Semua Bab Mengandung Benih Mantan Setelah Berpisah: Bab 51 - Bab 60

87 Bab

51. Sapi

Kedua tangan Mbok Tum bergerak melingkari di belakang punggung Aluna. Memberikan pelukan hangat sembari mengusap-usapnya naik turun. Sesaat kemudian, Mbok Tum merasakan kalau punggung Aluna bergetar. Bisa ia pastikan Aluna sedang terisak.“Sabar ya, yakinlah semua akan berakhir bahagia!” Mbok Tum berusaha memberikan kalimat yang bisa menenangkan sekaligus menyemangati Aluna.Aluna melepas pelukan Mbok Tum ketika sudah puas menumpahkan kesedihannya. Wanita itu mengusap pipinya dengan punggung tangannya. Khawatir nanti Langit melihatnya. Ia tidak mau terlihat lemah di hadapan sang putra.Seulas senyuman getir terbit di bibirnya seraya menatap Mbok Tum yang masih setia belum beranjak. “Ah, aku seperti anak kecil ya, Mbok. Pasti Langit akan ngetawain aku kalau melihatnya.” Kekehan kecil pun meluncur dari bibirnya.Mbok Tum membalas dengan senyuman. Sebenarnya ada yang ingin disampaikan pada Aluna. Di hatinya ada yang menganjal sedikit namun takut akan membuat Aluna terbebani, makanya wani
Baca selengkapnya

52. Cerita Orang

Aluna menatap ponsel yang sudah beberapa hari dibiarkan mati. Sengaja ia matikan agar mendapatkan ketenangan dari apapun yang menganggu pikirannya.Tangannya bergerak menyentuh benda pipih tersebut. Apakah sekarang sudah waktunya ia membukanya. Setelah pertemuannya dengan Mbok Tum beberapa saat yang lalu, membuat hatinya sedikit terusik. Lebih tepatnya kejadian yang berkaitan dengan Bu Imah.Mbok Tum bilang kalau Bu Imah dengan mantan suaminya itu sudah berpisah selama dua puluh tahun. Ceritanya dulu, suaminya Bu Imah telah membuat kesalahan fatal sehingga menyebabkan perceraian. Namun, seiring berjalannya waktu Bu Imah mengetahui kalau kesalahan yang suaminya buat adalah untuk kebaikannya. Pada akhirnya mereka ditakdirkan untuk kembali bersatu dalam ikatan pernikahan.Ingatan Aluna terlempar pada sosok lelaki yang saat ini entah bagaimana keadaannya. Apakah Ryu akan mencarinya atau tidak. Apa lelaki itu sedang mengkhawatirkannya atau tidak. Semua pertanyaan itu menguap begitu saja ka
Baca selengkapnya

53. Menggila

Setelah berbicara dengan Bian, Aluna dapat merasakan ketenangan dalam hatinya. Pada akhirnya ia tidak mengirimkan sharelocknya pada Bian. Dengan banyak pertimbangan ia menolak kebaikan lelaki itu. Aluna tidak peduli kalau sikapnya akan membuat Bian menjauh, karena itu niatnya. Menjauh dari Bian ataupun Ryu.Hari ini, Aluna sedang bertamu ke rumah ke rumah Bu Imah, tetangga mbok Tum. Rumah yang ruang tamunya sudah dipadati oleh orang-orang untuk membantu menyiapkan rencana pernikahan yang akan digelar besok.“Mbak Aluna cantik banget sih!”Aluna melipat bibirnya ke dalam. Tersipu malu mendengar pujian salah satu Ibu tetangga Bu Imah dan juga Mbok Tum. Sejujurnya, ia tidak ingin mendapat pujian seperti itu. Lagi pula Aluna juga tidak bermaksud untuk membuat dirinya cantik namun, ia juga tidak bisa menolak ujian itu.“Iya, anaknya juga ganteng,” timpal Ibu yang lainnya.“Ya jelaslah kan Maminya cantik otomatis anaknya pasti ganteng juga.”Suara Mbok Tum yang barusan datang mengalihkan pe
Baca selengkapnya

54. Impulsif

Salah kalau Aluna mengira Ryu akan menghampirinya kemudian menyeretnya menjauh dari kerumunan pada penerima tamu. Ryu seakan tidak mengenal Aluna. Tatapannya datar dengan langkah tegap melewati barisan penerima tamu wanita. Tak sedikitpun melirik kearah Aluna. Wajahnya yang tampan dan berwibawa selain itu pakaiannya yang juga berbeda dengan yang lainnya, membuat ia tampak mencolok.Aluna tercengang apakah benar ini suami yang sedang ia hindari. Kalaupun bukan, kenapa wajah mereka sama persis. Tatapan Aluna tidak bergerak hingga sang suami dipersilahkan duduk oleh perwakilan tuan rumah.“Maafkan aku, Aluna.” Ryu bergumam dalam hati.Ia sudah mati-matian mempertahankan hasrat untuk memeluk wanita yang masih berstatus istri sirinya itu. Bersikap acuh dan tidak mengenali Aluna hingga acara selesai, setelah itu akan meminta penjelasan dari wanita yang masih terlihat cantik dalam balutan kebaya.Kepala Ryu bergerak kekanan dan kiri, mencari keberadaan sang putra. “Di mana Langit,” batinnya.
Baca selengkapnya

55. Pilihan Aluna

“Untuk apa kamu datang, Mas?” tanya Aluna ketika mereka sedang berdua di rumah yang saat ini di tempati oleh Aluna.Mengingat rumah. Sesuai rencana, maka Aluna akan membantu di acara pernikahan Bu Imah sampai selesai. Namun karena kedatangan Ryu yang tanpa perkiraan, kini Aluna terpaksa membawa sang suami pulang ke rumah.Aluna tidak kaget karena Ryu pasti bisa melacak keberadaan dirinya, dari ponsel yang Aluna aktifkan. Dan jangan tanyakan tatapan tanda tanya dari warga kampung padanya. Dan entah kalimat apa yang diucapkan Pak Bas untuk meyakinkan, pada akhirnya Aluna dapat bernapas lega.Helaan napas kasar pun terdengar, Ryu tidak menyangka sikap dingin sang istri kepadanya. Padahal beberapa hari ini ia seperti orang yang tidak waras karena kepergian wanita itu. Namun, demi untuk agar Aluna tidak pergi lagi Ryu harus bisa mengontrol emosinya.Mengabaikan pertanyaan Aluna. Ryu berucap. “Pulang, yuk! Aku sudah siapkan apartemen untuk kamu sama Langit.” Untuk sementara Ryu akan membawa
Baca selengkapnya

56. Apartemen

“Mi, ini rumah siapa?” tanya Langit ketika memasuki unit apartemen yang sudah disediakan oleh Ryu.Tangan kecilnya langsung melepas dari genggaman Aluna. Berlarian kecil mengitari ruangan dengan tatapan takjub. Mungkin baru kali ini melihat kemewahan di depan mata.Sementara Aluna, saat masuk sudah dibuat takjub dengan tatanan ruang tamu yang luas dengan perabotan lengkap yang mewah. Pandangan Aluna kemudian melihat lebih masuk lagi, ruangan yang didominasi oleh warna putih itu membuat terlihat bersih, di ruangan itu ditempatkan televisi berukuran besar, entah berapa inci Aluna tidak tahu.Ya, pada akhirnya, Aluna memilih menuruti ucapan Ryu untuk pulang ke kota dan tinggal di apartemen. Tanpa Aluna tahu, apartemen dengan segala kemewahannya itu Ryu beli khusus untuk Aluna. Tetapi memang ia tidak mengatasnamakan istrinya itu. Terlalu berbahaya kalau Renata mengetahuinya, jadi untuk amannya Ryu menggunakan nama Barayudha.“Sini, duduk!” Ryu menepuk pelan sofa yang ada di ruang keluarga
Baca selengkapnya

57. Bersama

“Mami …! Mami …!”Terpaksa Ryu menghentikan sesaat pagutan di bibir Aluna saat mendengar suara Langit dari balik pintu yang terkunci. Namun, seolah menulikan pendengarannya Ryu hendak mendekatkan kembali bibirnya ketika Aluna langsung mendorong wajah laki-laki itu dengan telapak tangannya.“Mas, Langit manggil itu.” Aluna beranjak bangun untuk membuka pintu. Sementara Ryu melempar tubuhnya ke kanan, terlentang dengan pandangan ke langit-langit kamar. Setelah mendengkus kesal karena kesempatan berdua dengan Aluna diganggu Langit.“Iya, gak papa nanti Mami yang bicara dengan Papi kalau Langit tidur di sini.”Ryu mengalihkan pandangan, netranya memicing tidak suka namun lirikan tajam Aluna membuatnya tidak bisa berkutik.“Oke, Langit tidur sini,” balas Ryu sambil menepuk bagian tengah ranjang king sizenya itu.Tanpa menunggu lama, Langit beranjak naik dan memposisikan di tengah-tengah Aluna dan Ryu. Langit berbaring miring menghadap Aluna, tangan dan kakinya memeluk wanita yang sudah mel
Baca selengkapnya

58. Tentang Mauren

“Baru ingat rumah, Mas!”Seruan seseorang di belakang sana, membuat Ryu menoleh. Ia berbalik, memandang ke arah sumber suara. Wajahnya datar saat melihat Renata turun dari mobil sedan miliknya. Wanita itu mendekat, berdiri tepat di depan Ryu.“Aku pikir kamu sudah lupa sama anak dan is-”“Darimana kamu?” Bukannya menjawab ucapan Renata, kini wajah Ryu terlihat kesal melihat tampilan istri yang beberapa hari ini ia abaikan. “Baju macam apa yang kamu pakai, hah!” tanyanya kemudian telunjuk Ryu mengarah ke dress yang sedang dikenakan dengan belahan dada yang rendah.Wanita itu spontan menyilangkan kedua tangannya di depan dada setelah menyingkirkan telunjuk Ryu. Meskipun awalnya wanita itu nyaman berpenampilan seperti itu pada akhirnya nyalinya pupus sudah saat Ryu menegurnya, belum lagi tatapan membunuh sang suami yang terlihat jelas.“Gak penting kamu tahu aku darimana. Kamu bisa mencari kesenangan di luar, aku pun bisa melakukannya,” jawab Renata. Harusnya Renata takut menghadapi kema
Baca selengkapnya

59. Merenung

Mauren terbangun, merasakan tenggorokannya kering. Seperti biasanya ia tidur sendirian di kamar. Kedua orang tuanya kemana, ia tidak tahu. Biasanya sang Mami yang menyiapkan minuman di meja nakas di samping tempat tidurnya. Sekarang, ia hanya melirik botol plastik itu kosong.“Ya sudah, mungkin Mami belum datang. Aku ambil sendiri saja di dapur,” ucapnya pada dirinya sendiri sambil membawa botol plastiknya. Melangkahkan kakinya untuk menuju pintu. Namun sebelum itu terjadi.“Apa maksud kamu, Mas …Samar-samar Mauren mendengar suara sang Mami berbicara. Mauren yang jiwa penasarannya sangat tinggi, lantas membuka pintu kamarnya dengan perlahan hingga tampak jelaslah suaranya. Gadis itu masih berdiri di belakng pintu untuk menguping.“Aku cuman ingin kamu sadar, kalau Langit butuh aku.” Ryu menepuk dadanya pelan sebelum melanjutkan kalimatnya. “Ayah kandungnya, sedangkan Mauren masih bisa menerima Ayah kandungnya selain ak ... Aww, Renata kamu mau membunuhku, hah!” seru Ryu ketika meneri
Baca selengkapnya

60. Hilang

“Oke, lakukan sesuai rencana!”Renata menutup sambungan teleponnya pada seseorang disebarang sana. Wajahnya datar dengan tangan yang memegang erat pada ponsel mahal pemberian Ryu.Setelah kepergian laki-laki itu beberapa saat yang lalu, Renata yang diliputi rasa sakit hati menghubungi seseorang. Terpaksa ia melakukannya karena Ryu sudah sangat-sangat menyakiti hatinya. Terlebih sang suami tanpa mau membujuk Renata malah meninggalkannya tanpa permintaan maaf.“Jangan salahkan aku memilih jalan ini, Ryu Zavier Ragnala,” gumam Renata dengan dipenuhi dendam.***Aluna menolehkan kepalanya ke belakang sekali lagi. Entah perasaannya saja atau bagaimana, tapi ia merasakan ada seseorang yang sejak tadi terus mengikutinya dan mengamati dirinya.“Siapa yang mengikutiku ya,” gumamnya pelan pada dirinya sendiri.“Ada apa, Mi?” tanya Langit, merasa sikap sang Mami yang tidak biasa.“Ehm, gak apa-apa,” jawab Aluna sambil melirik Langit yang terus berjalan mengikuti langkahnya.Tangan Aluna semakin
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status