Semua Bab Jeratan Mantan Suami: Bab 541 - Bab 550

620 Bab

Bab 541

“Kenapa kamu nggak beranggapan kalau mereka ingin tahan kamu di Kota Binru?” tanya Zola.“Mereka baru berkembang di Kota Binru. Dengan kewaspadaan mereka terhadapku, kamu kira mereka akan biarkan aku menetap dan bangun kerajaanku di sini?”Mahendra tertawa sinis, sarkasme di sorot matanya sangat kuat. Zola spontan mengerutkan kening.“Jangan pesimis begitu, Mahendra. Sekarang belum sampai tahap itu. Tunggu sampai benar-benar harus buat pilihan baru buat rencana.”“Zola, kalau mereka benar-benar suruh aku kembali ke Kota Jantera, apakah kamu akan menyalahkan aku?” tanya Mahendra sambil menatap Zola dengan serius.“Nggak akan. Aku hanya berharap kamu pilih apa yang kamu suka.” Meskipun Mahendra dibesarkan oleh keluarga Cahyono, Mahendra telah melakukan banyak hal untuk keluarga itu. Tentu saja, utang budi itu tidak akan terbayar seumur hidup. Namun, Mahendra juga tidak perlu sampai memaksa diri dalam segala hal, bukan?Terlebih lagi, membuat pilihan yang Mahendra sendiri sukai bukan ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-14
Baca selengkapnya

Bab 542

Mahendra tidak mengakuinya secara langsung, tapi hanya berkata, “Hanya teman.”Apakah teman bisa membuat Mahendra sampai harus mengganti pakaian untuk pergi menemuinya? Zola tidak berpikir demikian.Namun, Zola tidak banyak bertanya agar tidak membuat Mahendra curiga. Setelah pulang karena, karena tahu mobil Zola sedang diservis, Mahendra berinisiatif berkata, “Aku antar kamu dan Jeni pulang, ya.”Mahendra tidak bertanya, tapi membuat pernyataan. Zola juga tidak menolak. “Oke, maaf buat kamu harus antar kami dulu.”“Kamu ini ngomong apa, sih? Nggak ingat apa yang pernah aku bilang ke kamu?”Mahendra sudah mengatakannya berkali-kali, Zola tidak perlu mengucapkan terima kasih padanya.Zola tersenyum, “Oke, aku ingat.”Zola dan Jeni duduk di kursi belakang. Sementara Mahendra mengemudikan mobil di depan. Sepanjang jalan Jeni tetap diam saja. Namun, suasana di dalam mobil tidak boleh terlalu sunyi. Kalau tidak rasanya akan sedikit canggung. Oleh karena itu, Zola hanya bisa terus mencari to
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-14
Baca selengkapnya

Bab 543

“Hati-hati di jalan, ya,” kata Zola kepada Mahendra.“Oke.”“Hmm, bye.”“Bye.”Keduanya melambaikan tangan, lalu Zola baru keluar dari mobil. Zola tidak langsung masuk ke apartemen. Dia diam di sana melihat Mahendra pergi, sampai mobil Mahendra menghilang di ujung jalan, dia dan Jeni baru masuk ke apartemen.“Tadi kamu kenapa, sih?”“Aku nggak suka saja sama dia.”“Nggak bisa ditahan saja?” tanya Zola dengan suara pelan. Sebenarnya Zola sangat tidak berdaya. “Sepertinya kamu nggak ada masalah dengan dia, kan? Kenapa kamu ketus banget sama dia?”Sebelumnya Jeni telah mengatakan kalau dia hanya tidak terlalu menyukai Mahendra. Meskipun dia tidak banyak kontak dengan Mahendra, dia tetap tidak menyukai pria itu.Jeni menghela napas lalu berkata, “Dulu aku merasa orangnya munafik. Tapi sekarang aku merasa dia sangat jahat. Aku juga ingin kendalikan diri, nggak mau rusak rencanamu. Tapi aku nggak bisa tahan. Selain itu, setelah aku pikir-pikir, kalau perubahan sikapku padanya terlalu jelas,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-14
Baca selengkapnya

Bab 544

Zola tidak tahu mengapa Boris begitu pandai berimajinasi. Dia sampai ingin tertawa karena saking marahnya ketika mendengar kata-kata Boris.“Boris, kamu tahu apa yang kamu bicarakan? Aku hanya ikut mobil dia pulang. Lagi pula aku nggak sendirian. Ada Jeni juga!”Boris menyipitkan mata dan tidak bicara, tapi sangat kentara, rasa tidak senangnya tidak berkurang sama sekali.“Sebenarnya apa yang buat kamu marah?” tanya Zola.Zola merasa tidak berdaya, tapi ada beberapa hal yang tidak bisa dia katakan kepada Boris. Setidaknya untuk saat ini. Jadi setelah Boris tak kunjung menjawab, dia pun berhenti bicara.Zola berdiri dan hendak kembali ke kamar. Tiba-tiba Boris berkata, “Sekarang sudah nggak sabar hadapi aku lagi?”Zola, “???”Zola menatap ke arah pria yang duduk di sofa sambil terpelongo. Mengapa dia merasa pria itu sedang merajuk?Zola mengerutkan kening. Ekspresi lembut di wajahnya berubah menjadi dingin. “Boris, kamu nggak merasa seharusnya aku yang tanya seperti itu padamu? Bukannya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-14
Baca selengkapnya

Bab 545

Bulu mata Zola bergetar. Boris cemburu? Bagaimana mungkin? Apakah dia tetap bisa cemburu walau tidak mencintai Zola? Itu mungkin juga hanya karena Zola istrinya, bukan?Pemikiran seperti itu rasanya baru masuk akal bagi Zola. Zola menertawakan dirinya sendiri di dalam hati. Perasaan sedih melintas di hatinya. Namun, dia tidak menunjukkan perasaannya kepada si bibi. Dia hanya mengangguk pelan tanda mengerti.Setelah si bibi pergi, hanya tersisa Zola seorang diri di apartemen. Dia duduk di meja makan. Di depannya ada makanan enak, tapi dia tidak nafsu makan sama sekali.Hati Zola terasa hampa. Ada perasaan yang tak terlukiskan. Pada akhirnya, dia tidak berniat makan lagi. Dia kembali ke ruang tamu dan berbaring di sofa, merasa sangat tertekan.Selain Zola, ada Boris yang sedang dalam suasana hati yang buruk juga. Setelah keluar dari apartemen, dia langsung mengajak Tedy dan yang lainnya pergi klub untuk minum. Sejak Zola hamil, Boris jarang keluar untuk minum-minum bersama teman-temannya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-15
Baca selengkapnya

Bab 546

Usai berkata, Boris mengalihkan pandangannya ke dua orang lainnya. Keduanya tidak berdaya, pada akhirnya hanya bisa mengangguk dan menyetujui kata-kata Boris.Tedy mengambil gelas dan menghabiskan minumannya dalam satu tegukan. Alkohol yang panas menyengat mengalir ke dalam tenggorokannya, tapi tidak bisa membuat hatinya mati rasa.Sementara itu, Sandy dan Rendi langsung pura-pura tidak tahu apa-apa dan segera membuang muka. Karena mereka takut Boris juga akan mengatai mereka.Kata-kata yang Boris ucapkan membuat suasana di dalam ruangan menjadi hening mencekam. Awalnya hanya dia sendiri yang minum, tapi sekarang ada dua orang. Sepertinya yang kedua lebih banyak minum.Mereka berada di klub hingga menjelang subuh. Boris minum beberapa gelas, tapi dia tidak mabuk. Yang mabuk justru Tedy. Mulutnya terus komat-kamit, terus berteriak ingin pergi mencari Jeni.Akan tetapi, tidak ada yang menanggapi kata-kata Tedy. Sandy dan Rendi memapahnya. Sopir membawa mobil ke depan pintu masuk, lalu me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-15
Baca selengkapnya

Bab 547

Keduanya langsung terdiam. Kemudian, mereka membawa Tedy ke dalam lift tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Keempat orang itu berdiri di dalam lift, suasananya terasa agak aneh. Untung saja, saat ini sudah larut malam bahkan menjelang subuh. Jadi tidak ada siapa-siapa. Kalau tidak, mereka mungkin akan dikira penjahat atau apa pun itu.Setelah sampai di lantai tujuan, Boris menunjuk ke pintu di seberang unitnya. “Jeni tinggal di sana. Bilang padanya, kalau dia mau cari Jeni, ketuk pintu saja.”Usai berkata, Boris berbalik dan membuka pintu di depannya lalu langsung masuk. Sandy hanya bisa menghela napas tak berdaya.“Siapa yang suruh kamu provokasi dia,” kata Sandy kepada TedySetelah itu, Sandy menunjuk ke pintu di seberang dan mulai mencuci otak Tedy dengan gila-gilaan. Dia terus berkata kalau Tedy ingin bertemu Jeni, langsung ketuk pintu saja.Tedy yang minum terlalu banyak benar-benar sudah mabuk hingga menjadi linglung. Begitu mendengar nama Jeni, dia pun semakin menggila. Setelah m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-16
Baca selengkapnya

Bab 548

Boris menyipitkan mata, seperti kebingungan. Raut wajahnya tidak selembut biasanya. Boleh dibilang, sorot matanya agak dingin.Boris bersandar pada sofa dan membuka dua kancing kemejanya, memperlihatkan dadanya yang putih.“Mungkin dia ikut aku naik. Tapi aku rasa masalah ini harus diserahkan ke Jeni, biar dia tangani sendiri. Tedy mabuk. Kalau kita usir dia dan terjadi sesuatu padanya, siapa yang akan tanggung jawab? Selain itu, sudah jam segini. Sopir dan sekretarisnya pasti sudah tidur. Suruh mereka datang juga akan makan waktu lama. Jadi kamu mending suruh Jeni bawa dia masuk saja.”Semakin lama Zola mendengarkan Boris bicara, dia semakin mengerutkan kening. “Kamu bisa bawa dia ke hotel terdekat, nggak? Dengar dari suara Jeni, dia cukup frustrasi. Bagaimanapun juga, Tedy orang yang punya tunangan. Nggak baik kalau sampai tersebar ....”“Kamu perhatian sekali sama Jeni. Kamu perhatikan sampai detail setiap masalahnya.” Boris berkata dengan acuh tak acuh. Usai berkata, dia berdiri da
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-16
Baca selengkapnya

Bab 549

“Kamu nggak tidur?”“Aku duduk sebentar, takut Tedy menggila.”Boris menundukkan kepalanya dan menyalakan sebatang rokok. Zola tahu kalau pria itu sedang dalam suasana hati yang buruk. Boris tidak hanya merokok, juga minum alkohol. Sejak tahu Zola hamil, Boris hampir tidak pernah merokok di depan Zola.Zola berdiri diam di tempat sambil menatap Boris dengan lekat. Suasana ruang tamu sangat sunyi, saking sunyinya mereka seolah bisa mendengar jelas suara napas satu sama lain.Boris menatap Zola dari balik asap putih. “Kenapa kamu nggak masuk ke kamar dan tidur?”“Boris, kamu marah sama aku, ya?”“Mana mungkin.” jawab Boris dengan acuh tak acuh.Jawaban Boris bukanlah “tidak” yang tegas, melainkan “mana mungkin”. Kalau bukan marah, apa namanya?Zola mengerutkan bibirnya dan berkata, “Aku sudah katakan berkali-kali. Aku nggak punya perasaan lain terhadap Mahendra. Juga nggak akan pernah ada. Baik itu dulu, sekarang atau di masa depan, nggak akan pernah ada.”“Kamu begitu yakin dengan sesua
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-17
Baca selengkapnya

Bab 550

Jeni tidak langsung menjawab. Sikap diam dan tercengangnya terlihat di mata Boris. Boris pun bertanya, “Kenapa? Ada sesuatu yang nggak bisa dikatakan?”“Kamu mau jawaban apa? Tentang siapa?”“Menurutmu?”Ekspresi wajah Boris tidak berubah. Dia menatap Jeni dengan acuh tak acuh, seolah sedang berkata kepada Jeni bukankah sudah jelas.Jeni mengerutkan bibirnya dan berkata, “Kamu ingin tahu soal apa?”“Sebenarnya siapa mantan pacar yang nggak pernah bisa dia lupakan itu?”Suara Boris berat dan serak, terdengar sedikit dingin. Kata-katanya membuat Jeni langsung diam tercengang.Mantan pacar Zola? Zola mana punya mantan pacar? Meskipun banyak orang yang mendekati Zola, Zola tidak pernah pacaran dengan pria lain. Bukankah di hati Zola hanya ada Boris?Jeni menatap Boris dengan bingung. Raut wajah dan sorot matanya seperti sedang bertanya, “Apakah kamu yakin ingin tanya soal mantan pacar Zola?”Boris memperhatikan sorot mata Jeni. Dia mengira Jeni merasa serba salah, jadi tidak tahu harus ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-17
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5354555657
...
62
DMCA.com Protection Status