Satu hal yang membuatku risih adalah sikap profesor yang ingin tahu aktivitasku di luar kampus, mungkin dia tidak bisa menguasaiku dua puluh empat jam, aku harus melapor apa saja kegiatanku di dalam kampus apalagi kegiatan di luar kampus. “Berikan jadwal seminar,conseling, diskusimu di luar kampus.” Kata profesor ketika sedang membimbingku di ruang kerjanya. “Jadwal kuliah kan sudah ada saya kirim, persetujuan tema disertasiku masih belum mendapat jawaban dari prof. Felix. Aku sudah berikan temanya pada awal kuliah S3, aku sedang konsultasikan sehingga jika waktu disertasi tiba pada semester tiga, aku tinggal kerjakan.” “Mengapa dia belum menyetujui tema disertasimu?” “Hmm, kadang-kadang prof. Felix ada kegiatan mendadak, profesor Felix itu tidak mempunyai manajemen waktu, tidak seperti prof semua aktivitas pakai manajemen waktu, kecuali kalau olah ranjang, “ kataku. “Milikmu sangat enak, sulit pakai manajemen waktu, “ bisik profesor membelai kupingku. “Prof?” “Apa sayang?” t
Waktu telah menunjukkan jam lima sore, aku menatap layar laptop kemudian memejamkan sejenak setelah seharian belajar di kamar asrama. Hari ini tidak ada mata kuliah yang harus aku ikuti. Aku menekan tombol shut down, layar langsung mati. Menggeliat sebentar, merapikan buku dan catatan-catatan, berdiri menarik handuk masuk ke kamar mandi. Langkahku terhenti ketika ponsel berdering dari prof Felix. “Hallo” sapaku. “Jessica, you know my house?” tanyanya. Aku menepuk jidatku mendengar pertanyaan profesor Felix, ternyata aku tidak tahu rumahnya dan lupa menanyakannya. “Jessica?” “Hallo?” “The driver will pick you up, can you ready by six?” tanyanya. “I’ll be ready.” Jawabku. “Ok. Later when he arrives he will call you.” “Thank you prof.” jawabku dengan sopan. Segera aku mandi, melumuri wajah imutku dengan pelempab , kemudian menempelkan bedak padat, berakhir dengan lipstick warna nude,langsung memakai gaun batik yang telah kusiapkan kemarin. Aku mematutkan di depan cermin, gaun
Selama perjalanan menuju apartemen Profesor Black mereka tidak berbicara, aku menutup mulutku malas untuk berbicara dengan profesor yang berakibat pasti dia melecehkanku secara verbal belum lagi nanti di apartemennya aku akan mengalami kemarahannya. Ternyata apa yang kupikirkan bahwa profesor akan melampiaskan kemarahannya tidak terbukti. Kami tetap diam seribu basa, aku masuk ke kamar tidur, mengganti bajuku dengan pakaian tidur, piayama yang kubeli senanda dengan piayama profesor. Biasanya kalau tidur kami berdua tidak memakai satu helai kain, pure nude, sesuai keinginan profesor.Untuk menunjukkan bahwa aku membangkang, aku pakai piayama. Profesor melihatku memakai piayama tidak menanggapi, keluar kamar tidur. Aku langsung membaringkan tubuhku yang terasa lemah, kepalaku pusing, tubuhku menggigil. Aku menarik selimut dan bedcover menutupi seluruh tubuhku. Keesokan harinya, aku serasa mau tumbang, badanku terasa hangat, kepalaku pusing bagaikan dipalu ketika aku membuka mataku,
Semester tiga aku sudah melangkah ke penelitian disertasiku, waktuku mengadakan penelitian untuk menyusun disertasiku.Awalnya aku mengalami kesulitan , tapi dukungan profesor Felix, profesor Black dan beberapa dosen yang membantuku mengadakan penemuan baru mengenai ilmu yang sesuai dengan jurusan yang kutempuh.Aku harus mengangkat kajian teoritis yang kudapat selama ini dengan dukungan fakta empiric sehingga permasalah yang digali menjadi sangat mendalam dan spesifik.Aku bertanggungjawab Sembilan puluh persen atas karya tulis ilmiah dengan sepuluh persen pendampingan dari pembimbing. Wajib memenuhi enam puluh daftar pustaka agar dapat dipublikasikan , aku sibuk mengunjungi penelitian, perpustakaan dan kampus . Weekend dengan profesor kadang-kadang kulewati membuat profesor sering mengunjungiku di perpustakaan atau di tempat penelitian. Sepintar-pintarnya bangkai yang ditutupi, baunya tetap tercium juga. Karena seringnya profesor Black mencariku , seringnya kami bertemu meskipun semb
Tanpa terasa kegiatan pembuatan disertasi yang menyita waktu, menguras energiku dan weekendku dengan profesor tidak dapat kutepati dapat kuselesaikan juga. Setelah melakukan beberapa perubahan kecil yang tidak berarti lebih pada tata bahasa yang harus dilaksanakan di sana sini, tuntaslah disertasiku. Tinggal menunggu acara sidang yang akan digelar minggu depan. Aku menemui profesor Felix meminta pendapatnya agar aku bisa mempertahankan disertaiku. Dari apartemen profesor Felix aku ke apartemen profesor Black.Profesor membuka pintu apartemen menatapku, aku terdiam, terpaku di pintu. “Masuklah, aku sudah lama menunggumu,” katanya dengan suara parau. “Aku ke apartemen prof. Felix,” kataku. “Hum, aku tahu.” Jawab prof singkat. “Prof, are you sick?” tanyaku. “No, I’am having problem with my love, which she will leave me,” katanya menatapku tajam. “Pop.” Bisikku manja di telinganya. “Hum.” Jawab profesor singkat, mengambil kaleng bir yang ada di meja. “Why are you so clumsy?’
Aku berpikir bahwa aku bisa berdamai perpisahanku dengan profesor Black. Ternyata apa yang kupikirkan tidak seluwes seperti kenyataannya.Profesor Black memintaku jangan meninggalkannya, dia sudah terobsesi pada diriku. Sebenarnya jauh di lubuk hatiku aku juga terobsesi padanya, tapi bayangan daddy selalu menghantui diriku karena aku telah meninggalkannya tanpa pamit dan menghilang begitu saja Ada perasaan bersalah mulai menggerogoti hatiku karena aku pernah dan masih mencintainya, meskipun ada sebercit benci di dalam hatiku. Bahkan akhir-akhir ini wajah daddy muncul kembali hadir dalam mimpiku. Mimpi erotisnya dengan daddy berakhir dengan mimpi buruk, daddy dan anak yang aku lahirkan tidak pernah aku lihat wajahnya, mencarinya ke mana-mana. Anehnya mimpiku tentang daddy hanya kalau aku bermalam dan tidur di asrama, tidak pernah aku memimpikan daddy ketika aku bermalam dan tidur berpelukan dengan profesor. “Aku harus pulang! Apapun yang terjadi aku harus pulang!” tekadku. Acara sida
Aku berdiri di depan apartemen mewah, membayangkan keseluruhan gedung yang membuat aku menikmati hidupku sebagai mahasiswi yang pengagum profesor Thomas Black, kemudian meningkat menjadi pemuas nafsu profesor Black. Hmm, tidak kami saling memuaskan, batinku.Kemarin, diawali dengan belaian lembut lidah profesor di seluruh tubuhku sampai ke pusat kenikmatan, membuatku mendesah, mengerang dan mengecap sangking nikmatnya. Kemudian dari lembut, perlahan-lahan profesor menaikkan temponya seperti yang diinginkan, aku mengerang keras, memintanya untuk terus mer*ngsangku menjadikan tubuhku bergerak tak beraturan di dinding kamar tidur.Kami melakukannya dengan tubuhku menyandar di dinding,favorit profesor, sambil memainkan jarinya , tangan satunya mempermainkan payudaraku, bibirnya menghisap putingku bergantian, suatu sensasi nikmat yang dipersembahkan profesor kepadaku. Akupun memainkan tangan , mencengkeram dan meramas punggungnya. Kakiku mengikat erat di pinggulnya profesor. kami melak
Gelisah Profesor Black.Menatap Jessica yang tertidur lelap, aku tersenyum memandang tubuh indah yang selalu membuatku bergairah. Udara dingin membuat tubuh itu meringkuk karena dingin, tubuh telanjangnya memamerkan kedua bukit yang begitu indah. Profesor memandang wajah Jessica, polos jarang memakai makeup yang berlebihan, alisnya yang melengkung , bulu matanya yang panjang dan lentik menghias di matanya yang terpejam.Ada kegelisahan, dibalikkan tubuhnya yang mungil , membelakangiku, pemandangan indah berganti dengan punggung , disertai lekuk pinggangnya yang kecil dan bokongnya yang menonjol. Profesor menelan ludahnya, “ Mengapa kau selalu membuatku bergairah Jessica?” bisiknya.Dibelainya punggung dengan lembut. Punggung yang selalu didekapnya kuat-kuat jika mencapai puncak kenikmatan.Tubuh Jessica berbalik lagi kini berbaring telentang, kakinya diangkat lalu dengan manisnya di parkirnya di pahaku, membuat si kecil berkedut. Kupandangi payudaranya yang membukit indah dengan put
Semalam kami melampiaskan gairah liar kami, tadi pagi aku terbangun ketika suamiku sudah minta, “Ma, si kecil minta,”bisiknya di telingaku.Mataku yang masih malas untuk dibuka, aku buka paksa, melihat miliknya telah berdiri tegak menuntut untuk dilayani.“Masih ngantuk.” Kataku.“Ma,dia sudah nggak tahan.”“Dia atau papa,”Usilku untuk menggodanya menghilangkan kantukku.“Dua-dua.”“Pa, mulai saja nanti aku nurut saja keinginan papa.”“Boleh? Sesuai keinginanku? Sure?” tanyanya .“Hum..”Aku memejamkan mataku menikmati setiap sentuhan suamiku yang selalu membuatku insomnia, melupakan di sekitarku, membiarkan jemari, bibir dan lidahnya bereaksi di kedua payudaraku, berakhir dengan menghisapnya. Aku bisa merasakan miliknya terus berkedut di pahaku . Aku membelai miliknya dengan lembut, tidak saja aku yang mendesah karena ulah suamiku, suamiku juga mendesah ketika jemariku membelai, mengurut miliknya.“Mam, uenaak banget,”“Hum..”Aku tidak tahu berapa lama kami melakukan pemanasan, a
Sebenarnya rinduku pada suamiku bukan tercipta karena jarak jauh , video call yang sering kami lakukan bisa menjadi obat pelepas rindu. Rindu tercipta karena perasaan ingin disentuh, ingin dicumbu, ingin menikmati aroma tubuhnya yang selalu menjadi teman tidurku. Semua rasa itu kurindukan jika aku membaringkan tubuhku di ranjang.Tubuh yang kurindukan sekarang ada di depan mata, kami saling menatap penuh rindu,”Ma.. aku kangen banget, bisakah kita melakukannya sebelum meeting?”Aku tidak menjawab pertanyaan suamiku, aku mencium aroma tubuhnya,”Kita mandi bersama?” tanyaku.“Boleh.”Aku membuka cardiagan,”Silahkan buka yang lain ,” bisikku di telinga suamiku.Suamiku memandangiku yang sudah polos di depannya, hasratnya langsung keluar saat melihatku dalam keadaan polos. Tanpa aba-aba suamiku mendekat dan langsung memelukku, tangannya meraba payudaraku, candunya yang sudah lama tidak dibelai, diremas dan dihisapnya.“Aku sangat merindukanmu,” bisik suamiku di telingaku , menggigit ke
Tiga bulan telah berlalu, sidang ibu Dewitasari , sidang penghinaan dan pencemaran nama baikku telah diputuskan majelis hakim. Pengacara ibu Deitasari serta pengacara ibu Kasmawati dan Sari tidak menerima keputusan pengadilan dan akan naik banding.Aku tidak memusingkan upaya mereka mau naik banding karena aku sedang fokus pada upaya suamiku yang berhasil menyelesaikan masalah di PT Mercu Coal Persada dan menunjuk seseorang untuk memanage perusahaan dimulai dari area pertambangan, pengiriman batu bara ke pelabuhan Batulicin termasuk pengelolaan lingkungan. Selama ini Erlangga tidak memperdulikan pengelolaan lingkungan, dia tidak tahu bahwa pengelolaan lingkungan pertambangan merupakan aspek yang penting dan perlu diperhatikan untuk menciptakan kawasan hidup berkelanjutan dan terpadu.“Mam, lusa aku balik ke Jakarta, tapi langsung nginap di hotel karena sore sampai malam ada meeting dengan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara. ” Ujar suamiku.“Papa tidak singgah ke apartemen du
“Oom Herku bangunlah, Tuhan masih menjaga anakku, Adhie sudah selamat,”Ujarku.Adhie sudah berhenti menangis, menatap Oom Herku, “Adhie yang salah Oom, Adhie maksa Oom Darman jalan kaki ke gerai ayam goreng,”Ucap Adhie , melepaskan pelukannya berlari ke Oom Herkules, mengajaknya berdiri Aku merasa diabaikan ketika Adhie langsung memeluk Oom Herku, aku berusaha tahu diri. Sejak kecil Adhie sudah dalam asuhan Oom Herku, bukan aku. Di saat dia membutuhkan kekuatan dua orang yang dicarinya, daddy dan Oom Herkules ”Kok Adhie bisa diculik, diculik di sekolah?” tanya Oom Herkules dengan lembut. “Oom Darman dan aku diculik ketika kami akan ke restoran ayam goreng sambil menunggu Oom Herkules jemput kami. Tiba-tiba ada mobil berhenti di depan kami, beberapa orang turun menyergap Oom Darman yang langsung pingsan. Ada satu orang lagi ingin menyergap Adhie tapi Adhie tendang selangkangannya seperti yang daddy ajar, lalu lari sekencang-kencangnya sambil berteriak ,penculik!penculik! Akhirnya m
Sidang ibu Dewitasari sudah berlangsung demikian juga sidang ujaran kebencian dan pencemaran nama baik masih berlangsung, aku hadir sebagai korban. Kedua sidang menjadi viral di media sosial dan media elektronik karena menyangkut dua nama perusahaan yang terkenal , nama keluarga Hadipranoto yang terkenal sebagai pengusaha sukses yang mampu membuat dua perusahaan diakui keberadaannya.Sidang penghinaan dan pencemaran nama baik terungkap bahwa postingan ibu Kasmawati menyebut jika korban merupakan wanita yang tidak terhormat dan perebut suami orang. Dakwaan jaksa dibantah ibu Kasmawati,” Bukan saya yang mengatakan, saya korban, handphone saya yang dipakai oleh Sari.”Sempat terjadi kericuhan dalam sidang karena dua terdakwa saling menyalahkan. Akhirnya sidang ditunda selama seminggu.Demikian juga sidang ibu Dewitasari, fakta persidangan diketahui bahwa korban, sekuriti PT.Mecu Banun Persada mengalami luka tusukan karena melindungi isteri pemilik PT.Mercu Bangun Persada sehingga pungg
Kedatangan mama membuat suasana rumah menjadi hangat.Mama yang lembut dan penyayang membuat Adhie betah tinggal di rumah. Bukan memanjakan, tapi mama sangat telaten mendengar cerita Adhie tentang aktivitasnya di sekolah, di karate dan les piano. Akupun menggunakan kesem patan membicarakan tawaran pak Koswara.“Apakah Jeje menerimanya?” tanya mama.“Sebenarnya…”“Bukan itu jawaban yang mama kehendaki. Ya atau tidak. Setelah itu jelaskan mengapa memilih Ya dan mengapa memilih Tidak.”Kata mama tegas sambil menatap mataku lekat-lekat ,ciri khas mama jika ingin mengetahui apa isi hatiku. Kadang-kadang mama seperti cenayang , belum kuutarakan mama sudah mengetahui isi hatiku.“Hmm, iya. Tawaran yang menarik, sulit untuk Jeje tolak. Ada kesempatan bagi Jeje mengembangkan ilmu yang Jeje peroleh selama kuliah.”“Lalu masalahnya?”“Anak-anak.” Jawabku.“Suamimu?”“Dia malah menyarankan.”“Take it!” Ujar mama.Mama melihat ada yang ingin kusampaikan, tapi berat untuk menyatakannya.“Mama mengata
Menjadi isteri dan ibu bukanlah impianku. Impianku adalah mendapat gelar doktor kemudian menjadi dosen di universitas terkenal.Ketika aku kembali dalam pelukan daddy sugar yang kemudian menjadi suamiku, impianku ternyata tidak terwujud. Gelar doktor hanya menjadi kebanggaan keluargaku karena dengan gelar itu aku terkenal sebagai doktor di kompleks tempat keluargaku tinggal, ditambah lagi aku menikah dengan orang kaya semakin menaikkan derajat mama di kompleks perumahan.Itulah yang menjadi sebab mamanya Sari dan mamanya Wishnu merasa tersaingi oleh gelar doktor yang ditambahkan di belakang namaku dan kemewahan yang diperoleh mama bukan dariku tapi dari suamiku. Dia memanjakan mama dengan membeli rumah minimalis super mewah lengkap dengan perabotannya. Kartu debit yang diberikan kepada mama membuat mama bisa beli apa yang menjadi keinginannya.Akupun tidak luput dari kemanjaan yang diberikan oleh suamiku. Aku tidak suka membeli baju, tas, sepatu dan sandal ber merek. bagiku itu bukan in
Suamiku sungguh pandai memuaskan diriku. Kami melakukannya di sofa tunggal dengan pose yang disukai suamiku. Setelah melepaskan hasrat dan gairah kami, suamiku menggendongku kemudian membaringkanku di ranjang , akupun tertidur pulas.Suara dengkur membangunkanku. Aku menatap wajah yang dekat dengan wajahku. Mata yang terpejam di atas alis yang tebal. Hidungnya yang mancung , bibir tebal yang mampu membuatku mendesah dan meminta lebih. Aku merasakan napasnya bercampur dengan napasku, “Aku mencintaimu Bulu Sriyanto,” bisikku .Aku mengusap dadanya, meletakkan kepalaku di dadanya, jantungnya berdetak perlahan kemudian berdetak kencang, apakah detak jantungku atau detak jantung suamiku yang berdetak kencang ?Aku menatap suamiku yang masih terlelap, kemudian mengarahkan tanganku ke perut roti sobek . Masih berotot karena suamiku rajin berolahraga, batinku bermonolog sendirian sambil terus meraba tubuh suamiku, mengagumi tubuh polos yang tertidur lelap.Setelah mengagumi suamiku akup
Percintaan kami berawal dari hubungan terlarang yang mengobarkan bara api yang sulit dipadamkan malah membuatku semakin terobsesi padanya. Kebohongan membuat bara api cinta terlarangku padam bagaikan disiram air , kamipun berpisah , tanpa saling komunikasi.Jauh dilubuk hati kami masih tersimpan cinta terlarang . Setelah berpisah bertahun-tahun ,hembusan angin sorga menyatukan cinta terlarang kami. Cinta kami sekarang bukan bara cinta terlarang telah berubah menjadi api cinta di dada kami. Aku sangat mencintai suamiku, demikian juga suamiku. Kami sulit dipisahkan apalagi kalau kami sedang melakukan hubungan romantis maupun hubungan non romantis. Di ranjang, di kantor bahkan dimanapun kami berada kami akan menyatukan tangan kami sebagai tanda bahwa kami adalah satu.Keromantisan kami ditanggapi aneka macam tanggapan, ada yang iri, ada yang merasa kami sangat over acting bahkan ada yang mengatakan sebagai pencitraan pasangan bahagia. Kami tidak pusing yang kami tahu kami saling menci