Semua Bab Mengandung Benih Mantan Setelah Berpisah: Bab 31 - Bab 40

87 Bab

31. Dua Wanita

Rahang Renata mengeras dengan kepalan tangan erat, keluar dari ruangan Ryu. Langkahnya menuntunnya hingga lobi rumah sakit. Karena suasana rumah sakit sedang sepi, ia duduk terlebih dulu di salah satu kursi, lalu membuka ponselnya lagi untuk menghubungi sang suami. Nihil, Ryu tidak menjawab teleponnya. Diliriknya jam dipergelangan tangan sudah pukul 9 malam, sudah sangat. Takut tiba-tiba Mauren mencarinya, makanya ia segera pulang.Selang beberapa menit kemudian, wanita itu sudah melajukan mobilnya menuju rumah. Tubuhnya lelah, hatinya juga sangat lelah tetapi Ryu masih belum bisa dihubungi. Perasaannya mulai tidak nyaman. Kemana perginya sang suami, laki-laki itu seolah di telan bumi. Renata hanya berharap semua akan baik-baik saja.“Mami, dari mana? Papi sudah gak pulang, Mami juga pergi aja gak bilang aku,” jelas Mauren yang tahu-tahu sudah duduk di sofa ruang tamu saat Renata tiba. Gadis kecil itu sedang menunggu Renata dengan mata berkaca-kaca, ia pikir semua telah meninggalkanny
Baca selengkapnya

32. Ancaman

Setelah tiga hari menghilang. Ryu akan pulang ke rumah yang ia tempati bersama Renata dan Mauren. Laki-laki itu juga binggung sendiri. Sebutan apa yang pas untuk kedua rumahnya kali ini. Rumah pertama atau rumah kedua, rumah Renata atau rumah Aluna, istri pertama atau istri kedua.“Papi mau berangkat ke luar kota ya?”Ryu mengeryit, darimana Langit mengetahui rencananya. “Langit, tahu kalau Papi mau ke luar kota?”Melihat travel bag di lantai dan di isi dengan beberapa pakaian Ryu, dan juga Aluna yang mengatakan kalau Ryu akan pergi untuk beberapa hari membuat jiwa penasaran Langit menyala. “Berapa lama?”Sebenarnya travel bag itu untuk mengecoh Renata, jadi seakan-akan Ryu telah melakukan perjalanan dinas, padahal ia tengah menjalin pernikahan dengan mantan istrinya.“Tahu lah!” Bukan Langit yang menjawab. Melainkan Aluna yang baru saja datang dari dapur. Wanita itu membawa sepiring pisang coklat untuk camilan di pagi hari. Sesaat kemudian, maniknya menatap sang suami. “Aku bilang, P
Baca selengkapnya

33. Diam

Setelah mengatur napasnya, Renata melayangkan tatapan yang tidak pernah Ryu lihat sebelumnya.“Terima kasih untuk semua rasa sakit ini.” Renata memaksakan tersenyum, senyuman penuh luka. Lalu kembali berkata, “Aku ucapkan selamat buat kamu, telah membuat hatiku hancur bahkan sudah tidak bisa disatukan lagi … suamiku!” Ryu merasakan wajahnya ditampar oleh ucapan Renata.Ryu tidak bisa menebak apa yang selanjutkan akan dilakukan sang istri. Beberapa saat yang lalu, Renata seperti orang kesetanan yang mengamuk. Sekarang, wanita itu tampak berbeda. Seolah bisa menerima semua perbuatannya. Tetapi Ryu bisa lihat ada kekecewaan yang dalam dan entah apalagi yang akan Renata lakukan setelah ini.Tiba-tiba Ryu mengingat Aluna dan Langit, bisa saja dalam diamnya Renata sedang merencanakan kejahatan untuk istri dan anaknya yang lain. Di saat seperti ini, Ryu juga harus siaga menghadapi Renata dan wajar kalau berpikiran buruk pada wanita itu.“Jangan sakiti mereka.” Ryu menggelengkan kepalanya deng
Baca selengkapnya

34. Sama-sama

Sepanjang malam, tidur Ryu tidak tenang. Laki-laki itu gusar, hanya membolak-balik tubuhnya saja tanpa bisa memejamkan mata. Selama ini di sampingnya selalu ada Renata, yang memeluknya atau teman ngobrol. Namun, sekarang Ryu hanya ditemani guling karena Renata tidak mau masuk kamar seusai pertengkaran di taman.Ryu menertawakan dirinya sendiri. Di saat seperti ini, ia merindukan istri yang telah disakiti. Berharap semua akan seperti biasanya, nyatanya itu tidak mungkin. Kehilangan, ya, itulah yang sekarang Ryu rasakan. Kehilangan pelukan Renata yang entah sampai kapan. Entahlah, di jam berapa Ryu baru bisa tidur.Maniknya mengerjap ketika mendengar teriak Mauren dari balik pintu.“Papi, bangun! Papi …! Papi …!”Laki-laki itu bergegas bangun meski dengan mata yang masih belum terbuka sempurna. Kemudian berjalan menuju pintu lalu membukanya. Mauren sudah berdiri dengan memakai seragam lengkap.“Papi mau anterin aku?” tanya Mauren. “Mami masih tidur, katanya hari ini gak kerja.”“Mami ke
Baca selengkapnya

35. I Love You

“Mas!” Aluna terbelalak, ketika membuka pintu sudah berdiri sosok yang semalaman sedang ia khawatirkan. Ryu mendekat, menatap wajah Aluna dengan tatapan yang berbeda dari biasanya. Tangannya terulur untuk menyentuh garis rahang Aluna. Detik berikutnya ia berbisik, “Maaf.”“Untuk ap-”Ucapan Aluna tercekat ketika Ryu mencium bibirnya. Laki-laki itu mendorong tubuh Aluna lebih masuk ke dalam rumah melewati pintu hingga tubuh Aluna terbentur tembok. Semakin lama, pagutan Ryu semakin dalam dan terburu. Sementara Aluna merasakan emosi dalam ciuman Ryu.“Mas!” Aluna meronta kemudian mendorong tubuh kekar Ryu dengan napas tersengal. “Kamu kenapa?”Tidak ada jawaban, Ryu menatapnya datar lantas mengikis jarak. Hampir saja akan mencium Aluna kembali ketika suara Langit menginterupsinya.“Papi!”Sontak Aluna dan Ryu menoleh ke sumber suara, menatap Langit yang berjalan menuruni anak tangga. Ryu tersenyum hangat lalu menghampiri Langit, merentangkan kedua tangannya dan membawa sang putra dalam
Baca selengkapnya

36. Curhatan Renata

“Kalau aku hamil bagaimana?”Tangan Ryu bergerak untuk merapikan rambut Aluna yang kemudian menyelipkan di belakang telinga. Setelahnya mencium kening sang istri dengan lembut. “Ya, gak gimana-gimana. Langit pasti seneng banget kalau punya adik. Akhh!”Aluna yang gemas, langsung saja menyelipkan tangannya di bawah selimut, lalu mencubit sedikit keras pada perut Ryu. “Santai banget ngomongnya. Kamu gak pikirin perasaan aku, hah!”Ryu mendesis, sambil mengusapi perutnya yang tanpa penghalang di cubit Aluna.“Daripada di cubit mending di elus saja,” ucap Ryu dan membawa tangan wanita itu ke perutnya, tepatnya ke bekas cubitan Aluna tadi.Namun, Aluna terpekik setelahnya kala Ryu dengan isengnya malah mengarahkan tangan Aluna untuk lebih turun ke bawah dan hampir menyentuh milik Ryu yang sekarang sudah mengeras kembali.Beberapa saat yang lalu, tepatnya setelah Aluna melabuhkan ciuman ke bibir Ryu. Ryu dengan beraninya meminta hak sebagai suami, yang harusnya ia dapatkan setelah ikrar ija
Baca selengkapnya

37. Kangen

“Jangan jadi laki-laki brengsek, loe!”Bara memberikan kalimat sarkas, setelah mendengar penjelasan dari Ryu tentang pernikahannya dengan Aluna. Bara mengepalkan kedua tangannya, dadanya bergerumuh hebat. Kalau saja Ryu ada di hadapannya bisa dipastikan pria itu akan mendapatkan bogeman dari Bara.“Tangan gue sudah gatel pengen nonjok muka loe yang sok oke pakai punya dua istri!” lanjutnya masih belum puas memaki.Ryu terkekeh, mesti ucapan Bara menyakitkan tapi ia yakin temannya itu tidak bermaksud seperti itu. “Loe gak paham posisi gue,” kata Ryu dengan santai padahal emosi Bara tengah di ujung kepalanya. Kekesalan Bara bertambah dengan ucapan Ryu.“Hey, kalau sudah brengsek ya tetep brengsek, loe. Gak usah cari-cari alasan buat cari simpati!” teriak Bara, tidak bisa bersabar lagi menghadapi Ryu. Bahkan Aluna yang ada di samping Ryu terkesiap mendengar teriakan Bara. “Loe bisa tanggung jawab dengan anak loe tapi enggak juga harus nikahin mantan loe juga kali. Bukan gue membela Ren
Baca selengkapnya

38. Membunuhku

Ryu hanya bergeming di teras rumah Aluna. Maniknya menatap ke arah jalanan, dengan pandangan kosong. Mengingat ucapan Mauren, gadis itu mengatakan kalau kangen dengan sang Papi. Apa yang dilakukan Ryu kali ini sangat menyakitkan untuk Mauren. Biasanya Ryu akan memberi kabar pada sang putri jika ia sedang tidak berada dekat dengan Mauren. Namun, kali ini Ryu tanpa memberi kabar dan tidak pulang ke rumah.“Pulanglah!” ucap Aluna yang tiba-tiba datang dengan minuman hangat, meletakkan cangkir di meja lalu duduk di samping Ryu. Sudut bibirnya melengkung membentuk senyuman menyedihkan. “Aku … ingat Langit, saat dia minta ketemu dengan Papinya.” Helaan napas berat meluncur dari bibirnya. “Dan aku bisa merasakan sakitnya bagaimana.” Perlahan netra Aluna menatap Ryu yang masih tidak merubah pandangannya.Keduanya diam untuk beberapa saat hingga suara Ryu yang mengawali pembicaraan.“Kalau aku pulang, gimana dengan kalian?” Ryu menoleh menatap lekat ke arah Aluna. “Kita baru saja bahagia, Lun.
Baca selengkapnya

39. Kutukan

Mauren begitu bahagia dengan kedatangan Ryu. Gadis kecil itu bahkan tidak mau jauh dari Ryu, sedetik pun. Dan sikapnya yang beberapa hari murung, berganti dengan senyum penuh kebahagiaan. Mauren tidak tahu masalah yang dihadapi kedua orang tuanya. Satu yang pasti, Ryu masih tetap bersamanya, di rumah ini.Sementara Renata sikapnya masih dingin dengan Ryu. Hatinya masih sakit dengan perbuatan sang suami.“Mi, kita jalan-jalan ya hari Minggu besok, boleh? Aku, Mami sama Papi. Seperti biasanya, ke mall, makan dan apa saja.”Tawa riang Mauren memenuhi ruang keluarga, tempat dimana mereka sekarang sedang duduk.Melihat senyum merekah Mauren, membuat Ryu tidak tega untuk menolak permintaan sang putri.Ryu menatap manik Mauren kemudian memberikan seulas senyuman. “Boleh.” Bagaimanapun, Mauren tidak bersalah dan ia ingin memberikan kebahagiaan untuk putrinya itu.Tampaknya Mauren belum merasa lega pasalnya Renata tidak merespon ucapannya. Ditatapnya wajah sang Mami lekat-lekat, kemarin wanita
Baca selengkapnya

40. Malu

“Mi, kenapa Papi gak bilang aku sih kalau mau ke luar kota?”Langit merajuk karena tidak dipamiti Ryu. Beberapa hari ini Ryu selalu menemaninya sarapan sebelum berangkat ke sekolah tetapi saat ini tidak melihat keberadaannya dan tahu-tahu Aluna mengatakan kalau Ryu sedang berada di luar kota.“Kemarin keburu-buru, Sayang. Jadi gak sempet. Mami udah pernah bilang kan kalau seorang Dokter itu, kapan saja dibutuhkan harus selalu siap. Nah, Papi kan sekarang sedang dibutuhkan jadi mau gak mau harus pergi.” Aluna mencoba memberi penjelasan pada Langit, mengingat kemarin Ryu pergi tanpa berpamitan pada sang anak.“Iya, aku tahu, Mi,” tandas Langit. Tapi sebenarnya bukan seperti itu jawaban yang diinginkannya. Kenapa Ryu tidak memberitahu via telepon saja kalau tidak bisa bertemu langsung. “Kan telepon bisa, Mi. Aku telepon sekarang saja ya?”Aluna menghentikan pergerakannya dari menyiapkan sarapan untuk Langit. Ia akan memberikan Ryu waktu untuk menyelesaikan urusannya dengan istrinya dan t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234569
DMCA.com Protection Status