Share

Berusaha Kabur

Penulis: Ummah Rafa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-30 21:19:37

“Aku tidak bicara dengan siapa pun, kau salah dengar mungkin,” ucapnya tenang.

“Ck, kau pikir aku tuli,” balasnya sengit.

“Minggir!”

Mimi masuk tanpa permisi. Bahkan dia menyenggol bahu Anita.

“Aku kemari karena disuruh madam bersih-bersih,” lanjut Anita.

Mimi masih mengawasi ruangan sekitar, memang sedikit kotor, dan debu ada di mana-mana.

“Jangan bohong.”

Anita hanya menggendikkan bahu.

“Terserah kau percaya atau tidak, seperti yang kau tahu, madam selalu mempercayakan urusan apa pun padaku,” jawab Anita mengompori.

“Ck, sombong sekali kau,” decak Mimi.

Wanita itu memperhatikan satu-satunya lemari yang ada dalam ruangan tersebut.

Hampir saja tangannya meraih gagang lemari, namun segera dicegah oleh Anita.

“Cepat keluar dari sini sebelum kulaporkan pada madam.”

“Memangnya kenapa? Kau takut sekali jika aku membuka lemari ini?”

“Apa ada orang di dalam yang kau sembunyikan?” tanya Mimi masih tak beranjak pergi.

Wanita itu menaruh kecurigaan yang besar terhadap Anita.

“Ja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Hasrat Membara Mr. Devil   Bantuan Datang

    “Sanders,” lirih Faleesha tertahan. Dia hampir saja menangis kalau pria itu tidak datang tepat waktu. “Berani kau menggores sedikit saja tubuhnya, aku pastikan kalian membusuk di penjara,” ujar Sanders dengan tatapan nyalang. Soraya tak kalah terkejutnya, kenapa keberadaan Sanders bisa kebetulan. Sebenarnya apa hubungannya dengan gadis ini. “Oh Tuan Sanders, aku pikir ada kesalahpahaman di sini,” balasnya lembut. Soraya tahu, dia tidak bisa mencari gara-gara dengan pria ini jika keberlangsungan hidupnya masih ingin berlanjut. “Lepaskan Faleesha!” titahnya. Sanders memberi arahan pada Nick dan kedua orang yang bersamanya agar meringkus dua pria yang menahan istrinya. “Tunggu dulu!” tahan madam Soraya. “Saya rasa ini hanya kesalahpahaman, gadis ini milik saya sejak awal, Tuan. Jadi, saya harap anda tidak ikut campur dengan urusan saya.” Wanita bergaya nyentrik itu berbicara sehalus mungkin. Namun, tatapan Sanders makin terasa menakutkan. Dia siap menerkam musuh. Hanya denga

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Hasrat Membara Mr. Devil   Kembali Ke Rumah Fahaz

    Soraya menghela napas panjang. Sial sekali dia hari ini, sudah jatuh tertimpa tangga pula. “Baiklah, jika itu mau anda,” balasnya dengan senyum kecut. Sanders pun membawa Faleesha dan Anita pergi dari hadapan Soraya. Diikuti oleh Nick dan kedua anak buahnya. Pandangan Soraya masih tertuju pada gadis itu dan juga si wanita tua. Ada dendam yang menjalar dalam hatinya. Suatu saat pasti akan dia balaskan. “Bagaimana ini, Madam?” tanya salah satu anak buahnya. Padahal pergerakan mereka hanya dikunci, bukan dipukuli atau semacamnya, tapi kenapa cengkeraman ketiga ajudan Sanders membuat tulangnya nyeri. “Ck, dasar lemah. Semua ini tidak akan terjadi kalau kalian bisa melawan,” sungut Soraya. “Maafkan kami,” jawabnya serempak. “Ah, sudahlah. Lagi pula aku tidak sedang cari musuh. Sanders lawan yang kuat, aku tidak siap jika dia menghancurkan tempatku,” tambahnya. “Ayo kembali,” ajak Soraya berlalu diikuti kedua anak buahnya. ***Di mobil, Sanders memperhatikan wanita paruh baya ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-01
  • Hasrat Membara Mr. Devil   Sebuah Kejutan

    Mereka sepakat untuk berpisah di tengah jalan. Sanders juga masih perlu menghadiri meeting tahunan, meninjau kembali target pencapaian perusahaan. Sedangkan Faleesha mampir ke butik terlebih dahulu bersama sang ibu, ditemani oleh Emily dan Nick. “Kau tahu, saat kau hilang tadi, Tuan Sanders benar-benar panik.”Emily buka suara. Namun Faleesha tak serta merta mempercayainya. “Jangan bohong. Aku tahu dia tidak pernah panik dalam keadaan apa pun,” sanggahnya. Memang benar, selama hidup bersama, Faleesha tidak pernah sekalipun melihat suaminya itu panik dalam situasi genting. “Kalau tidak percaya tanya saja pada Nick,” balas Emily datar. “Itu benar, Nona.” Tanpa diminta Nick menyahut begitu saja. “Kan, apa aku bilang. Tuan benar-benar jatuh cinta padamu sepertinya.” Emily pun terkekeh. Faleesha hanya mendengus tak percaya. “Kamu benar-benar beruntung, Sayang,” sela Meera. Melihat putrinya begitu diistimewakan oleh Sanders, membuat hatinya lega. Gadis itu hanya tersenyum samar.

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-02
  • Hasrat Membara Mr. Devil   Pembalasan Baru Dimulai

    Fahaz masih tak percaya melihat ibu kandung Faleesha berdiri tegak di hadapannya dengan penampilan yang berkelas. “Kenapa Papa diam saja? Bukankah papa pernah bilang jika merindukan Mama?” ucap Faleesha. Pandangannya mengejek Ervina yang menatapnya dengan raut merah padam. Seolah menyimpan kemarahan yang besar. “Wah, rupanya aku benar-benar membawa kejutan yang besar ya, sampai-sampai kalian semua diam?” lanjutnya. Faleesha bahagia sekali melihat mereka tak berkutik dan hanya memasang tampang kesal. “Meera … jadi kamu-” “Mama yang sudah menyelamatkan Faleesha, Pa. Kalau bukan karena Mama yang mengajakku kabur, mungkin aku sekarang sudah ternodai oleh orang-orang licik itu,” terang Faleesha kembali memotong ucapan papanya. “Maksud kamu?” Fahaz tak mengerti dengan perkataan putrinya. “Aku diculik dan dibawa ke tempat prostitusi.” “Apa!” pekik Fahaz terkejut. Sedangkan Ervina sudah mulai gusar, dia takut ketahuan sang suami jika semua adalah taktiknya. “Apa saja yang kau lak

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03
  • Hasrat Membara Mr. Devil   Sudah Saatnya Tahu Kebenarannya

    Angela mendengus kasar mendengar perkataan Faleesha. “Gimana ceritanya dia bisa lepas sih, Mi,” ujarnya. Dia menghentakkan kakinya beberapa kali. “Bukannya tempat madam Soraya itu benar-benar ketat ya?” tanya dia. “Nah itu dia yang Mami heran. Nggak mungkin Soraya biarin dia lolos begitu aja-” “Mana dia bawa wanita sialan itu, susah payah Mami nyingkirin Meera malah sekarang kembali dengan sombongnya,” gerutu Ervina tak kalah kesal. “Kita harus cari cara, Mi. Gimana kalau Papa akhirnya luluh sama wanita itu, si Faleesha malah tambah besar kepala jadinya ‘kan?” Angela mondar mandir tidak terima. “Kenapa sih Papa akhir-akhir ini terpengaruh sama dia. Gara-gara dia pergi dari rumah ini bukan malah lupa, malah makin sayang.” “Sepertinya kita salah strategi, Sayang. Rupanya menjauhkan Faleesha darinya bukan cara yang jitu,” sahut Ervina. “Mami bener, udah yang penting sekarang kita pikirin gimana caranya bikin Papa percaya sama kita dibanding Faleesha dan ibunya,” pungkas Angela.

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-04
  • Hasrat Membara Mr. Devil   Siapa Yang Berbohong?

    "Ervina, sebaiknya kamu katakan yang sejujurnya padaku, benarkah 12 tahun yang lalu kamu sengaja menjebak Meera agar aku meninggalkannya?” Fahaz berbicara dengan nada serius. Wanita paruh baya itu seketika pucat. Mereka tengah duduk berdua. Fahaz memanggilnya saat Meera dan Faleesha masuk ke dalam kamar. Kenapa suaminya tiba-tiba mencurigainya? Apa hasutan ibu Faleesha sudah berhasil mempengaruhinya? “Ke-kenapa kamu tiba-tiba meragukan aku, Pa? Bukankah kamu lihat sendiri pria itu bersama Meera?” jawab Ervina sedikit tergagap. “Ya bisa saja kamu salah lihat, dan menuduh dia sembarangan. Bisa jadi itu teman lamanya dan mereka tidak sengaja bertemu,” sanggah pria itu.“Jadi sekarang kamu menuduh aku balik? Kamu pikir aku bohong? Aku mendengarnya sendiri, mereka juga bermesraan, kamu lihat ‘kan fotonya?” “Apa bukti itu masih kurang?” Seketika wajahnya murung, netranya berkaca-kaca. “Lagi pula, kenapa kamu sekarang mempermasalahkannya lagi? Apa gara-gara Meera kembali ke rumah ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-05
  • Hasrat Membara Mr. Devil   Ancaman Meera

    Sanders menunggu kedatangan Faleesha dengan gelisah. Istri kecilnya itu selalu lupa padanya jika sudah berada di rumah sang ayah. Pria itu bisa maklum, tapi tidak ada kehadiran Faleesha rasanya ada yang kurang. Tak lama kemudian, telfonnya berdering. Panjang umur istri kesayangannya menghubungi. “Halo, kenapa lama sekali? Apa kau sudah lupa kalau punya suami?” tegur Sanders tanpa basa basi. “Sabar, aku masih harus menemani Mama adaptasi di rumah Papa. Apalagi Tante Ervi dan Angela semakin menjadi-jadi reseknya,” tutur Faleesha. “Bukankah ada Wira? Kamu tenang saja, dia orang yang bisa diandalkan, mereka tidak akan berani menyakiti mamamu,” pungkas Sanders. “Ya, semoga saja begitu. Mereka itu sangat licik. Bahkan tidak ada rasa bersalahnya sama sekali saat aku mengatakan mengetahui rencana busuk mereka.” Faleesha terdengar menghela napas panjang. “Nanti malam aku pasti pulang, tapi aku tidak janji Papa akan mengijinkan, pasti dia mencecarku kenapa aku tidak tinggal di rumah saj

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-08
  • Hasrat Membara Mr. Devil   Kenyataan Pahit

    Netra Fahaz membulat mendengar balasan menohok Meera. Seingatnya istrinya itu adalah sosok yang lemah lembut dan tidak pernah berkata kasar. “Meera, kenapa bicaramu seperti itu? Kamu sudah berubah,” jawab Fahaz terlihat kecewa. “Terus kamu mau aku menyanjung-nyanjung istrimu ini? Dan membiarkan dia berbuat seenaknya di sini?” balas Meera dengan ketus. Ervina semakin mengeratkan pelukannya pada sang suami. “Kamu lihat ‘kan, Sayang? Dia menuduhku tanpa bukti, mana pernah aku berbuat semauku? Hu hu hu.” Seperti biasa, akting wanita paruh baya itu patut diacungi jempol. Namun, Meera hanya mendengus pelan. Sedangkan Fahaz berusaha menenangkannya. “Meera, aku tahu kamu marah denganku, tapi kamu harus sadar. Aku mengusirmu karena kesalahanmu sendiri, yang penting ‘kan sekarang aku sudah menerimamu kembali untuk kebaikan Faleesha-” “Jadi aku mohon, jangan memancing keributan di rumahku, kalau kita bisa hidup damai dengan berdampingan. Kenapa harus ribut?” tegas Fahaz penuh permohonan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-09

Bab terbaru

  • Hasrat Membara Mr. Devil   Kabar Bahagia (End)

    Sanders menghentikan gerakannya. Dia menatap wajah Faleesha yang sedikit pucat. “Apa kau sakit? Kenapa tidak bilang?” tanya pria itu. Faleesha hanya menggeleng pelan. “Aku tidak tahu, akhir-akhir ini tubuhku lemas sekali. Aku juga mual kalau mencium baumu.” Sanders seketika mengernyit. “Maksudmu aku bau?” Dia pun mengendus-endus tubuhnya sendiri. Merasai tidak ada yang salah dengan badannya. “Entahlah, aku tidak tau. Kenapa rasanya aku mual jika dekat denganmu,” balas Faleesha. Tetiba gadis itu berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi dalam perutnya. Sanders mengikuti dan memijat tengkuk belakangnya. “Istirahatlah, aku panggilkan dokter,” titah Sanders. Faleesha hanya mengangguk lemah. Dia berjalan sembari memeluk pinggang sang suami. Walaupun mual dekat Sanders, tapi Faleesha tiba-tiba ingin sekali bermanja-manja dengannya. “Ck, katamu aku bau,” sungut Sanders merengkuh tubuh mungil istrinya. Tiba-tiba saja, Faleesha ambruk. Beruntung Sanders segera menangkapnya. “

  • Hasrat Membara Mr. Devil   Kesedihan Jinny

    Sesampainya di rumah sakit, Sanders segera memeluk Faleesha erat. Menghirup aroma tubuhnya dalam-dalam. “Sialan, kau membuatku sangat khawatir,” rutuknya. Pria itu mengecup lembut bibir Faleesha sampai tidak menyadari Meera menatap mereka dengan pandangan yang sulit diartikan. “Sst, kamu bisa tidak cium aku nanti aja. Itu Mama lagi sedih,” balas Faleesha berbisik. Sanders langsung terkesiap. Dia baru sadar jika ibu mertuanya berada tak jauh dari Faleesha. “Mama,” sapanya. Meera tersenyum sendu. “Tidak apa-apa, aku pernah merasakan seperti kalian. Masa pengantin baru, yang sulit berjauhan.” Sejurus kemudian tatapannya mengarah ke ruang Fahaz dirawat. “Bagaimana kondisi papa mertuamu?” tanya Meera. “Tidak ada luka yang parah, Ma. Dokter sudah menanganinya. Tetapi karena benturan yang cukup keras, Papa belum sadar hingga sekarang,” terang Sanders. “Baiklah, kalian bisa pulang. Aku yang akan menjaga Fahaz,” sela Meera. “Kita obati dulu tangan Mama,” jawab Faleesha. Meera baru s

  • Hasrat Membara Mr. Devil   Ervina dan Angela Tertangkap

    “Aku yang seharusnya bicara seperti itu, Ervina. Kau datang kemari tidak membawa apa-apa, pergi juga harusnya tidak membawa apa pun,” tegas Meera tak takut. Dia pun lekas memanggil Wira agar membawa Yooshi ke rumah sakit terlebih dahulu. Pria berkaca mata itu datang tergopoh-gopoh dan terkejut melihat darah yang mengalir dari kepala bagian belakang. Sebenarnya, Wira sedikit mencemaskan keadaan Meera tetapi majikannya itu meyakinkannya agar dia berangkat terlebih dahulu. Meera akan menyusulnya nanti. Setelah Wira menghilang dengan membopong tubuh Yooshi. Ervina semakin menyeringai. “Tamat riwayatmu sekarang.” Ervina bergerak cepat mengeluarkan pisau dari balik saku bajunya yang sudah dia sembunyikan dan menyerang Meera. Meera terkejut melihat wanita yang pernah menjadi sahabatnya itu hendak menghunusnya. Dia langsung menahan pisau itu dengan tangannya. Meera meringis kesakitan saat benda tajam itu merobek telapak tangannya. Darah yang mengucur tidak dia hiraukan. Yang terpenti

  • Hasrat Membara Mr. Devil   Mari Kita Akhiri

    Secepat kilat mobil Sanders melaju di perjalanan. Dia tidak menghubungi Faleesha terlebih dahulu karena takut sang istri panik. Sesampainya di rumah sakit, Fahaz langsung dibawa ke UGD, beruntung lukanya tidak parah. Hanya benturan kecil yang membuatnya syok hingga pingsan. Dia juga tidak harus dioperasi. Hanya perlu penanganan intensif. Tetapi rahang Sanders sudah mengeras. Pertanda dia benar-benar marah kali ini. “Nick,” panggilnya. “Ya, Tuan,” jawab Nick. “Segera hubungi polisi, dan laporkan kejadian barusan, juga serahkan semua bukti yang memberatkan mereka yang kita dapatkan sebelumnya-” Sanders menjeda ucapannya. “Dan jangan lupa, ambil rekaman CCTV dekat daerah persimpangan kecelakaan terjadi.” “Siap, Tuan.” Pemuda itu bergegas melaksanakan perintah majikannya. Sedangkan Sanders menunggu Fahaz dengan gelisah. Kali ini Ervina dan Angela tidak bisa dibiarkan. Tiba-tiba ponselnya berdering. Nama Faleesha muncul. Dia terkejut kenapa waktunya tepat sekali. Apa perasaan se

  • Hasrat Membara Mr. Devil   Gagal

    Fahaz tengah bahagia. Usahanya untuk kembali meminta maaf dan mengambil hati Meera tidak main-main. Walaupun wanita terkasihnya itu masih tidak mau sekedar berbincang, tapi Meera sudah sering mengingatkan dia untuk minum obat. Terkadang ketika ibu kandung Faleesha itu ingin pergi atau angkat kaki dari rumahnya, Fahaz selalu mencari cara agar bisa menggagalkannya. Bertahun lamanya dia telah berbuat tidak adil pada keluarga kecilnya. Ini saatnya menebus semuanya. Bahkan dia tidak ingat sedikitpun tentang Ervina. Wanita licik itu sudah berhasil mengobrak-abrik keluarganya. Fahaz tidak akan membiarkannya kali ini. “Tuan, sepertinya ada yang mengikuti kita sejak tadi,” ujar sang sopir. Fahaz menoleh ke belakang untuk memastikan. “Jalan terus saja, Pak. Abaikan saja. Mungkin kebetulan arah kita sama.” “Baik, Tuan.” “Meera, aku akan menebus kesalahanku dan tidak akan membiarkanmu hidup menderita lagi,” gumam Fahaz dengan wajah berbinar. “Tuan, mobil di belakang semakin mendekat, dan

  • Hasrat Membara Mr. Devil   Rencana Baru Ervina

    “Kamu keren sekali,” bisik Emily. Faleesha menghembuskan napas pelan. “Kamu tidak tahu saja betapa aku menyesal kenapa tidak bisa tegas sama mereka dari dulu.” “Bahkan ketika mereka mengucilkan aku dulu, Papa dengan mudahnya percaya begitu saja. Aku tak mendapat dukungan dari siapa pun, Em. Tapi sekarang, aku tidak akan tinggal diam setelah membongkar kebusukan mereka,” lanjut Faleesha. “Bagus, kamu memang harus seperti itu,” jawab Emily memberi semangat. “Makasih ya, sudah mau menemaniku dan menjagaku.” tiba-tiba gadis itu menjadi sentimentil. Karena selama ini merasa tidak pernah punya keluarga dekat. Dari dulu sang Papa melarangnya bertemu siapa pun tanpa alasan yang jelas. “Kau ini bicara apa, sudah jadi tugasku. Kau lupa Tuan akan menghabisiku kalau sampai kau kenapa-kenapa,” jawab Emily. Setelah mengatakannya, gadis tomboy itu membuat gerakan menggores lehernya dengan tangan. Membuat Faleesha semakin terkekeh. “Percayalah, suamiku sekarang tidak sekejam itu,” timpalnya.

  • Hasrat Membara Mr. Devil   Sial Bertubi-tubi

    Faleesha menghentakkan kakinya dengan keras. Dia memakai pantofel setinggi 5 cm. Tersenyum lebar berjalan menuju kedua ibu beranak itu. Angela dan Ervina tampak melongo melihat penampilan Faleesha. Dia sungguh berkelas. Tidak seperti biasanya yang cenderung casual. “Ngapain kamu di sini?” tanya Angela tak suka. Tatapannya penuh kebencian. Karena bukti yang Faleesha berikan membuat gadis itu menang telak. “Harusnya aku yang tanya, untuk apa kalian datang kemari?” Gadis itu melipat kedua tangannya ke dada. Memberi tatapan tidak bersahabat. “Ck, songong,” gumam Angela kesal. “Begitukah cara kamu berbicara pada ibumu, Fal?” Ervina bersuara. Dia tampak geram melihat tingkah laku Faleesha. Tahu begitu, dulu lebih baik gadis itu dilenyapkan saja. “Lantas aku harus bicara pada Tante dengan nada yang sopan? Sedangkan kalian saja marah-marah tidak tahu tempat, apa tidak malu jadi tontonan banyak orang?” tanya Faleesha penuh penekanan. "Dan satu lagi, Anda bukan ibu saya." “Heh, jang

  • Hasrat Membara Mr. Devil   Keributan Di Perusahaan Fahaz

    “Tuan, saya baru saja menerima informasi dari Emily, Nona Faleesha sedang di perusahaan ayahnya,” ujar Nick. Sanders mengernyit. “Untuk apa?” “Kata Emily ada urusan yang harus Nona selesaikan, ibu dan saudara tirinya berulah lagi,” balas Nick. Ada rasa khawatir yang menyeruak dalam hatinya, namun Sanders berusaha mengabaikan. Bagiamana pun, Faleesha harus belajar menyelesaikan masalahnya sendiri. Dia juga nantinya yang akan menggantikan posisi ayahnya. “Apa kita ke perusahaan Tuan Fahaz saja?” tanya Nick memastikan. “Tidak perlu, jalan saja,” balas Sanders. “Apa Tuan tidak khawatir pada Nona?” “Tentu saja khawatir, tapi dia perlu belajar mandiri jika ingin memimpin perusahaan, Jika nanti ada kendala, barulah aku turun tangan,” balas Sanders. Nick tidak pernah melihat perubahan yang begitu besar pada majikannya selama ini. Dinilainya Sanders jauh lebih tenang dan tidak pernah emosi berlebihan. Faleesha benar-benar membawa dampak yang baik untuknya. “Lagipula katamu tadi, ist

  • Hasrat Membara Mr. Devil   Rindu Istri

    Ada seseorang yang keras kepala selain dirinya. Sanders menyadari William bukan hanya keras kepala. Tetapi juga intimidatif. Namun, pria tua itu juga lupa siapa yang sedang ia intimidasi. “Kalau begitu kau mendekati ajalmu sendiri,” ucap William dengan sorot tajam. “Kita lihat hancurnya perusahaanmu perlahan, karena sebentar lagi pemiliknya akan hancur di tanganku.” Pria paruh baya itu yakin kali ini Sanders tidak bisa berkutik, apalagi dia masuk ke dalam rumahnya tanpa ditemani siapa pun. “Bahkan seekor singa pun tidak pernah menerima kekalahan dengan mudah,” ucap Sanders dengan santai. “Sayangnya kau hanya tikus kecil bagiku sekarang-” “Kupikir kau licik seperti kata orang-orang, rupanya kau tak lebih dari sekedar orang bodoh yang ceroboh. Berani sekali kau datang kemari dengan percaya diri, dan aku berharap bisa keluar dengan mudah?” Tawa William menggema di seluruh ruangan. Dia pikir sudah di atas awan. Menang telak atas ketidakberdayaan Sanders. “Aku memang bisa keluar d

DMCA.com Protection Status