Home / Fantasi / Dokter Ajaib Primadona Desa / Chapter 281 - Chapter 290

All Chapters of Dokter Ajaib Primadona Desa: Chapter 281 - Chapter 290

957 Chapters

Bab 281

"Se ... sejak kapan jalan ini ditutup? Kita nggak bisa pulang lagi?" Susanti pun menyadari mereka berada dalam situasi terpuruk.Celah di pola ikan yin dan yang menjadi makin lebar hingga akhirnya terlihat lubang hitam besar yang menakutkan.Suara gemeresik terus terdengar, seolah-olah ada benda besar dan berat yang bergesekan dengan tanah. Bau busuk di sini pun menjadi makin kuat hingga membuat kepala mereka agak pusing."Tirta, apa yang ada di dalam sana?" tanya Susanti dengan suara bergetar dan menggenggam tangan Tirta dengan erat. Dia benar-benar ketakutan sekarang."Ada ular besar. Kita cari jalan keluar. Kalau diincar ular itu, kita bakal mati!" sahut Tirta. Jantungnya berdetak kencang. Dia terus membawa Susanti berlari. Siapa pun akan panik menghadapi monster aneh seperti ini.Meskipun begitu, akal sehat Tirta memberitahunya untuk tidak panik dan takut di situasi seperti ini. Jika tidak, dia hanya akan mati lebih cepat. Dia harus tenang!Tidak semua anggota Black Gloves mati di
last updateLast Updated : 2024-08-10
Read more

Bab 282

Di ujung ekor ular itu, terlihat noda darah yang sangat jelas. Meskipun ular ini sangat besar, kecepatannya sama sekali tidak lambat. Ular itu pun sudah tidak jauh dari Tirta dan Susanti!Dor, dor! Tirta tidak ingin menerima kekalahannya begitu saja. Dia berlari sambil menoleh untuk menembak ular itu!Namun, hasilnya sungguh menyedihkan. Ular itu sama sekali tidak melambat, malah makin dekat dengan mereka. Jarak di antara manusia dan ular itu pun tidak sampai 20 meter lagi!"Pasti ada jalan keluar! Pasti ada! Tapi, di mana?" Tirta tidak bisa menahan kepanikannya. Jangan-jangan jalan keluarnya di lubang hitam itu?Tidak mungkin. Itu adalah tempat istirahat ular raksasa. Mana mungkin ada jalan keluar di tempat seperti itu? Mereka hanya akan mati kalau masuk ke sana!Ular raksasa itu makin dekat. Tirta sampai tidak berani menoleh untuk melihat lagi. Namun, kalau situasi seperti ini terus berlanjut, takutnya mereka akan mati dalam waktu kurang dari 1 menit."Tirta, lepaskan saja tanganku.
last updateLast Updated : 2024-08-10
Read more

Bab 283

Yang merespons Susanti adalah desisan ular. Detik berikutnya, ekor ular yang tebal dan kokoh seketika menyapu ke arah kaki Susanti. Kemudian, ular itu hendak melahap Tirta!"Kalau tahu akan seperti ini, aku nggak bakal memaksamu kemari ...." Susanti tampak sungguh menyesal. Dia memejamkan matanya dengan putus asa.Akan tetapi, beberapa detik kemudian, ular itu malah tidak membunuh Tirta. Apa yang sebenarnya terjadi? Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki seseorang."Tirta ... apa itu kamu?" Meskipun hatinya diliputi kepanikan sampai-sampai tidak bisa bergerak, Susanti tetap mengerahkan tenaga untuk membuka matanya.Kemudian, adegan berikutnya pun membuat Susanti tercengang. Entah sejak kapan, Tirta sudah berjalan ke depan ular raksasa itu. Langkah kakinya sangat lambat, tetapi sangat stabil.Sementara itu, ular yang seharusnya melahap Tirta malah mundur saat melihat Tirta maju. Matanya pun menunjukkan kebingungan, ketakutan, dan kepanikan layaknya manusia.Ular itu takut pada Tirta? P
last updateLast Updated : 2024-08-11
Read more

Bab 284

Segera, Tirta datang ke hadapan Susanti dan mencengkeram lehernya. Ucapan Susanti sepertinya membuat Tirta marah besar!"Hei! Lepaskan aku! Aku bisa kehabisan napas!" seru Susanti. Meskipun punya pistol, Susanti tidak berani sembarangan menembak karena takut melukai Tirta. Dia sudah yakin bahwa pria di depannya ini bukan Tirta."Sebaiknya jaga sikapmu kalau bicara denganku. Kamu hanya punya 2 pilihan, tunduk atau mati!" bentak Tirta sambil mencampakkan Susanti."Uhuk, uhuk ...." Susanti sungguh ketakutan. Dia seperti baru lolos dari pintu neraka. Dia tidak tahu bagaimana caranya untuk mengembalikan Tirta.Untuk sekarang, Susanti hanya bisa berpura-pura tunduk. Dia mengangguk dan berkata, "Oke, aku akan menurutimu ...."Srek, srek! Ular raksasa itu kembali ke hadapan Tirta. Dia mengeluarkan selembar kertas emas dari mulutnya. Terlihat tulisan aneh di atasnya.Begitu Tirta mengayunkan tangan, kertas itu sontak terbang ke tangannya dan menghilang. Susanti sungguh tercengang dengan pemanda
last updateLast Updated : 2024-08-11
Read more

Bab 285

Menurut Susanti, kedua kemungkinan ini sama-sama berdampak buruk bagi Tirta. Meskipun sekarang Tirta terlihat begitu hebat dan berwibawa, Susanti lebih menyukai Tirta yang nakal dan mesum."Cepat sedikit," perintah Tirta dengan tegas saat melihat Susanti termangu.Ketika Susanti mendongak, dia mendapati Tirta sudah berjarak 7 sampai 8 meter darinya. Dia pun bergegas mengikuti dan tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Kamu mau membunuhku atau membawaku keluar? Kamu mau membawaku ke mana?"Bagaimanapun, Susanti tentu merasa cemas. Tirta menghentikan langkah kakinya, lalu pelan-pelan berbalik dan sontak berkelebat ke hadapan Susanti. Dia berkata, "Kamu sudah mati sejak tadi kalau aku ingin membunuhmu. Jangan ribut, cerewet sekali."Selesai berbicara, Tirta menjulurkan tangan dan seberkas cahaya berwarna perak sontak masuk ke kening Susanti."A ... apa yang kamu lakukan?" Susanti merasa pandangannya menggelap. Pada akhirnya, dia pun kehilangan kesadaran.....Entah berapa lama kemudian,
last updateLast Updated : 2024-08-11
Read more

Bab 286

"Kenapa aku bisa di sini?" Tidak berselang lama, Tirta siuman. Dia pun terkejut melihat situasi di sekitar.Pada saat yang sama, Tirta merasakan tubuhnya dipenuhi oleh energi dahsyat. Dia memeriksanya dengan mata tembus pandang dan tercengang dengan penglihatannya.Mutiara berwarna perak di dalam tubuhnya memiliki jejak seperti kilat. Selain itu, ada api merah menyelimuti mutiara tersebut.Tirta tidak mengerti apa yang terjadi. Dia mengamati ke sekeliling, tetapi tidak melihat jejak ular raksasa itu. "Di mana ular sialan itu?"Tiba-tiba, Tirta menemukan Susanti yang tidak sadarkan diri. Dia memanggil 2 kali, tetapi tidak ada respons apa pun sehingga buru-buru menghampiri untuk memeriksa."Dia nggak keracunan ataupun terluka. Dia cuma kelelahan. Syukurlah," ucap Tirta yang memeluk Susanti. Kemudian, dia mencoba membangunkan Susanti, tetapi tidak bisa karena tubuh Susanti terlalu lemah."Di sini nggak ada makanan apa pun. Sudahlah, kasih dia minum darahku saja." Sesudah berpikir sejenak,
last updateLast Updated : 2024-08-11
Read more

Bab 287

"Uhuk, uhuk .... Kalau begitu, kita cari cara untuk keluar." Tirta tak kuasa menelan ludah saat bertemu pandang dengan Susanti. Sejujurnya, Tirta memahami arti tatapan itu. Polisi wanita ini menyukai dirinya!Namun, Tirta tidak ingin melakukan apa pun untuk sekarang. Dia hanya bisa menahan hasrat dalam hatinya."Sepertinya ini pusat makam kuno. Coba kita keliling dulu, mungkin ada jalan keluar di sini," ucap Susanti sambil meraih tangan Tirta dan mulai mencari-cari di lapangan.Jalan yang mereka lewati sebelumnya lagi-lagi tertutup. Tempat ini sama dengan lapangan di luar, sama-sama terdapat 8 pintu batu dan semuanya tertutup rapat.Tirta mencoba meninju salah satu pintu batu itu, tetapi gagal. Pintu batu itu terlalu kokoh. Padahal, tinju Tirta bisa menghancurkan kaca anti peluru."Hais, apa gunanya membuat begitu banyak pintu batu. Nggak ada satu pun yang bisa dibuka," ujar Tirta yang mulai merasa putus asa. Dia pun terduduk di lantai dengan lelah."Seingatku, wanita itu menyentuh pin
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more

Bab 288

Seketika, ketakutan kembali menyelimuti hati para anggota Black Gloves."Damon, tenang sedikit. Asalkan kita masih hidup, berarti masih ada harapan. Kalaupun monster itu datang, kamu tetap harus tenang. Angkat pistolmu dan tembak dia.""Nyawamu ada di tanganmu sendiri. Kita semua sama. Kita nggak seharusnya menyerah begitu saja!" ucap Alicia untuk menenangkan anggotanya.Tirta mengamati secara diam-diam. Dia merasa wanita ini sangat tenang dan rasional. Situasi sudah begitu kacau, tetapi wanita itu masih bisa menghibur para anggotanya. Dengan kata lain, wanita itu sangat menakutkan."Nona benar. Kita seharusnya melawan dan bukan cuma diam!" Kedua anggota wanita tampak dipenuhi antusiasme."Benar, kita harus melawan monster itu. Sekalipun mati, monster itu harus mati bersama kita!" Pria lainnya mengangkat pistol, mengisyaratkan akan berjuang hingga titik darah penghabisan."Damon, ayo semangat. Kami butuh bantuanmu," ujar Alicia saat melihat suasana hati anggotanya sudah stabil."Dasar
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more

Bab 289

Hati manusia paling sulit diprediksi, terutama sekelompok orang yang sudah terbiasa melanggar hukum. Ketika dihadapkan dengan hidup dan mati, mereka tidak mungkin memikirkan moral lagi.Biasanya, mereka bersedia menuruti perintah Alicia demi kepentingan masing-masing. Namun, di situasi seperti ini, mereka kehilangan perikemanusiaan dan hanya ingin melampiaskan emosi masing-masing!Ketika melihat keempat pria itu mendekat sambil memegang pistol, Alicia dan kedua wanita itu pun memasang ekspresi masam."Mundur! Jangan mendekat atau kami akan menembak kalian!" ancam kedua wanita itu.Damon terkekeh-kekeh dan menimpali, "Sebaiknya kalian jangan melawan lagi. Kalian cuma kambing hitam di mata jalang ini. Dia bisa melihat anggota lain mati, berarti bisa melihat kalian mati juga! Letakkan pistol kalian dan bersenang-senanglah dengan kami!""Benar, Judith. Persetan dengan Black Gloves! Persetan dengan Alicia!" seru seorang pria bernama Jerry yang memperlihatkan tatapan gila."Apa kita perlu ke
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more

Bab 290

"Aku merasa sangat bersalah atas kematian para anggota yang dibunuh monster. Aku juga baru terpikir akan hal ini," ujar Alicia.Ucapan Alicia sontak membuat ketiga pria itu terdiam. Kegilaan mereka telah mereda. Satu per satu menurunkan pistol. Jerry bertanya, "Kamu yakin?"Jelas, siapa yang tidak ingin meninggalkan tempat menyeramkan ini?"Tentu saja, untuk apa aku menipu kalian? Kita ini rekan hidup dan mati," sahut Alicia dengan tegas. Kemudian, dia meneruskan, "Aku bisa memaklumi perbuatan kalian. Setiap manusia akan kehilangan akal sehat di situasi genting. Aku nggak akan mempermasalahkannya.""Baiklah, kami akan menuruti perintahmu. Tolong bawa kami keluar," ujar Jerry setelah bertatapan dengan rekan-rekannya."Wanita ini ternyata tahu banyak hal. Dia bahkan tahu tentang Ramalan Surgaloka. Kalau dia berhasil membuka pintu kehidupan, kita bisa keluar." Tirta berdecak dengan kagum.Sementara itu, Damon yang dicampakkan berseru dengan enggan, "Dasar bodoh! Kalaupun dia tahu jalan ke
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more
PREV
1
...
2728293031
...
96
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status