Share

BAB 73. MENANTI HARI.

Kembali ke Jakarta, kami bertiga dengan Oom Herkules sebagai supir. Adhi tidak henti-hentinya mengoceh, apa saja ditanyakan, Aku dengan sabar menjawab dan menjelaskannya, kadang-kadang papanya ikut nimbrung. Kami singgah di rest area untuk istirahat, makan siang kemudian melanjutkan perjalanan. Adhi sudah terlelap karena kelelahan, kepalanya di pahaku dan tubuhnya yang lain di paha Oom Bulus. Tidurnya Adhi saat yang dinantikan Oom Bulus, dia merengkuh pinggangku.

“Jangan macam-macam, oom Herkules bisa melihat kita.”

“Dia fokus ke jalan raya, tidak mungkin dia menoleh ke belakang.”

“Dia bisa lihat dari kaca spion. Kendalikan dirimu,”bisikku.

Oom Bulus membalas dengan senyum kecil di bibir. Aku memejamkan mataku, rasa kantuk yang luar biasa sulit kutahan, tanpa sadar aku merebahkan kepalaku di bahu Oom Bulus yang membiarkan bahunya termpat kepalaku bersandar cantik di bahunya yang sudah terlihat kokoh. Perjalanan dari Puncak ke Jakarta berjalan dengan lancar, kami tiba di apartemen Boug
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sonia Resa05
yeaayy akhirnya om Bulus yg di pilih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status