Pagi ini, akhirnya Feleesha menuruti permintaan sang ayah untuk jalan-jalan sekeluarga. Sebenarnya dia enggan bersama ibu dan saudara tirinya, tapi demi merayakan kesembuhan ayahnya, dia setuju. Hingga sekarang pun Fahaz tidak tahu jika obat yang dia minum sebelum Faleesha menghentikannya adalah racun untuk melemahkan syaraf penglihatan. “Makasih ya, Sayang. Papa seneng banget kita seperti keluarga utuh seperti ini.” Tak hentinya bibir pria paruh baya itu tersenyum lebar. Faleesha hanya mengangguk samar. “Kita harus sering-sering jalan sama-sama gini, Pa,” timpal sang istri. “Iya nih, Angel ikut bahagia lihat Papa full senyum,” godanya tak mau kalah. “Ah, kamu sayang, bisa aja,” jawab Fahaz. “Ck, dasar serigala,” batin Faleesha. Gadis itu mencebik merasai Angela semakin pandai berpura-pura. “Kenapa kamu diam saja, Faleesha?” tanya sang ayah. “Oh, tidak apa-apa, Pa,” balasnya cepat. Fahaz kembali tersenyum dan menatap satu persatu keluarganya. Seandainya gad
Baca selengkapnya