Mauren terbangun, merasakan tenggorokannya kering. Seperti biasanya ia tidur sendirian di kamar. Kedua orang tuanya kemana, ia tidak tahu. Biasanya sang Mami yang menyiapkan minuman di meja nakas di samping tempat tidurnya. Sekarang, ia hanya melirik botol plastik itu kosong.“Ya sudah, mungkin Mami belum datang. Aku ambil sendiri saja di dapur,” ucapnya pada dirinya sendiri sambil membawa botol plastiknya. Melangkahkan kakinya untuk menuju pintu. Namun sebelum itu terjadi.“Apa maksud kamu, Mas …Samar-samar Mauren mendengar suara sang Mami berbicara. Mauren yang jiwa penasarannya sangat tinggi, lantas membuka pintu kamarnya dengan perlahan hingga tampak jelaslah suaranya. Gadis itu masih berdiri di belakng pintu untuk menguping.“Aku cuman ingin kamu sadar, kalau Langit butuh aku.” Ryu menepuk dadanya pelan sebelum melanjutkan kalimatnya. “Ayah kandungnya, sedangkan Mauren masih bisa menerima Ayah kandungnya selain ak ... Aww, Renata kamu mau membunuhku, hah!” seru Ryu ketika meneri
Baca selengkapnya