Home / Pernikahan / Jeratan Mantan Suami / Chapter 521 - Chapter 530

All Chapters of Jeratan Mantan Suami: Chapter 521 - Chapter 530

552 Chapters

Bab 521

Boris duduk di depan meja kerjanya, Jesse menyerahkan jadwal kerja hari ini dan berkata, “Pak Boris, juri dan mitra dari kompetisi arsitek menelepon, ingin tahu apakah putaran kedua akan berlangsung sesuai jadwal?” “Kenapa nggak?” balas Boris dengan kening berkerut.Jesse menjelaskan, “Mereka mungkin khawatir bahwa kejadian belakangan ini akan memengaruhi kompetisi.” Boris mendengus dingin dan menjawab, “Apakah karena jarinya terluka, dia nggak bisa makan atau minum, dan nggak bisa melakukan apa-apa?” Asistennya itu hanya bisa menundukkan kepala dan tidak berani bersuara. Dia hanyalah seorang penyampai pesan, dan risiko dipecat cukup besar. Suasana hening selama setengah menit. Setelah Boris meninjau semua jadwal kerja di depannya, dia baru mengangkat wajahnya dan berkata,“Kosongkan waktu makan siangku, aku sudah membuat janji untuk makan dengan Tedy. Selain itu, kerja sama antara Jardi Group dan Morrison Group nggak perlu diperpanjang. Kalau mereka bertanya alasannya, biarkan mere
Read more

Bab 522

Boris tidak mengatakan apa pun dan langsung mematikan sambungan telepon. Jeni terlihat puas sekali. Siapa suruh lelaki itu meminta Zola kembali. Memangnya tidak boleh menemaninya lebih lama?Di dunia ini, tidak boleh cari masalah dengan perempuan dan orang licik. Jeni meletakkan ponsel Zola dan menatap dua orang yang tengah berbincang. Sorot matanya terlihat ragu karena berencana memberikan mereka waktu lima menit lagi.Pagi-pagi sekali Zola datang ke kantor dan berbicara dengan Caca serta beberapa rekannya. Dia mengingatkan mereka jika kemungkinan besar kompetisi akan dihentikan. Zola berharap agar mereka tidak berkecil hati. Perempuan itu meyakinkan mereka bahwa ini bukan karena kesalahan atau kurangnya kemampuan mereka.Caca dan kedua rekannya tampak terlihat tenang. Sepertinya mereka telah siap menghadapi hal ini. Mereka berkata, “Nggak apa-apa. Mungkin kali ini kami memang belum berjodoh dengan kompetisi ini, tapi bukankah masih ada kesempatan berikutnya? Asalkan pada kesempatan b
Read more

Bab 523

Setelah selesai bicara, Zola langsung berbalik dan pergi.Ruangan terasa hening sejenak. Perempuan itu menatap Mahendra, dan berkata, “Aku akan menelepon sebentar, dan aku mengerti niat baikmu terkait yang tadi kamu katakan.”“Baik, pergilah,” jawab Mahendra dengan anggukan pelan. Ekspresinya hampir tidak menunjukkan emosi apa pun.Begitu Zola beranjak pergi, wajah lelaki itu berubah dingin. Meski sudah berusaha meyakinkannya, Zola tetap tidak bergeming. Dia jadi bertanya-tanya, apakah Boris mengatakan sesuatu pada perempuan itu? Sorot licik dan dingin melintas di mata Mahendra.Perempuan itu kembali ke ruang kerjanya dan menutup pintu. “Apa yang barusan kamu lakukan?” tanya Zola.“Lakukan apa?” balas Jeni berpura-pura tidak mengerti.“Kamu bilang Boris meneleponku?”“Ya, kalau nggak percaya coba periksa sendiri,” jawabnya datar.Zola memeriksa riwayat panggilan dan memang ada panggilan dari lelaki itu. Dia menelepon balik, dan bertanya pada Jeni, “Apakah dia bilang ada sesuatu?”“Ngga
Read more

Bab 524

Zola mengatupkan bibirnya dan terdiam sejenak sebelum berkata dengan mantap, “Aku nggak akan memberimu kesempatan itu.”“Kita lihat saja!” jawab Boris dengan suara rendah yang diiringi tawa samar. Kata-kata mereka terdengar seperti tantangan, tetapi sebenarnya merupakan jaminan dan dorongan satu sama lain.Percakapan mereka berlangsung lama, dan Jeni menyaksikan semuanya. Dia memperhatikan bahwa hubungan mereka berdua makin mirip dengan pasangan yang jatuh cinta setelah menikah. Dia tersenyum kecil dan dalam hatinya dia berharap, “Semoga semua keinginanmu menjadi nyata.”Sejak menerima telepon dari Boris, Zola merasa lebih lega. Bahkan saat makan siang, perempuan itu makan dengan lahap. Dia menyantap sepiring penuh nasi dan hampir menambah setengah mangkuk sup jika tidak dihentikan oleh Jeni.Sore harinya, Zola pergi ke rumah sakit untuk menjenguk neneknya. Beberapa hari terakhir, karena banyaknya masalah dan perhatian orang yang tertuju padanya, dia baru bisa datang sekarang. Meskipun
Read more

Bab 525

Zola mendengus, “Menyalahi anak yang nggak punya pilihan, apa kamu layak menjadi seorang ibu?”Mata Lydia dan penuh kemarahan. Dia melirik neneknya dan mencela dengan sinis, “Lihatlah bagaimana kamu mendidiknya. Seperti ini jadinya dia? Kamu tinggal di rumah lamaku hanya untuk mendidiknya jadi seperti ini?”“Cukup! Nenek bukan ibumu, dia nggak perlu mendengar perkataanmu. Lagipula kamu nggak pernah berbakti, dia nggak berutang apa-apa padamu.”Zola melindungi neneknya dan menanyakan dengan lembut, “Nenek, kamu baik-baik saja?”Nenek menggeleng, berbisik, “Jangan bertengkar dengan ibumu.”Zola mengerti kegundahan neneknya, tapi dia tidak bisa mengabulkan permintaan Lydia  begitu saja. Dia menatap Lydia tanpa ekspresi. “Kalau sudah selesai bicara, pergi sekarang. Nenek butuh istirahat.”Lydia tidak beranjak dan hanya menatap Zola penuh kebencian. Saat Zola hendak duduk di samping neneknya, tiba-tiba Lydia mendorongnya hingga tubuhnya terhantam pelindung tempat tidur. Rasa sakit membuatny
Read more

Bab 526

“Kenal. Dia sekarang bisa dapat kerja di Kota Jantera juga berkat nenekmu. Nenekmu yang minta tolong orang carikan. Kalau dipikir-pikir, aku juga harus berterima kasih padamu. Kalau kamu nggak suruh aku jaga nenekmu, aku juga nggak akan kenal nenekmu.”Ucapan dan ekspresi si bibi terlihat sangat natural, tidak ada yang aneh atau dibuat-buat. Zola ikut tersenyum ketika melihat senyuman di wajah si bibi, lalu dia bertanya dengan suara pelan, “Jadi sebelum Bibi jaga Nenek, Bibi nggak kenal sama Nenek, ya?”“Tentu saja nggak kenal. Zola, kan kamu yang cari Bibi. Masa kamu lupa?” Senyuman di wajah si bibi semakin lebar.Zola tertawa pelan dan tidak bertanya lagi. Sebenarnya Zola tidak curiga terhadap neneknya. Dia hanya ingin memastikan lagi. Karena kejadian gedung runtuh, Zola dan Boris tidak melanjutkan masalah tersebut. Kalau bukan karena kecelakaan itu, Zola tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Dia juga tidak tahu apa yang akan Boris lakukan untuk Tyara.Setelah meminta si bibi
Read more

Bab 527

Boris sengaja menekankan kata “menjenguk”. Selena spontan mengerutkan kening. “Aku nggak tahu. Hari ini? Kapan?”Selena tampak terkejut. Karena dia tahu betul seperti apa hubungan ibu dan neneknya. Jadi dia tahu kalau ibunya pasti bukan benar-benar niat pergi menjenguk. Ditambah lagi, nada bicara Boris yang dingin serta ada aura tidak senang dari pria itu, yang membuat Selena semakin yakin.Jadi tanpa menunggu Boris menjawab, dia segera bertanya, “Mamaku buat Nenek kesal?”“Heh, kamu rasa seorang nenek tua yang nggak punya hak untuk bicara di keluargamu, bisa dibuat kesal sama orang lain?” tanya Boris dengan sinis.Selena langsung mengerutkan bibirnya dan diam. Boris berkata lagi, “Nggak masalah gimana keluarga kalian perlakukan Zola dan Nenek. Baik atau buruk, toh sudah dari dulu. Aku rasa mereka juga sudah lama terbiasa. Dengan catatan, kalian boleh saja cuek dengan mereka, tapi jangan semakin menjadi-jadi.”“Kak Boris ... Pak Boris, aku nggak mengerti maksudmu. Apa yang mamaku lakuk
Read more

Bab 528

Saat ini Selena baru sepenuhnya memahami maksud Boris. Jika Boris benar-benar hanya ingin memberi peringatan kepada Lydia, Boris cukup menelepon dan bicara langsung dengannya. Tidak perlu repot-repot minta Selena datang ke perusahaannya, lalu menyuruh Selena menelepon Lydia langsung di depannya. Ternyata Boris ingin Lydia mengakui perbuatannya terhadap Zola.Selena mengerutkan kening. Tiba-tiba dia menyadari kalau pria yang sejak awal sudah ditakdirkan tidak akan pernah menjadi miliknya itu ternyata bisa melakukan hal seperti ini untuk Zola. Bisa dibayangkan betapa pentingnya Zola bagi Boris. Namun, mengapa Boris harus berputar-putar hanya untuk memberikan keadilan kepada Zola?Lydia juga sama terkejutnya dengan Selena. Terutama setelah dia mendengar suara Boris. Dia baru menyadari kalau Selena sedang bersama Boris.“Selena, kamu lagi di mana?” tanya Lydia.Selena mengatupkan bibirnya. Sorot matanya redup, seperti orang yang putus asa. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata dengan s
Read more

Bab 529

“Dia bilang sama kamu?” tanya Zola. Zola sungguh tidak menyangka Lydia akan memberitahu Selena.Selena tidak menjawab pertanyaan Zola. Dia hanya berkata, “Mama yang salah. Kamu lagi hamil. Dia seharusnya nggak dorong kamu, juga nggak ganggu Nenek yang lagi sakit. Dia … dia mungkin jadi impulsif karena cemas dengan kondisi keluarga Leonarto. Bisa nggak kamu beri dia satu kesempatan lagi dan maafkan dia kali ini?”Permohonan Selena membuat Zola spontan mengernitkan kening. Terlepas dari Zola memaafkan atau tidak, Zola tidak melakukan apa pun. Dia juga tidak menyuruh Lydia melakukan apa pun.Setelah berpikir sejenak, Zola segera memahami situasi ini. Boris seharusnya sudah tahu. Benar juga, ada Guntur di rumah sakit. Guntur pasti akan memberitahu Boris walau cedera yang Zola alami tidak membahayakan anak. Bagaimanapun juga, cedera di saat hamil bukanlah masalah sepele.Selama Boris cari informasi sedikit, dia pasti bisa mengetahui semuanya. Jadi, Boris cari masalah dengan Lydia? Kalau tid
Read more

Bab 530

Bagaimana mungkin Zola masih mau menunggu Boris? Dia langsung cepat-cepat menutup telepon. Tentu saja, Jeni tahu kalau Zola sedang malu. Jeni mendecakkan lidah dan berkata, “Kalau sering jalan di tepi sungai, cepat atau lambat sepatumu bakal basah juga.”Zola tidak bicara. Dia hanya ingin diam dan pura-pura kejadian barusan tidak pernah terjadi. Boris juga tidak segera menelepon kembali. Jadi Zola yakin kalau pria itu benar-benar sedang kesal. Akan tetapi, lebih baik Boris tidak telepon. Karena sekarang Zola masih merasa malu, tidak tahu harus berkata apa nanti.Jeni menemani Zola sebentar. Zola sendiri sudah merasa lelah. Jadi dia pun ketiduran di sofa. Setelah Zola tidur, Jeni pergi dan kembali ke perusahaan. Zola tidur sampai petang baru bangun. Selama dia tidur, Boris tidak menelepon atau mengirimkan pesan apa pun padanya.setelah ragu sejenak, Zola mencoba menghubungi Boris lagi. Kali ini dia menunggu sampai dia mendengar suara Boris dulu baru bicara.“Lagi di rumah?” tanya Boris.
Read more
PREV
1
...
515253545556
DMCA.com Protection Status