Home / Romansa / Hasrat Membara Mr. Devil / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Hasrat Membara Mr. Devil: Chapter 41 - Chapter 50

87 Chapters

Siaga

Setelah fitting baju pernikahan, Sanders membawa Faleesha kembali ke mansion.“Pernikahan ini hanya sederhana. Kita cukup menikah di gereja-”“Tidak ada pesta, dan yang datang hanya orang terdekat kita saja,” ujar pria itu. Manik hitamnya yang pekat terus memperhatikan Faleesha yang gugup. “Lebih bagus begitu. Aku tidak siap jika banyak orang yang tahu,” balasnya. “Ya, sementara kita sembunyikan pernikahan kita, kalau waktunya udah tepat-”“Kau akan diperkenalkan sebagai nyonya Sanders.” Mendengar kata itu, bulu kuduk Faleesha seketika berdiri tegak. Entah mengapa sebutan itu seperti pusaka keramat baginya. Dia belum siap dengan segala konsekuensinya. Lalu, bagaimana dengan papanya? Mungkinkah cinta pertamanya itu memberikan restu? “Apa yang kau pikirkan?” tanya Sanders. Membuyarkan lamunan Faleesha. “Aku hanya belum siap. Kenapa tiba-tiba sekali anda mengajakku menikah?” “Bukankah perjanjian kita dalam waktu dua bulan, aku akan dibebaskan asal mampu memenuhi target market?”
last updateLast Updated : 2024-05-06
Read more

Dia Milikku

Sebenarnya, Jinny sudah mengetahui jika Faleesha tinggal di kediaman Sanders. Dadanya bergemuruh, dia menahan kemarahan hingga tubuhnya memanas. Rupanya selama ini Sanders menyembunyikan gadis ingusan itu di mansion miliknya. Tidak sengaja dia membuntuti Sanders sepulang kerja, ternyata Faleesha ikut bersamanya dan tidak terlihat keluar lagi dari mansion. Dasar penjilat. Sanders pun tidak pernah bicara sedikitpun tentang wanita lain. Hal itu membuat Jinny berspekulasi bahwa dirinyalah yang disukai Sanders. “Apa maksudmu, Jinny?” Respon Sanders begitu santai. “Kau mau menghasutku? Memangnya kenapa jika Faleesha bertemu dengan lelaki lain?” Mimik wajahnya begitu tenang. Bahkan dia terlihat mentertawakan Jinny. “Kupikir kamu menyukainya?” Wanita seksi itu memaksakan senyumnya mengembang. Kedatangannya cuma ingin merayu Sanders agar pria itu bisa jujur padanya, jika selama ini dia menyembunyikan Faleesha. Tentu saja Jinny tidak berani bertindak gegabah karena belum tahu kebe
last updateLast Updated : 2024-05-07
Read more

Patah Hati

Sanders menarik lengan Faleesha dari cengkeraman Eric. Tentu mantan kekasihnya itu kalah badan dengan pria kutub nan arogan ini. Selain bertubuh atletis, Sanders juga pandai beladiri. “Siapa anda? Kenapa menahan kekasih saya?” Eric tampak tidak terima dengan sikap mendominasi Sanders. “Kekasih atau mantan kekasih?” Pria itu terdengar mengejek. Eric hanya membuang muka kesal. Apa Faleesha mengatakan padanya jika mereka sudah putus? “Aku calon suaminya,” ujar Sanders melanjutkan. “Apa!” Netra Eric membelalak seketika. “Tidak mungkin,” sanggahnya. Sedangkan pria dingin itu menyunggingkan senyum kemenangan. “Tanyakan sendiri pada Faleesha. Iya ‘kan, Sayang?” Sengaja Sanders merengkuh tubuh mungil Faleesha dalam dekapan. “Faleesha, kenapa kamu diam saja. Jangan biarkan pria licik ini menyentuhmu!” teriak Eric. “Atas dasar apa kamu mau dibodohi oleh dia?” lanjutnya. Gamang. Itulah yang dirasakan oleh Faleesha saat ini. Dia tidak tahu, bagaimana menjelaskannya pada Eric. “
last updateLast Updated : 2024-05-08
Read more

Bawa Faleesha Pulang Kembali

Kini giliran Jinny yang kesal. Sepulangnya dari mansion Sanders dengan tangan kosong. Dia tidak menemukan keberadaan Faleesha. “Semoga saja mereka tidak berbuat jauh.” Wanita itu menggigiti jari kukunya sambil mondar mandir. “Kalau sampai kau berhasil merebut Sanders-ku sepenuhnya, aku tidak akan tinggal diam,” ucapnya bermonolog. Jinny tidak akan berhenti, sebelum berhasil memisahkan Sanders dengan gadis ingusan itu. Enak saja main rebut. Dia yang selama ini setia di sisinya, malah diabaikan. Tiba-tiba saja, sang pengintai yang dia tugaskan mencari keberadaan keluarga Faleesha, datang melapor. “Apa yang kau dapat?” ujar Jinny berkacak pinggang. “Saya sudah menemukan alamatnya, Nona-” “Dia adalah putri pengusaha kaya bernama Fahaz. Namun, kehidupannya begitu menyedihkan.” “Dia dipojokkan terus menerus oleh ibu dan saudara tirinya. Tapi, saya tidak tahu pasti penyebab gadis itu tiba-tiba pergi dari rumah.” Pengintai itu menjelaskan panjang lebar. “Oh jadi dia anak broken
last updateLast Updated : 2024-05-12
Read more

Niat Menipu Malah Tertipu

Eric membuka matanya perlahan. Kepalanya sangat pusing. Terakhir kali yang dia ingat, kepalanya terbentur keras. Kecelakaan itu membuat tubuhnya terasa remuk. Faleesha? Ya, gadis yang dia cintai tega membuat hatinya patah. Menatap langit-langit rumah sakit, semuanya putih bersih. Siapa yang membawanya kemari? “Kamu sudah sadar?” Seorang wanita paruh baya masuk dengan raut wajah cemas. “Ibu …” lirih Eric. “Syukurlah akhirnya kamu sadar, ibu khawatir, kamu pingsan lama sekali,” ucap sang ibu. “Auw,” desis Eric memegangi kepalanya saat hendak bangun. Tangan keriput sang ibu langsung mencegahnya. “Sudah jangan banyak bergerak, kamu masih lemah,” ujarnya. Pria itu pun patuh. Dia kembali meletakkan kepalanya di bantal. “Kamu hanya cedera ringan, tidak ada luka serius, mungkin tiga hari lagi sudah bisa pulang,” jelas si ibu dengan lembut. Lagi-lagi Eric hanya mengangguk. Dia enggan bersuara. Hati dan raganya sama-sama hancurnya. “Siapa yang membawaku kemari, Bu?” Akhirnya di
last updateLast Updated : 2024-05-13
Read more

Fahaz Mulai Sehat

"Ditipu bagaimana?” teriak Ervina. “Pasti ini ulah Faleesha!” Angela mengeram kesal. “Ya, ini pasti ulah dia. Siapa lagi? Dia telah menukar dokumen yang asli dengan salinannya, Mi.” Tuduhan langsung mengarah padanya. “Apa! Kurang ajar, dasar anak pembawa sial, lihat aja, Mami kasi pelajaran dia,” gerutu Ervina. Wajah Ervina tampak gusar, bagaimana tidak, seandainya dia kalah langkah, pasti tidak kebagian aset suaminya. “Yah, gagal deh dapat mobil baru,” sungut Angela. “Kamu ini, masih sempet-sempetnya mikirin mobil baru. Pikirin dulu sertifikat tanah!” hentaknya.Gadis itu menghela napas kasar. “Oh atau jangan-jangan yang nyimpan sertifikat asli papamu ya, Angel?” “Ya mana aku tahu, Mi. Kita ‘kan nemuinnya itu, apalagi Papa sekarang semakin berjarak dengan kita, mainnya rahasia mulu,” protes sang anak. “Ya sudah mendingan kita temuin aja papamu biat jelas. Kesel deh Mami,” balasnya. “Ya udah ayo, jangan buang waktu, Mi.” Ervina pun mengangguk, mengalihkan pandang ke arah
last updateLast Updated : 2024-05-14
Read more

Kita Menikah Besok

“Jadi, mereka benar-benar ingin menguasai seluruh harta Papa?” Faleesha sedang berbicara dengan seseorang di telepon. “Baiklah, aku akan segera susun rencana,” lanjut dia. “Tapi-” “Sepertinya sulit mengingat Papa sudah kembali sehat. Bukan aku tidak senang, tapi pasti mereka akan gencar pengaruhi Papa.” Terdengar helaan napas berat dari mulut mungilnya. “Ya sudah, nanti aku pikirkan. Makasih banyak, Bi.” Panggilan terputus. Pagi ini, Faleesha mendapat informasi dari salah satu art-nya mengenai rencana busuk ibu dan saudara tirinya. Dia tidak akan tinggal diam. Gadis itu segera menghubungi bawahan ayahnya di perusahaan. Faleesha memiliki kontak orang-orang penting yang berjasa atas kemajuan perusahaan. Setelah menunggu beberapa detik, akhirnya terhubung. “Halo, Nona?” suara di seberang sana. “Ya, halo. Ini Pak Wisnu ‘kan?” tanya dia langsung. “Saya Faleesha.” “Iya, Nona. Saya sudah menyimpan nomor ponsel anda. Direktur yang memberinya-” “Dari awal Direktur berpesan, ka
last updateLast Updated : 2024-05-15
Read more

Gagal Membawa Faleesha Pulang

“Eric kecelakaan?” ulang Faleesha. Kini dia sudah terduduk di lantai. Seluruh organ tubuhnya seakan mati rasa. Kenapa dia bisa kecelakaan setelah dari mansion ini? Apa Eric tidak hati-hati atau sedang melamun? “Fal? Kamu baik-baik saja?” tanya Amber. Tidak ada jawaban darinya sejak tadi. Mungkin sahabatnya itu syok. “Aku baik-baik saja, Am. Aku hanya tidak menyangka,” lirihnya. “Kamu sudah lihat kondisinya?” Terdengar suara Faleesha begitu penasaran. Antara cemas, khawatir dan merasa bersalah. “Dia sudah baikan, mungkin hari ini bisa pulang. Tapi-” “Tapi apa?” sela Faleesha. “Kayaknya dia masih berharap kamu datang dan menjenguknya,” tambah Amber. Gadis itu kembali terdiam. “Faleesha?” “Aku tidak bisa, Am. Aku akan menikah dengan pria pilihanku, dia melarangku bertemu Eric,” ucapnya lirih. “Apa! Aku tidak salah dengar? Kenapa, Fal? Jadi benar yang dikatakan Eric?” Kini Amber seolah ikut menyalahkannya, juga kecewa padanya. “Aku tahu kalian sangat mencintai, apa yang
last updateLast Updated : 2024-05-16
Read more

Janji Pernikahan

“Cara lain itu gimana, Angel? Bisa rugi kita nggak dapet bonus dari Nona Jinny,” keluh sang mami. “Sini, Mi. Angel bisikin.” Gadis itu memberitahukan suatu hal yang membuat netra Ervina membulat seketika. “Kamu serius? Gimana kalau Sanders tahu? Bisa mati kita,” balasnya. “Karena itu, Mi. Kita harus kurung Faleesha di sana seterusnya, kalau bisa buat dia terikat selamanya, tanpa pulang ke rumah-” “Dengan begitu, Papa pasti akan semakin terpuruk memikirkan anak sialan itu, lama-lama penyakitnya bakalan kambuh dan pikir sendiri apa yang terjadi selanjutnya.” Alis Angela naik turun membayangkan rencananya akan berjalan lancar dan dia mendapat bonus besar. “Bagus ide kamu, Sayang. Tapi kamu tahu sendiri ‘kan, Sanders itu orang yang berkuasa, mudah bagi dia melacak Faleesha nantinya,” sanggah Ervina. “Pria mana yang sudi kalau tahu wanitanya menjual diri, Mi? Lagi pula, tempat itu tersembunyi. Bahkan pemiliknya juga punya kuasa penuh, anak buahnya banyak-” “Dalam artian, dia lawa
last updateLast Updated : 2024-05-16
Read more

Minta Tanda Tangan

Semua mengucap syukur saat pendeta telah selesai memberkati. Sanders mendaratkan kecupan ringan di kening FaleeshaKini mereka telah sah menjadi sepasang suami istri. Setelah itu, ada dia orang paruh baya yang usianya sepertinya lebih tua dari papa Faleesha, mendekat padanya. “Selamat ya, Sayang. Terima kasih telah menerima putra Mama,” ucapnya lembut. Deg. Putra? Jadi, wanita cantik ini adalah ibu Sanders. Dan seorang pria yang wajahnya sangat mirip dengan suaminya, pasti papanya. “I-iya, Tante,” jawab Faleesha kikuk. Tampilan mama Sanders begitu berkelas. Menunjukkan jika dia seorang sosialita. “Loh, jangan panggil Tante, Mama dong. Kan sekarang kamu sudah menjadi menantuku,” sahut wanita itu. “Oh iya. Baik, Ma,” balas gadis itu. Dia masih malu-malu, sebelumnya dia tidak pernah bertemu dengan keluarga Sanders satu pun. “Dan karenamu, perjalanan kami kembali ke indonesia tidak sia-sia.” Faleesha mengalihkan pandang ke arah pria paruh baya yang rambutnya hampir seluruhnya
last updateLast Updated : 2024-05-18
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status