Semua Bab BARA CINTA TERLARANG: Bab 51 - Bab 60

114 Bab

BAB 50. RESAH.

Aku berdiri di depan apartemen mewah, membayangkan keseluruhan gedung yang membuat aku menikmati hidupku sebagai mahasiswi yang pengagum profesor Thomas Black, kemudian meningkat menjadi pemuas nafsu profesor Black. Hmm, tidak kami saling memuaskan, batinku.Kemarin, diawali dengan belaian lembut lidah profesor di seluruh tubuhku sampai ke pusat kenikmatan, membuatku mendesah, mengerang dan mengecap sangking nikmatnya. Kemudian dari lembut, perlahan-lahan profesor menaikkan temponya seperti yang diinginkan, aku mengerang keras, memintanya untuk terus mer*ngsangku menjadikan tubuhku bergerak tak beraturan di dinding kamar tidur.Kami melakukannya dengan tubuhku menyandar di dinding,favorit profesor, sambil memainkan jarinya , tangan satunya mempermainkan payudaraku, bibirnya menghisap putingku bergantian, suatu sensasi nikmat yang dipersembahkan profesor kepadaku. Akupun memainkan tangan , mencengkeram dan meramas punggungnya. Kakiku mengikat erat di pinggulnya profesor. kami melak
Baca selengkapnya

BAB 51. GELISAH.

Gelisah Profesor Black.Menatap Jessica yang tertidur lelap, aku tersenyum memandang tubuh indah yang selalu membuatku bergairah. Udara dingin membuat tubuh itu meringkuk karena dingin, tubuh telanjangnya memamerkan kedua bukit yang begitu indah. Profesor memandang wajah Jessica, polos jarang memakai makeup yang berlebihan, alisnya yang melengkung , bulu matanya yang panjang dan lentik menghias di matanya yang terpejam.Ada kegelisahan, dibalikkan tubuhnya yang mungil , membelakangiku, pemandangan indah berganti dengan punggung , disertai lekuk pinggangnya yang kecil dan bokongnya yang menonjol. Profesor menelan ludahnya, “ Mengapa kau selalu membuatku bergairah Jessica?” bisiknya.Dibelainya punggung dengan lembut. Punggung yang selalu didekapnya kuat-kuat jika mencapai puncak kenikmatan.Tubuh Jessica berbalik lagi kini berbaring telentang, kakinya diangkat lalu dengan manisnya di parkirnya di pahaku, membuat si kecil berkedut. Kupandangi payudaranya yang membukit indah dengan put
Baca selengkapnya

BAB 52.BERPISAH.

Fobia perpisahan membuatku dan profesor Black gelisah yang panjang, berakhir setelah saling memagut kuat-kuat disertai air mata berlinang di pipiku. Profesor Black menghapus air mataku dengan lidahnya, tubuh kami tetap memagut seakan tidak ingin dipisahkan. Bibirku menyatu dengan bibir profesor Black, melumat penuh kelembutan dan gairah yang membara. Degup jantung kami begitu kencang, profesor memagutku posesif, seolah tidak ingin kehilanganku.Kebersamaan kami yang begitu indah , menyenangkan , dipenuhi hasrat dan gairah, menyatukan dua tubuh dengan setiap desahan napas, saling mengisi membuat perikan-percikian api bara Percikan-percikan api bara percintaan kami tak mampu kami padamkan, semakin membara akhirnya kami melakukan lagi, lagi sampai tubuh kami sudah tidak mampu .Aku mendesah perlahan, profesor menatapku ketika aku mendesah,”Maaf membuatmu capek, aku sulit melepaskanmu.” Bisiknya parau.Aku melihat matanya berkabut, ada genangan air mata. Aku mengusap matanya,”Jangan menang
Baca selengkapnya

BAB 53. PULANG.

Setelah beristirahat aku menelpon mama, dengan tangan gemetar aku memencet nomor mama,tidak diangkat. Aku menelpon adikku, memencet nomornya juga tidak diangkat.Keraguan menyergapku,pasti mama dan adikku tidak bersedia mengangkat telepon. Pasti nomorku masih tertera di ponsel mereka, tanpa mengangkatnya mereka tahu aku yang menelpon.Tiba-tiba ponselku berdering, aku kira profesor yang menelponku. Aku mengangkat telepon.“Jessika?”Aku terpana mendengar suara lembut mama, aku tak sanggup menahan air mataku, langsung menangis.“Ada apa? Kau sedang kesulitan untuk pulang ke Indonesia?” tanya mama dengan nada khawatir.“Tidak ma, aku sudah di Jakarta. Aku rindu mama dan adik-adik, aku mau ketemu mama dan adik-adik.” Kataku.Terdengar napas lega di ujung sana.“Kau ingin mama dan adik-adikmu ke Jakarta?” tanya mama .“Tidak mama, Jessika akan ke rumah. Besok pagi naik kereta, mama dan adik-adik-adik jemput Jessika ya di setasiun?” cicitku dengan nada terpatah-patah.“Baiklah, mama akan m
Baca selengkapnya

BAB 54. MEMBERANIKAN DIRI.

Selama makan malam, aku tahu mama akan melakukan kebiasaannya jika kami makan bersama. Mengambil nasi, lauk pauk dan meletakkannya di depanku.“Makanlah sepuasnya, ini makanan kesukaanmu,”kata mama paru goreng di piringku.“Ma, biar aku sendiri yang ambil, mama makanlah juga,”kataku sambil menyendok nasi ke piring mama.Adik-adikku tertawa melihat aku dan mama saling menambah lauk di piring makan.“Mbak lupa kebiasaan mama , terakhir makan dan menghabiskan semua makanan di meja makan.”“Iyalah kalian kan butuh lebih banyak gizi dari mama?” kata mama.“Ma, kita sudah kelebihan gizi, lihat dik Bagas, perutnya menonjol terus.” Jawab Fanny.“Yang kurang gizi sih mbak Jeje, lihat tuh tulang di lehernya menonjol ke luar.”“Apakah makanan di LA tidak sesuai dengan lidahmu?” tanya mama.“Ada sih yang sesuai tapi Jeje jaga badan, takut jadi gemuk. Ada turunan gemuk di keluarga kita.”“Siapa?” tanya kedua adikku.“Itu tuh yang perutnya menonjol,” kataku, disambut Bagas dengan tertawa .Aku me
Baca selengkapnya

BAB 55. PENGAKUANKU

Ekspresi wajah mama menunjukkan ada yang ingin ditanyakan. Mama menarik napas pelan, mungkin menimbang-nimbang apakah pantas dia menanyakannya dan apakah aku akan menjawab atau menolak menjawab pertanyaan mama.Mama menatapku lekat-lekat, “ Je, apakah mama berhak menanyakannya kepadamu?”“Silahkan ma, Jeje akan menjawab, jika Jeje rasa mama perlu mengetahuinya.”“Apakah hanya bermanja-manja atau lebih dari itu?” tanya mama was-was.“Maaf Ma, Jeje sangat ingin dimiliki dan memilikinya. Kami melakukannya.”“Cukup!” kata mama.Aku menatap mama, “ Jeje mencintainya ma, demikian juga oom Bulus mencintai Jeje.”“Kalau dia mencintaimu dia tidak memaksamu melakukan hubungan intim,”“Tidak ada paksaaan Ma … Jeje melakukannya karena cinta.”“Kamu tidak menanyakan apakah dia punya isteri?”“Jeje tanya, dia bilang dia lajang, tidak laku. Jeje percaya karena setiap hari kami selalu bersama. Kalau Jeje pulang kuliah ke apartemennya, tidak pernah ada perempuan.Jeje percaya. Entah mengapa Jeje malah y
Baca selengkapnya

BAB 56. KEMBALI KE JAKARTA.

Setelah syukuran sederhana, besoknya aku kembali ke Jakarta dengan bis. Aku ingi menikmati perjalanan dan memikirkan dan menyusuri jalur yang akan kutempuh nanti jika telah menemui daddy. Mengingat daddy jantungku tidak lagi berdegub kencang, tidak seperti sebelumnya begitu mengingat daddy jantung berdegub kencang dan rindu mendepak hatiku ingin bertemu dengannya.Setelah membuka blokir kenangan yang kusimpan dalam-dalam, rindu tidak berbekas lagi dalam pikiranku, malah hatiku rasanya lapang melepaskan daddy dari pikiran dan hatiku. Aku sudah tidak mempertahankan daddy dalam pikiran dan hatiku. Seperti kata mama mungkin dia sudah rujuk kembali dengan isterinya.Waktu telah menunjukkan sebentar lagi bis akan memasuki rest area, tiba-tiba ada keinginan menelpon profesor. Sudah dua hari kami tidak menelpon.“Hallo,” Mendengar suara baritone profesor aku langsung terdiam.“Hallo Jess?” terdengar kembali sapa profesor.“Hi.”Jawabku. Jantungku mendadak berdebar tak karuan, sulit bagiku u
Baca selengkapnya

BAB 57.TRUTH OF LIFE.

Hidup bukanlah apa yang terjadi di sekitar anda, tetapi kebenaran hidp adalah yang terjadi pada diri anda.Kebenaran hidup dalam banyak kasus yang kuhadapi orang-orang di sekitar kita yang membuat kita bisa hampa tanpa kepastian hidup, hidup dalam kebahagiaan dan hidup dalam kegelisahan.Aku pernah mengalami hidup hampa ketika papa meninggal, semua yang ingin kuraih aku harus merangkak agar dapat lulus SMA dan menggapai cita-citaku. Keberadaan oom Bimo dan Bulus, hidupku yang merangkat, aku bisa bangkit berdiri. Tawaran oom Bulus mengikatku dalam kontrak membuatku bahagia. Aku telah melampaui hidup itu, kebahagiaan bersama oom Bulus dan profesor Black, bahagia lahir dan batin, menikmati kemewahan dan kenikmatan suatu hubungan terlarang.Sekarang aku hidup dalam kegelisahan di kamar kost, merenung apa yang akan aku lakukan mencari kebenaran hidupku yang telah dihempaskan lima tahun lalu. Langkah apa yang harus kutempuh? Diawali dari mana? Menemui keluarga oom Bimo? Apakah mereka sudah
Baca selengkapnya

BAB 58. KENIKMATAN SEMU.

Proses menghilangkan oom Bulus dari benakku sulit kulepaskan ada satu nama Adhikara Sriyanto Baskara ketika nama itu aku bisikkan perlahan-lahan. Waktu itu dengan alasan belum siap hamil, belum siap mengandung selama sembilan bulan,belum siap melahirkan dan merawatnya , naluri keibuanku yang kusembunyikan tiba-tiba menyulut keluar saat oom Herkules marah ketika aku menanyakan keberadaan anakku.Kata-kata oom Herkules ,mbak sekarang meminta hak ingin mengetahui keberadaan anak mbak?Kemana mbak selama ini? Menghilang tanpa jejak! Aku meringis bukan karena sakit tapi kata-kata pedas oom Herkules setajam silet. Aku merasa dipermalukan.Waktu itu logika yang kupakai lebih kuat daripada naluri keibuanku, membuat aku melarikan diri ke Amerika, Los Angelus dengan alasan meraih cita-citaku hanyalah puncak dari kemarahanku untuk membuat daddy menyesal karena menduakan aku dengan Herlina , isterinya. Aku ingin dinomor satukan oleh daddy , ternyata daddy lebih memilih Herlina dan mama Soray
Baca selengkapnya

BAB 59. BERTINDAK.

Malam hari profesor Black menelponku, aku melirik jam delapan malam, berarti di LA jam enam pagi pasti dia menginginkanku. Benar perkiraanku, dia mengajak melakukannya lagi, aku katakan aku tidak berminat. Permainan itu tidak menyelesaikan masalahku, aku tetap stress. Terlihat wajahnya kecewa.“Kalau kau ingin lakukanlah sendiri,” kataku.“Tapi tadi sore kamu melakukannya dengan sangat baik, kau mengerang , mendesah dan menjerit.” Protesnya.“Pop, itu kenikmatan semu, aku ingin yang nyata.”“Terbanglah ke LA.” Bisiknya parau.“Masalahku belum selesai, “ kataku.“Kapan kau mulai bertindak?” tanyanya.“Besok, aku akan ke kantornya.” Kataku mantap.“Baiklah, tidurlah suaramu menandakan kau mengantuk.”“Sorry, aku tidak bisa memenuhi permintaanmu.”Kataku.“Aku bisa melakukannya dengan deasy.” Katanya.Aku tersenyum mendengar namanya, pilihan terakhir profesor Black, aku tidak cemburu pada deasy, biarlah profesor mengeksplotasinya, batinku.Akupun menghela napas, mengatur bantalku agar ter
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status