Faleesha terhenyak saat Sanders melempar tubuhnya ke atas ranjang. Sontak dia beringsut mundur menjauhi pria itu. โKau ini berat sekali,โ gerutu Sanders. Walaupun ranjang miliknya empuk, tetap saja Faleesha merasakan sakit karena anggota tubuhnya ada yang terkilir. Tiba-tiba Sanders meju mendekati Faleesha, membuat hawa mencekam melingkupi gadis itu.โAn-anda mau apa?โ suaranya tertahan di tenggorokan. Seringai iblis pun terbit di wajah Sanders sembari menatap lekat tubuh mungil yang tampak gemetar itu.โHei, kenapa kau setakut ini.โ Diusapnya wajah Faleesha dengan lembut. Tapi, tatapan netranya tidak bisa berbohong. Ada kemarahan yang terpendam di sana. Faleesha melihat gairah di mata Sanders, sehingga dia buru-buru merapatkan tubuhnya ke sandaran ranjang. โKau tanya aku ingin berbuat apa?โ tanya Sanders.โRupanya kamu belum puas bermain-main denganku, Honey.โ Senyuman licik kembali tersungging di bibirnya. Faleesha beringsut mundur. โMaafkan aku, aku hanya ingin meliha
โNona, saya membawakan obat untuk anda.โ Kepala pelayan masuk membawa nampan berisi obat tradisional. โObat apa?โ sela Faleesha datar. โUntuk kaki anda, ini ramuan tradisional, tapi sangat ampuh untuk meredakan sakitnya kaki anda,โ jawabnya. Beatrice masih menunggu diambang pintu. Faleesha menghela napas panjang. โMasuklah.โ Dia masuk dan meletakkan nampan itu ke meja nakas. โAnda harus selonjor dulu supaya saya bisa memijitnya.โ Faleesha mengikuti perkataan Beatrice. Paruh baya ini tampak cakap dan berpengalaman dalam segala hal. โApa Sanders mengatakan padamu jika aku terjatuh?โ tanya Faleesha.Beatrice menggeleng. โTuan hanya bilang, kaki anda terkilir, saya harus lekas mengobati,โ jawabnya. โNona, apa pun yang sedang coba anda lakukan, lebih baik anda pikir ulang-โโMaaf bukannya lancang, tapi pikirkan keselamatan anda. Satu atau dua kali, mungkin Tuan masih bisa menahan amarahnya, tapi-โโTapi apa?โ tanya Faleesha. โTapi kalau sudah berulang kali, Saya takut Tuan akan
โTuan Sanders memintaku untuk mengikutimu hingga ke dalam rumah sekalipun,โ ujar Emily. Dia seumuran dengan Faleesha. Namun, caranya bersikap sudah seperti orang dewasa. Sesuai dengan arahan Sanders. Pria itu memberi dua pengawal yang menemani Faleesha. โKalau kamu ikut, bagaimana cara menjelaskannya pada Papa?โ protesnya. โPapaku orangnya curigaan, kalau dia semakin marah gimana?โ Faleesha tak mau privasinya diketahui orang lain. โTerserah kau. Yang penting aku ikut, aku malas berduaan dengan dia di sini,โ jawab Emily sekenanya. โDia?โ ulang Faleesha. Emily mengarahkan dagunya ke arah Nick yang terlihat santai-santai saja. โOh, kamu tidak mau berduaan saja dengan Nick di dalam mobil?โ lanjut Faleesha. Sedangkan Nick tetap memasang tampang cool. Pria berusia 26 tahun yang ditugaskan untuk mengawasi Faleesha sekaligus menjadi pengintainya. Rata-rata pria yang bekerja pada Sanders adalah pria yang terlatih bela diri. โCk, aku juga malas semobil dengan wanita tomboi seperti
Ervina terkejut dengan kemunculan Fahaz. Tidak menyangka suaminya itu masih terjaga.โSayang.โ Ibu tiri Faleesha terlihat gelagapan. โPapa, Faleesha di sini.โGadis itu mendekat dengan tubuh gemetar. Tangisnya tak terbendung. Ingin menumpahkan segala keluh kesah. Faleesha segera menghambur ke pelukan sang ayah. Menghirup dalam-dalam aroma tubuh yang begitu dia rindukan. Sang ayah memeluk putrinya dengan hangat. Sedangkan ibu dan saudara tirinya mulai cemas. โKemana saja kamu, Sayang? Kenapa pergi tidak bilang? Papa cemas sekali,โ ucap sang ayah terbata. Angela berbisik di kejauhan. โCk, percuma aja, Mi. Kita ngompori Papa sampai mulut berbusa, dia tetap saja sayang sama Faleesha.โ โMemang si Faleesha itu pembawa sial. Jangan biarkan mereka semakin dekat.โ Ervina mendengus kesal. Sedangkan Faleesha bingung menjawabnya, dia harus menjaga perasaan Papanya agar tidak drop lagi. โMaafin Faleesha, Pa. Aku nggak pernah pergi jauh dari Papa, ada kerjaan yang harus aku selesaikan
โApa yang ingin kamu bicarakan, Sayang?โ tanya Fahaz pada putrinya. Netranya mengawasi halaman depan. Gadis itu berjalan menuju ke arah pintu. Menguncinya agar tidak ada yang menguping. Dia yakin sekali, ibu dan saudara tirinya mengawasi gerak geriknya. Dibelakangnya, mereka bertindak seperti musuh. โPa, aku mau minta izin ke Papa, untuk tinggal sementara di rumah Emily.โ Wajah Fahaz seketika berubah muram. โKenapa? Apa kamu tidak betah tinggal di sini? Apa karena Papa terlalu mengekang kamu?โ Faleesha menggeleng pelan. โTidak, Pa. Bukan itu. Aku hanya butuh tempat untuk diriku sendiri-โโPapa tidak tahu bagaimana rasanya jadi aku, Papa tidak tahu bagaimana sulitnya Faleesha menerima keluarga ini sejak dulu.โ Gadis itu menghela napas panjang.โAku mohon, Papa jangan salah paham. Aku hanya ingin jujur tanpa menyakiti siapa pun.โFaleesha berusaha memberi pengertian. โMami Ervina memang baik, Angela juga baik, tapi aku masih belum selesai dengan diriku sendiri, luka yang memb
Keesokan harinyaโฆFaleesha berpamitan pada ayahnya. Dia berjanji akan menjenguk Fahaz dua hari sekali asalkan diizinkan tinggal bersama Emily. Sebelum pergi, Faleesha juga berpesan pada pembantunya agar menghubunginya diam-diam jika sesuatu terjadi pada ayahnya. Atau gerak gerik ibu dan saudara tirinya mencurigakan. Takutnya mereka membuat masalah setelah kedatangannya. โMi, gimana orang-orang Mami? sudah disiagakan belum? Si anak kesayangan itu harus kita beri pelajaran,โ bisik Angela. Mereka sudah mengatur strategi untuk melukai Faleesha. โSst, jangan keras-keras, nanti Papamu dengar, Mami yang kena.โ Ervina melekatkan jari telunjuk ke bibirnya sendiri. โMami curiga, apa jangan-jangan Tuan Sanders juga dibohongi oleh Faleesha-โโSampai dia mudah sekali mengizinkan gadis pembawa sial itu keluar,.โ Ervina tampak gelisah. Seharusnya Faleesha- tetap hidup dalam kurungan mansion mewah itu. Dia yakin, Sanders tidak memperlakukannya dengan baik. โNah โkan, Mi. Apa kataku!โ se
Faleesha berjalan menghampiri Eric yang sudah menunggunya sejak tadi.Seperti biasa, kekasihnya itu selalu kelihatan segar dan tampan. โKau antusias sekali ya bertemu dia sampai setengah berlari seperti ini?โ tanya Emily.Pasalnya Faleesha berjalan tergopoh-gopoh seperti dikejar waktu. โAku sudah lama tidak bertemu dengannya,โ balas Faleesha. Langkahnya semakin cepat. Emily hanya menggeleng pasrah. Dalam kamus hidupnya memang tidak ada yang namanya cinta. Dia tidak pernah merasakan tertarik pada seorang pria. โAku mohon, kau mengantarku sampai sini saja supaya Eric tidak curiga.โFaleesha menelangkupkan tangannya ke dada, sebagai permohonan. Emily menghela napas panjang. โBaiklah.โMerepotkan musuh orang yang sedang jatuh cinta. Faleesha semakin mendekat dan menepuk bahu pria itu perlahan. Eric serta Merta menoleh dan tersenyum lebar, kemudian memeluk Faleesha erat. โSayang, aku rindu sekali,โ ucapnya. Faleesha berusaha tegar. Padahal selama ini hanya kepada pria inilah t
โSeharusnya kita sudah sampai di mansion sekarang,โ ujar Emily cemas. Setelah bertemu dengan Eric, Faleesha dan rombongan bergegas pulang. โYang penting 'kan sekarang sudah perjalanan pulang,โ balas Faleesha. โTuan Sanders menghubungi Nick, kedengarannya marah besar.โ Emily mulai cemas. โBenarkah? Kenapa kau tidak beritahu aku tadi?โ Faleesha ikut gelisah. โKata kamu aku tidak boleh mendekat, kan? Nomormu saja aku tidak tahu.โ Faleesha menepuk keningnya perlahan. โMaaf aku lupa memberi tahu.โ โTidak apa-apa, Nona. Bukan salah anda.โ Nick menimpali. โSaya sudah katakan pada Tuan, kita segera pulang.โโPaling juga kita dihukum seperti biasanya,โ timpal Emily dengan enteng. โHukuman apa?โ tanya Faleesha. Dia heran, kenapa Sanders hobi sekali menghukum bawahannya. โYah, palingan hukuman-โโSudah cukup, Emily. Berhenti menakut-nakuti Nona Faleesha,โ sela Nick. Pria itu kelihatan simpati pada Faleesha sejak awal. โAku tidak menakut-nakutinya. Memang sudah konsekuensi kita,
Sanders menghentikan gerakannya. Dia menatap wajah Faleesha yang sedikit pucat. โApa kau sakit? Kenapa tidak bilang?โ tanya pria itu. Faleesha hanya menggeleng pelan. โAku tidak tahu, akhir-akhir ini tubuhku lemas sekali. Aku juga mual kalau mencium baumu.โ Sanders seketika mengernyit. โMaksudmu aku bau?โ Dia pun mengendus-endus tubuhnya sendiri. Merasai tidak ada yang salah dengan badannya. โEntahlah, aku tidak tau. Kenapa rasanya aku mual jika dekat denganmu,โ balas Faleesha. Tetiba gadis itu berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi dalam perutnya. Sanders mengikuti dan memijat tengkuk belakangnya. โIstirahatlah, aku panggilkan dokter,โ titah Sanders. Faleesha hanya mengangguk lemah. Dia berjalan sembari memeluk pinggang sang suami. Walaupun mual dekat Sanders, tapi Faleesha tiba-tiba ingin sekali bermanja-manja dengannya. โCk, katamu aku bau,โ sungut Sanders merengkuh tubuh mungil istrinya. Tiba-tiba saja, Faleesha ambruk. Beruntung Sanders segera menangkapnya. โ
Sesampainya di rumah sakit, Sanders segera memeluk Faleesha erat. Menghirup aroma tubuhnya dalam-dalam. โSialan, kau membuatku sangat khawatir,โ rutuknya. Pria itu mengecup lembut bibir Faleesha sampai tidak menyadari Meera menatap mereka dengan pandangan yang sulit diartikan. โSst, kamu bisa tidak cium aku nanti aja. Itu Mama lagi sedih,โ balas Faleesha berbisik. Sanders langsung terkesiap. Dia baru sadar jika ibu mertuanya berada tak jauh dari Faleesha. โMama,โ sapanya. Meera tersenyum sendu. โTidak apa-apa, aku pernah merasakan seperti kalian. Masa pengantin baru, yang sulit berjauhan.โ Sejurus kemudian tatapannya mengarah ke ruang Fahaz dirawat. โBagaimana kondisi papa mertuamu?โ tanya Meera. โTidak ada luka yang parah, Ma. Dokter sudah menanganinya. Tetapi karena benturan yang cukup keras, Papa belum sadar hingga sekarang,โ terang Sanders. โBaiklah, kalian bisa pulang. Aku yang akan menjaga Fahaz,โ sela Meera. โKita obati dulu tangan Mama,โ jawab Faleesha. Meera baru s
โAku yang seharusnya bicara seperti itu, Ervina. Kau datang kemari tidak membawa apa-apa, pergi juga harusnya tidak membawa apa pun,โ tegas Meera tak takut. Dia pun lekas memanggil Wira agar membawa Yooshi ke rumah sakit terlebih dahulu. Pria berkaca mata itu datang tergopoh-gopoh dan terkejut melihat darah yang mengalir dari kepala bagian belakang. Sebenarnya, Wira sedikit mencemaskan keadaan Meera tetapi majikannya itu meyakinkannya agar dia berangkat terlebih dahulu. Meera akan menyusulnya nanti. Setelah Wira menghilang dengan membopong tubuh Yooshi. Ervina semakin menyeringai. โTamat riwayatmu sekarang.โ Ervina bergerak cepat mengeluarkan pisau dari balik saku bajunya yang sudah dia sembunyikan dan menyerang Meera. Meera terkejut melihat wanita yang pernah menjadi sahabatnya itu hendak menghunusnya. Dia langsung menahan pisau itu dengan tangannya. Meera meringis kesakitan saat benda tajam itu merobek telapak tangannya. Darah yang mengucur tidak dia hiraukan. Yang terpenti
Secepat kilat mobil Sanders melaju di perjalanan. Dia tidak menghubungi Faleesha terlebih dahulu karena takut sang istri panik. Sesampainya di rumah sakit, Fahaz langsung dibawa ke UGD, beruntung lukanya tidak parah. Hanya benturan kecil yang membuatnya syok hingga pingsan. Dia juga tidak harus dioperasi. Hanya perlu penanganan intensif. Tetapi rahang Sanders sudah mengeras. Pertanda dia benar-benar marah kali ini. โNick,โ panggilnya. โYa, Tuan,โ jawab Nick. โSegera hubungi polisi, dan laporkan kejadian barusan, juga serahkan semua bukti yang memberatkan mereka yang kita dapatkan sebelumnya-โ Sanders menjeda ucapannya. โDan jangan lupa, ambil rekaman CCTV dekat daerah persimpangan kecelakaan terjadi.โ โSiap, Tuan.โ Pemuda itu bergegas melaksanakan perintah majikannya. Sedangkan Sanders menunggu Fahaz dengan gelisah. Kali ini Ervina dan Angela tidak bisa dibiarkan. Tiba-tiba ponselnya berdering. Nama Faleesha muncul. Dia terkejut kenapa waktunya tepat sekali. Apa perasaan se
Fahaz tengah bahagia. Usahanya untuk kembali meminta maaf dan mengambil hati Meera tidak main-main. Walaupun wanita terkasihnya itu masih tidak mau sekedar berbincang, tapi Meera sudah sering mengingatkan dia untuk minum obat. Terkadang ketika ibu kandung Faleesha itu ingin pergi atau angkat kaki dari rumahnya, Fahaz selalu mencari cara agar bisa menggagalkannya. Bertahun lamanya dia telah berbuat tidak adil pada keluarga kecilnya. Ini saatnya menebus semuanya. Bahkan dia tidak ingat sedikitpun tentang Ervina. Wanita licik itu sudah berhasil mengobrak-abrik keluarganya. Fahaz tidak akan membiarkannya kali ini. โTuan, sepertinya ada yang mengikuti kita sejak tadi,โ ujar sang sopir. Fahaz menoleh ke belakang untuk memastikan. โJalan terus saja, Pak. Abaikan saja. Mungkin kebetulan arah kita sama.โ โBaik, Tuan.โ โMeera, aku akan menebus kesalahanku dan tidak akan membiarkanmu hidup menderita lagi,โ gumam Fahaz dengan wajah berbinar. โTuan, mobil di belakang semakin mendekat, dan
โKamu keren sekali,โ bisik Emily. Faleesha menghembuskan napas pelan. โKamu tidak tahu saja betapa aku menyesal kenapa tidak bisa tegas sama mereka dari dulu.โ โBahkan ketika mereka mengucilkan aku dulu, Papa dengan mudahnya percaya begitu saja. Aku tak mendapat dukungan dari siapa pun, Em. Tapi sekarang, aku tidak akan tinggal diam setelah membongkar kebusukan mereka,โ lanjut Faleesha. โBagus, kamu memang harus seperti itu,โ jawab Emily memberi semangat. โMakasih ya, sudah mau menemaniku dan menjagaku.โ tiba-tiba gadis itu menjadi sentimentil. Karena selama ini merasa tidak pernah punya keluarga dekat. Dari dulu sang Papa melarangnya bertemu siapa pun tanpa alasan yang jelas. โKau ini bicara apa, sudah jadi tugasku. Kau lupa Tuan akan menghabisiku kalau sampai kau kenapa-kenapa,โ jawab Emily. Setelah mengatakannya, gadis tomboy itu membuat gerakan menggores lehernya dengan tangan. Membuat Faleesha semakin terkekeh. โPercayalah, suamiku sekarang tidak sekejam itu,โ timpalnya.
Faleesha menghentakkan kakinya dengan keras. Dia memakai pantofel setinggi 5 cm. Tersenyum lebar berjalan menuju kedua ibu beranak itu. Angela dan Ervina tampak melongo melihat penampilan Faleesha. Dia sungguh berkelas. Tidak seperti biasanya yang cenderung casual. โNgapain kamu di sini?โ tanya Angela tak suka. Tatapannya penuh kebencian. Karena bukti yang Faleesha berikan membuat gadis itu menang telak. โHarusnya aku yang tanya, untuk apa kalian datang kemari?โ Gadis itu melipat kedua tangannya ke dada. Memberi tatapan tidak bersahabat. โCk, songong,โ gumam Angela kesal. โBegitukah cara kamu berbicara pada ibumu, Fal?โ Ervina bersuara. Dia tampak geram melihat tingkah laku Faleesha. Tahu begitu, dulu lebih baik gadis itu dilenyapkan saja. โLantas aku harus bicara pada Tante dengan nada yang sopan? Sedangkan kalian saja marah-marah tidak tahu tempat, apa tidak malu jadi tontonan banyak orang?โ tanya Faleesha penuh penekanan. "Dan satu lagi, Anda bukan ibu saya." โHeh, jang
โTuan, saya baru saja menerima informasi dari Emily, Nona Faleesha sedang di perusahaan ayahnya,โ ujar Nick. Sanders mengernyit. โUntuk apa?โ โKata Emily ada urusan yang harus Nona selesaikan, ibu dan saudara tirinya berulah lagi,โ balas Nick. Ada rasa khawatir yang menyeruak dalam hatinya, namun Sanders berusaha mengabaikan. Bagiamana pun, Faleesha harus belajar menyelesaikan masalahnya sendiri. Dia juga nantinya yang akan menggantikan posisi ayahnya. โApa kita ke perusahaan Tuan Fahaz saja?โ tanya Nick memastikan. โTidak perlu, jalan saja,โ balas Sanders. โApa Tuan tidak khawatir pada Nona?โ โTentu saja khawatir, tapi dia perlu belajar mandiri jika ingin memimpin perusahaan, Jika nanti ada kendala, barulah aku turun tangan,โ balas Sanders. Nick tidak pernah melihat perubahan yang begitu besar pada majikannya selama ini. Dinilainya Sanders jauh lebih tenang dan tidak pernah emosi berlebihan. Faleesha benar-benar membawa dampak yang baik untuknya. โLagipula katamu tadi, ist
Ada seseorang yang keras kepala selain dirinya. Sanders menyadari William bukan hanya keras kepala. Tetapi juga intimidatif. Namun, pria tua itu juga lupa siapa yang sedang ia intimidasi. โKalau begitu kau mendekati ajalmu sendiri,โ ucap William dengan sorot tajam. โKita lihat hancurnya perusahaanmu perlahan, karena sebentar lagi pemiliknya akan hancur di tanganku.โ Pria paruh baya itu yakin kali ini Sanders tidak bisa berkutik, apalagi dia masuk ke dalam rumahnya tanpa ditemani siapa pun. โBahkan seekor singa pun tidak pernah menerima kekalahan dengan mudah,โ ucap Sanders dengan santai. โSayangnya kau hanya tikus kecil bagiku sekarang-โ โKupikir kau licik seperti kata orang-orang, rupanya kau tak lebih dari sekedar orang bodoh yang ceroboh. Berani sekali kau datang kemari dengan percaya diri, dan aku berharap bisa keluar dengan mudah?โ Tawa William menggema di seluruh ruangan. Dia pikir sudah di atas awan. Menang telak atas ketidakberdayaan Sanders. โAku memang bisa keluar d