All Chapters of Kukira Satu-Satunya, Ternyata Aku Istri Kedua: Chapter 61 - Chapter 70

118 Chapters

BAB 61 — MUNGKINKAH?

Prang!Gemintang yang sedang sibuk menyusun menu makan malam hampir kehilangan degup jantungnya karena terkejut.Di waktu yang sama, entah bagaimana caranya piring keramik di hadapan Maura terlepas dari genggaman dan jatuh ke lantai.Pecah berkeping-keping dan berhamburan ke segala arah.Wanita dengan apron hijau yang masih melekat di tubuhnya itu segera mendekat ke arah putrinya.“Maura? Kamu baik-baik saja?” tanyanya khawatir.Sementara gadis kecil itu menundukkan kepala dan berkata, “Maaf, Bu. Maura tidak sengaja.”Sejenak Gemintang membuang napas panjang, mengamati pecahan keramik yang tersebar di lantai, lalu mengembalikan pandangan ke arah Maura dan mengusap paha mungilnya dengan pelan.“Tidak apa-apa, Sayang. Ibu tidak marah, yang penting Maura tidak terluka. Lain kali, hati-hati ya. Kamu boleh minta bantuan Ibu kalau kesulitan.”Maura memberikan respon dengan anggukan kepala. Gemintang lantas meminta gadis itu tetap berada di tempatnya dan segera mengambil sapu untuk membersi
Read more

BAB 62 — GUGUP

Sayangnya sebelum pertanyaan itu terjawab, ketukan pintu bertambah semakin keras, seolah mendesak agar seseorang segera membukanya.Dengan langkah tergesa, wanita berpiyama merah muda itu meletakkan buku di meja, lalu berteriak, “Ya, sebentar!”Pintu terbuka, dan sepasang mata membulat tak percaya saat menangkap sosok Janu di baliknya. Lelaki itu terlihat berbeda dari biasanya. Pakaian kantornya telah berganti dengan pakaian santai, celana pendek dan hoodie hitam. Satu tangannya menusuk saku jaket, sementara yang lain menggenggam sebuah paper bag hijau.Ketika pintu terbuka, sepasang mata Gemintang melebar, beberapa kali ia mengerjap tak yakin saat melihat seorang pria berdiri di hadapannya. Dia tahu, itu Janu, hanya saja lelaki itu datang dengan penampilan yang berbeda. Pakaian kantornya telah berganti dengan celana pendek dan hoodie berwarna hitam. Satu tangannya bersembunyi dalam saku jaketnya, sementara satu tangan yang lain membawa sebuah paper bag berwarna hijau.Dan, benar saj
Read more

BAB 63 — MENDAMBAKANNYA

Janu menegakkan tubuhnya, bersandar pada kepala ranjang sebelum menoleh ke arah Gemintang.Istri keduanya itu terlihat sedang mengamatinya dengan tatapan serius. Tanpa Gemintang sadari pula, wajah Janu yang sedari tadi hanya dihiasi raut lelah, kini dihiasi senyum tipis.Ingatan saat Menggala berteriak padanya terputar kembali di kepalanya.Dalam waktu yang sangat singkat itu, ia melihat tumpukan kanal baja mulai berjatuhan ke arahnya. Dengan reflek cepat, ia berhasil menghindar, jika tidak, entah bagaimana nasibnya setelah tertimbun tumpukan kanal tersebut.Ia bertanya-tanya, apakah ia harus memberitahu Gemintang bahwa hari ini ia hampir tidak pulang? Bagaimana reaksi Gemintang jika mengetahui betapa besar hal yang ia alami?Terlebih, insiden itu hampir merenggut nyawanya jika ia terlambat bergerak satu detik saja. Meskipun demikian, ia tetap bersyukur masih selamat, meski tangan kirinya tergores cukup dalam dan memerlukan penangan medis yang serius. “Hanya luka kecil,” ucap Janu
Read more

BAB 64 — GENTING!

Drrtt! Suara getar yang berulang dari ponsel memaksa Janu membuka matanya. Ia perlahan menarik lengan yang menjadi alas tidur Gemintang, berusaha agar tidak membangunkannya.Pria itu kemudian meraih benda pipih yang masih bergetar, memicingkan mata sejenak untuk menyesuaikan diri dengan cahaya terang layar. Beberapa panggilan tak terjawab dan pesan masuk menumpuk di sana, tetapi satu nama yang terpampang di layar langsung menarik perhatiannya.“Manggala?” gumamnya pelan.Detik berikutnya, ia melirik ke arah Gemintang yang masih terlelap di sampingnya. Aktivitas panas mereka semalam seketika melintas di benaknya, membuat senyum tipis muncul tanpa disadarinya. Namun, getaran ponsel yang terus berulang kembali meminta perhatian lelaki itu.Janu menghela napas pelan sebelum akhirnya menggeser layar dan menjawab panggilan tersebut.“Untuk apa kau menelponku pagi-pagi begini? Sekarang bahkan baru jam lima,” desisnya begitu panggilan terhubung.Manggala terkekeh pelan dari seberang. “M
Read more

BAB 65 — IKUTI PERINTAHKU!

Namun, belum sempat ia menginterupsi, Bu Dewi yang mengutarakan niatnya lagi. Bu Dewi berkata, “Kau hanya perlu mengklarifikasi jika ada kekacauan pada pabrik Janu. Bilang pada mereka, bahwa itu semua disebabkan karena standar prosedur yang buruk.”Rosaline terhenyak. Ia bisa saja melakukannya.Bahkan mungkin sekarang para wartawan sedang menunggu informasi darinya. Namun, menyebarkan berita buruk tentang Ferinco hanya akan menambah kekacauan dalam hubungannya dengan Janu!Bagaimana jika pria itu mengetahui dan marah padanya? Ibu mertuanya ini tak memikirkan Rosaline sedikit pun!Wanita itu lantas mengurungkan niatnya untuk menyuap makanannya, lalu menatap Bu Dewi dengan tatapan tegas. “Aku tidak bisa melakukannya,” jawabnya terus terang.Mendapat perlawanan itu, Bu Dewi menyunggingkan senyum tipis. “Kau hanya takut jika Janu marah, bukan? Aku akan membantumu jika dia marah!”Sepasang mata Rosaline hampir berputar malas. Lagi-lagi Bu Dewi mengatakan janji itu. Hela napas panjang melun
Read more

BAB 66 — MENGINGATKANMU

Gemintang mengamati wajah ibunya itu yang tersenyum sendu. Bu Ningrum yang mengerti tatapan putrinya lantas menggelengkan kepala. “Tidak, Nak. Ibu tidak berniat menutup toko ini. Ibu hanya berpikir untuk menyerahkannya kepada kamu dan Baskara untuk masalah pengelolaannya, terutama setelah kamu lulus nanti, kamu juga akan jadi pemilik toko ini” ujar wanita berbaju biru muda itu. Bibir Gemintang membulat, merasa keputusan sang ibu berlebihan untuknya. Secara, dirinya hanyalah anak asuh di panti asuhan. “Bu, tapi seharusnya toko ini milik Baskara seorang saja. Gemintang hanya membantu. Tidak seharusnya Gemintang menjadi pemilik toko ini. Gemintang hanya anak—”“Meskipun kamu bukan putri kandung ibu, ibu merasa kamu berhak mendapatkannya. Selama ini, kamu yang membantu ibu di panti, rela mengorbankan masa depanmu untuk anak-anak yang lain. Sekarang, waktunya ibu membalas semuanya.” Bu Ningrum menepuk lengan Gemintang dengan lembut. “Ibu percaya kamu dan Baskara akan mampu menjalankan
Read more

BAB 67 — TAMATLAH RIWAYATMU!

Di sisi lain, Janu dan Manggala baru saja kembali dari ruang rapat, suasana tegang dan serius yang menyelimuti diskusi siang itu masih membebani pikiran mereka. Keduanya berharap sofa empuk di ruang direktur bisa menghilangkan sejenak beban yang ada di kepala mereka. Namun, harapan itu hancur ketika sekretaris Janu memasuki ruangan dengan berita mengejutkan.Dalam tablet kerja yang diserahkan sekretaris, tertulis dengan jelas sebuah headline berita: "Standar Prosedur Ferinco Buruk: Rosaline Klarifikasi Mengenai Kekurangan Internal." Kalimat negatif itu paling mencolok. Di antara ribuan artikel lainnya, disertai foto Rosaline yang tersenyum percaya diri kepada para wartawan.Ya, Ferinco kini menjadi buah bibir di media massa."Rosaline...," gumam Janu, nada suaranya menyiratkan kemarahan yang tak bisa lagi ditahan. "Bagaimana dia bisa ceroboh seperti ini!"Manggala yang berada di sampingnya membuang napas panjang. "Ini di luar kendali kita. Dan, dia tahu lebih cepat dari perkiraan."
Read more

BAB 68 — TINDAKAN TEGAS

“A—apa maksudmu?” Rosaline berkata setelah menelan salivanya dengan susah payah. Selama ini, ia berleha-leha karena mengira semua barang bukti yang ia buang telah lenyap.Sialnya, dia yang tidak memikirkan kemungkinan lain!Sementara itu, Janu membuang senyum singkat sebelum kembali melayangkan tatapan elangnya kepada Rosaline. “Kau pikir aku diam, karena tidak tahu perbuatanmu? Kau yang membuat Maura alergi berat dengan kaldu ini! Kau bahkan tega mencelakai seorang anak demi kepuasan sendiri!”Rosaline menggigit bibirnya, mencoba menahan kegugupan yang semakin melanda dirinya. “Kau jangan hanya menyalahkan aku! Aku tidak pernah berniat menyakiti Maura. Aku hanya—” Wanita itu berhenti sejenak, merasa pembelaannya tidak berarti di mata Janu.“Hanya apa?” Segera Janu menimpali, sebelum Rosaline menyambung kalimatnya. “Melampiaskan kekesalanmu terhadap Gemintang?”“Maura sakit bukan salahku sepenuhnya! Gemintang sendiri tidak memperhatikan makanan anaknya! Dia yang selalu tidak ingat w
Read more

BAB 69 — GANTI RUGI

Emosi Rosaline membuat kamar itu seketika berantakan seperti kapal pecah. Entah berapa banyak botol parfume, bedak, dan lipstik yang jatuh berserakan. Para pembantu di rumahnya sudah berusaha secara maksimal memungut benda-benda yang masih utuh.Sisanya, terbuang percuma dan berakhir di tempat sampah. Meski demikian, rasa puas belum juga mendarat di hati Rosaline. Wanita itu masih kesal.Bagaimana tidak? Di saat seperti ini, Bu Dewi justru tidak ada di rumah. Wanita itu pergi menyelesaikan urusannya sendiri. Dan, jika Rosaline melapor, akankah wanita itu membelanya?Menyebalkan!“Nyonya, kami sudah selesai membereskan kamar,” lapor seorang pembantu yang baru saja menghadapnya, “apakah masih ada hal yang harus kami lakukan?”Rosaline membuang napas panjang. Wanita yang tengah duduk di pinggir kolam renang itu kini meletakkan gelas berisi lemonade. “Siapkan pakaian ganti, aku mau berenang,” ujarnya sebelum bangkit berdiri dan melepas piyama handuknya. Seorang pembantu tadi menganggu
Read more

BAB 70 — MINTA ADIK LAGI?

"Maura tidak mau ini!"Gemintang yang baru saja selesai merapikan baju-baju di lemari itu menoleh ke arah putrinya dan menemukan gadis kecil berkuncir dua itu memajukan bibirnya.Jelas sekali, ia terlihat tak bersemangat memainkan boneka baru yang dibelikan Janu tadi malam.Benda itu bahkan sudah jatuh dan tergeletak di sudut ruangan.“Eh, kenapa dilempar-lempar, Sayang?” Gemintang segera memungut boneka itu, lalu mendekat dan duduk di tepi tempat tidur. Dengan lembut, ia mengangkat Maura ke pangkuannya.“Apa Maura tidak suka dengan bonekanya?” tanyanya, lagi.Kali ini, Maura menggeleng seraya merapatkan wajah mungilnya ke dada Gemintang. Dia menjawab pertanyaan ibunya dengan nada tinggi, “Maura kesal karena Ayah belum pulang! Ayah tidak sayang lagi dengan Maura, ya, Bu?”Gemintang lantas membelai rambut Maura dengan lembut, berusaha menenangkan putrinya. “Ayah belum pulang bukan karena tidak sayang, tapi dengan Maura, tetapi karena masih bekerja, mencari uang untuk Maura.”Maura men
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status