Share

Bab 527

Penulis: Jus Pir
Boris sengaja menekankan kata “menjenguk”. Selena spontan mengerutkan kening. “Aku nggak tahu. Hari ini? Kapan?”

Selena tampak terkejut. Karena dia tahu betul seperti apa hubungan ibu dan neneknya. Jadi dia tahu kalau ibunya pasti bukan benar-benar niat pergi menjenguk. Ditambah lagi, nada bicara Boris yang dingin serta ada aura tidak senang dari pria itu, yang membuat Selena semakin yakin.

Jadi tanpa menunggu Boris menjawab, dia segera bertanya, “Mamaku buat Nenek kesal?”

“Heh, kamu rasa seorang nenek tua yang nggak punya hak untuk bicara di keluargamu, bisa dibuat kesal sama orang lain?” tanya Boris dengan sinis.

Selena langsung mengerutkan bibirnya dan diam. Boris berkata lagi, “Nggak masalah gimana keluarga kalian perlakukan Zola dan Nenek. Baik atau buruk, toh sudah dari dulu. Aku rasa mereka juga sudah lama terbiasa. Dengan catatan, kalian boleh saja cuek dengan mereka, tapi jangan semakin menjadi-jadi.”

“Kak Boris ... Pak Boris, aku nggak mengerti maksudmu. Apa yang mamaku lakuk
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 528

    Saat ini Selena baru sepenuhnya memahami maksud Boris. Jika Boris benar-benar hanya ingin memberi peringatan kepada Lydia, Boris cukup menelepon dan bicara langsung dengannya. Tidak perlu repot-repot minta Selena datang ke perusahaannya, lalu menyuruh Selena menelepon Lydia langsung di depannya. Ternyata Boris ingin Lydia mengakui perbuatannya terhadap Zola.Selena mengerutkan kening. Tiba-tiba dia menyadari kalau pria yang sejak awal sudah ditakdirkan tidak akan pernah menjadi miliknya itu ternyata bisa melakukan hal seperti ini untuk Zola. Bisa dibayangkan betapa pentingnya Zola bagi Boris. Namun, mengapa Boris harus berputar-putar hanya untuk memberikan keadilan kepada Zola?Lydia juga sama terkejutnya dengan Selena. Terutama setelah dia mendengar suara Boris. Dia baru menyadari kalau Selena sedang bersama Boris.“Selena, kamu lagi di mana?” tanya Lydia.Selena mengatupkan bibirnya. Sorot matanya redup, seperti orang yang putus asa. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata dengan s

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 529

    “Dia bilang sama kamu?” tanya Zola. Zola sungguh tidak menyangka Lydia akan memberitahu Selena.Selena tidak menjawab pertanyaan Zola. Dia hanya berkata, “Mama yang salah. Kamu lagi hamil. Dia seharusnya nggak dorong kamu, juga nggak ganggu Nenek yang lagi sakit. Dia … dia mungkin jadi impulsif karena cemas dengan kondisi keluarga Leonarto. Bisa nggak kamu beri dia satu kesempatan lagi dan maafkan dia kali ini?”Permohonan Selena membuat Zola spontan mengernitkan kening. Terlepas dari Zola memaafkan atau tidak, Zola tidak melakukan apa pun. Dia juga tidak menyuruh Lydia melakukan apa pun.Setelah berpikir sejenak, Zola segera memahami situasi ini. Boris seharusnya sudah tahu. Benar juga, ada Guntur di rumah sakit. Guntur pasti akan memberitahu Boris walau cedera yang Zola alami tidak membahayakan anak. Bagaimanapun juga, cedera di saat hamil bukanlah masalah sepele.Selama Boris cari informasi sedikit, dia pasti bisa mengetahui semuanya. Jadi, Boris cari masalah dengan Lydia? Kalau tid

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 530

    Bagaimana mungkin Zola masih mau menunggu Boris? Dia langsung cepat-cepat menutup telepon. Tentu saja, Jeni tahu kalau Zola sedang malu. Jeni mendecakkan lidah dan berkata, “Kalau sering jalan di tepi sungai, cepat atau lambat sepatumu bakal basah juga.”Zola tidak bicara. Dia hanya ingin diam dan pura-pura kejadian barusan tidak pernah terjadi. Boris juga tidak segera menelepon kembali. Jadi Zola yakin kalau pria itu benar-benar sedang kesal. Akan tetapi, lebih baik Boris tidak telepon. Karena sekarang Zola masih merasa malu, tidak tahu harus berkata apa nanti.Jeni menemani Zola sebentar. Zola sendiri sudah merasa lelah. Jadi dia pun ketiduran di sofa. Setelah Zola tidur, Jeni pergi dan kembali ke perusahaan. Zola tidur sampai petang baru bangun. Selama dia tidur, Boris tidak menelepon atau mengirimkan pesan apa pun padanya.setelah ragu sejenak, Zola mencoba menghubungi Boris lagi. Kali ini dia menunggu sampai dia mendengar suara Boris dulu baru bicara.“Lagi di rumah?” tanya Boris.

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 531

    Zola mengerutkan bibirnya dan tidak berkata apa-apa. Tentu saja, dia tidak akan menanggapi ucapan Boris. Anggap saja Boris hanya mengatakannya dengan sembarangan, hanya untuk membuat suasana hati Zola lebih baik.Boris naik lift dan kembali ke apartemen sambil bicara dengan Zola di telepon. Pria itu memegang banyak kantong berisi makanan di tangannya. Boris menaruhnya di meja, lalu pergi mencuci tangan. Kemudian, dia baru membantu Zola bangun dan membukakan makanan untuknya.Mengenai bagaimana Zola terluka dan kondisi lukanya, Boris sama sekali tidak bertanya. Karena Boris sudah tahu segalanya dengan jelas. Selain Zola orang yang terlibat, mungkin Boris orang kedua yang paling tahu jelas segalanya.Zola mengunyah buah dengan pelan-pelan, sambil sesekali melirik ke arah Boris yang sedang sibuk dengan laptopnya. Setelah berulang kali, akhirnya dia ketahuan oleh Boris.“Mau ngomong apa?” tanya Boris dengan suara pelan. Kemudian, dia meletakkan laptop di pangkuannya ke samping dan menatap

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 532

    Zola merasa sangat bingung. Dia tidak tahu apakah Mahendra melakukannya dengan sengaja atau tidak. Atau mungkin Zola yang sudah berpikir berlebihan?Mungkin saja Mahendra mengambil ponsel Zola karena kantor dalam kondisi tidak ada orang, sehingga pria itu merasa penasaran. Akan tetapi, pemikiran ini rasanya terlalu dipaksakan. Zola sama sekali tidak bisa meyakinkan dirinya sendiri untuk memercayainya.Namun, Zola menahan keinginan untuk segera mencari tahu. Dia menggertakkan gigi dan mengerutkan keningnya, hingga membuat raut wajahnya tampak serius. Dia tetap diam dan tidak melakukan apa pun.Pada saat ini, Jeni datang sambil membawa makanan. Begitu dia melihat Zola sedang melamun, dia pun bertanya, “Kamu lagi apa?”Zola tersadar dari lamunannya. Dia segera menggelengkan kepala. Jeni juga tidak bertanya lagi. dia meletakkan makan siang di atas meja sofa, lalu berjalan ke samping Zola dan berkata, “Ayo makan siang dulu.”Jeni mengulurkan tangannya untuk membantu Jeni berdiri dengan sang

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 533

    “Cukup kooperatif. Tapi situasinya agak kacau. Mungkin ada kaitannya dengan jadwal kerja dan istirahatnya, serta pemikiran otaknya sendiri. Tapi itu nggak penting.”Psikiater itu adalah seorang pria berusia tiga puluhan, namanya Suwandi. Meski masih mudah, dia ahli dalam bidang psikologi.Setelah mendengar perkataan Suwandi, Jesse hanya mengangguk, lalu bertanya lagi, “Selain itu, nggak ada hal lain yang aneh, ya?”“Ini dia sebabnya aku minta kamu datang ke sini sebentar.”Suwandi memberi isyarat agar Jesse mengikutinya ke mejanya. Dia menyalakan komputernya dan membuka rekaman CCTV lalu memperlihatkannya kepada Jesse.“Meskipun Bu Tyara selalu datang sesuai jadwal, juga sangat kooperatif dalam mengobrol denganku, dia lebih banyak menghabiskan waktu dengan orang yang bernama Pak Mahendra ini,” kata Suwandi.“Dia juga datang ke sini untuk konsultasi?”Jesse mengenali pria dalam video adalah Mahendra. Namun, dia tidak tahu kalau Tyara dan Mahendra ternyata saling kenal.“Pak Mahendra baw

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 534

    Jadi setelah pulang kerja, Boris membawa laporan itu pulang. Dia dan Zola kembali ke apartemen hampir bersamaan.Jeni juga ada di sana. Namun, begitu dia melihat Boris pulang, dia segera mencari alasan untuk pergi. Karena dia takut Boris akan bertanya padanya seperti yang Zola tanyakan siang tadi, apakah dia menginginkan seorang pria. Jadi lebih baik dia pergi dulu.Hanya tersisa Zola dan Boris di apartemen. Boris menyerahkan laporan di tangannya kepada Zola dan berkata, “Ini hasil perbandingan batang baja yang kamu suruh Jesse bawa pergi periksa. Pusat pemeriksaan sana bilang kalau pabrik pembuatan batang baja semacam ini adalah pabrik ilegal. Jadi akan sulit untuk menyelidikinya.”Kata-kata Boris bergema di telinga Zola. Zola hanya mendengar kalimat pertama yang Boris ucapkan. Sedangkan sisanya, dia tidak mendengar lagi karena dia fokus melihat hasil laporan pemeriksaan batang baja.Zola menemukan petunjuk dalam bahan tersebut, selain itu juga sangat familiar. Namun, dia tidak menunj

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 535

    Boris tidak akan berperang tanpa persiapan. Sekalipun ada serangan mendadak, dia masih memiliki banyak cara untuk membuat lawannya mundur. Jadi jawaban Boris membuat Zola merasa bingung. Apakah Boris benar-benar tidak menemukan apa pun?Zola tenggelam dalam pikirannya sendiri. Sebenarnya dia bisa langsung mengungkapkan isi pikirannya kepada Boris, tapi dia sedikit ragu-ragu. Ada perasaan di dalam hatinya yang membuatnya tidak bisa melakukan hal yang benar-benar tidak berperasaan.Zola terdiam lama. Boris mengambil kembali ponselnya dan meletakkannya di samping. Kemudian, Boris meletakkan tangannya di pinggang Zola sambil bertanya, “Masih sakit?”“Sedikit.”Boris mengangkat tangannya dan mencubit pipi Zola. “Kalau sakit istirahat saja di rumah. Nggak usah khawatir. Kesehatanmu lebih penting.”Zola hanya mengerutkan bibir dan mengangguk, tanpa banyak ekspresi di wajahnya. Boris langsung mencubit dagunya lalu membuat Zola melihat ke arahnya. “Ada apa denganmu hari ini? Apa aku lakukan hal

Bab terbaru

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 661

    Namun, karya desain bagus saja tidak cukup. Harus memiliki nuansa desain dan gaya yang unik juga agar dapat meninggalkan kesan yang mendalam sekali dilihat orang. Zola membantu revisi dan memberi mereka arah inspirasi baru. Draf desain saat ini sepenuhnya dipoles berulang kali, buat lagi, dipoles lagi.Zola sibuk sampai jam pulang kerja. Dia memeriksa ponselnya, berencana makan di luar bersama Jeni sebelum pulang. Sejak pindah kembali ke apartemen, si bibi belum pernah datang untuk menyiapkan makanan. Zola tidak ingin bertanya dulu. Sedangkan dia sendiri malas mau masak. Jadi dia memilih makan di luar.Namun, baru saja Zola dan Jeni masuk ke mobil dan hendak berangkat ke restoran, ponsel Zola tiba-tiba berdering. Telepon dari Boris.Zola memegang erat ponselnya dan tertegun sejenak, tidak langsung mengangkat telepon, lalu Jeni berkata, “Angkat saja.”Jeni langsung menepikan mobilnya dan menunggu Zola mengangkat telepon. Zola menekan tombol jawab, lalu suara Boris datang dari ujung tele

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 660

    “Memang medan perang, kan? Bahkan medan perang di dalam sana jauh lebih sulit untuk dihadapi daripada yang di luar,” goda Jeni.Zola tersenyum, lalu dia keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah. Akhir-akhir ini Jerico sedang memulihkan diri di rumah. Setelah mengetuk pintu, Zola membuka pintu dan masuk. Begitu melihat Zola, Jerico langsung bertanya, “Kenapa kamu datang ke sini?”Sikap dingin Jerico membuat Zola diam sejenak, tapi dia sudah terbiasa. Jadi, Zola merasa tidak apa-apa. Dia menatap ayahnya dan berkata, “Ada yang ingin aku tanyakan pada Papa.”Jerico melihatnya sekilas. “Mau tanya apa?”Zola mengerutkan bibirnya. Pada akhirnya, dia segera bertanya, “Aku ingin tanya soal Budi. Budi sudah jadi sekretaris Papa bertahun-tahun. Kenapa dia tiba-tiba berkhianat? Selama ini Papa selalu baik padanya. Apakah dia ada kesulitan atau rahasia yang nggak bisa dikatakan?”Begitu Zola selesai bicara, raut wajah Jerico langsung berubah. Dia memelototi Zola dengan tidak senang.“Zol

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 659

    Usai berkata, Boris berjalan keluar sambil berkata, “Aku panggil dokter dulu untuk periksa kamu. Nanti sudah boleh keluar dari rumah sakit.”Mata Zola mengikuti sosok Boris. Kata-kata Boris terulang-ulang terus di dalam otaknya. Dibandingkan Sandra yang cerdas, Zola lebih cocok menjadi istri Boris? Maksud Boris, Zola kurang cerdas?Zola yang sedang hamil sama sekali tidak menyadari kalau dirinya sedang melalui proses otak tidak bisa berpikir dengan cepat selama kehamilan. Setelah berpikir lama, dia masih tidak mengerti maksud Boris. Apakah Boris sedang memujinya? Namun, sepertinya itu tidak sepenuhnya memuji.Setelah melalui pemeriksaan, dokter memastikan Zola tidak apa-apa. Semuanya stabil. Dia pun dipulangkan. Boris yang mengantarnya kembali ke apartemen. Sepanjang perjalanan pulang, Zola dan Boris tidak bicara. Karena Boris menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengangkat telepon.Boris tampak sangat sibuk, tapi Boris tetap menemani Zola. Zola memperhatikan wajah Boris dari sam

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 658

    Zola juga tercengang. Sandra ingin memberi Boris saham? Dia semakin fokus memperhatikan Boris, tidak ingin melewatkan ekspresi apa pun di wajah pria itu. Apakah Boris akan terharu?“Kamu jangan salah paham. Aku nggak ingin lakukan apa pun. Ini bentuk ketulusanku. Kamu tahu, kelak aku akan ambil alih Gordi Group. Tapi aku tahu seberapa besar persaingan dalam dunia bisnis. Aku butuh penopang. Aku tahu kamu nggak ada perasaan apa pun padaku, juga nggak mungkin menikah denganku. Tapi aku butuh kerja sama jangka panjang dengan Morrison Group.”“Ini bukan masalah kecil. Aku belum bisa kasih jawaban.”“Kalau begitu, kamu pertimbangkan dulu.”Boris menutup telepon. Wajahnya tampak dingin. Zola tidak mendengar semua percakapan antara Boris dan Sandra, tapi Zola mendengar jelas setiap kata yang Boris ucapkan. Setelah panggilan telepon berakhir, Boris meletakkan ponselnya. Dia spontan melihat ke arah Zola. Tidak disangka, Zola sedang memperhatikannya. Saat mata keduanya bertemu, Zola sama sekali

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 657

    Zola menyadari kalau dirinya semakin tidak memahami Mahendra, bahkan boleh dibilang dia merasa seperti tidak pernah memahami pria itu sebelumnya. Apa tujuan Mahendra melakukan hal ini?Zola tidak bisa menemukan jawaban yang masuk akal. Jadi dia tidak menanggapi pertanyaan Boris. Suasana pun menjadi sunyi senyap. Sesaat kemudian, ponsel Boris berdering. Sandra yang meneleponnya.“Kamu nggak di kantor?”“Ada urusan?”“Iya, ada sedikit urusan. Soal proyek kerja sama. Aku baru saja dapat kabar, ada perusahaan real estate asing yang berencana datang ke Kota Binru untuk berinvestasi. Kalau kita bisa dapatkan kerja sama ini, itu akan sangat membantu untuk go public nanti. Jadi kamu mau pertimbangkan, nggak?”Meskipun Morrison Group merupakan sebuah perusahaan besar, sampai saat ini Morrison Group belum mendaftarkan diri ke bursa efek. Baik Boris maupun keluarganya tidak peduli dengan hal itu. Jika Morrison Group mau go public, pasti sudah go public sejak kepemimpinan Hartono. Namun nyatanya t

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 656

    Setiap kali memikirkan hal itu, Boris pasti berpikir kalau Zola ingin berpisah dengannya demi Mahendra. Akan tetapi, pesan Guntur terngiang kembali di benaknya. Sekarang Zola tidak boleh emosi, harus tetap dalam suasana hati yang baik. Sehingga kata-kata yang sudah sampai di ujung bibirnya akhirnya ditelan kembali.Zola menatap Boris, mengira pria itu ingin mengatakan sesuatu lagi. Jadi dia menatap Boris dalam diam. Kata-kata Boris barusan membuat Zola merasa hatinya seperti dicengkeram dengan erat hingga membuatnya sulit bernapas.Namun, beberapa saat berlalu. Boris tak kunjung bicara. Zola menatapnya dengan bingung dan berkata, “Mau ngomong apa ngomong saja.”Sikap Boris melembut, tidak sekeras tadi. Dia menatap Zola sambil berpikir keras. Kemudian, dia menanyakan keraguan yang selalu Boris sembunyikan di dalam hatinya.“Aku hanya mau tanya satu hal. Katakan padaku, apakah kamu pernah pacaran dengan Mahendra?”Zola mengerutkan kening, tampak semakin bingung. “Boris, sebenarnya apa ya

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 655

    “Oke, aku mengerti.” Boris menjawab dengan serius, seperti seorang murid yang penurut.Guntur jarang melihat reaksi seperti itu dari Boris. Dia spontan tertawa dan berkata, “Baguslah kalau kamu bisa bekerja sama seperti ini. Kakek dan orang tuamu belum tahu. Perlu beritahu mereka?”Boris menatap Guntur dan bertanya balik, “Menurutmu?”Guntur terus tertawa. “Oke, oke, aku mengerti. Kalau begitu aku kerja dulu. Kamu temani Zola. Kalau dia bangun, dia boleh sarapan.”Boris menganggukkan kepala. Guntur pun pergi. Beberapa menit kemudian, Zola membuka matanya dan mendapati dirinya sedang berada di rumah sakit. Dia spontan mengangkat tangannya dan memegang perutnya. Setelah merasakan perutnya yang buncit, dia baru merasa lega.Zola ingat Jeni mengantarnya ke rumah sakit dan dia diperiksa oleh dokter. Namun saat itu, dia benar-benar sudah terlalu lelah. Dokter juga memberinya obat yang boleh diminum ibu hamil. Jadi dia tidur sampai sekarang baru bangun.Zola bangun dan duduk. Begitu duduk, di

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 654

    Boris punya kebiasaan marah ketika dibangunkan dari tidurnya, apalagi kalau dibangunkan secara tiba-tiba. Akan tetapi, sebelum dia bisa melampiaskan kekesalannya, suara yang masuk telinganya langsung membuat matanya terbelalak lebar.“Zola lagi di UGD rumah sakit?” tanya Boris dengan suara serak.“Kamu nggak tahu?”“Kenapa dia ke rumah sakit jam segini?”Boris mengangkat selimutnya dan turun dari tempat tidur. Sambil mengganti pakaian, dia bertanya kepada Guntur dengan wajah serius. Guntur bilang kalau muridnya yang melihat Zola. Zola baring di ranjang pemeriksaan, sepertinya baru selesai diperiksa. Dia masih belum tahu bagaimana situasi jelasnya.Boris tidak banyak bicara. Setelah menjawab singkat, dia langsung menutup telepon. Wajah tampannya tampak tegang. Rahangnya mengeras sampai seolah-olah bisa hancur kapan saja. Dia bahkan tidak sempat memakai sepatu lagi. Dia langsung mengambil kunci dan keluar.Boris mengebut sepanjang jalan. Dia mencoba menghubungi ponsel Zola, tapi Zola tid

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 653

    Manusia sangat mudah membiasakan diri. Begitu sudah terbiasa, manusia bisa saja melupakan semua hal negatif yang pernah dialaminya sebelumnya.“Apakah aku sudah kehilangan diriku sendiri?” tanya Zola kepada Jeni.Jeni memikirkannya dengan serius. “Sayang, kalau kamu sudah mempertanyakan apakah kamu sudah kehilangan dirimu sendiri, menurutku kamu benar-benar perlu merenungkan diri dulu.”Karena kata-kata Jeni barusan, Zola pun jadi berpikir keras. Benar, dia bahkan sudah mempertanyakan dirinya sendiri. Apa yang akan dipikirkan orang lain?Zola bangun dan duduk di sofa, lalu berkata dengan yakin, “Aku percaya aku masih diriku yang dulu. Aku nggak akan kehilangan diri sendiri demi siapa pun.”“Ini baru betul.”Keduanya saling menatap dan tersenyum. Di malam hari, Zola rela mengeluarkan uang mentraktir Jeni makan mie, sebagai penghargaan kepada Jeni karena telah memberinya pencerahan dan semangat. Saat itu, Jeni merasa sangat kesal. Ingin rasanya memarahi Zola.Zola justru berkata, “Maklum

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status