Semua Bab Dokter Ajaib Primadona Desa: Bab 291 - Bab 300

957 Bab

Bab 291

'Ternyata nggak ada pintu kehidupan. Wanita ini memang cantik dan postur tubuhnya bagus, tapi dia terlalu licik,' batin Tirta. Selain merasa kecewa, dia makin berwaspada terhadap Alicia.Susanti yang merasa tidak puas mencubit Tirta dan berkomentar, "Mereka itu pelaku kriminal. Kamu masih berharap dia bisa bicara jujur? Jangan tertipu oleh paras wanita yang cantik."Meskipun sudah melihat Alicia membunuh orang, Susanti juga tidak langsung bertindak. Semua orang yang dibunuh Alicia berasal dari Negara Martim. Mereka juga merupakan pelaku kriminal.Menurut Susanti, orang-orang ini pantas dibunuh. Namun, jika tadi Alicia membunuh orang dari Negara Darsia, Susanti pasti tidak akan terus bersembunyi di sini. Susanti akan menangkap Alicia.Melihat 2 wanita dari Negara Martim tampak putus asa, Alicia menghibur, "Nggak apa-apa. Setelah mendapatkan detektor yang hilang dan menemukan makam, kita pasti bisa keluar.""Tapi, Nona ...," ujar kedua wanita itu dengan ekspresi panik. Salah satu dari me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-13
Baca selengkapnya

Bab 292

"Nona, ini hanya mitos. Nggak mungkin benar-benar ada," komentar salah satu wanita dari Negara Darsia. Mereka tidak setuju dengan pemikiran Alicia.Alicia menyanggah, "Sebelumnya kalian juga lihat monster itu, 'kan? Itu duyung dari mitos Negara Darsia. Monster itu pun bisa hidup, jadi cerita wanita bertanduk naga itu pasti bukan mitos.""Hanya saja, aku nggak menyangka makam kuno ini begitu besar. Bahkan juga dijaga duyung dan ular raksasa. Takutnya kita nggak bisa menemukan wanita bertanduk naga," lanjut Alicia.Alicia menambahkan, "Sekarang kita cari cara untuk keluar dulu. Kelak kita baru pikirkan cara untuk mencari wanita bertanduk naga."Kedua wanita dari Negara Martim juga tidak terlalu antusias sesudah mengetahui kebenarannya. Saat ini, mereka hanya memikirkan bagaimana caranya menemukan detektor dan keluar dari tempat ini dengan selamat.Hanya saja, mereka sangat kelelahan karena dikejar monster di makam terlalu lama. Mereka yang baru saja duduk untuk beristirahat mulai mengant
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-13
Baca selengkapnya

Bab 293

"Baik, Nona!"Kedua wanita Negara Martim itu segera mengacungkan pistol, lalu melangkah menuju tempat persembunyian Tirta dengan raut waspada. Alicia mengikuti langkah keduanya dengan ekspresi yang tak kalah serius."Kalau dibiarkan, cepat atau lambat mereka akan menemukan kita. Sebelum mereka membunuh kita, gimana kalau kita serang dan bunuh mereka duluan?" ujar Tirta dengan dingin.Wanita itu membunuh orang tanpa belas kasihan. Tirta tidak berani membiarkannya hidup."Nggak bisa, hanya mereka penjahat yang tersisa. Mereka harus ditangkap hidup-hidup," ujar Susanti dengan keras kepala."Tangkap hidup-hidup? Gimana kalau dalam keadaan separuh mati? Aku bisa patahkan dua tangan dan dua kakinya dulu, gimana? Mengasihani penjahat sama saja dengan menzalimi diri sendiri! Kamu ini polisi, bukan malaikat!" balas Tirta tanpa daya."Oke, deh. Tapi, jangan sampai bahayakan nyawa mereka," kata Susanti sambil mengernyit.Ketika Tirta dan Susanti sedang bicara, kedua wanita Negara Martim di depan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-13
Baca selengkapnya

Bab 294

Dor, dor, dor! Tirta melepaskan tiga tembakan ke udara. Salah satunya menembus bahu kurus Alicia. Satu peluru lagi mengenai paha Alicia, sementara yang terakhir memeleset.Meski hanya dua peluru yang mengenai tubuhnya, Alicia tetap kehilangan kemampuannya bergerak. Ngerinya, wanita itu sama sekali tidak menjerit setelah ditembak."Awasi kedua orang ini, aku mau mencari wanita Negara Martim yang satunya lagi," ujar Tirta pada Susanti. Kemudian, dia segera berlari menghampiri lokasi Alicia."Sialan! Gimana pria itu bisa menemukanku," gumam Alicia.Wajah Alicia terlihat kaget sekaligus dipenuhi dendam. Berhubung pahanya tertembak, pada dasarnya dia sudah tidak mampu kabur.Setelah menemukan Alicia dengan mudah, Tirta lalu berseru, "Serahkan pistolmu padaku!"Alicia makin terkejut sewaktu melihat jelas wajah Tirta. Ternyata dia hanya pemuda berusia sekitar 18 tahun!"Aku dikalahkan seorang anak kecil?" gumam Alicia tak percaya."Pertama, aku bukan anak kecil. Kedua, aku menyuruhmu menyerah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-13
Baca selengkapnya

Bab 295

"Cari aku kalau ada masalah." Kata-kata ini seperti panah cinta yang dilepaskan berulang kali ke hati Susanti.Di makam kuno bawah air ini, keduanya menghadapi mara bahaya bersama. Susanti juga mulai bergantung pada Tirta."Oke, aku mengerti," ujar Susanti dengan wajah merona.Di saat keduanya bermesraan, Alicia masih menatap Tirta dengan heran. Dia bertanya, "Katakan padaku, kenapa kamu baik-baik saja setelah kutembak? Apa kamu mengenakan rompi anti peluru terbaru yang dikembangkan Negara Darsia?""Apa hubungannya denganmu? Nggak usah banyak tanya!" hardik Tirta tanpa ampun. Dia sama sekali tidak menyukai wanita itu."Kamu ... tolong haluskan nada bicaramu dan jawab aku dengan serius!" kata Alicia dengan ekspresi muram. Dia tidak menyangka Tirta akan bicara sekasar itu padanya.Plak! Tirta langsung menampar Alicia. Dia berkata padanya, "Aku sudah menjawabmu. Kalau kamu banyak omong lagi, aku akan menamparmu lagi!""Kamu ...."Alicia naik darah. Mata birunya menatap Tirta lekat-lekat,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-14
Baca selengkapnya

Bab 296

"Kalau bertemu monster, kalian mungkin akan mati sebelum kami.""Sekalipun berhasil menemukan detektor itu, kalian tetap nggak akan bisa menggunakannya tanpa kata sandi!"Dua wanita Martim lainnya membalas seraya tersenyum dingin. Mereka sangat sadar bahwa Black Gloves selama ini telah mencuri banyak harta karun dari makam-makam bangsawan dan menyelundupkannya ke luar negeri.Kejahatan mereka sudah cukup untuk dijatuhi hukuman mati. Baik keluar maupun tetap di sini, hasilnya tetap sama yaitu kehilangan nyawa. Bagi mereka, mati di sini mungkin adalah pilihan yang lebih baik. Selain itu, mereka juga bisa menyeret Tirta dan Susanti."Apa yang harus kita lakukan sekarang ...," tanya Susanti. Ekspresinya menjadi pucat saat menyadari situasi ini."Nggak apa-apa. Meski nggak takut mati, mereka pasti takut disiksa," ucap Tirta. Dia berpikir sejenak, lalu tiba-tiba mendapatkan ide."Kamu punya ide apa?" tanya Susanti yang penasaran."Kita lepaskan pakaian mereka, lalu buang ke tempat ular raksa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-14
Baca selengkapnya

Bab 297

"Bocah Terkutuk ... sikap apa lagi yang kamu harapkan? Aku bahkan ingin sekali menghajarmu sampai hancur lebur," marah Alicia.Wanita itu sudah ditendang oleh Tirta sebanyak empat atau lima kali. Rasa sakit yang membakar dan rasa malu yang mendalam membuatnya sangat marah.Alicia yang hampir gila dengan penghinaan ini pun melihat Tirta dengan penuh kebencian. Jika bukan karena sudah tertembak empat kali, mungkin dia sudah menyerang Tirta."Dasar wanita kejam! Sudahlah, aku malas berurusan denganmu. Cepat tunjukkan di mana detektor itu berada," ucap Tirta. Dia hampir menendang Alicia lagi, tetapi dihentikan oleh tatapan Susanti."Oke, aku akan tunjukkan tempatnya," ujar Alicia. Dia berdiri dengan susah payah sembari menahan amarah dan rasa sakit. Wanita itu mulai berjalan pincang untuk mengarahkan jalan."Nona, kamu terluka. Biar kami bantu ...." Dua wanita Martim bergegas membantunya, meski mereka juga terluka. Akan tetapi, tatapan mereka yang mengarah pada Tirta masih penuh kebencian.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-14
Baca selengkapnya

Bab 298

"Kalian menjauhlah. Jangan mengganggu aku mengeluarkan peluru," ucap Tirta dengan tenang."Judith, kita mundur saja. Kalau luka Nona nggak diobati, dia bakal kehabisan darah dan mati," ucap salah satu wanita Martim yang lebih pendek sambil mundur beberapa langkah."Ini belati, bukan pisau bedah. Gimana kamu bisa menggunakannya untuk mengeluarkan peluru? Kamu yakin nggak akan membahayakan nyawa nona kami?" tanya Judith. Dia sepertinya tidak mau mundur dan sangat tidak percaya pada Tirta."Hmph, aku bisa mengeluarkan peluru dengan pisau dapur sekalipun. Jangan banyak bicara atau aku akan membuatmu seperti nona kalian," jawab Tirta dengan tegas. Dia tidak lagi peduli pada Judith dan fokus pada luka Alicia.Tirta menekan beberapa titik di sekitar bahu wanita itu. Dengan cekatan, dia menggunakan belati untuk membuka luka di bahu Alicia. Anehnya, darah tidak mengalir lagi. Pria itu segera menjepit peluru dari dalam daging Alicia dan membuangnya ke tanah."Ih, tanganku jadi kotor. Lap dulu de
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-14
Baca selengkapnya

Bab 299

Ucapan Susanti membuat orang berpikir yang tidak-tidak. Tirta mengangkat alis seraya berucap, "Oke, aku bakal dari belakang ...."Jantung Tirta bahkan sempat berdebar kencang. Dia pun berpura-pura ingin melepas celana dalam yang menempel pada tubuh Alicia yang montok dan putih. Pria itu juga sengaja mendekatkan tubuhnya ke arah Alicia, seolah-olah ingin melakukan hal tersebut."Bocah Darsia, apa yang mau kamu lakukan? Dasar nggak tahu malu!" maki Alicia dengan kesal. Wajahnya memerah karena malu dan marah, tetapi tubuhnya masih lumpuh dan tidak bisa bergerak. Jika bisa bergerak, Alicia pasti sudah menyerang Tirta. Dia sangat membenci pria. Jika berada dalam situasi normal, Alicia sudah lama menembak pria yang memperlakukannya dengan cara seperti itu."Cuih. Dasar bajingan! Aku salah omong. Maksudku, cepat ambil peluru dari belakangnya. Bukan melakukan hal itu!" maki Susanti yang kesal dengan tindakan Tirta. Dia segera menarik pria itu menjauh dari Alicia."Bocah, apa yang kau mau laku
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-15
Baca selengkapnya

Bab 300

Tirta membalas, "Jangan bawel. Aku nggak butuh arahan darimu."Dengan satu gerakan, Tirta merobek baju yang diterimanya menjadi dua bagian dan mulai membalut luka Alicia.Dalam hati, pria itu membatin, 'Kedua wanita ini benar-benar bodoh. Mereka baru saja dikhianati oleh Alicia, tapi sekarang malah khawatir tentang lukanya. Bagaimanapun, aku nggak dekat sama mereka. Jadi, terserah mereka saja.'Sambil memegang sepotong kain, Tirta melewati celah di antara kaki Alicia. Hal ini membuat tangannya tak sengaja menyentuh bagian intim Alicia .... Dengan celana dalam yang tertarik, bisa dikatakan tangan Tirta sudah menyentuh bagian tersebut ...."Hmm ...." Alicia merasakan sensasi aneh yang sangat intens. Tubuhnya terasa seperti kesetrum sehingga dia tidak bisa menahan desahan. Setelah mengeluarkan suara, rasa malu dan kemarahan membuat Alicia menggigit bibirnya kuat-kuat.Setelah beberapa saat, Tirta akhirnya menyelesaikan pembalutan. Dia memberi tahu, "Oke, sudah beres."Kemudian, Tirta mero
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2829303132
...
96
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status