Soraya menghela napas panjang. Sial sekali dia hari ini, sudah jatuh tertimpa tangga pula. “Baiklah, jika itu mau anda,” balasnya dengan senyum kecut. Sanders pun membawa Faleesha dan Anita pergi dari hadapan Soraya. Diikuti oleh Nick dan kedua anak buahnya. Pandangan Soraya masih tertuju pada gadis itu dan juga si wanita tua. Ada dendam yang menjalar dalam hatinya. Suatu saat pasti akan dia balaskan. “Bagaimana ini, Madam?” tanya salah satu anak buahnya. Padahal pergerakan mereka hanya dikunci, bukan dipukuli atau semacamnya, tapi kenapa cengkeraman ketiga ajudan Sanders membuat tulangnya nyeri. “Ck, dasar lemah. Semua ini tidak akan terjadi kalau kalian bisa melawan,” sungut Soraya. “Maafkan kami,” jawabnya serempak. “Ah, sudahlah. Lagi pula aku tidak sedang cari musuh. Sanders lawan yang kuat, aku tidak siap jika dia menghancurkan tempatku,” tambahnya. “Ayo kembali,” ajak Soraya berlalu diikuti kedua anak buahnya. ***Di mobil, Sanders memperhatikan wanita paruh baya ya
Baca selengkapnya