Home / Romansa / BARA CINTA TERLARANG / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of BARA CINTA TERLARANG: Chapter 41 - Chapter 50

127 Chapters

BAB 40.BACK TO REALITY.

Malam terakhir di pondok kami tidur di ranjang single yang terbuat dari kayu . Kami mengangkat jerami dari tanah yang telah mengalaskan dirinya untuk kami bergumul dan berpagut ke atas tempat tidur. Api di perapian sudah redup karena kayu bakar sudah habis Profesor sutradara yang mengatur semuanya, aku hanya mengikuti keinginannya. Dia yang masak, dia mencuci peralatan makan, aku hanya duduk di kursi melihat dia beraktivitas.Kadang-kadang profesor menghampiriku, mengelus kepalaku, mencium bibirku kembali beraktivitas. Tidak ada signal, kami menghemat baterai ponsel kami untuk perjalanan pulang ke rumah keluarga Black. “Kita cepat naik ke tempat tidur, selama bulan masih masuk ke dalam pondok, “kata profesor mengangkatku dari kursi dan membaringkan di tempat tidur, dibukanya kemejaku, menatap tubuhku yang disinari sinar bulan.Membuka kaosnya, hanya celana pendek di tubuh kami masih tersisa. Kami memanaskan tubuh kami dengan berpelukan di tempat tidur, aku melingkarkan tanganku di at
Read more

BAB 41.KEANEHAN KELUARGA BLACK.

Mengapa Mrs.Black menyalahkanku sebagai perempuan liar, mengapa dia tidak menyalahkan anaknya? Bukankah hubungan intim terjadi jika dua orang sepakat melakukannya? Tidak tahukah dia betapa liarnya Tom ketika menggauliku? Keliarannya ditransfer ke tubuhku membuat aku tertular keliarannya sehingga kami lepas kendali? Apakah dengan s*ks ada cinta? Apakah cinta menuntut s*ks?pertanyaan yang selalu menyerbu benakku. S*ks pertama dengan daddy aku lakukan karena ingin merasakan sesuatu yang katanya nikmatnya tak berujung. Setelah melakukannya aku ingin melakukannya lagi, lagi dan lagi. Setiap melakukan s*ks dengan daddy, lama-lama aku merasakan cintanya dalam setiap rengkuhan dan pagutannya, merasakan hubungan emosional setiap melakukan s*ks dengan daddy, ada dorongan untuk membuatnya bahagia demikian juga sebaliknya. Aku pikir aku jatuh cinta pada daddy. S*ks pertama dengan profesor Tom aku berpikir dia memanfaatku untuk melampiaskan hasrat dan gairahnya yang dibungkus rapi dengan l
Read more

BAB 42. RETAK

Aku bangun ketika sinar matahari menerpa tubuhku yang telanjang. Keringat karena hubungan intim semalam , hawa panas di dalam mobil membuatku semakin berkeringat ketika sebagian sinar matahari menerpa tubuhku. Aku menggeliat, mencari pakaianku yang jatuh berhamburan di lantai mobil. Mencari ranselku yang ada di lantai bawah mobil, mengambil handuk menyeka keringat yang terasa lengket di seluruh tubuhku, belum lagi air yang kami keluarkan dari milik kami membuat seluruh tubuhku terasa gerah. Profesor masih tertidur lelap, mulutnya terbuka disertai desisan dengkur Profesor membuat aku ingin membuat sedikit kenakalan. Aku mengambil ponselku dan mengabadikannya yang sedang tidur dengan mulut terbuka kemudian mengambil video dan mengabadikan seluruh gestur tubuhnya . Aku mengupload dan mengirim ke Whatapp profesor dengan caption Dewa Amor tertidur lelap setelah bercinta habis-habisan dengan dewi Aphrodite. Untung p*nisnya tidur, kalau tidak memberontak mita masuk ke dalam lobang nikmatk
Read more

BAB 43. DETIK-DETIK MENENTUKAN .

Pemakaman Mrs. Black tanpa kehadiran profesor membuatku gelisah, sebagai orang Timur yang mengedepankan tradisi menghormati orangtua, entah orangtua kandung, orangtua angkat , orang tua asuh atau siapapun yang namanya orangtua yang berperan serta membuat seseorang dapat berhasil dalam hidupnya hendaknya dihormati sampai akhir hayatnya. Aku berusaha membujuk profesor untuk hadir tanpa diriku, dia marah dan kemarahannya diakhiri dengan s*ks. Bagi profesor tubuhnya yang meledak-ledak setelah mencapai puncak kenikmatan membuatnya tenang, stress dan depresinya hilang. Ketika melakukan hind setelah menikmati s*ks dengan kekerasan, dia memelukku, bagaikan anak kecil dia terisak-isak dalam pelukanku. Dia tahu aku sangat menderita karena kekerasan yang dilakukannya, nyeri , sakit diselubungi nikmat yang hanya sebentar kurasakan dan aku hanya pasrah dalam kungkungannya, menatapnya dengan tatapan menahan sakit. Profesor tahu apa sebabnya aku mendesaknya untuk hadir kepemakaman , takut kala
Read more

BAB 44. BERTENGKAR

Satu hal yang membuatku risih adalah sikap profesor yang ingin tahu aktivitasku di luar kampus, mungkin dia tidak bisa menguasaiku dua puluh empat jam, aku harus melapor apa saja kegiatanku di dalam kampus apalagi kegiatan di luar kampus. “Berikan jadwal seminar,conseling, diskusimu di luar kampus.” Kata profesor ketika sedang membimbingku di ruang kerjanya. “Jadwal kuliah kan sudah ada saya kirim, persetujuan tema disertasiku masih belum mendapat jawaban dari prof. Felix. Aku sudah berikan temanya pada awal kuliah S3, aku sedang konsultasikan sehingga jika waktu disertasi tiba pada semester tiga, aku tinggal kerjakan.” “Mengapa dia belum menyetujui tema disertasimu?” “Hmm, kadang-kadang prof. Felix ada kegiatan mendadak, profesor Felix itu tidak mempunyai manajemen waktu, tidak seperti prof semua aktivitas pakai manajemen waktu, kecuali kalau olah ranjang, “ kataku. “Milikmu sangat enak, sulit pakai manajemen waktu, “ bisik profesor membelai kupingku. “Prof?” “Apa sayang?” t
Read more

BAB 45. PESTA

Waktu telah menunjukkan jam lima sore, aku menatap layar laptop kemudian memejamkan sejenak setelah seharian belajar di kamar asrama. Hari ini tidak ada mata kuliah yang harus aku ikuti. Aku menekan tombol shut down, layar langsung mati. Menggeliat sebentar, merapikan buku dan catatan-catatan, berdiri menarik handuk masuk ke kamar mandi. Langkahku terhenti ketika ponsel berdering dari prof Felix. “Hallo” sapaku. “Jessica, you know my house?” tanyanya. Aku menepuk jidatku mendengar pertanyaan profesor Felix, ternyata aku tidak tahu rumahnya dan lupa menanyakannya. “Jessica?” “Hallo?” “The driver will pick you up, can you ready by six?” tanyanya. “I’ll be ready.” Jawabku. “Ok. Later when he arrives he will call you.” “Thank you prof.” jawabku dengan sopan. Segera aku mandi, melumuri wajah imutku dengan pelempab , kemudian menempelkan bedak padat, berakhir dengan lipstick warna nude,langsung memakai gaun batik yang telah kusiapkan kemarin. Aku mematutkan di depan cermin, gaun
Read more

BAB 46. SAKIT MANJA.

Selama perjalanan menuju apartemen Profesor Black mereka tidak berbicara, aku menutup mulutku malas untuk berbicara dengan profesor yang berakibat pasti dia melecehkanku secara verbal belum lagi nanti di apartemennya aku akan mengalami kemarahannya. Ternyata apa yang kupikirkan bahwa profesor akan melampiaskan kemarahannya tidak terbukti. Kami tetap diam seribu basa, aku masuk ke kamar tidur, mengganti bajuku dengan pakaian tidur, piayama yang kubeli senanda dengan piayama profesor. Biasanya kalau tidur kami berdua tidak memakai satu helai kain, pure nude, sesuai keinginan profesor.Untuk menunjukkan bahwa aku membangkang, aku pakai piayama. Profesor melihatku memakai piayama tidak menanggapi, keluar kamar tidur. Aku langsung membaringkan tubuhku yang terasa lemah, kepalaku pusing, tubuhku menggigil. Aku menarik selimut dan bedcover menutupi seluruh tubuhku. Keesokan harinya, aku serasa mau tumbang, badanku terasa hangat, kepalaku pusing bagaikan dipalu ketika aku membuka mataku,
Read more

BAB 47. VIDEO VIRAL

Semester tiga aku sudah melangkah ke penelitian disertasiku, waktuku mengadakan penelitian untuk menyusun disertasiku.Awalnya aku mengalami kesulitan , tapi dukungan profesor Felix, profesor Black dan beberapa dosen yang membantuku mengadakan penemuan baru mengenai ilmu yang sesuai dengan jurusan yang kutempuh.Aku harus mengangkat kajian teoritis yang kudapat selama ini dengan dukungan fakta empiric sehingga permasalah yang digali menjadi sangat mendalam dan spesifik.Aku bertanggungjawab Sembilan puluh persen atas karya tulis ilmiah dengan sepuluh persen pendampingan dari pembimbing. Wajib memenuhi enam puluh daftar pustaka agar dapat dipublikasikan , aku sibuk mengunjungi penelitian, perpustakaan dan kampus . Weekend dengan profesor kadang-kadang kulewati membuat profesor sering mengunjungiku di perpustakaan atau di tempat penelitian. Sepintar-pintarnya bangkai yang ditutupi, baunya tetap tercium juga. Karena seringnya profesor Black mencariku , seringnya kami bertemu meskipun semb
Read more

BAB 48. MISTY

Tanpa terasa kegiatan pembuatan disertasi yang menyita waktu, menguras energiku dan weekendku dengan profesor tidak dapat kutepati dapat kuselesaikan juga. Setelah melakukan beberapa perubahan kecil yang tidak berarti lebih pada tata bahasa yang harus dilaksanakan di sana sini, tuntaslah disertasiku. Tinggal menunggu acara sidang yang akan digelar minggu depan. Aku menemui profesor Felix meminta pendapatnya agar aku bisa mempertahankan disertaiku. Dari apartemen profesor Felix aku ke apartemen profesor Black.Profesor membuka pintu apartemen menatapku, aku terdiam, terpaku di pintu. “Masuklah, aku sudah lama menunggumu,” katanya dengan suara parau. “Aku ke apartemen prof. Felix,” kataku. “Hum, aku tahu.” Jawab prof singkat. “Prof, are you sick?” tanyaku. “No, I’am having problem with my love, which she will leave me,” katanya menatapku tajam. “Pop.” Bisikku manja di telinganya. “Hum.” Jawab profesor singkat, mengambil kaleng bir yang ada di meja. “Why are you so clumsy?’
Read more

BAB 49. MENYIAPKAN PERPISAHAN.

Aku berpikir bahwa aku bisa berdamai perpisahanku dengan profesor Black. Ternyata apa yang kupikirkan tidak seluwes seperti kenyataannya.Profesor Black memintaku jangan meninggalkannya, dia sudah terobsesi pada diriku. Sebenarnya jauh di lubuk hatiku aku juga terobsesi padanya, tapi bayangan daddy selalu menghantui diriku karena aku telah meninggalkannya tanpa pamit dan menghilang begitu saja Ada perasaan bersalah mulai menggerogoti hatiku karena aku pernah dan masih mencintainya, meskipun ada sebercit benci di dalam hatiku. Bahkan akhir-akhir ini wajah daddy muncul kembali hadir dalam mimpiku. Mimpi erotisnya dengan daddy berakhir dengan mimpi buruk, daddy dan anak yang aku lahirkan tidak pernah aku lihat wajahnya, mencarinya ke mana-mana. Anehnya mimpiku tentang daddy hanya kalau aku bermalam dan tidur di asrama, tidak pernah aku memimpikan daddy ketika aku bermalam dan tidur berpelukan dengan profesor. “Aku harus pulang! Apapun yang terjadi aku harus pulang!” tekadku. Acara sida
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status