“Sayang, ada yang terluka lagi? Apa kita ke rumah sakit saja?”“Maaf, Pak Ryu,” sela Ibu Marta, selaku Kepala Sekolah. “Tadi sudah kami bawa ke ruang kesehatan dan sudah ditangani oleh Dokter yang jaaga. Jadi jangan khawatir karena kami juga sudah melakukan yang terbaik untuk putri Bapak.”Atensi Ryu beralih pada sang kepala sekolah. Ingin marah tapi mendengar penjelasan itu membuat sedikit lega, tetapi ia ingin memastikan sendiri nanti. “Ya, terima kasih, Bu,” ucap Ryu kemudian sedikit berdecak. “Gimana ceritanya sampai anak saya terluka seperti ini? Sekarang hanya terluka tidak menutup kemungkinan lain kali anak saya nyawanya yang melayang, Bu.” Aluna terbelalak dengan bola mata yang membesar, tidak terbesit dipikirannya kalau anaknya menjadi seorang yang jahat hingga sampai membunuh.“Saya gak mau tahu, pokoknya sekolahan harus bertindak tegas dengan anak-anak yang melakukan kekerasan seperti ini atau kalau perlu drop out biar jera dia, ini masalah nyawa saya gak mau main-main!”
Baca selengkapnya