Home / Pernikahan / Jeratan Mantan Suami / Chapter 531 - Chapter 540

All Chapters of Jeratan Mantan Suami: Chapter 531 - Chapter 540

552 Chapters

Bab 531

Zola mengerutkan bibirnya dan tidak berkata apa-apa. Tentu saja, dia tidak akan menanggapi ucapan Boris. Anggap saja Boris hanya mengatakannya dengan sembarangan, hanya untuk membuat suasana hati Zola lebih baik.Boris naik lift dan kembali ke apartemen sambil bicara dengan Zola di telepon. Pria itu memegang banyak kantong berisi makanan di tangannya. Boris menaruhnya di meja, lalu pergi mencuci tangan. Kemudian, dia baru membantu Zola bangun dan membukakan makanan untuknya.Mengenai bagaimana Zola terluka dan kondisi lukanya, Boris sama sekali tidak bertanya. Karena Boris sudah tahu segalanya dengan jelas. Selain Zola orang yang terlibat, mungkin Boris orang kedua yang paling tahu jelas segalanya.Zola mengunyah buah dengan pelan-pelan, sambil sesekali melirik ke arah Boris yang sedang sibuk dengan laptopnya. Setelah berulang kali, akhirnya dia ketahuan oleh Boris.“Mau ngomong apa?” tanya Boris dengan suara pelan. Kemudian, dia meletakkan laptop di pangkuannya ke samping dan menatap
Read more

Bab 532

Zola merasa sangat bingung. Dia tidak tahu apakah Mahendra melakukannya dengan sengaja atau tidak. Atau mungkin Zola yang sudah berpikir berlebihan?Mungkin saja Mahendra mengambil ponsel Zola karena kantor dalam kondisi tidak ada orang, sehingga pria itu merasa penasaran. Akan tetapi, pemikiran ini rasanya terlalu dipaksakan. Zola sama sekali tidak bisa meyakinkan dirinya sendiri untuk memercayainya.Namun, Zola menahan keinginan untuk segera mencari tahu. Dia menggertakkan gigi dan mengerutkan keningnya, hingga membuat raut wajahnya tampak serius. Dia tetap diam dan tidak melakukan apa pun.Pada saat ini, Jeni datang sambil membawa makanan. Begitu dia melihat Zola sedang melamun, dia pun bertanya, “Kamu lagi apa?”Zola tersadar dari lamunannya. Dia segera menggelengkan kepala. Jeni juga tidak bertanya lagi. dia meletakkan makan siang di atas meja sofa, lalu berjalan ke samping Zola dan berkata, “Ayo makan siang dulu.”Jeni mengulurkan tangannya untuk membantu Jeni berdiri dengan sang
Read more

Bab 533

“Cukup kooperatif. Tapi situasinya agak kacau. Mungkin ada kaitannya dengan jadwal kerja dan istirahatnya, serta pemikiran otaknya sendiri. Tapi itu nggak penting.”Psikiater itu adalah seorang pria berusia tiga puluhan, namanya Suwandi. Meski masih mudah, dia ahli dalam bidang psikologi.Setelah mendengar perkataan Suwandi, Jesse hanya mengangguk, lalu bertanya lagi, “Selain itu, nggak ada hal lain yang aneh, ya?”“Ini dia sebabnya aku minta kamu datang ke sini sebentar.”Suwandi memberi isyarat agar Jesse mengikutinya ke mejanya. Dia menyalakan komputernya dan membuka rekaman CCTV lalu memperlihatkannya kepada Jesse.“Meskipun Bu Tyara selalu datang sesuai jadwal, juga sangat kooperatif dalam mengobrol denganku, dia lebih banyak menghabiskan waktu dengan orang yang bernama Pak Mahendra ini,” kata Suwandi.“Dia juga datang ke sini untuk konsultasi?”Jesse mengenali pria dalam video adalah Mahendra. Namun, dia tidak tahu kalau Tyara dan Mahendra ternyata saling kenal.“Pak Mahendra baw
Read more

Bab 534

Jadi setelah pulang kerja, Boris membawa laporan itu pulang. Dia dan Zola kembali ke apartemen hampir bersamaan.Jeni juga ada di sana. Namun, begitu dia melihat Boris pulang, dia segera mencari alasan untuk pergi. Karena dia takut Boris akan bertanya padanya seperti yang Zola tanyakan siang tadi, apakah dia menginginkan seorang pria. Jadi lebih baik dia pergi dulu.Hanya tersisa Zola dan Boris di apartemen. Boris menyerahkan laporan di tangannya kepada Zola dan berkata, “Ini hasil perbandingan batang baja yang kamu suruh Jesse bawa pergi periksa. Pusat pemeriksaan sana bilang kalau pabrik pembuatan batang baja semacam ini adalah pabrik ilegal. Jadi akan sulit untuk menyelidikinya.”Kata-kata Boris bergema di telinga Zola. Zola hanya mendengar kalimat pertama yang Boris ucapkan. Sedangkan sisanya, dia tidak mendengar lagi karena dia fokus melihat hasil laporan pemeriksaan batang baja.Zola menemukan petunjuk dalam bahan tersebut, selain itu juga sangat familiar. Namun, dia tidak menunj
Read more

Bab 535

Boris tidak akan berperang tanpa persiapan. Sekalipun ada serangan mendadak, dia masih memiliki banyak cara untuk membuat lawannya mundur. Jadi jawaban Boris membuat Zola merasa bingung. Apakah Boris benar-benar tidak menemukan apa pun?Zola tenggelam dalam pikirannya sendiri. Sebenarnya dia bisa langsung mengungkapkan isi pikirannya kepada Boris, tapi dia sedikit ragu-ragu. Ada perasaan di dalam hatinya yang membuatnya tidak bisa melakukan hal yang benar-benar tidak berperasaan.Zola terdiam lama. Boris mengambil kembali ponselnya dan meletakkannya di samping. Kemudian, Boris meletakkan tangannya di pinggang Zola sambil bertanya, “Masih sakit?”“Sedikit.”Boris mengangkat tangannya dan mencubit pipi Zola. “Kalau sakit istirahat saja di rumah. Nggak usah khawatir. Kesehatanmu lebih penting.”Zola hanya mengerutkan bibir dan mengangguk, tanpa banyak ekspresi di wajahnya. Boris langsung mencubit dagunya lalu membuat Zola melihat ke arahnya. “Ada apa denganmu hari ini? Apa aku lakukan hal
Read more

Bab 536

Zola menatap Jeni masih dengan ekspresi yang sama. “Nggak apa-apa. Ingat apa kataku, oke?”Jeni masih penasaran, tapi dia mengangguk dengan cepat. Keduanya masuk ke perusahaan. Zola langsung pergi ke kantor Mahendra. Mahendra juga baru datang. Begitu melihat Zola masuk ke kantornya, Mahendra langsung berkata, “Zola, pinggangmu masih sakit, nggak?”Mahendra menatap Zola dengan penuh perhatian. Dia berharap Zola bisa istirahat dulu kalau masih merasa tidak enak badang.Zola tersenyum tipis dan mengangguk, “Sudah jauh lebih baik.”“Hmm, biar sudah sembuh juga harus tetap diperhatikan. Kamu lagi hamil, harus ekstra hati-hati.”“Oke, aku tahu,” jawab Zola. Kemudian, dia berkata lagi, “Mahendra, aku cari kamu karena ada sedikit urusan.”“Ada apa? Katakan saja.”Mahendra menatap Zola dengan lekat. Zola berkata, “Mobilku lagi diservis. Aku ingin ke rumah sakit untuk pemeriksaan rutin. Jadi aku ingin tanya nanti kamu keluar, nggak? Kalau kamu nggak keluar, boleh pinjam mobilmu, nggak? Awalnya a
Read more

Bab 537

Setelah merasa mengambil cukup banyak foto topi itu, Zola menutup pintu bagasi. Dia menatap Jeni dan berkata, “Kita pergi lihat Nenek dulu.”Jeni mengangguk tanpa banyak tanya. Kemudian, dia menemani Zola pergi ke bangsal tempat neneknya dirawat dengan menggunakan lift.Setelah masuk ke kamar neneknya, Zola menyingkirkan semua emosi dan keseriusan di wajahnya. Dia tersenyum tipis dan berkata pada sang nenek, “Nenek, coba tebak aku bawa siapa ke sini?”“Boris, ya?” Nenek tanpa sadar teringat dengan Boris.Jeni keluar dari belakang Zola dan pura-pura tidak senang. “Nenek, sekarang Nenek pilih kasih. Di mata dan hati Nenek hanya ada cucu menantu Nenek, nggak ada cucu angkatnya yang ini lagi.”Nenek baru tahu kalau Jeni datang bersama Zola. Dia pun langsung tersenyum lebar, lalu berkata dengan hangat kepada Jeni, “Sini, duduk di sini. Aku pikir kamu mungkin lagi sibuk. Habis itu, aku kira kamu sudah kembali ke Kota Jantera. Dasar kamu ini. Jelas-jelas lagi di Kota Binru, kenapa nggak perna
Read more

Bab 538

Jeni sedikit bingung. Dia mengangkat tangan dan memberi isyarat agar Zola berhenti bicara dulu. “Tunggu sebentar, kamu tunggu aku cerna dulu.”Beberapa detik kemudian, Jeni menatap Zola dan berkata, “Kamu curiga kalau Mahendra adalah orang yang bawa pergi istri Budi? Terus kamu curiga lagi kalau dia dalang atau ada campur tangan di balik kejadian gedung runtuh?”Zola tidak bicara, Jeni menganggapnya sebagai jawaban iya. Jeni spontan mengerutkan kening dan berpikir berulang kali. Kemudian, dia melihat foto dan video di ponsel Zola lagi.“Kamu tahu dari mana asal topi ini?” tanya Jeni.“Aku pernah tanya. Aku nggak sengaja lihat topi itu setelah kejadian yang menimpa Leonarto Group. Jadi aku pernah tanya padanya. Dia bilang Audy yang belikan untuknya.”Saat itu Zola tidak terlalu memikirkannya. Karena dia merasa respon yang Mahendra berikan sangat masuk akal. Jadi dia tidak pernah mencurigai topi itu. Namun, kejadian yang terjadi berturut-turut membuat Zola benar-benar tidak bisa berhenti
Read more

Bab 539

“Nggak tahu. Kalau nggak ada hal di luar dugaan, aku rasa bisa masuk final.”Ada sepuluh kuota peserta di babak final. Zola merasa dia memiliki peluang untuk masuk ke babak final.“Benar-benar nggak mau suap aku?” tanya Boris lagi.Mulai lagi, Boris mulai lagi. zola mendengus sinis. “Aku lagi hamil. Kamu tega suruh aku suap kamu?”“Suap yang aku maksud paling suruh kamu lebih baik sama aku. Kamu kira maksud aku apa?”Boris tertawa pelan. Zola menyipitkan matanya, tidak tahu harus berkata apa lagi. Apakah Boris benar-benar mengira Zola tidak tahu apa yang ada di pikirannya? Huh.Zola tidak bicara, Boris pun berkata, “Nanti malam makan bareng?”“Makan di luar?”“Iya, Tedy ajak kita berdua makan bareng.”“Kenapa dia ajak kita makan bareng?” Zola sedikit kaget. Lebih tepatnya, kenapa Tedy mengajaknya juga?“Mungkin dia ingin baik-baik di depanmu,” kata Boris.Beberapa patah kata itu mengandung banyak arti. Zola langsung memahaminya. Dia memikirkannya dengan serius, lalu berkata, “Nggak usa
Read more

Bab 540

Zola masih menatap Mahendra. Dia mengangguk pelan dan menjawab, “Hmm, iya.”“Bukannya CCTV di lokasi dihancurkan? Polisi umumkan hasil penyelidikan. Tapi ada banyak orang yang berikan saran. Aku lihat polisi selidiki satu per satu tapi nggak temukan apa pun.”Boleh dibilang hampir tidak ada masalah dalam jawaban Mahendra. Namun, justru karena tidak ada masalah. Itulah masalah paling besar.Zola tidak beranggapan dalam keadaan normal seseorang masih akan menjawab pertanyaan dari orang lain setelah menanyakan pertanyaan kepada orang itu. Jadi, apakah Mahendra mencoba menyembunyikan sesuatu?Hati Zola sedang kacau. Ada perasaan yang terlukiskan dalam hatinya, membuatnya sangat tidak nyaman.Zola mengerutkan bibir dan berkata, “Polisi jelas akan umumkan apa yang bisa diumumkan. Mereka nggak akan umumkan sesuatu yang nggak bisa diumumkan.”Jawaban Zola terkesan samar-samar, seperti sedang menutupi sesuatu, tapi itu justru membuat orang semakin penasaran dan mulai berspekulasi.Namun, Mahend
Read more
PREV
1
...
515253545556
DMCA.com Protection Status