo. Deston dan Rula menikah dalam keadaan telah memiliki anak sebelum pernikahan mereka.

Saat Fargo dan Kimberly telah tiba di mansion keluarga Darrel, mereka segera masuk ke dalam mansion. Tampak senyuman di wajah Kimberly terlukis melihat mertuanya menyambut kedatangannya dengan sangat hangat dan ramah.

“Kimberly, kau cantik sekali,” puji Fidelya, ibu mertua Kimberly.

“Terima kasih, Mom. Mommy juga sangat cantik,” balas Kimberly memuji sang mertua.

“Apa kabar, Kimberly?” Deston, kakek tiri Fargo, menyapa dengan hangat. Meski usia tak lagi muda, tapi dia masih sangat tampan dan gagah.

“Baik, Grandpa. Kau sendiri bagaimana?” Kimberly balik bertanya dengan sopan.

“Baik. Aku juga baik,” jawab Deston hangat.

“Grandpa, di mana Paman Damian?” tanya Fargo yang tak menemukan keberadaan paman tirinya itu.

“Ck! Anak itu tadi bilang sudah di jalan, tapi kenapa sampai sekarang belum juga tiba,” ucap Deston kesal.

“Dad, lihatlah orang yang kita tunggu sudah datang.” Fidelya berucap pada Daston seraya mengalihkan pandangannya pada sosok pria tampan yang baru saja masuk ke dalam rumah. Pun semua orang yang ada di sana mengalihkan pandangan mereka pada sosok pria yang baru saja tiba itu.

Seketika raut wajah Kimberly berubah. Matanya menyorot lekat sosok pria yang datang. Dia seperti tak asing melihat mata pria itu. Namun tidak! Kimberly yakin itu hanya perasaannya saja. Di dunia ini banyak orang yang memiliki manik mata cokelat gelap.

“Damian, kau dari mana saja? Kenapa kau baru datang?” seru Deston seraya menatap tajam putranya yang baru saja datang.

“Maaf, tadi ada yang harus aku kerjakan,” jawab Damian dingin dengan raut wajah tanpa ekspresi. Detik selanjutnya, tatapan Damian teralih pada sosok wanita cantik dengan balutan gaun berwarna silver model tali spaghetti. Parasnya anggun menawan. Bibir ranum penuh itu dibalut lipstik berwarna merah, membuat sosok wanita itu sangat seksi.

Long time no see, Paman. Aku rasa aku tidak perlu mengenalkan lagi. Kau pasti kenal di sampingku ini Kimberly, istriku.” Fargo berucap kala dia merasa Damian sejak tadi tak henti menatap Kimberly.

Senyuman misterius di wajah Damian terlukis. Tatapan pria itu tak lepas menatap manik mata hazel Kimberly yang terlihat sedikit bingung. Lantas Damian mendekat pada Kimberly, menatap dalam dan penuh arti wanita itu.

“Baru saja kita bertemu, sekarang kita bertemu lagi. Nice to see you again, Kim.”

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Halima Limah
seru aku suka seritanyah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terpikat Pesona Paman Suamiku    Bab 3. We’ve Spent the Night Together Last Night

    Suara berat Damian berucap dengan senyuman samar di wajahnya. Refleks, semua orang di sana terkejut sekaligus mengalihkan pandangannya pada Kimberly. Tampak raut wajah Kimberly sedikit memucat. Ditambah semua orang menatap dirinya.Tenggorokan Kimberly tercekat, lidahnya kelu, otaknya blank seketika tak mampu merangkai kata. Dalam benaknya berpikir kapan dia bertemu dengan Damian? Namun tunggu! Samar-samar dia seperti pernah bertemu dengan sosok tampan di hadapannya itu. Suara beratnya dan tatapan milik pria itu tak asing. Hal yang menguatkan ingatannya adalah aroma parfume maskulin Damian.Saat sesuatu hal muncul dalam benak Kimberly, tiba-tiba saja napasnya memberat. Kakinya layak jelly yang tak mampu berdiri tegak. Jantungnya berpacu dengan begitu keras hingga seolah ingin melompat dari tempatnya. Wanita itu menggelengkan kepalanya meyakinkan apa yang ada di pikirannya salah.‘Tidak. Tidak mungkin. Bukan dia orangnya. Pasti aku salah,’ batin Kimberly resah dan panik.“Kimberly, kau

    Last Updated : 2024-05-09
  • Terpikat Pesona Paman Suamiku    Bab 4. A Sweet Threat

    “Kimberly? Kenapa kau lama sekali di toilet?” Suara Fargo sedikit memprotes kala Kimberly baru saja masuk ke dalam ruang makan.“Maaf.” Hanya kata itu yang bisa Kimberly katakan. Wanita itu kembali duduk di samping Fargo. Raut wajahnya terlihat jelas mati-matian menutupi hati dan pikirannya yang begitu berkecamuk.Tak lama setelah Kimberly kembali ke ruang makan, Damian melangkahkan kakinya tegas memasuki ruang makan. Aura wajah pria tampan itu dingin, dan sangat misterius.“Damian kau dari mana?” tanya Daston penuh interogasi pada putranya itu.“Aku baru saja berbicara dengan seseorang yang penting,” jawab Damian datar seraya melihat Kimberly yang tampak pucat. “Orang penting? Siapa? Apa kau sedang dekat dengan seorang wanita?” sambung Fidelya yang penasaran.“Bisa dikatakan seperti itu,” jawab Damian lagi dengan senyuman di wajahnya.“Wah, aku tidak sabar mengetahui wanita yang sedang dekat denganmu, Damian,” seru Fidelya antusias dan tersirat tak sabar.Raut wajah Kimberly semakin

    Last Updated : 2024-05-09
  • Terpikat Pesona Paman Suamiku    Bab 5. Complicated

    Seorang pria tampan dan gagah berdiri di ruang kerjanya yang megah seraya menatap gedung-gedung bertingkat di Los Angeles dari jendela tinggi. Pria tampan itu menyesap wine di tangannya perlahan. Tatapannya menatap lurus ke depan dengan pikiran yang menerawang. Senyuman samar di wajahnya pun terlukis begitu misterius. Aura dingin dan sorot mata tegas menyelimutinya.“Tuan Damian,” sapa Freddy, asisten Damian yang melangkah mendekat.“Ada apa?” Damian mengalihkan pandangannya, menatap dingin Freddy yang berdiri di hadapannya.“Tuan, apa Anda masih lama berada di Los Angeles? Minggu depan Anda memiliki meeting penting. Apa memungkinkan empat hari lagi Anda kembali ke Seattle?” tanya Freddy sopan.Damian terdiam beberapa saat mendengar pertanyaan Freddy. “Untuk sementara aku akan tetap di sini sampai waktu yang belum bisa aku tentukan. Meeting di Seattle, bisa kau minta direktur perwakilan untuk menggantikanku.”Freddy sedikit bingung dan tak mengerti. “Maaf, Tuan. Bukankah sebelumnya An

    Last Updated : 2024-05-09
  • Terpikat Pesona Paman Suamiku    Bab 6. Are You Jealous?

    “Kimberly? Apa kabar, Sayang?”Seorang wanita paruh baya yang masih sangat cantik menyapa hangat Kimberly yang masuk ke dalam rumah. Maisie Davies—ibu tiri Kimberly yang terkenal ramah itu selalu bersikap baik pada Kimberly. Sayangnya, Kimberly tak pernah ramah pada Maisie. Seperti saat ini, Kimberly memasang wajah dingin kala Maisie menyapanya.“Aku baik. Di mana ayahku? Apa dia masih di kantor?” Kimberly menjawab pertanyaan Maisie dengan nada yang dingin tapi tetap sopan pada ibu tirinya.Senyuman di wajah Maisie terlukis. “Iya, Kimberly. Ayahmu masih di kantor. Tadi ayahmu bilang dia akan pulang terlambat. Belakangan ini ayahmu sibuk dengan project di perusahaannya yang terbaru.”Kimberly mendesah pelan mendengar ucapan Maisie. Sudah tak heran dia mendapatkan jawaban seperti itu, karena dia tahu ayahnya itu terlalu sibuk dengan pekerjaan. Akan tetapi kesibukan ayahnya berbeda dengan Fargo. Bisa dikatakan ayahnya itu mencintai ibu tirinya. Setiap kali sibuk, ayahnya pasti akan membe

    Last Updated : 2024-05-24
  • Terpikat Pesona Paman Suamiku    Bab 7. Beautiful Affair

    Suara Damian berbisik dengan nada rendah dan serak tepat di depan bibir Kimberly. Tubuh gagah pria itu semakin menghimpit Kimberly, membuat wanita itu tak bisa bergerak sedikitpun darinya. Tampak sorot mata pria tampan itu menatap Kimberly dengan tatapan seperti singa lapar. “Berengsek!” Raut wajah Kimberly berubah mendengar ucapan vulgar Damian. Emosi Kimberly tersulut. Wanita itu hendak melayangkan tangannya menampar Damian, tetapi sayangnya gerak pria itu begitu cepat. Damian menangkap tangannya dengan mudah—lantas meletakan tangan wanita itu tepat di atas kepala.“Lepaskan aku, Bajingan!” Kimberly berontak sekuat tenaga.“Wanita sepertimu tidak cocok mengeluarkan kata-kata umpatan, Kim.” Damian mencium leher Kimberly, embusan napasnya menerpa kulit membuat tubuhnya meremang.Kimberly memejamkan matanya seraya menggigit kuat bibirnya kala embusan napas Damian sukses membangkitkan api gairah dalam dirinya. Shit! Kimberly merutuki tubuhnya yang malah seolah memberikan respon akan s

    Last Updated : 2024-05-24
  • Terpikat Pesona Paman Suamiku    Bab 8. Annoying Man

    “Nyonya Kimberly, apa Anda tadi malam kurang tidur? Lingkar mata Anda sedikit gelap, Nyonya.” Sebuah kalimat lolos di bibir Brisa, asisten pribadi Kimberly kala Kimberly baru saja menyudahi rapat. Pagi-pagi Kimberly sudah berada di kantor karena memiliki meeting penting.“Benarkah? Apa penampilanku sangat kacau hari ini?” Kimberly mengambil ponselnya, menyalakan kamera, menatap ke kamera depan ponselnya. Benar saja. Lingkar matanya sedikit gelap. Astaga! Ini penampilannya yang paling kacau.“Hanya sedikit, Nyonya. Anda masih terlihat sangat cantik,” puji Brisa hangat.Kimberly mendengkus tak suka. “Kau itu tidak usah membuatku senang. Aku tahu penampilanku kacau. Lebih baik kau selesaikan saja pekerjaanmu. Jangan ganggu aku.”“Baik, Nyonya. Kalau begitu saya permisi.” Brisa menundukkan kepalanya, pamit undur diri dari hadapan Kimberly.Kimberly hendak menuju ruang kerjanya, tiba-tiba langkah Kimberly terhenti melihat sekretarisnya melangkah dengan terburu-buru…“Nyonya Kimberly,” sapa

    Last Updated : 2024-05-24
  • Terpikat Pesona Paman Suamiku    Bab 9. Annoying Man II

    Damian meletakan ponselnya ke atas meja. Pria itu baru saja mengakhiri panggilan dengan asistennya. Tampak Damian tersenyum puas kala tahu Kimberly akan datang menemuinya. Well, ini adalah yang Damian tunggu-tunggu. Dalam otak Damian saat ini membayangkan wajah cantik Kimberly yang emosi padanya. Sayangnya emosi Kimberly bukan membuat wanita itu menjadi buruk, melainkan malah terlihat sangat seksi.Damian tak menampik Kimberly memiliki tubuh yang indah. Kulit putih mulus layaknya porselen. Rambut cokelat terang tebal yang akan berantakan jika sudah terbaring di ranjang sangat seksi—membuatnya ingin sekali menarik Kimberly kembali ke ranjangnya. Keindahan tubuh Kimberly membuat otak Damian selalu terselimuti hasrat. Anggaplah Damian memang berengsek meniduri istri keponakannya sendiri. Namun, memang apa salahnya? Lagi pula selama ini Fargo belum menyentuh Kimberly. Itu menandakan hubungan Kimberly dan Fargo memang sudah renggang.Suara ketukan pintu terdengar…“Masuk!” titah Damian teg

    Last Updated : 2024-05-24
  • Terpikat Pesona Paman Suamiku    Bab 10. Craziest Question

    Kimberly melempar heels-nya ke lantai kamar sembarangan dan menghempaskan tubuhnya ke sofa. Tampak raut wajah Kimberly begitu kesal dan memendung amarah. Wanita itu menyugar rambutnya kasar. Amarah dalam dirinya menelusup hingga sulit dikendalikan.Kilat mata hazel Kimberly memerah menunjukkan wanita itu sangat emosi. Dia terkenal dengan sosok wanita cantik yang selalu berpenampilan memesona. Namun, untuk kali ini penampilannya seakan begitu kacau akibat amarah yang tertahan dan telah mengumpul dalam diri.“Sialan!” Kimberly mengumpat seraya membanting pelan punggungnya ke sandaran sofa. Benak Kimberly memikirkan tentang pertemuannya dengan Damian tadi. Demi Tuhan! Kesialan macam apa ini? Tujuan Kimberly pergi ke klub malam karena ingin menghilangkan kepenatan dalam otaknya. Namun, kenapa dia malah semakin terjerumus seperti ini?Kimberly memejamkan matanya. Memikirkan cara agar kerja sama ayahnya dan Damian batal. Dia tahu pria berengsek itu pasti akan mencari kesempatan dalam kesemp

    Last Updated : 2024-05-24

Latest chapter

  • Terpikat Pesona Paman Suamiku    Bab 167. Extra Part Tujuh (ENDING SCENE)

    Usia Diego saat ini sudah enam bulan. Semakin hari Diego semakin aktif dan sangat pintar. Tubuh Diego semakin gemuk dan sehat. Tangan dan kaki Diego sudah penuh dengan rolls layaknya roti sobek yang menggemaskan. Pipi tembam memerah persis seperti bakpau yang ingin digigit. Rambut Diego cokelat gelap menurun seperti rambut Damian. Manik mata cokelat gelap berkilat memancarkan keindahan yang tak terkira.Diego seperti cerminan Damian. Semua benar-benar mirip layaknya buah apel yang telah terbagi menjadi dua. Memiliki paras yang sama tak berubah. Sesuai dengan keinginan Kimberly. Ya, sejak hamil memang Kimberly berharap anak pertamanya adalah laki-laki agar bisa melihat Damian kecil. Ternyata semesta mencatat apa yang menjadi keinginan Kimberly. Terbukti anak pertamanya adalah laki-laki yang sangat tampan.Di usia Diego yang sudah enam bulan ini, Damian akan menepati janjinya yang ingin mengajak Kimberly dan Diego berjalan-jalan ke luar negeri. Tentu Kimberly menyambut sangat antusias.

  • Terpikat Pesona Paman Suamiku    Bab 166. Extra Part Enam

    Ernest duduk di kursi kebesarannya yang ada di mansion-nya. Sekitar lima belas menit lalu, Maisie sudah berpamitan untuk pergi ke penthouse Kimberly. Tentu Ernest tak mungkin melarang. Malah dia senang karena sekarang Maisie dekat dengan Kimberly. Ini yang sejak dulu Ernest nantikan, di mana Maisie dekat dengan putrinya.Suara ketukan pintu terdengar membuyarkan lamunan Ernest. Refleks, Ernest mengalihkan pandangannya ke arah pintu, dan segera meminta orang yang mengetuk pintu itu untuk masuk ke dalam ruang kerjanya.“Tuan,” sapa sang pelayan melangkah mendekat pada Ernest.“Ada apa?” Ernest menatap dingin sang pelayan yang kini sudah di hadapannya.“Tuan, di depan ada Tuan Deston ingin bertemu dengan Anda,” ujar sang pelayan yang sedikit membuat Ernest terkejut.“Deston datang?” Sebelah alis Ernest terangkat, menatap sang pelayan.“Iya, Tuan,” jawab sang pelayan itu lagi.Ernest mengembuskan napas pelan. Seingat Ernest, Deston sama sekali tidak memberitahukan kalau hari ini akan data

  • Terpikat Pesona Paman Suamiku    Bab 165. Extra Part Lima

    “Ini kamar bisa kau pakai.” Fargo berucap dingin dan tak ramah pada Carol kala dirinya mengantarkan Carol ke kamar tamu yang ada di apartemen pribadi miliknya. Dia ingin sekali mengusir paksa Carol, tapi dirinya berada di ambang kebingungan. Pasalnya Carol adalah teman baik Kimberly. Dia tak mungkin mengusir paksa Carol.“Thanks. Aku tidak akan lama di sini,” jawab Carol datar. Dia tak pernah menyangka akan terjebak di apartemen milik Fargo. Sungguh, dia tak menginginkan hal ini terjadi, tapi dia tak memiliki pilihan lagi. Dia masih belum memiliki keberanian kembali ke hotel. Hal yang dia takutkan adalah Adrik tahu hotel di mana yang dirinya tempati selama di Amsterdam. Jika sampai itu terjadi, pasti masalah baru akan datang.“Kau memang tidak bisa lama di sini. Orang itu wajib tahu diri,” ucap Fargo sarkas dan tegas. Detik selanjutnya, dia melangkah pergi meninggalkan Carol begitu saja tanpa menunggu balasan ucapan dari Carol.Carol berdecak tak suka dan mengumpati Fargo dalam hati.

  • Terpikat Pesona Paman Suamiku    Bab 164. Extra Part Empat

    Amsterdam, Netherlands. Angin berembus sedikit kencang membuat rambut panjang dan indah Carol berantakan. Tampak Carol sedikit kelelahan. Setelah menempuh perjalanan berjam-jam akhirnya dia tiba di kota terbesar di Belanda. Demi menghibur diri dari kepenatan, Carol menganggap dirinya berlibur sejenak. Anggaplah menjauh dari Los Angeles demi membebaskan dirinya dari segala masalah yang menerpa dirinya.“Selamat pagi, Nona Carol,” sapa sang sopir penuh sopan pada Carol yang baru saja muncul di lobby bandara. Ya, kali ini sang sopir tak berani untuk datang terlambat. Jika saja sampai terlambat, maka saja saja sang sopir itu mencari malapetaka.“Pagi,” jawab Carol datar. “Aku pikir kau akan terlambat lagi.”“Tidak, Nona. Nona Fiona sudah meminta saya untuk datang tepat waktu jangan sampai terlambat.”“Good, aku memang paling tidak suka kalau ada yang datang terlambat. Apalagi dalam hal menjemputku. Itu sama saja menjadikanku seperti orang bodoh menunggu.”“Maafkan atas kejadian waktu it

  • Terpikat Pesona Paman Suamiku    Bab 163. Extra Part Tiga  

    Menjadi ibu rumah tangga tak pernah membuat Kimberly lelah sedikit pun. Kimberly seakan begitu menikmati perannya menjadi seorang istri dan ibu. Setiap hari, dia selalu membantu menyiapkan segala hal yang Damian butuhkan dan selalu mengurus Diego dengan sangat baik. Pun dia tak pernah merasa bosan. Memasak, menunggu sang suami pulang dari kantor, semua adalah moment-moment yang paling berharga untuk Kimberly.Pekerjaan Kimberly tak begitu saja Kimberly lepas. Dia tetap menyadari tanggung jawabnya. Dia juga tak tega pada Carol yang selalu menggantikanya. Dari kejauhan dia tetap memeriksa dan membantu walau belum bisa optimal. Hampir setiap minggu, Brisa sering datang ke rumahnya untuk memberikan laporan. Paling tidak, dia tetap bertanggung jawab akan perusahaannya di tengah-tengah perannya sebagai ibu rumah tangga.Seperti saat ini di kala pagi menyapa, Kimberly sudah sibuk menyiapkan sarapan untuk sang suami. Tadi malam Damian mengatakan pada Kimberly kalau hari ini tak akan pergi ke

  • Terpikat Pesona Paman Suamiku    Bab 162. Extra Part Dua  

    Amsterdam, Netherlands. Fargo membubuhkan tanda tangan di dokumen yang baru saja diantarkan oleh sang asisten. Pria tampan itu kembali membaca dokumen itu lagi, memastikan bahwa dokumen yang ada di hadapannya tak ada yang salah sedikit pun. Saat semua isi dokumen tersebut benar, Fargo segera mengembalikan dokumen tersebut pada Gene yang ada di hadapannya.“Bagaimana perusahaan di Los Angeles, apa ada masalah?” Fargo bertanya pada Gene seraya mengambil gelas berkaki tinggi yang berisikan wine, dan menyesapnya secara perlahan. Tatapan mata tegas dan dingin Fargo, menatap Gene, meminta penjelasan dari sang asisten.“Semua baik-baik saja, Tuan. Kondisi perusahaan setiap bulannya mengalami kenaikan cukup signifikan,” jawab Gene memberi tahu dengan nada sopan. “Tadi malam saya baru saja mengirimkan laporan penjualanan bulan lalu, Anda bisa melihat di sana penjualanan pun mengalami peningkatan.”Fargo menganggukkan kepalanya, lalu tiba-tiba terdengar suara dering ponsel masuk dari Gene. Ref

  • Terpikat Pesona Paman Suamiku     Bab 161. Extra Part Satu

    Suara tangis bayi membuat Kimberly dan Damian yang tertidur pulas langsung membuka mata mereka. Kimberly menyeka matanya dengan punggung tangannya. Wanita itu menguap dan mengerjapkan mata beberapa kali. Hari masih gelap, tapi Kimberly harus terbangun karena putra kecilnya menangis kencang.“Kim, tidurlah. Aku saja yang memberikan susu. Kau masih memiliki stock ASI di botol, kan?” tanya Damian seraya membelai pipi Kimberly. Pria tampan itu tak tega setiap tengah malam istrinya terbangun harus menyusui putra mereka. Pun dia ingin turut membantu dalam mengurus putra mereka.“Sayang, kalau Diego menangis tidak henti seperti ini biasanya dia tidak mau minum susu lewat botol. Kau saja yang tidur, besok kau harus berangkat pagi, kan?” balas Kimberly hangat.“Kalau begitu bersama saja. Aku akan menemanimu menyusui Diego,” jawab Damian seraya mengecup pipi Kimberly lembut.Kimberly menghela napas dalam. Sebenarnya dia tak setuju, tetapi dalam hal ini dirinya tak bisa menbantah. Sebab sang sua

  • Terpikat Pesona Paman Suamiku    Bab 160. Perfect Ending

    Jam dinding menunjukkan pukul tujuh malam. Kimberly baru saja selesai mandi dan mengganti pakaiannya dengan dress ibu hamil. Kandungan yang kian membesar ini membuatnya selalu malas dalam berias. Wajah Kimberky selalu tampil polos tanpa riasan make up sedikit pun. Hal yang menjadi keuntungan Kimberly adalah kulit wajah Kimberly putih mulus bersih. Jadi meski tanpa riasan make up, tetap saja Kimberly terlihat sangat cantik dan memukau.“Kim, ini sudah waktunya jam makan malam. Aku tidak mau kau terlambat makan, Kim,” ujar Damian seraya menatap Kimberly, mengajak Kimberly untuk makan malam.“Iya, Sayang.” Kimberly melangkah menghampiri sang suami, memeluk lengan suaminya itu, dan hendak melangkah meninggalkan kamar megah mereka. Namun, tiba-tiba langkah kaki Kimberly dan Damian terhenti kala melihat pelayan yang menghampiri mereka.“Tuan, Nyonya.” Pelayan itu menundukkan kepala tepat di depan Damian dan Kimberly.“Ada apa?” tanya Damian dingin dengan raut wajah tanpa ekspresi.“Di depan

  • Terpikat Pesona Paman Suamiku    Bab 159. Damian and Kimberly’s Love Journey II

    Beberapa bulan berlalu …Damian turun dari mobil, membanting pintu mobil kasar dan berlari masuk ke dalam gedung apartemen, menuju lift, di mana dirinya menempati lantai teratas dari gedung apartemen itu. Tampak raut wajah Damian begitu panik dan dilingkupi kecemasan yang hebat.“Kim!” Damian berlari masuk ke dalam penthousenya. Para pelayan yang menyapa dirinya pun diabaikan, tak sama sekali dipedulikan.“Damian? Kau sudah pulang?” Kimberly tersenyum hangat menatap sang suami yang baru saja pulang. Tatapan hangat dan kerinduan yang mendalam.Damian meraih kedua bahu Kimberly, menatap sang istri yang perutnya yang membuncit. “Tadi pelayan bilang, perutmu sakit, Kim. Kita ke rumah sakit sekarang.” Tanpa menunggu jawaban, Damian hendak mengajak sang istri ke rumah sakit, tetapi gerak Damian terhenti kala Kimberly menahan lengannya.“Sayang, aku baik-baik saja. Tadi baby menendang. Bukan karena sakit perut. Dokter kan bilang aku melahirkan satu minggu lagi,” ujar Kimberly hangat dengan s

DMCA.com Protection Status