Arga tersenyum sinis, tatapan matanya penuh dengan keangkuhan saat ia berbicara. “Kamu pikir, aku juga mau, tidur satu kamar denganmu? Tidak sama sekali! Tapi, Mama dan Papa pasti memaksa kita untuk tidur dalam satu kamar.”Jani menatap Arga dengan tatapan tajam, mencoba menunjukkan ketegasannya. “Mama dan Papa bukan alasan untuk kita tidur dalam satu kamar. Lagi pula, kamu belum mengakhiri hubunganmu dengan Marisa, kan?”“Tentu saja aku tidak akan pernah mengakhiri hubunganku dengan Marisa. Pernikahan kita hanya sampai bulan depan. Semoga saja kamu tidak hamil. Minum obat yang dapat menggugurkan kandunganmu, Jani!” Balas Arga dengan nada sinis, tanpa rasa belas kasihan.Jani menatap Arga dengan mata nanar, tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. “Aku tidak menginginkan pernikahan ini, bukan berarti aku tega membunuh anakku sendiri, Mas! Lagi pula, belum tentu aku hamil.”“Ya!” jawab Arga dengan singkat, lalu ia memutuskan untuk memasuki kamar Jani.“Mas!” pekik Jani, langk
Read more