Semua mengucap syukur saat pendeta telah selesai memberkati. Sanders mendaratkan kecupan ringan di kening FaleeshaKini mereka telah sah menjadi sepasang suami istri. Setelah itu, ada dia orang paruh baya yang usianya sepertinya lebih tua dari papa Faleesha, mendekat padanya. โSelamat ya, Sayang. Terima kasih telah menerima putra Mama,โ ucapnya lembut. Deg. Putra? Jadi, wanita cantik ini adalah ibu Sanders. Dan seorang pria yang wajahnya sangat mirip dengan suaminya, pasti papanya. โI-iya, Tante,โ jawab Faleesha kikuk. Tampilan mama Sanders begitu berkelas. Menunjukkan jika dia seorang sosialita. โLoh, jangan panggil Tante, Mama dong. Kan sekarang kamu sudah menjadi menantuku,โ sahut wanita itu. โOh iya. Baik, Ma,โ balas gadis itu. Dia masih malu-malu, sebelumnya dia tidak pernah bertemu dengan keluarga Sanders satu pun. โDan karenamu, perjalanan kami kembali ke indonesia tidak sia-sia.โ Faleesha mengalihkan pandang ke arah pria paruh baya yang rambutnya hampir seluruhnya
Kali ini Ervina ikut mengompori suaminya. Kerja sama yang kompak antara ibu dan anak. Tangan sang istri terulur, semakin merapatkan tubuhnya ke punggung Fahaz kemudian memeluknya dari belakang. โIya, Papa percaya. Bukannya aku meragukan kalian, Papa hanya perlu meneliti, barang kali ada yang salah,โ jawab pria itu. โYa sudah sebentar ya, Papa ambil kaca mata dulu.โ โPapa jahat!โ Angela serta merta berseru. โSampai hati Papa buat Angel kecewa,โ ujar gadis itu berkaca-kaca. โKan aku sudah bilang tidak ada kesalahan.โ Setelah mengatakan hal itu Angela melempar berkas itu ke meja dan berlalu meninggalkan Ervina dan Fahaz. Pria paruh baya itu hendak mengambil surat yang berserakan namun โฆ โNggak usah, Pa.โ Secepat kilat sang istri merapikan dan mengambilnya. โKalau Papa nggak yakin, nggak perlu tanda tangani, lebih baik minta laporan yang baru saja sama Wisnu. Papa sudah buat anak kita bersedih karena ego kamu.โ Tanpa pikir panjang, Ervina menghentakkan kakinya kesal. โBukan
โMemangnya kenapa? dia bunuh diri atau tidak itu bukan urusanku,โ balasnya santai. Benar-benar pria dingin. Dia tidak sepeduli itu dengan wanita lain. โBukan begitu, Tuan. Masalahnya Nona Jinny terus memanggil nama anda, dan lagi-โ Nick menggantungkan kalimatnya. โKenapa?โ tanya Sanders. โPonsel anda tidak aktif sejak semalam. Tuan William menghubungi saya karena beliau ingin anda ke rumah sakit sebentar,โ jelas Nick. Sanders baru ingat. Dia memang sengaja menonaktifkan ponselnya seharian kemarin karena tidak ingin hari sakralnya terganggu dengan urusan pekerjaan. โApa hubungannya dengan kamu, Sans?โ tanya Ella. โBiasalah, Ma. Dia suka cari perhatian. Terakhir aku melarangnya untuk bermanja-manja denganku,โ sahutnya datar. Ella memijit keningnya. โKamu mungkin kurang tegas padanya.โ โTapi aku tidak pernah ada perasaan apa pun padanya, aku hanya anggap dia rekan kerja, itu saja,โ sanggah Sanders. โYa, tapi dia berharap lebih. Lelaki itu โkan mikirnya selalu pakai logika, s
โJadi, kamu kemari karena terpaksa? Bukan karena khawatir padaku?โ ulang Jinny. โTapi, tetap saja aku bahagia kamu kemari, apa aku harus menyakiti diriku terlebih dahulu-โ โBaru kemudian bisa mendapat perhatianmu?โ tanya dia. Pria itu berdecak keras. โJinny, sudahi aktingmu, aku tidak akan terpengaruh,โ jawab Sanders. โSampai kapan kau akan terus memaksa orang lain untuk menuruti semua keinginanmu?โ Jinny tampak kecewa dengan penuturan Sanders. โPerlu aku tegaskan sekali lagi, ini kedua kalinya. Jika kau terus bersikap seperti anak kecil, terpaksa aku mengambil langkah tegas-โ โLebih baik kau resign dari perusahaan. Aku yakin sebenarnya kau tidak butuh pekerjaanmu itu.โโKau hanya beralasan agar bisa dekat denganku,โ lanjutnya. Memang benar kata Sanders, Jinny bertahan hanya karena ingin mengambil hatinya. Sebenarnya kalau untuk kecukupan materi, dia sudah lebih dari cukup. Toh orang tuanya kaya raya. โJangan menyalah artikan kebaikanku, aku tidak ada perasaan sedikitpun pa
โTuan, barusan Papa telfon, aku diminta pulang ke rumah,โ ujar Faleesha saat sang suami telah sampai mansion. Gadis itu mengulurkan air putih hangat untuk diminumnya. โAku sudah jadi suamimu sekarang. Bisakah kamu memanggilku dengan sebutan lain?โ tanya Sanders malas. Dia tidak suka sang istri memanggilnya Tuan. Sanders juga heran, Faleesha tidak penasaran sedikit pun perihal dirinya menjenguk Jinny. โTerus, aku harus manggil apa?โ Faleesha menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. โPanggil sayang, atau babe juga boleh,โ jawabnya asal. Seketika Faleesha menjulurkan lidahnya pertanda mual. โKenapa begitu?โ sengit Sanders. โOh tidak apa-apa.โ Dia berusaha tersenyum semanis mungkin supaya sang suami tidak tahu jika dirinya ingin muntah mendengar sebutan itu. โAku belum terbiasa,โ balasnya beralasan. โYa sudahlah terserah kamu saja,โ tukas pria itu. Faleesha bernapas lega. Sanders tidak mempermasalahkan. โDiminum dulu air putihnya.โ Wajah Sanders mengernyit. โAku tidak suka
Pagi ini, akhirnya Feleesha menuruti permintaan sang ayah untuk jalan-jalan sekeluarga. Sebenarnya dia enggan bersama ibu dan saudara tirinya, tapi demi merayakan kesembuhan ayahnya, dia setuju. Hingga sekarang pun Fahaz tidak tahu jika obat yang dia minum sebelum Faleesha menghentikannya adalah racun untuk melemahkan syaraf penglihatan. โMakasih ya, Sayang. Papa seneng banget kita seperti keluarga utuh seperti ini.โ Tak hentinya bibir pria paruh baya itu tersenyum lebar. Faleesha hanya mengangguk samar. โKita harus sering-sering jalan sama-sama gini, Pa,โ timpal sang istri. โIya nih, Angel ikut bahagia lihat Papa full senyum,โ godanya tak mau kalah. โAh, kamu sayang, bisa aja,โ jawab Fahaz. โCk, dasar serigala,โ batin Faleesha. Gadis itu mencebik merasai Angela semakin pandai berpura-pura. โKenapa kamu diam saja, Faleesha?โ tanya sang ayah. โOh, tidak apa-apa, Pa,โ balasnya cepat. Fahaz kembali tersenyum dan menatap satu persatu keluarganya. Seandainya gad
"Eh, bukan begitu, Pa. Jangan salah paham terus dong.โ Kini Ervina mulai kesal. Namun, dia tahan sebisa mungkin. โTerus kenapa kamu melarangku?โ โNamanya orang hilang โkan harus 24 jam dulu baru lapor, nah ini belum ada satu jam, Pa. Lebih baik kita tunggu dulu deh.โFahaz menggeleng keras. โTidak, Mi. Aku tidak bisa diam saja. Anakku tidak kembali, dan Papa curiga ada seseorang yang sengaja menjebaknya.โ โHah? Siapa, Pa? Jangan asal tuduh loh, bisa bahaya,โ jelas Ervina mengingatkan. โKamu tunggu sini, aku mau cek bagian CCTV.โ Pria itu segera melangkah menjauh tanpa menunggu jawaban sang istri. โPa! Tunggu!โ teriak Ervina. Namun tidak dihiraukan oleh Fahaz. Dia tidak ingin sang istri menghambat langkahnya. โHuh, dasar tua bangka,โ gerutu Ervina. โSemoga saja putrimu tidak ditemukan, sampai kau mati sekalipun,โ sungutnya. Senyum tersungging di bibirnya yang merah oleh polesan lipstik. Wanita itu pun mengeluarkan ponselnya guna mengecek. โHalo, bagaimana? Berhasil?โ tany
Setelah memperhatikan CCTV selama beberapa detik, Sanders yakin istrinya dibawa oleh orang tak dikenal. Dia menghilang setelah bersama wanita tambun itu. โFaleesha, kenapa kau ceroboh sekali,โ gumamnya. Bahkan berselang lama, pria itu memperhatikan CCTV tidak ada jejak sang istri keluar lagi dari pintu toilet. โApa ada jalan lain yang tidak terekam CCTV?โ tanya Sanders pada pengelola mall. โSaya rasa tidak ada, Tuan. Satu-satunya jalan tebusan yang cepat mengarah ke basement dan itupun yang bisa mengaksesnya hanya para pegawai saja,โ jelas orang itu. โTuan, sepertinya ada ikut campur orang dalam,โ sela Nick menyadari. โKau benar, kita harus hati-hati,โ balas Sanders. Netranya berubah redup, rahangnya mengeras. โBeraninya mereka mengusik milikku,โ gumamnya yang masih bisa didengar oleh Nick. Pria muda itu hanya tertunduk. Dia tahu sang majikan sedang meredam amarahSanders pergi meninggalkan lokasi dengan perasaan campur aduk. Siapa kira-kira yang berani menculik istrinya?B
Sanders menghentikan gerakannya. Dia menatap wajah Faleesha yang sedikit pucat. โApa kau sakit? Kenapa tidak bilang?โ tanya pria itu. Faleesha hanya menggeleng pelan. โAku tidak tahu, akhir-akhir ini tubuhku lemas sekali. Aku juga mual kalau mencium baumu.โ Sanders seketika mengernyit. โMaksudmu aku bau?โ Dia pun mengendus-endus tubuhnya sendiri. Merasai tidak ada yang salah dengan badannya. โEntahlah, aku tidak tau. Kenapa rasanya aku mual jika dekat denganmu,โ balas Faleesha. Tetiba gadis itu berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi dalam perutnya. Sanders mengikuti dan memijat tengkuk belakangnya. โIstirahatlah, aku panggilkan dokter,โ titah Sanders. Faleesha hanya mengangguk lemah. Dia berjalan sembari memeluk pinggang sang suami. Walaupun mual dekat Sanders, tapi Faleesha tiba-tiba ingin sekali bermanja-manja dengannya. โCk, katamu aku bau,โ sungut Sanders merengkuh tubuh mungil istrinya. Tiba-tiba saja, Faleesha ambruk. Beruntung Sanders segera menangkapnya. โ
Sesampainya di rumah sakit, Sanders segera memeluk Faleesha erat. Menghirup aroma tubuhnya dalam-dalam. โSialan, kau membuatku sangat khawatir,โ rutuknya. Pria itu mengecup lembut bibir Faleesha sampai tidak menyadari Meera menatap mereka dengan pandangan yang sulit diartikan. โSst, kamu bisa tidak cium aku nanti aja. Itu Mama lagi sedih,โ balas Faleesha berbisik. Sanders langsung terkesiap. Dia baru sadar jika ibu mertuanya berada tak jauh dari Faleesha. โMama,โ sapanya. Meera tersenyum sendu. โTidak apa-apa, aku pernah merasakan seperti kalian. Masa pengantin baru, yang sulit berjauhan.โ Sejurus kemudian tatapannya mengarah ke ruang Fahaz dirawat. โBagaimana kondisi papa mertuamu?โ tanya Meera. โTidak ada luka yang parah, Ma. Dokter sudah menanganinya. Tetapi karena benturan yang cukup keras, Papa belum sadar hingga sekarang,โ terang Sanders. โBaiklah, kalian bisa pulang. Aku yang akan menjaga Fahaz,โ sela Meera. โKita obati dulu tangan Mama,โ jawab Faleesha. Meera baru s
โAku yang seharusnya bicara seperti itu, Ervina. Kau datang kemari tidak membawa apa-apa, pergi juga harusnya tidak membawa apa pun,โ tegas Meera tak takut. Dia pun lekas memanggil Wira agar membawa Yooshi ke rumah sakit terlebih dahulu. Pria berkaca mata itu datang tergopoh-gopoh dan terkejut melihat darah yang mengalir dari kepala bagian belakang. Sebenarnya, Wira sedikit mencemaskan keadaan Meera tetapi majikannya itu meyakinkannya agar dia berangkat terlebih dahulu. Meera akan menyusulnya nanti. Setelah Wira menghilang dengan membopong tubuh Yooshi. Ervina semakin menyeringai. โTamat riwayatmu sekarang.โ Ervina bergerak cepat mengeluarkan pisau dari balik saku bajunya yang sudah dia sembunyikan dan menyerang Meera. Meera terkejut melihat wanita yang pernah menjadi sahabatnya itu hendak menghunusnya. Dia langsung menahan pisau itu dengan tangannya. Meera meringis kesakitan saat benda tajam itu merobek telapak tangannya. Darah yang mengucur tidak dia hiraukan. Yang terpenti
Secepat kilat mobil Sanders melaju di perjalanan. Dia tidak menghubungi Faleesha terlebih dahulu karena takut sang istri panik. Sesampainya di rumah sakit, Fahaz langsung dibawa ke UGD, beruntung lukanya tidak parah. Hanya benturan kecil yang membuatnya syok hingga pingsan. Dia juga tidak harus dioperasi. Hanya perlu penanganan intensif. Tetapi rahang Sanders sudah mengeras. Pertanda dia benar-benar marah kali ini. โNick,โ panggilnya. โYa, Tuan,โ jawab Nick. โSegera hubungi polisi, dan laporkan kejadian barusan, juga serahkan semua bukti yang memberatkan mereka yang kita dapatkan sebelumnya-โ Sanders menjeda ucapannya. โDan jangan lupa, ambil rekaman CCTV dekat daerah persimpangan kecelakaan terjadi.โ โSiap, Tuan.โ Pemuda itu bergegas melaksanakan perintah majikannya. Sedangkan Sanders menunggu Fahaz dengan gelisah. Kali ini Ervina dan Angela tidak bisa dibiarkan. Tiba-tiba ponselnya berdering. Nama Faleesha muncul. Dia terkejut kenapa waktunya tepat sekali. Apa perasaan se
Fahaz tengah bahagia. Usahanya untuk kembali meminta maaf dan mengambil hati Meera tidak main-main. Walaupun wanita terkasihnya itu masih tidak mau sekedar berbincang, tapi Meera sudah sering mengingatkan dia untuk minum obat. Terkadang ketika ibu kandung Faleesha itu ingin pergi atau angkat kaki dari rumahnya, Fahaz selalu mencari cara agar bisa menggagalkannya. Bertahun lamanya dia telah berbuat tidak adil pada keluarga kecilnya. Ini saatnya menebus semuanya. Bahkan dia tidak ingat sedikitpun tentang Ervina. Wanita licik itu sudah berhasil mengobrak-abrik keluarganya. Fahaz tidak akan membiarkannya kali ini. โTuan, sepertinya ada yang mengikuti kita sejak tadi,โ ujar sang sopir. Fahaz menoleh ke belakang untuk memastikan. โJalan terus saja, Pak. Abaikan saja. Mungkin kebetulan arah kita sama.โ โBaik, Tuan.โ โMeera, aku akan menebus kesalahanku dan tidak akan membiarkanmu hidup menderita lagi,โ gumam Fahaz dengan wajah berbinar. โTuan, mobil di belakang semakin mendekat, dan
โKamu keren sekali,โ bisik Emily. Faleesha menghembuskan napas pelan. โKamu tidak tahu saja betapa aku menyesal kenapa tidak bisa tegas sama mereka dari dulu.โ โBahkan ketika mereka mengucilkan aku dulu, Papa dengan mudahnya percaya begitu saja. Aku tak mendapat dukungan dari siapa pun, Em. Tapi sekarang, aku tidak akan tinggal diam setelah membongkar kebusukan mereka,โ lanjut Faleesha. โBagus, kamu memang harus seperti itu,โ jawab Emily memberi semangat. โMakasih ya, sudah mau menemaniku dan menjagaku.โ tiba-tiba gadis itu menjadi sentimentil. Karena selama ini merasa tidak pernah punya keluarga dekat. Dari dulu sang Papa melarangnya bertemu siapa pun tanpa alasan yang jelas. โKau ini bicara apa, sudah jadi tugasku. Kau lupa Tuan akan menghabisiku kalau sampai kau kenapa-kenapa,โ jawab Emily. Setelah mengatakannya, gadis tomboy itu membuat gerakan menggores lehernya dengan tangan. Membuat Faleesha semakin terkekeh. โPercayalah, suamiku sekarang tidak sekejam itu,โ timpalnya.
Faleesha menghentakkan kakinya dengan keras. Dia memakai pantofel setinggi 5 cm. Tersenyum lebar berjalan menuju kedua ibu beranak itu. Angela dan Ervina tampak melongo melihat penampilan Faleesha. Dia sungguh berkelas. Tidak seperti biasanya yang cenderung casual. โNgapain kamu di sini?โ tanya Angela tak suka. Tatapannya penuh kebencian. Karena bukti yang Faleesha berikan membuat gadis itu menang telak. โHarusnya aku yang tanya, untuk apa kalian datang kemari?โ Gadis itu melipat kedua tangannya ke dada. Memberi tatapan tidak bersahabat. โCk, songong,โ gumam Angela kesal. โBegitukah cara kamu berbicara pada ibumu, Fal?โ Ervina bersuara. Dia tampak geram melihat tingkah laku Faleesha. Tahu begitu, dulu lebih baik gadis itu dilenyapkan saja. โLantas aku harus bicara pada Tante dengan nada yang sopan? Sedangkan kalian saja marah-marah tidak tahu tempat, apa tidak malu jadi tontonan banyak orang?โ tanya Faleesha penuh penekanan. "Dan satu lagi, Anda bukan ibu saya." โHeh, jang
โTuan, saya baru saja menerima informasi dari Emily, Nona Faleesha sedang di perusahaan ayahnya,โ ujar Nick. Sanders mengernyit. โUntuk apa?โ โKata Emily ada urusan yang harus Nona selesaikan, ibu dan saudara tirinya berulah lagi,โ balas Nick. Ada rasa khawatir yang menyeruak dalam hatinya, namun Sanders berusaha mengabaikan. Bagiamana pun, Faleesha harus belajar menyelesaikan masalahnya sendiri. Dia juga nantinya yang akan menggantikan posisi ayahnya. โApa kita ke perusahaan Tuan Fahaz saja?โ tanya Nick memastikan. โTidak perlu, jalan saja,โ balas Sanders. โApa Tuan tidak khawatir pada Nona?โ โTentu saja khawatir, tapi dia perlu belajar mandiri jika ingin memimpin perusahaan, Jika nanti ada kendala, barulah aku turun tangan,โ balas Sanders. Nick tidak pernah melihat perubahan yang begitu besar pada majikannya selama ini. Dinilainya Sanders jauh lebih tenang dan tidak pernah emosi berlebihan. Faleesha benar-benar membawa dampak yang baik untuknya. โLagipula katamu tadi, ist
Ada seseorang yang keras kepala selain dirinya. Sanders menyadari William bukan hanya keras kepala. Tetapi juga intimidatif. Namun, pria tua itu juga lupa siapa yang sedang ia intimidasi. โKalau begitu kau mendekati ajalmu sendiri,โ ucap William dengan sorot tajam. โKita lihat hancurnya perusahaanmu perlahan, karena sebentar lagi pemiliknya akan hancur di tanganku.โ Pria paruh baya itu yakin kali ini Sanders tidak bisa berkutik, apalagi dia masuk ke dalam rumahnya tanpa ditemani siapa pun. โBahkan seekor singa pun tidak pernah menerima kekalahan dengan mudah,โ ucap Sanders dengan santai. โSayangnya kau hanya tikus kecil bagiku sekarang-โ โKupikir kau licik seperti kata orang-orang, rupanya kau tak lebih dari sekedar orang bodoh yang ceroboh. Berani sekali kau datang kemari dengan percaya diri, dan aku berharap bisa keluar dengan mudah?โ Tawa William menggema di seluruh ruangan. Dia pikir sudah di atas awan. Menang telak atas ketidakberdayaan Sanders. โAku memang bisa keluar d