Home / Pernikahan / Jeratan Mantan Suami / Chapter 561 - Chapter 570

All Chapters of Jeratan Mantan Suami: Chapter 561 - Chapter 570

620 Chapters

Bab 561

Meskipun tujuan sebenarnya adalah mencari catatan pembelian Audy, Zola dan Jeni memutuskan mengeluarkan sebuah kalung agar alasan untuk hal ini lebih masuk akal. Jadi jawaban Zola tidak dianggap sebagai kebohongan. Setelah mendengarnya, Boris hanya mengangguk dan berkata,"Kalau ada yang dibutuhkan, langsung saja hubungi Jesse, dia akan mengaturnya, oke?""Oke." Zola juga tidak ragu untuk mengangguk, tetapi dia tidak tahan untuk bertanya, "Apakah ini termasuk menggunakan koneksi orang dalam?"Boris tersenyum tipis dan bertanya, "Menurutmu?""Seharusnya nggak, ‘kan?""Kenapa? Takut aku minta imbalan?"Wajah tampannya dan bibir tipisnya mengisyaratkan senyum lembut yang memberi kesan menenangkan seperti angin musim semi. Malam itu, saat berbaring di tempat tidur, Boris yang jarang tidak membaca buku malah sibuk dengan ponselnya. Zola penasaran dan bertanya, "Sedang berbincang tentang apa?"Lelaki itu langsung menyerahkan ponselnya pada Zola. Layar memperlihatkan percakapan dengan Tedy. D
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

Bab 562

Zola terdiam sejenak, wajahnya menunjukkan sedikit kaku. Dia berkata, "Baik, aku mengerti."Boris memandangnya sejenak, lalu mengangkat dagunya sedikit dengan jarinya. Lelaki itu menundukkan untuk mencium bibirnya. Baru setelah itu dia merasa puas dan berbalik untuk keluar dari rumah.Namun, Zola hanya terdiam saja. Ucapan Boris tadi membuatnya merasa sedikit gugup. Apakah lelaki itu tengah memberikan isyarat tentang sesuatu?Namun, kemudian dia merasa itu tidak mungkin. Jika dia tahu sedikit saja, dia pasti akan menyelidikinya, dan tidak hanya memberi isyarat secara samar. Pemikiran tersebut membuat Zola merasa lega.Pagi itu, setelah tiba di kantor, Zola mulai sibuk bekerja. Dia memeriksa hasil sketsa kreatif dari Caca dan dua temannya. Ada dua ide desain yang cukup bagus dan bisa digunakan, jadi dia memberikan arahan pada mereka agar mengikuti pemikirannya.Setelah itu, dia mengajari mereka cara memanfaatkan inspirasi yang berguna dan membuang hal-hal yang tidak relevan. Kesibukan i
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

Bab 563

Zola mengangguk lalu berdiri dan meninggalkan kamar rumah sakit. Namun, tidak lama setelah dia pergi, Boris tiba. Keduanya sama sekali tidak berpapasan, terlewat begitu saja.Melihat Boris, neneknya tersenyum dan berkata, "Apakah kamu sengaja datang saat Zola baru saja pergi?""Dia sudah pergi?"Boris kebetulan sedang bertemu klien kerja sama di dekat situ. Dia tahu Zola berada di rumah sakit, jadi dia sengaja mampir. Mendengar dari Nenek bahwa Zola baru saja pergi, dia segera menghubungi ponsel perempuan itu. Tersambung tetapi tidak diangkat. Matanya menyipit, menunjukkan ekspresi yang samar.“Dia mungkin sedang mengemudi,” kata Nenek. “Di sini nggak ada masalah. Kamu mau mencarinya ke kantornya?”Boris tersenyum lembut dan berkata, “Nggak perlu, aku mau mengobrol dengan Nenek.”“Benaran nggak perlu?” Nenek juga ikut tersenyum.Dia mengangguk menegaskan, “Benar nggak perlu. Bagaimana kondisi Nenek beberapa hari ini?”Boris berbicara dengan Nenek tanpa menunjukkan perasaan yang tidak s
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

Bab 564

Mahendra tersenyum tipis dan berkata, “Zola, kamu sudah mengikuti sampai di sini, bagaimana mungkin kamu nggak mengerti maksud perkataanku?” Ucapannya penuh dengan makna tersembunyi, dan bagaimana mungkin Zola tidak memahaminya?Dia mengatupkan bibir tipisnya dan menatap mata Mahendra sambil bertanya, “Jadi, ada yang ingin kamu katakan padaku?”Lelaki itu tidak segera menjawab, dia hanya menatap Zola dan berkata, “Aku sudah menyiapkan semua ini, mau duduk dan makan sesuatu bersamaku?”Zola tidak menjawab.Mahendra kembali berkata, “Zola, kita sudah saling kenal selama bertahun-tahun. Apa pun yang ingin kamu tahu, selama kamu bertanya, aku pasti akan memberitahumu. Jadi, kita duduk dan bicara, oke?”Pada akhirnya dia menyetujui permintaan lelaki itu. Keduanya berjalan dan duduk di sebuah meja. Di atas meja terdapat kue ulang tahun yang kecil dan indah, serta buah-buahan dan beberapa hidangan favorit Zola.Mahendra berkata, “Semuanya aku yang buat sendiri, coba cicipi?”“Mahendra, kamu b
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

Bab 565

"Aku tahu, aku mengerti semuanya, tapi aku nggak menyesal. Zola, benaran, aku sama sekali nggak menyesal. Jadi jangan sedih untukku, oke?”Sikap Mahendra tetap sama. Sepanjang percakapan, dia selalu terlihat tenang, terutama saat dia mengakui segalanya kepada Zola. Dia tidak menunjukkan penyesalan atau rasa bersalah, sebaliknya, dia justru tampak merasa lega. Zola bisa melihat itu dan menyadari bahwa dia sudah lama menyadari bahwa dia mencurigainya dan mengikutinya, sehingga menciptakan momen seperti ini.Zola tidak menjawab pertanyaan lelaki itu, melainkan bertanya, "Sejak kapan kamu tahu kalau aku mulai mencurigaimu?""Beberapa hari yang lalu, mungkin sejak kamu mulai mencoba mengujiku," jawabnya dengan jujur.Zola mengerutkan kening tidak percaya dan berkata, "Kalau begitu, kenapa kamu sengaja membawaku ke lokasi proyek untuk melihatmu bertemu dengan Faiz meski kamu sudah tahu aku mencurigaimu?""Zola, aku sudah bilang, selama kamu ingin tahu sesuatu, aku nggak akan menyembunyikanny
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

Bab 566

Orang yang dimaksud sangat jelas, keduanya tahu siapa yang dimaksudkan. Zola tidak langsung menjawab, melainkan balik bertanya, "Apakah kamu peduli kalau aku memberitahunya?"Mahendra tertegun sejenak.Kemudian dia tersenyum dan berkata, “Aku sudah memberitahumu semuanya, jadi aku nggak peduli. Aku bersedia menanggung risikonya.”“Benar, kamu nggak peduli dan kamu bersedia menanggung semua konsekuensinya,” ujar Zola mengulang kembali ucapan Mahendra dengan suara pelan.Dia tersenyum dingin dan berkata, "Mahendra, apa yang kamu lakukan ini sebenarnya bukan demi kebaikanku, juga bukan untuk membelaku. Kamu hanya bertindak berdasarkan pemikiran dan keinginan pribadimu. Kamu nggak pernah bertanya padaku apakah aku mau atau nggak.”“Kita sudah berteman selama bertahun-tahun, dan kamu menggunakan alasan membelaku untuk melakukan hal-hal yang membuatku berada dalam posisi sulit. Coba katakan, bagaimana seharusnya aku memilih?”Zola merasa sangat kecewa. Dia merasa sangat tidak berdaya.Dia ti
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

Bab 567

Zola tertawa dingin, merasa sangat tidak berdaya. “Aku juga nggak tahu. Tapi selain alasan-alasan yang dia bilang, aku nggak bisa memikirkan alasan lain mengapa dia melakukan ini.”“Zola, jangan menyalahkan dirimu sendiri dan jangan berpikir yang aneh-aneh. Ini bukan salahmu. Bahkan kalau itu dilakukan demi kamu, bukan kamu juga yang memaksanya melakukan itu. Apalagi menyuruhnya. Semua ini adalah tindakan Mahendra sendiri dan nggak ada hubungannya denganmu.”Jeni mengatakannya dengan wajah cemas. Dia mencoba menenangkan Zola agar perempuan itu tidak merasa bersalah.Namun, Zola tidak mendengarkan. Dia tertawa pahit dan berkata dengan datar, “Kalau semua ini benar karena aku, maka aku adalah penyebabnya. Aku nggak ada bedanya dengan penjahat yang bisa mencelakakan orang lain meski nggak melakukan apa pun.”“Zola!” seru Jeni dengan suara tegas. “Aku nggak mengizinkanmu untuk mengatakan itu. Sudah kubilang, ini bukan salahmu, ini nggak ada hubungannya denganmu. Ini semua masalah Mahendra
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Bab 568

Jian Chu tiba-tiba kaku, dan tanpa sadar dia terdiam sejenak. Perempuan itu menatap Boris dan bertanya, “Kamu juga pergi ke rumah sakit? Kenapa aku nggak melihatmu?" “Bukankah seharusnya aku yang tanya sama kamu?”Tatapan matanya dalam, kedua tangannya masih memeluknya tetapi kata-katanya terasa dingin dan tanpa emosi. Hal itu membuat Zola merasa aneh dan sulit untuk dia jelaskan.  Mereka saling berpandangan dan hati Zola merasa seperti ada sesuatu yang menggenggamnya, perasaan yang sulit untuk diungkapkan. Dia menggigit bibirnya sedikit, lalu menjawab sambil mengalihkan pandangannya ke tempat lain, "Aku tadi di rumah sakit sebentar, lalu Jeni menelepon dan menyuruhku menemaninya keluar, jadi aku nggak tahu kamu pergi ke rumah sakit. Mungkin kamu baru saja datang setelah aku pergi?" “Ya.”Suara Boris terdengar datar, emosinya tidak jelas dan wajahnya tetap tenang. Zola bertanya, "Kamu menjenguk Nenek?" “Iya, aku menemaninya mengobrol sebentar. Kamu dan Jeni ke mana? Kenapa telepon
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Bab 569

Boris menatap Zola yang bibirnya terlihat merah dan sedikit membengkak. Matanya menyipit dan tiba-tiba tenggorokannya terasa kering. Tubuhnya merespons terlalu kuat meski akhirnya dia berhasil menahan diri.Zola berkata dengan datar, “Aku sudah bilang, aku pergi dengan Jeni. Apa aku harus melaporkan ke mana pun aku pergi? Aku nggak melamun, hanya nggak ingin mengganggu teleponmu. Bukankah Jesse sedang membicarakan Tyara? Dia sangat ingin bertemu denganmu, kenapa kamu nggak mau?"Nada frustasi Zola tampak jelas, dia mencoba mengalihkan pembicaraan agar Boris tidak terlalu memerhatikannya. Namun, kata-katanya membuat ekspresi pria itu menjadi gelap dan dingin. Dengan suara rendah, dia bertanya, "Kamu ingin aku menyetujuinya?""Aku nggak bermaksud begitu. Aku hanya ingin tahu kenapa kamu nggak mau?""Kamu nggak tahu kenapa?"Dia bertanya dengan datar. Zola menggeleng bingung dan menjawab, "Tentu saja aku nggak tahu.""Cih! Tentu saja. Kamu jelas nggak peduli, jadi tentu saja kamu nggak ta
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Bab 570

Boris selalu melindungi Zola secara diam-diam tanpa ikut campur atas tanpa mencampuri tindakannya, mengernyit, "Dia nggak pergi ke kantor sepanjang hari kemarin?""Benar," jawab Jesse sambil mengangguk.Zola tidak memberitahunya sama sekali, bahkan tidak menyebutkan bahwa dia tidak akan pergi ke kantor. Matanya menyipit, menunjukkan pemikiran yang dalam dan sedikit gelap. "Cari tahu apa yang dia lakukan sehari sebelumnya."Menurut pengawal, Zola tidak meninggalkan apartemen sepanjang hari, hanya tinggal di rumah. Ini mengejutkan Boris karena, berdasarkan pemahamannya tentang perempuan itu, dia pasti tidak akan berdiam diri di rumah tanpa alasan.Ekspresi di matanya menjadi semakin dingin, senyum tipis dan sinis muncul di bibirnya. "Cari tahu apa yang dia lakukan sehari sebelumnya."Jika semuanya baik-baik saja, dia tidak akan menyelidiki terlalu dalam. Namun, sikap perempuan itu terlalu aneh. Pasti ada sesuatu yang terjadi, kalau tidak, dia tidak akan absen dari kantor atau tetap di ru
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more
PREV
1
...
5556575859
...
62
DMCA.com Protection Status