All Chapters of Kukira Satu-Satunya, Ternyata Aku Istri Kedua: Chapter 51 - Chapter 60

118 Chapters

BAB 51 — BIAR SAJA!

Hingga Gemintang terlelap, pria itu tidak terlihat lagi.Entah ke mana perginya Janu semalam.Namun anehnya ketika terbangun keesokan harinya, Gemintang baru menyadari jika sebuah selimut sedang membelit tubuhnya.Segera ia menoleh ke sekeliling dan menemukan sang suami sedang terbaring di sofa di samping brankar. Ada beberapa berkas yang tertumpuk di meja, dan layar laptop yang masih menyala membuat Gemintang menekuk dahinya. Mungkinkah Janu begadang semalam suntuk dan baru tidur pagi ini?Di saat yang sama, ia merasakan pergerakan pada brankar. Ternyata, Maura juga bangun. Gemintang lantas mengembalikan perhatiannya pada gadis kecil itu.“Hei, anak ibu sudah bangun?” sapa Gemintang sambil melipat selimut yang ia gunakan.Namun, anak itu tidak menggubrisnya dan menyebutkan hal lain yang mampu membuat Gemintang perih. “Ayah! Maura mau dengan Ayah saja!”Gemintang tersenyum tipis. Rasa bersalah kembali bermukim dalam dadanya. “Ayah sedang tidur. Maura mau apa, hm? Ibu bisa ambilkan,”
Read more

BAB 52 — SEHARUSNYA BEGITU

Setelah berkata demikian, Janu terlelap di pundak Gemintang.Pria itu tidak memedulikan apa pun, bahkan tidak khawatir jika ada orang lain yang melihatnya dalam posisi seperti ini.Tanpa sadar, sebuah senyum tipis muncul di bibir Gemintang ketika mendengar napas teratur suaminya.“Aku tidak tahu apa maksud hatimu yang sesungguhnya,” ujarnya dalam hati.Terkadang, nada bicara Janu terdengar datar dan dingin, tempramennya buruk, tetapi di saat tertentu pria itu juga memperhatikannya dengan cara yang tidak terduga seperti menyuapinya semalam, dia juga masih sempat manja dengan Gemintang seperti ini.“Kau mengaku tidak memiliki perasaan denganku, tetapi mengapa kau masih peduli padaku?” Gemintang bertanya lagi dalam hati, tak berani mengungkapkannya.Namun, senyum itu perlahan memudar ketika Gemintang menyadari bahwa ada jarak yang jelas di antara mereka saat ini.“Aku selalu berusaha membencimu, tetapi setiap kita berdua seperti ini, hatiku selalu menghangat karena perlakuanmu.” Lagi-lag
Read more

BAB 53 — BLACK POLO DRESS

Sementara Manggala melancarkan aksinya, Gemintang sedang berbincang dengan Maura sambil menyuapinya ransum yang telah disiapkan oleh rumah sakit.Berkat Janu, hubungan mereka sudah lebih baik dari sebelumnya. Maura kini sudah ingin bicara pada ibunya itu.Gemintang sendiri memaklumi emosi putrinya. Maura masih anak kecil yang belum paham, sehingga mudah terprovokasi dan dipengaruhi.Anak seusianya bisa mengatakan hal yang menyakitkan jika dihasut oleh orang lain, tidak mungkin ia memiliki pemikiran demikian dengan sendirinya."Bu, Maura tidak bisa makan lagi," ujar gadis itu sambil menolak suapan dari Gemintang. Kedua tangannya bergerak menutup mulutnya sendiri. "Maura mau muntah."Gemintang kemudian menaruh piring dan mengusap punggung Maura. "Baiklah, tidak apa-apa. Makan sebisanya dulu, tidak harus dihabiskan."Setelah memastikan Maura bisa menelan suapan terakhir, Gemintang memberikan segelas air hangat kepada putrinya. Maura menatap lesu piring yang telah diletakkan Gemintang di
Read more

BAB 54 — LIMA HARI KE DEPAN

Untungnya, jarak kantin rumah sakit dengan ruangan Maura tak begitu jauh.Gemintang hanya perlu turun ke lantai satu menggunakan lift untuk sampai di kafetaria.Ketika tiba di tempat yang tidak terlalu ramai itu, matanya segera menangkap sosok pria berkaos hitam yang duduk di sudut ruangan.Ada dua cangkir minuman sudah tersaji di hadapannya. Janu, tampak asyik berkutat dengan laptop dan beberapa berkas, sehingga tak menyadari kedatangannya.Tuk!Gemintang mengetuk meja, membuat Janu akhirnya menghentikan aktivitasnya. Beberapa saat ia terdiam, matanya tak berkedip saat mengamati penampilan istri keduanya itu."Mas?" Gemintang mengibaskan tangannya di depan wajah Janu, membuyarkan lamunan pria itu.Janu terkesiap, tetapi belum juga menjual ekspresi apa pun, hanya berkata, "Duduklah."Gemintang menurut dan duduk di hadapan suaminya. Pria itu kemudian menggeser secangkir teh hangat ke arah Gemintang.Sementara Gemintang yang baru saja melepas tas selempangnya, sejenak menikmati aroma te
Read more

BAB 55 — OVERHEAT

Janu menatap dalam sepasang mata Gemintang. Itulah satu-satunya pilihan yang dapat dia berikan.Mungkin terdengar berlebihan, tetapi menjauhkan Maura dari Rosaline dengan mendekatkannya pada Gemintang adalah langkah terbaik.Meskipun Rosaline mencoba untuk mengganggu, Gemintang dapat melindunginya—bahkan tanpa Janu di sisinya.Selama dua minggu itu, Janu hanya berharap hubungan antara Gemintang dan putri mereka bisa pulih sepenuhnya.“Bagaimana kalau satu minggu saja?” Gemintang memberikan penawaran tetapi Janu tetap memberikan gelengan. “Dua minggu tetap dua minggu,” katanya seolah tak ingin dibantah.“Tapi, Mas—”“Kau sendiri yang bilang merasa jauh dari Maura, sekarang aku memberikan kalian waktu berdua, kau malah menolaknya?”Gemintang membuang napas pasrah, kedua bahunya tampak melemas. “Baiklah, aku akan ambil cuti dua minggu.”Sesaat kemudian yang tercipta diantara keduanya hanyalah keheningan. Hanya suara musik juga riuh beberapa orang dalam kafetaria itu.***Di tempat lain
Read more

BAB 56 — SENAM JANTUNG?

Tak lama, mobil jemputan tiba. Meski Bu Dewi ingin langsung pergi ke rumah sakit, namun, pada akhirnya, ibu tiri Janu itu mengikuti kemauan sang menantu agar pulang lebih dulu.Hanya saja, setibanya di rumah, Bu Dewi dibuat bingung saat melihat Rosaline sibuk memeriksa tempat sampah khusus botol di dapur yang ternyata sudah kosong. Tak hanya itu, Rosaline juga tampak menggeledah seluruh kabinet di sekitarnya, seolah sedang mencari sesuatu.“Apa sebenarnya yang kamu cari, Rosaline?” tanya Bu Dewi, mulai merasa tak sabar dengan ketidakjelasan itu.Rosaline berdiri dan memutar tubuhnya menghadap Dewi. “Sebentar, Bu. Aku harus tahu ke mana perginya botol-botol di sini,” ujarnya lalu memanggil salah satu bibi, membuatnya semakin bingung.Namun, wanita itu memilih untuk menahan diri dan tidak berkomentar lebih jauh.“Bi, ke mana botol-botol di sini?” tanya Rosaline saat pelayan rumahnya datang.“Oh, maaf, Nyonya. Botol-botol itu sudah diangkut truck sampah tadi pagi,” jawab wanita muda itu
Read more

BAB 57 — MAURA MAU ADIK!

Janu melipat kedua tangannya di depan dada. “Kau punya rencana lain?”Sambil meraih cangkir kopi, Manggala tersenyum misterius.Ia mencerup sedikit cairan pekat hitam di dalamnya sebelum berkata, “Kau lihat saja. Setelah ini, akan ada banyak drama di perusahaan Rosaline. Jika kita mencari bidak dan aktor yang membuat permainan ini lebih menarik, maka Lorena lah orangnya.”Manggala meletakkan cangkirnya kemudian menatap Janu dengan wajah serius. “Namun, itu hanya upayaku untuk mengulur waktu, agar Dewi dan Rosaline tidak ikut campur sementara waktu. Lalu kau dan aku bisa fokus pada para bedebah itu, karena cepat atau lambat mereka akan menyerang kita!”Mendengar pendapat sepupunya Janu memijat tulang hidungnya.Ia juga harus melakukan sesuatu, sebab waktunya bersama Gemintang dan Maura hanya tinggal sebentar, selanjutnya mungkin ia akan jarang bersama mereka lagi.***Tidak terasa, hari berjalan begitu cepat. Progress kesembuhan Maura cukup baik, sehingga dia bisa dipulangkan lebih cep
Read more

BAB 58 — GELISAH

[Ada apa?]Janu mengirim balasan, sesaat kemudian Manggala membalas pesannya.[Ada yang tidak beres dengan pabrik produksi. Kau segeralah ke kantor, aku jelaskan di sana saja.]Janu menaikan alisnya. Pesan terakhir itu mengisyaratkan jika ada hal serius yang terjadi di perusahaannya. Ketika persetujuannya terkirim, Janu lalu melanjutkan langkahnya menuju bagian administrasi untuk mengurus kepulangan Maura.Setelah urusan selesai dan dokter menyatakan bahwa Maura sudah boleh pulang, akhirnya Janu bisa membawa putri dan istrinya keluar dari rumah sakit.Ia lega putrinya bisa pulang lebih awal, tetapi sepanjang perjalanan, pria itu terus memikirkan pesan dari Manggala.Sejak Maura dirawat di rumah sakit, Janu belum sempat mengunjungi kantor.Segala urusan perusahaan ia percayakan kepada Manggala. Janu yakin, sepupunya itu bisa diandalkan dan tidak akan ceroboh dalam menjalankan tugasnya. Namun, pesan tadi membuat hatinya tak tenang.Apa yang terjadi? Hal genting apa yang membuat Mangga
Read more

BAB 59 — MEMBERINYA NAPAS

Gemintang mengawasi kepergian Janu dengan tatapan penuh tanya. Hatinya turut tak tenang melihat suaminya yang begitu tergesa-gesa, bahkan langkah kakinya bergerak cepat sebelum Gemintang memberikan persetujuan.Namun, wanita itu memutuskan untuk tidak mempermasalahkan hal itu dan memilih membereskan beberapa barang dan pakaian kotor yang perlu dicuci.“Maura, main sendiri dulu, ya? Ibu mau cuci baju yang kotor,” ujar Gemintang, yang dijawab dengan anggukan oleh Maura.Hanya saja, ketika sedang menyortir pakaian, ponsel Gemintang bergetar dari dalam tasnya.Ia lantas bangkit berdiri mengambil ponsel itu dan melihat layar. Ada panggilan video masuk dari Baskara.Gemintang lalu mengusap layarnya untuk menjawab.“Ya, Bas?” tanyanya ketika ponselnya menampilkan Baskara yang tengah duduk di sebuah restoran. Beberapa hari tak bertemu, Gemintang hampir lupa dengan pria itu.“Hai, apa aku sedang mengganggumu? Aku menghubungimu sejak semalam, tetapi sepertinya kau sedang sibuk.” Baskara terlih
Read more

BAB 60 — AWAS!

Di sisi lain, Janu yang baru saja tiba di kantor, merasakan atmosfir yang berbeda.Para karyawan yang biasanya sibuk dengan rutinitas masing-masing, tampak saling berbisik satu sama lain, seolah sedang membicarakan sesuatu.Janu lalu melangkah cepat ke ruangannya, berharap segera bertemu dengan Manggala untuk mendapatkan penjelasan.Manggala menoleh saat mendengar suara pintu, lalu berdiri untuk menyambut kedatangan Janu.“Apa yang terjadi?” tanya Janu tanpa basa-basi.Manggala menghela napas panjang sebelum menjawab. “Ada dua masalah besar. Kau ingin dengar yang mana?”Janu mendudukkan dirinya di atas kursi kerja lalu berkata, “Terserah.”Manggala kemudian mengambil sebuah map kuning. “Ini laporannya. Empat mesin cetak spandek di pabrik alfa meledak tiba-tiba dan mengalami kerusakan serius. Tidak ada korban jiwa, hanya saja, itu membuat produksi spandek terhenti sejak tadi malam dan target pemasiran tidak terpenuhi.”Tentu saja, kabar ini mengejutkan bagi Janu. Selama ini, ia selalu
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status