Home / Romansa / BARA CINTA TERLARANG / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of BARA CINTA TERLARANG: Chapter 111 - Chapter 120

127 Chapters

BAB 110. THE POWER OF LOVE

“Pap, aku kok kepirian dengan perkataan pak Widagdo ,” kataku ketika kami sampai di apartemen.“Perkataan yang mana?” tanya suamiku.“Ish, papa pura-pura tidak tahu , kata memalukan…jika sampai terekspose keluar.Apakah ada skandal dalam keluarga Hadipranoto?” tanyaku sambil menurunkan bajuku, menggantikan dengan jas kamar.“Skandal apaan? Sudah cukup papa membuat skandal dengan mengawini pelacur itu.”“Apakah perempuan tua itu membuat skandal baru yang bisa memalukan keluarga Hadipranoto?” tanyaku.“Papa tidak tahu dan tidak mau tahu skandal yang dibuatnya.”“Tapi diakan menyandang sebagai isterinya papa Soeparman?”“Di surat wasiat hanya disebut ibu Dewitasari, “ jawab suamiku acuh tak acuh.“Namanya tercantum dalam surat wasiat, pasti karena dia adalah isteri papa .”“Waktu mama masih hidup dia tidak berani mengaku sebagai isteri sah papa. Sekarang dia berkoar-koar dimana-mana bahwa dia adalah isteri Soeparman Hadipranoto ditambah kata sah! Apa yang dilakukan sebagai isteri sah pa
Read more

BAB 111. BERGERAK CEPAT

Terbongkarnya skandal memalukan, suamiku meminta agar jangan sampai skandal keluar ruangan yang bisa berembus keluar menjadi badai topan dalam perusahaan, ditakutkan kepercayaan pelanggan, klien bisa merusak kerjasama yang telah terbina sejak lama.“Kami akan mengamankannya demi nama baik almarhum Soeparman Hadiparnoto. Saya dan Soeparman sebenarnya bersahabat sejak masih kuliah,”kata pak Widagdo.“Kami tim basket kampus, saya dari fakultas hukum, ayahmu dari fakultas teknik, kami satu kost , sama-sama kere.” Lanjut pak Widagdo.“Pak Surya itu dosenku di fakultas hukum, aku memperkenalkannya kepada ayahmu ketika ayahmu mencari penasehat hukum.” katanya lagi.Suamiku, kemudian terlibat dalam pembicaraan serius mengenai langkah selanjutnya, aku hanya mendengar bahwa almarhum sebelum meninggal telah memindahkan semua asset milik Soraya ke atas nama suamiku. Suamiku memegang 70% saham perusahaan dan semua asset milik mama Soraya.“Jika pe.. mmm… ibu Dewitasari mendengar bahwa semua ass
Read more

BAB 112. SARI BERULAH

Konferensi pers direncanakan di hall PT. Mercu Bangun Persada meskipun ada sedikit kendala yang dibuat Erlangga Surya danibu Dewitasari yang terus berteriak mengatakan bahwa suamiku memecat Erlangga Surya sebagai CEO.“Yang berhak sebagai CEO adalah Erlangga Surya Hadipranoto ! Bukan kamu Sriyanto. Perusahaan bisa bangkrut jika kamu yang pimpin!” teriak ibu Dewitasari.“Hai para wartawan lebih baik kalian pulang ! Semua yang dikatakan itu sampah yang dipungut di jalan!” Teriak Erlangga Surya.Disamping teriakan juga sejumlah poster dipajang , Usir Sriyanto, dia tidak berhak menjadi CEO , Jangan biarkan anjing Sriyanto menguasai PT Mercu Bangun Persada dan PT. Mercu Coal Persada! Sriyanto, kamu cecunguk, tidak pantas menjadi CEO.Beberapa sekuriti ingin melepaskan poster dan spanduk tapi dilarang suamiku,” Biarkan !Poster dan Spanduk tidak akan mempengaruhi saya. Jangan biarkan Erlangga Surya dan ibu Dewitasari masuk dalam hall tempat konperensi pers diadakan!”Kata suamiku.”Lepaskan a
Read more

BAB 113. TERJEBAK.

Kami sampai di apartemen , di lobbi apartemen suamiku menyerahkan oom Herkules sejumlah uang,”Oom tolong beli nasi Padang, tiga bungkus. Sebungkus untuk oom . Hmm.. jamberapa oom antar Adhie ke les piano?”“Jam tiga, ““Oom tunggu sampai Adhie les piano. Itu uang tidak perlu kembali, beli apa permintaan Adhie.”“Nasi padangnya ? ““Hum… bolehlah sekarang, gantung di gantungan dekat pintu dan bunyikan bel. Nanti saya ambil.”“Baik bos. Terima kasih nasi padangnya.” Kata oom Herkules membungkukkan badannya.‘Hanya sebungkus nasi Padang, sudah membuatnya senang,’batinku.“Apa yang mam pikirkan?” tanya suamiku.“Mmm.. oom Herkules mendapatkan sebungkus nasi padang , rasanya bahagia banget. Itulah kita hendaknya memakai tenaga orang jangan sewenang-wenang sebagai bos kita hendaknya memanusiakan mereka.” Kataku.“Oom Herkules dan keluarganya bukan orang lain, mereka saya anggap bagian dari keluarga. Banyak hal yang telah dibuatnya buat diriku.”“Termasuk aku, menyembunyikan rahasia kita,”
Read more

BAB 114. MEMBONGKAR KEDOK

“Saya tidak terima isteri saya dipermalukan, yang terus menerus berkoar-koar di akun media sosial dan dicemarkan nama baiknya. Saya ingin membuatnya jera dan bertanggungjawa atas perbuatannya,”kata suamiku di depan awak media.“Menurut info yang kami dapat , JW yang dahulu selingkuhan bapak sekarang menjadi isteri bapak.SSR sebenarnya ingin mengungkapkan bahwa JW jangan dipercayai, dia pelakor, perusak rumah tangga.Sebagai sahabat SSR tahu sepak terjang JW. Bagaimana pendapat bapak mengenai informasi ini?” tanya seorang wartawan.Tanpa merespons, Bulu Sriyanti menatap tajam wartawan yang melontarkan kata-kata vulgar dan tidak beretika.Aku yang mendengar ingin rasanya menyemprot wartawan wanita itu. Tapi tangan kekar suamiku menahanku dan menatapku,’Jangan bereaksi.’“Saya serahkan pengacara isteri saya dan pihak kepolisian menyelesaikannya.Jika terbukti bahwa apa yang dikoar-koar di medsos tidak benar, tidak ada jalan damai! Proses hukum yang ditegakkan sesuai UU ITE.” Pungkas lalu
Read more

BAB 115. OVERDRAMATIZE.

“Tidakkk benar, semua yang dikatakannya palsu!!” terdengar teriakan ibu Dewitasari.“Mereka bersekongkol untuk menjatuhkan Erlangga Surya Hadipranoto. Aku isteri sah, anakku Erlangga anak sah Soeparman Hadipranoto. Jalang itu dalangnya!! Dia yang membuat semua kekacauan ini.” Teriaknya kemudian berlari mendekatiku dari dalam sakunya dikeluarkan gunting yang akan dihujamnya pada leherku. Sekuriti bergegas mendatangiku, memelukku membiarkan punggungnya langsung terhujam gunting.“Ohhh…” terdengar suara kesakitan .Aku melihat darah berceceran, ibu Dewitasari diringkus oleh beberapa sekuriti. Suasana menjadi panas, para awak media mendapatkan hiburan gratis dari skandal memalukan yang terjadi pada keluarga Hadipranoto, terdengar suara bagaikan lebah, ada suara yang melakukan siaran langsung, atau membicarakan skandal yang kedengarannya bagaikan drama, entah drama Korea atau drama India.Para awak media bukannya bubar malah tetap di lobbi mungkin ingin tahu apakah ada kelanjutan dari dra
Read more

BAB 116. TAK ADA MAAF BAGI KALIAN

Didampingi penasehat hukum ,aku mendatangi kepolisian untuk mengidentifikasi mereka yang terlibat dalam ujaran kebencian dan pencemaran nama baikku. Pertama beberapa nama Sari yang berkantor pada PT Mercu Bangun Persada di hadapkan padaku, aku menggeleng lemah. Aku tidak mengingat apakah mereka bersama Sari termasuk yang melecehkanku ketika datang menemui pak Koswara waktu itu.Kemudian dihadapkan padaku Sari, dia menunduk tak nampak kepongahannya baik dalam perkataan dan perbuatannya yang selama ini ditunjukkan kepadaku dan suamiku.“Anda mengenal Sari Sri Rindu?” tanya salah satu polisi.“Sangat.” Jawabku singkat.“Mohon dijawab yang benar!”“Saya mengenalnya dengan baik, dia teman saya waktu kami sekolah dan kuliah.” Kataku.“Dalam penyelidikan dia tidak mengaku telah mencemarkan nama baik anda, katanya kalian adalah sahabat.”“Dulu, kami sahabat. Dulu dia banyak membantu saya sampai saya bisa kuliah di Jakarta.”“Itu juga yang dikatakannya, sebagai sahabat tidak mungkin mencemark
Read more

BAB 117. MENAHAN RINDU

Ketika sedang melepaskan nikmat yang masih tersisa, sambil menatap satu sama lain penuh kepuasan, kami berpelukan dan saling mendaratkan bibir, mengulum diakhiri dengan saling menggigit, suamiku berbisik di telingaku.” Aku akan ke Kalimantan, meninjau tambang dan kantor PT Mercu Coal Persada. Aku mendapat laporan banyak kebocoran terjadi di sana. Ada isu bahwa perusahaan akan ditutup karena merugi terus, padahal menurut beberapa karyawan yang kupercaya, penghasilan batu bara surplus.”“Pap, berapa lama?” tanyaku sambil membelai perutku yang buncit.“Hmm.. papa usahakan sebelum mam melahirkan pap sudah balik.”“Jangan lama-lama, dedek merindukanmu.” Bisikku sambil menatapnya.“Dedek atau mama yang merindukanku?” tanya suamiku menatapku dengan mata yang berbinar-binar, aku tahu dia sangat puas atas permainan cinta kami meskipun kami melakukannya dengan tempo pendek tapi lama.Meskipun hamil aku ingin memuaskan suamiku, agar pikiran dan hatinya hanya padaku. Aku wajib menyiram cin
Read more

BAB 118. SUAMIKU TIDAK DI SAMPINGKU.

Aku terbangun merasakan mulas antara sakit perut biasa atau adanya kontraksi diikuti rasa ingin buang air kecil .Nyeri pada bagian perut, punggung, pangkal paha, dan kram. Dengan susah payah aku bangun ingin buang air kecil di kamar mandi. Sulit rasanya menggerakkan tubuhku , biasanya suami yang mengangkat tubuhku kemudian menggendongku jika akan ke kamar mandi.“Papa…” desisku“Bantu mama….” Kataku ingin rasanya menangis , orang yang kucintai tidak bisa menolongku karena jauh di sana.Butuh perjuangan untuk dapat duduk, aku merasakan celana dalamku basah. Dengan berpegangan pada tembok aku masuk ke kamar mandi, membuka celana . Betapa kagetnya aku melihat lendir kental berwarna agak merah keluar dari v***naku.“Apakah sudah saatnya aku melahirkan?” Bisikku.“Oh Tuhan.Tunda dulu , jangan sekarang, suamiku belum pulang,” bisikku menahan rasa nyeri yang amat sangat.Ketika kembali ke kamar tidur aku merasakan kontraksi lagi. Nyeri di punggung semakin membuatku ingin menjerit.“Tuhan,
Read more

BAB 119. TUHAN, PLEASE JANGAN AMBIL SUAMIKU.

Ketika aku sedang menyusui bayiku, ponselku berbunyi, “ Dari nak Sriyanto,”kata mama.Aku bingung menerima atau tidak menerima telepon suamiku, karena sedang menyusui bayiku. Aku mengalami kesulitan karena baru pertama kali aku memberi ASI , dulu Adhie aku tidak menyusuinya karena setelah aku melahirkannya kami dipaksa pisah.“Ma, tolong video call, aku ingin papanya melihat anak kita,”kataku sambil mendekap bayiku dengan menopang tubuhnya pada pangkuanku.Mama membantuku, memasang video call dengan tepat agar suamiku bisa melihat bayi kita. Aku merobah posisi dengan menyandarkan punggung pada sebuah bantal yang disandarkan di sofa Kemudian posisikan kepala bayi sejajar dengan dadaku, bayiku menemukan puting payudara lalu memasukkan bibir kecilnya ke putingku.“Ma, sedang menyusui?” tanya suamiku.“Iya, papa bisa melihat bayi kita?” tanyaku.“Bisa, mmm… rakus banget.” Kata suamiku.Aku menatap ke mama, minta ponselku. Rupanya mama tahu aku ingin bicara pribadi dengan suamiku. Meskipu
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status