Sesuai dengan arahan pengacara suamiku, seharian aku disibukkan menyiapkan beberapa bukti termasuk menunjuk saksi. Bukti-bukti bisa kusiapkan, foto-foto yang menyebarkan kabar hoax, video di media sosial yang juga kupunyai, percakapanku dengan Sari ,aku screenshot, ijazah S1 dari kampusku tempat aku mendapat beasiswa sudah difotocopy dan dilegalisir, foto ijzah waktu aku wisuda disertai ijazah S2 dan S3 ketika kuliah di LA.Tiba saatnya menyiapkan saksi, aku kebingungan menunjuk saksi yang akan aku ajukan?“Pap, aku kebingungan menunjuk saksi.” Kataku sambil menggaruk leherku, tanda aku sedang nervous.“Hum, menurut mas Marwan, saksinya orang yang menyaksikan kejadian tersebut di media sosial.”“Tapi ini rekayasa bukan kejadian?” protesku.“Mungkin saksi yang mengetahui dirimu yang sebenarnya , tidak seperti yang diunggah di medsos.” Ujar suamiku .“Tidak mungkin oom Bimo, tante Mayang dan Sakti ,teman kampus? Aku jarang bergaul dengan mereka karena setiap aku dekat dengan seseo
Baca selengkapnya