Rasa takut Faleesha seketika memuncak. Jantungnya hampir melompat keluar saat mendapati sosok yang telah merenggut kesuciannya, berdiri dengan gagahnya mengancam orang lain di sana.“Tuan, kami mohon sekali lagi, kami terpaksa memakai hasil penjualan untuk memutar modal. Kalau tidak, bagaimana kami menggaji para pegawai,” pinta sang pemilik toko.“Itu bukan urusanku, janji tetaplah janji. Kau harus melunasinya tepat waktu,” jawabnya.“Tapi, Tuan. Saya bersedia membayar laba lebih tinggi jika Anda bersedia mengulur waktu satu Minggu lagi, yang terpenting, tolong jangan menutup usaha saya ini,” tawarnya lagi.Salah satu bawahan Sanders yang lain tersenyum. “Nah, itu baru namanya bisnis yang menguntungkan. Karena kau sudah membuang-buang waktu kami ke mari,” sahutnya.“Terima kasih banyak, Tuan,” timpal sang pemiliki toko membungkukkan badan berkali-kali.“Tapi kau harus ingat, jika ingkar, aku bisa mengobrak abrik tempat ini,” ucap bawahan Sanders meninggikan suara. Deg! Faleesha meng
Read more