Home / Romansa / Wanita Pilihan Suamiku / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Wanita Pilihan Suamiku: Chapter 41 - Chapter 50

64 Chapters

Bab 41

"Siapa kalian dan apa urusan kalian denganku. Jika kalian butuh uang, aku bisa membayar dua kali lipat. Tapi kumohon lepaskan aku!!" teriakku frustasi apalagi mengingat bayangan Marina dan penderitaannya."Diam dan jangan banyak bicara!"Bugh!! Satu tonjokan mendarat di pelipis yang sebelumnya berdarah. Aku lunglai dengan pandangan mengabur.Mereka terus membawaku ke jalanan sepi. Saat ada kesempatan, berbarengan dengan dua mobil yang sedang patroli, kulirik salah satu orang yang disibukkan dengan ponsel. Kuduga dia tengah bicara dengan Bian. Kulihat mobil patroli semakin dekat jaraknya. Dengan cepat aku melingkarkan tangan di leher seorang sopir, kemudian menekan klakson berkali-kali, hingga mobil tidak bisa menjaga keseimbangan dan akhirnya tersungkur ke parit.Para polisi yang menyadari segera membantu dan membawaku keluar, lalu menangkap orang-orang itu dan membawanya ke mobil tahanan. Saat itu aku meminta diantarkan ke rumah Marina.Beruntung hal yang kutakutkan itu b
last updateLast Updated : 2024-07-30
Read more

Bab 42

Wajah Ardian menggelap seiring dengan pernyataan yang keluar dari bibirku. Biar saja dia merasakan buah akibat dari kesalahannya, karena tidak becus menjaga putri satu-satunya.Marina, sekarang dia terluka karena sebab akibat orang-orang di sekitarnya.Aku sendiri tidak main-main dengan tekadku. Aku benar-benar aku memasukkan mereka ke penjara, sampai mereka menyesali apa yang sudah mereka lakukan pada Marina."Erick, kau tidak bisa melakukan hal ini pada kami! Kami orang tua Marina!" bentaknya emosi.Beni dan Tommy menahan Ardian. Pria itu memburu dan terus mendekat. Aku tidak peduli, hanya saja Marisa terlihat murung dan sedih.Wanita itu menahan suaminya agar tidak membuat keributan. Masih untung tak kuberi pelajaran. Bukannya aku kejam, tapi mereka harus diingatkan artinya perlindungan, terutama pada putrinya. Bukankah sebentar lagi mereka tua dan renta, lalu siapa yang akan mengurus dan memperhatikan mereka kalau bukan anak dan cucunya.Aku kembali ke kamar untuk melihat Richi
last updateLast Updated : 2024-07-30
Read more

Bab 43

"Aku minta restu buat nikahin Marina, Ma.""Menikah? Jangan main-main, Erick. Bukankah wanita itu sedang hamil muda dan barusaja bercerai?" Mama begitu terkejut ketika aku sampaikan perihal keinginanku untuk menghalalkan Marina lewat sambungan telepon."Iya Ma, aku ingin segera menikahinya, kalau bisa besok sekalian. Aku ingin melindungi wanita itu, terlebih sekarang dia sudah keguguran dan tak punya siapapun untuk melindunginya," tuturku pada wanita yang sudah melahirkanku ke dunia."Kalau begitu Mama bisa apa selain ikut mendoakan dan memohon yang terbaik untukmu. Jangan lupa bawa dia ke italy kalau bisa. Mama yakin pikirannya akan sedikit lebih tenang, mengingat di sini tidak sepanas masalah yang dihadapi di negaranya.""Aku berterima kasih dan lega karena Mama mendukung keputusanku ini. Makasih, ya, Ma.""Sama-sama, Erick. Yang penting kalian bahagia dan kamu melindunginya."Mama memang tinggal di Italy sejak 3 tahun yang lalu, tepatnya setelah Papa meninggal dunia. Mama tida
last updateLast Updated : 2024-07-30
Read more

Bab 44

"Aku minta restu buat nikahin Marina, Ma.""Menikah? Jangan main-main, Erick. Bukankah wanita itu sedang hamil muda dan barusaja bercerai?" Mama begitu terkejut ketika aku sampaikan perihal keinginanku untuk menghalalkan Marina lewat sambungan telepon. Kalau aku ada di depannya bisa kupastikan seperti apa wajahnya sekarang."Iya Ma, aku ingin segera menikahinya, kalau bisa besok sekalian. Aku ingin melindungi wanita itu, terlebih sekarang dia sudah keguguran dan tak punya siapapun untuk melindunginya," tuturku pada wanita yang sudah melahirkanku ke dunia."Kalau begitu Mama bisa apa selain ikut mendoakan dan memohon yang terbaik untukmu. Jangan lupa bawa dia ke italy kalau bisa. Mama yakin pikirannya akan sedikit lebih tenang, mengingat di sini tidak sepanas masalah yang dihadapi di negaranya.""Aku berterima kasih dan lega karena Mama mendukung keputusanku ini. Makasih, ya, Ma.""Sama-sama, Erick. Yang penting kalian bahagia dan kamu melindunginya."Mama memang tinggal di Italy seja
last updateLast Updated : 2024-07-30
Read more

Bab 45

Papa tak bicara lagi setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Erick dan seorang pria yang kuduga sebagai sahabatnya. Satu wanita yang berdiri di sampingnya kemudian mendekat dan membantuku untuk duduk."Marina, akhirnya kita bertemu juga. Sebagai perwakilan dari Erick anggap saja kami ini kerabatmu, karena suamiku dan Erick sudah bersahabat sejak remaja. Dan sekarang aku ingin bertanya padamu. Kamu mau 'kan menikah dengan Erick sekarang? Ya, meskipun cuma akad, tapi setelah kamu sembuh aku yakin Erick akan meresmikan pernikahan kalian." Suara wanita yang belum aku ketahui namanya itu terdengar lembut. Meski tidak berhijab, namun dari tutur kata dan aura wajahnya aku yakin dia wanita yang cukup baik.Tatapanku kemudian mengedar pada Erick, lalu menoleh pada Papa yang rahangnya mengeras, tapi tak berdaya untuk mencegah. Terakhir pada Mama yang mengangguk pelan seolah-olah merestui akad yang akan dilangsungkan dan hanya tinggal mendengar putusanku saja."Marin, jika kamu masih membut
last updateLast Updated : 2024-07-30
Read more

Bab 46

Kujalani hariku dengan tenang tanpa gangguan. Menyongsong masa depan dengan lebih baik lagi setelah memaafkan dan berdamai dengan masa lalu. Ada Erick dan Richie yang harus diperhatikan sekarang, disamping dengan kesibukanku menjadi model pakaian muslimah.Apakah pikiranku baik-baik saja setelah apa yang terjadi, nyatanya tidak. Aku bisa melewati semuanya setelah berkonsultasi dengan psikolog dan lebih mendekatkan diri pada ilahi. Dan ternyata ikhlas adalah kunci semuanya.“Marin, Mas mau pergi ke kantor sebentar untuk mengurusi beberapa kerajaan, sekalian mengantar Richie ke sekolahnya. Kamu tinggal di rumah, aja, ya. Nanti sore baru siap-siap, kita belanja untuk persiapan ke Italy,” ucap Erick pagi-pagi saat kami sarapan.“Iya, Mas. Hati-hati.” Aku mengiyakan, dan melepas kepergian keduanya sambil mengantarnya ke halaman. Seharian berdiam di rumah membuatku bosan. Iseng, aku masuk ke ruang kerja suamiku dan membongkar beberapa barang yang dibawa dari apartemen. Saking sibukn
last updateLast Updated : 2024-07-30
Read more

Bab 47

Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Tak biasanya Erick yang ceria tampak menjawab beberapa pertanyaan dari Richie dengan singkat. Kendati mengulas senyum, tapi jelas pikirannya tidak baik-baik saja.Masuk ke halaman rumah, sudah ada mobil putih terparkir di sana. Sepertinya Mama datang berkunjung. Tapi kenapa beliau tidak memberitahuku dulu?Lantas kubuka ponsel untuk mencari sesuatu, barangkali ada panggilan dari mama. Namun setelah melihat log panggilan, tidak ada panggilan terakhir dari wanita itu.Tumben, tidak biasanya Mama datang tanpa mengabari lebih dulu, batinku bicara sendiri.“Di mana Mamaku, Mbak?” tanyaku pada Mbak Ani yang mengangkat cangkir dari ruang tamu untuk dibawa ke dapur, yang sepertinya bekas Mama minum.“Bu Marisa mengeluh sakit tadi. Makanya minta istirahat. Jadi Saya tunjukkan ke kamar tamu, Bu,” ujarnya sopan.“Oh, oke. Terima kasih. Tolong bawa barang-barang belanjaan di dalam mobil, ya, aku mau bicara dengan Mama,” ucapku yang dibalas lagi dengan
last updateLast Updated : 2024-07-30
Read more

Bab 48

Siapa yang tidak khawatir melihat keadaan Mama yang semakin lama semakin memprihatinkan. Entah karena terkejut atau saking sakit hatinya, Mama sampai-sampai tidak bisa berkata-kata. Lalu akhirnya, atas saran dari Maya kami membawa Mama ke rumah sakit untuk diperiksa lebih lanjut.Setelah diperiksa menyeluruh, Mama terpaksa di opname dan diberi obat penenang karena gelisah dan terus-terusan histeris.Beruntung Erick memesan kamar VIP untuk Mama bisa istirahat, ada bed tambahan juga untuk tidur di sana.“Tidurlah di ranjang Mas, ini sudah hampir jam sebelas malam. Mas pasti kecapean,” ucapku pada Erick. Kasihan, dia yang paling direpotkan mengurus segala sesuatunya. Dari mulai membawa Mama ke rumah sakit sampai mendaftar dan segala tetek bengeknya.“Bukan hanya Mas yang tidur, tapi kamu juga. Mas takut keadaanmu juga drop, jadi sebaiknya kamu istirahat sekarang. Biar Mas tidur di sofa,” jelas Erick saat aku menyuruhnya untuk tidur di ranjang. Karena esok hari dia harus bekerja,
last updateLast Updated : 2024-07-30
Read more

Bab 49

Mataku melebar sempurna melihat penampakan papa yang berbaring dengan keadaan setengah telanjang. Ranjang yang berantakan menjelaskan sebrutal apa kelakuan mereka sebelumnya.Menjijikkan! Pria itu kenapa makin lama makin memusingkan. Diusianya yang hampir memasuki kepala 6, kenapa Papa malah semakin menjadi-jadi.“Marin, nggak sopan kamu, main masuk-masuk aja ke rumah orang!” Papa melotot sambil menarik selimutnya. Tampak dia kesal atas ulahku yang spontan.“Cepat pakai pakaian Papa, aku ingin berbicara serius!” Kubanting pintu dengan kasar. Dibantu Erick keluar dari kamar untuk duduk di sofa, bahkan aku harus memilih tempat yang sedikit bersih untuk menundukkan diri. Aku memijat kepalaku yang berdenyut nyeri saat Erick menatapku serius, “ini yang Mas takutkan. Jika kamu tidak enak badan, sebaiknya kita pulang. Biar Mas sendiri yang bicara dengan papamu nanti,” usul Erick dengan pandangan khawatir.“Nggak usah, Mas. Aku baik-baik saja aja.”Aku menggeleng dan memalingkan wajah
last updateLast Updated : 2024-07-30
Read more

Bab 50

Apa ini ada hubungannya dengan kisah semalam? Jelas aku melihat kedekatan dan kemesraan Dimas dengan Sheila. Aku tidak tahu apa hubungan mereka, hanya saja aku berdoa dalam hati semoga rumah tangga Amira baik-baik saja, karena Sheila tidak mungkin secara kebetulan bertemu dengan sahabat suamiku jika tidak ada maksud tertentu. Bahkan semua orang mengetahui bagaimana kehidupan Sheila sekarang ini. Setelah karirnya hancur, Bian di penjara, dan keluarganya pergi meninggalkannya, tak ada lagi yang tersisa selain diri tanpa materi. Sheila pasti akan mencari mangsa yang lebih tajir dari mantan suamiku untuk memenuhi semua kebutuhannya. Itupun kalau benar dia dan Bian sudah berpisah. Kalau belum, harus kukatakan kalau itu perselingkuhan babak dua.“Kak Amira, apa kabar?” tanyaku basa-basi sambil mencium pipi kiri dan kanannya. “Seperti yang kamu lihat, Marin,” jawab wanita berpakaian serba hitam tersebut. Aku mengangguk sekilas berusaha menyelami gesturnya. Aku yakin Amira memang tidak
last updateLast Updated : 2024-07-30
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status