Kami tidur bertiga, Adhi di tengah memelukku erat ditatap papanya dengan senyum bahagia.“Dia menerimamu,” bisiknya.“Aku cinta mama,” terdengar suara Adhi.Kami berdua tersenyum,” Papa sudah dilupakan?” tanya papanya.“No, still love you dad,” bisiknya.“Kenapa papa tidak dipeluk?”“Mama enak dipeluk baunya harum, telapak tangan mama halus jika membelaiku.”“Hmmhh.”Dengus papanya.Aku membelai rambutnya, mengelus jidadnya yang menonjol.“Jidadnya milikmu.” Bisik papanya, menggapai tanganku yang membelai jidad Adhi.“I love you,” bisikku ketika Adhi membuka separuh matanya.“I love you too mom,” bisiknya kemudian memejamkan matanya.Papanya tidak mau kalah, berbisik di telinga Adhi,” I love you my boy.”“I love you dad,” terdengar suara Adhi semakin lirih.Tidak lama terdengar dengkuran halus, aku mencium bibirnya yang kemerahan diikuti oleh papanya memberi kode kepadaku menunjuk ke arah pavilyun.“Tunggu, sampai dia betul-betul terlelap,” bisikku lirih.“Aku menunggumu di pavilyun, a
Last Updated : 2024-06-15 Read more