Bestie, bagaimana pendapatnya tentang ceritaku? Ayo, berikan gems atau vote di setiap babnya. Dengan gems atau vote akan menambah semangatku menulis. Menulis adalah obat agar saya tidak pikun. semakin banyak gems semakin semangat saya menulis. Terima kasih yang sudah gems atau vote.
Kami sampai di apartemen , di lobbi apartemen suamiku menyerahkan oom Herkules sejumlah uang,”Oom tolong beli nasi Padang, tiga bungkus. Sebungkus untuk oom . Hmm.. jamberapa oom antar Adhie ke les piano?”“Jam tiga, ““Oom tunggu sampai Adhie les piano. Itu uang tidak perlu kembali, beli apa permintaan Adhie.”“Nasi padangnya ? ““Hum… bolehlah sekarang, gantung di gantungan dekat pintu dan bunyikan bel. Nanti saya ambil.”“Baik bos. Terima kasih nasi padangnya.” Kata oom Herkules membungkukkan badannya.‘Hanya sebungkus nasi Padang, sudah membuatnya senang,’batinku.“Apa yang mam pikirkan?” tanya suamiku.“Mmm.. oom Herkules mendapatkan sebungkus nasi padang , rasanya bahagia banget. Itulah kita hendaknya memakai tenaga orang jangan sewenang-wenang sebagai bos kita hendaknya memanusiakan mereka.” Kataku.“Oom Herkules dan keluarganya bukan orang lain, mereka saya anggap bagian dari keluarga. Banyak hal yang telah dibuatnya buat diriku.”“Termasuk aku, menyembunyikan rahasia kita,”
“Saya tidak terima isteri saya dipermalukan, yang terus menerus berkoar-koar di akun media sosial dan dicemarkan nama baiknya. Saya ingin membuatnya jera dan bertanggungjawa atas perbuatannya,”kata suamiku di depan awak media.“Menurut info yang kami dapat , JW yang dahulu selingkuhan bapak sekarang menjadi isteri bapak.SSR sebenarnya ingin mengungkapkan bahwa JW jangan dipercayai, dia pelakor, perusak rumah tangga.Sebagai sahabat SSR tahu sepak terjang JW. Bagaimana pendapat bapak mengenai informasi ini?” tanya seorang wartawan.Tanpa merespons, Bulu Sriyanti menatap tajam wartawan yang melontarkan kata-kata vulgar dan tidak beretika.Aku yang mendengar ingin rasanya menyemprot wartawan wanita itu. Tapi tangan kekar suamiku menahanku dan menatapku,’Jangan bereaksi.’“Saya serahkan pengacara isteri saya dan pihak kepolisian menyelesaikannya.Jika terbukti bahwa apa yang dikoar-koar di medsos tidak benar, tidak ada jalan damai! Proses hukum yang ditegakkan sesuai UU ITE.” Pungkas lalu
“Tidakkk benar, semua yang dikatakannya palsu!!” terdengar teriakan ibu Dewitasari.“Mereka bersekongkol untuk menjatuhkan Erlangga Surya Hadipranoto. Aku isteri sah, anakku Erlangga anak sah Soeparman Hadipranoto. Jalang itu dalangnya!! Dia yang membuat semua kekacauan ini.” Teriaknya kemudian berlari mendekatiku dari dalam sakunya dikeluarkan gunting yang akan dihujamnya pada leherku. Sekuriti bergegas mendatangiku, memelukku membiarkan punggungnya langsung terhujam gunting.“Ohhh…” terdengar suara kesakitan .Aku melihat darah berceceran, ibu Dewitasari diringkus oleh beberapa sekuriti. Suasana menjadi panas, para awak media mendapatkan hiburan gratis dari skandal memalukan yang terjadi pada keluarga Hadipranoto, terdengar suara bagaikan lebah, ada suara yang melakukan siaran langsung, atau membicarakan skandal yang kedengarannya bagaikan drama, entah drama Korea atau drama India.Para awak media bukannya bubar malah tetap di lobbi mungkin ingin tahu apakah ada kelanjutan dari dra
Didampingi penasehat hukum ,aku mendatangi kepolisian untuk mengidentifikasi mereka yang terlibat dalam ujaran kebencian dan pencemaran nama baikku. Pertama beberapa nama Sari yang berkantor pada PT Mercu Bangun Persada di hadapkan padaku, aku menggeleng lemah. Aku tidak mengingat apakah mereka bersama Sari termasuk yang melecehkanku ketika datang menemui pak Koswara waktu itu.Kemudian dihadapkan padaku Sari, dia menunduk tak nampak kepongahannya baik dalam perkataan dan perbuatannya yang selama ini ditunjukkan kepadaku dan suamiku.“Anda mengenal Sari Sri Rindu?” tanya salah satu polisi.“Sangat.” Jawabku singkat.“Mohon dijawab yang benar!”“Saya mengenalnya dengan baik, dia teman saya waktu kami sekolah dan kuliah.” Kataku.“Dalam penyelidikan dia tidak mengaku telah mencemarkan nama baik anda, katanya kalian adalah sahabat.”“Dulu, kami sahabat. Dulu dia banyak membantu saya sampai saya bisa kuliah di Jakarta.”“Itu juga yang dikatakannya, sebagai sahabat tidak mungkin mencemark
Ketika sedang melepaskan nikmat yang masih tersisa, sambil menatap satu sama lain penuh kepuasan, kami berpelukan dan saling mendaratkan bibir, mengulum diakhiri dengan saling menggigit, suamiku berbisik di telingaku.” Aku akan ke Kalimantan, meninjau tambang dan kantor PT Mercu Coal Persada. Aku mendapat laporan banyak kebocoran terjadi di sana. Ada isu bahwa perusahaan akan ditutup karena merugi terus, padahal menurut beberapa karyawan yang kupercaya, penghasilan batu bara surplus.”“Pap, berapa lama?” tanyaku sambil membelai perutku yang buncit.“Hmm.. papa usahakan sebelum mam melahirkan pap sudah balik.”“Jangan lama-lama, dedek merindukanmu.” Bisikku sambil menatapnya.“Dedek atau mama yang merindukanku?” tanya suamiku menatapku dengan mata yang berbinar-binar, aku tahu dia sangat puas atas permainan cinta kami meskipun kami melakukannya dengan tempo pendek tapi lama.Meskipun hamil aku ingin memuaskan suamiku, agar pikiran dan hatinya hanya padaku. Aku wajib menyiram cin
Aku terbangun merasakan mulas antara sakit perut biasa atau adanya kontraksi diikuti rasa ingin buang air kecil .Nyeri pada bagian perut, punggung, pangkal paha, dan kram. Dengan susah payah aku bangun ingin buang air kecil di kamar mandi. Sulit rasanya menggerakkan tubuhku , biasanya suami yang mengangkat tubuhku kemudian menggendongku jika akan ke kamar mandi.“Papa…” desisku“Bantu mama….” Kataku ingin rasanya menangis , orang yang kucintai tidak bisa menolongku karena jauh di sana.Butuh perjuangan untuk dapat duduk, aku merasakan celana dalamku basah. Dengan berpegangan pada tembok aku masuk ke kamar mandi, membuka celana . Betapa kagetnya aku melihat lendir kental berwarna agak merah keluar dari v***naku.“Apakah sudah saatnya aku melahirkan?” Bisikku.“Oh Tuhan.Tunda dulu , jangan sekarang, suamiku belum pulang,” bisikku menahan rasa nyeri yang amat sangat.Ketika kembali ke kamar tidur aku merasakan kontraksi lagi. Nyeri di punggung semakin membuatku ingin menjerit.“Tuhan,
Ketika aku sedang menyusui bayiku, ponselku berbunyi, “ Dari nak Sriyanto,”kata mama.Aku bingung menerima atau tidak menerima telepon suamiku, karena sedang menyusui bayiku. Aku mengalami kesulitan karena baru pertama kali aku memberi ASI , dulu Adhie aku tidak menyusuinya karena setelah aku melahirkannya kami dipaksa pisah.“Ma, tolong video call, aku ingin papanya melihat anak kita,”kataku sambil mendekap bayiku dengan menopang tubuhnya pada pangkuanku.Mama membantuku, memasang video call dengan tepat agar suamiku bisa melihat bayi kita. Aku merobah posisi dengan menyandarkan punggung pada sebuah bantal yang disandarkan di sofa Kemudian posisikan kepala bayi sejajar dengan dadaku, bayiku menemukan puting payudara lalu memasukkan bibir kecilnya ke putingku.“Ma, sedang menyusui?” tanya suamiku.“Iya, papa bisa melihat bayi kita?” tanyaku.“Bisa, mmm… rakus banget.” Kata suamiku.Aku menatap ke mama, minta ponselku. Rupanya mama tahu aku ingin bicara pribadi dengan suamiku. Meskipu
Aku terus bersujud memohon penampunan atas dosa-dosa masa lampau. Aku membuat perjanjian dengan Tuhan, Tuhan aku berjanji akan menjadi isteri yang baik bagi suamiku jika dia selamat. Menjadi ibu yang baik bagi anak-anak titipanMu kepada ku. Aku dan suamiku berjanji akan menolong orang yang tidak mampu dari rejeki yang Engkau berikan kepada kami. Tuhan, satu permintaanku, selamatkan suamiku. Jangan dulu ambil suamiku. Tuhan, please jangan ambil suamiku. Air mataku terus mengalir , aku tidak menghiraukan kubiarkan saja mengalir, sebagai konsekwensi pilihanku untuk tidak menjerit. Biarlah airmataku saja yang mengalir. Pintu kamar terbuka, mama yang melihatku bersujud di lantai membiarkanku menyelesaikan sembah sujudku ke hadapan Sang Penyelenggara Ilahi. Setelah melihatku tenang dan duduk, mama mendekatiku, membelai punggungku,”Bangunlah , kuatkan dirimu nak,”bisiknya di telingaku. Sekejab aku rasanya tidak mampu bernapas, jantungku berdebar kencang seolah ingin meloncat ke luar dari
“Oom Herku bangunlah, Tuhan masih menjaga anakku, Adhie sudah selamat,”Ujarku.Adhie sudah berhenti menangis, menatap Oom Herku, “Adhie yang salah Oom, Adhie maksa Oom Darman jalan kaki ke gerai ayam goreng,”Ucap Adhie , melepaskan pelukannya berlari ke Oom Herkules, mengajaknya berdiri Ada rasa aku diabaikan ketika Adhie langsung memeluk Oom Herku, aku berusaha tahu diri. Sejak kecil Adhie sudah dalam asuhan Oom Herku, bukan aku. Dissat dia membutuhkan kekuatan dua orang yang dicarinya, daddy dan Oom Herkles. ”Kok Adhie bisa diculik, diculik di sekolah?” tanya Oom Herkules dengan lembut. “Oom Darman dan aku diculik ketika kami akan ke restoran ayam goreng sambil menunggu Oom Herkules jemput kami. Tiba-tiba ada mobil berhenti di depan kami, beberapa orang turun menyergap Oom Darman yang langsung pingsan. Ada satu orang lagi ingin menyergap Adhie tapi Adhie tendang selangkangannya seperti yang daddy ajar, lalu lari sekencang-kencangnya sambil berteriak ,penculik!penculik! Akhirny
Sidang ibu Dewitasari sudah berlangsung demikian juga sidang ujaran kebencian dan pencemaran nama baik masih berlangsung, aku hadir sebagai korban. Kedua sidang menjadi viral di media sosial dan media elektronik karena menyangkut dua nama perusahaan yang terkenal , nama keluarga Hadipranoto yang terkenal sebagai pengusaha sukses yang mampu membuat dua perusahaan diakui keberadaannya.Sidang penghinaan dan pencemaran nama baik terungkap bahwa postingan ibu Kasmawati menyebut jika korban merupakan wanita yang tidak terhormat dan perebut suami orang. Dakwaan jaksa dibantah ibu Kasmawati,” Bukan saya yang mengatakan, saya korban, handphone saya yang dipakai oleh Sari.”Sempat terjadi kericuhan dalam sidang karena dua terdakwa saling menyalahkan. Akhirnya sidang ditunda selama seminggu.Demikian juga sidang ibu Dewitasari, fakta persidangan diketahui bahwa korban, sekuriti PT.Mecu Banun Persada mengalami luka tusukan karena melindungi isteri pemilik PT.Mercu Bangun Persada sehingga pungg
Kedatangan mama membuat suasana rumah menjadi hangat.Mama yang lembut dan penyayang membuat Adhie betah tinggal di rumah. Bukan memanjakan, tapi mama sangat telaten mendengar cerita Adhie tentang aktivitasnya di sekolah, di karate dan les piano. Akupun menggunakan kesem patan membicarakan tawaran pak Koswara.“Apakah Jeje menerimanya?” tanya mama.“Sebenarnya…”“Bukan itu jawaban yang mama kehendaki. Ya atau tidak. Setelah itu jelaskan mengapa memilih Ya dan mengapa memilih Tidak.”Kata mama tegas sambil menatap mataku lekat-lekat ,ciri khas mama jika ingin mengetahui apa isi hatiku. Kadang-kadang mama seperti cenayang , belum kuutarakan mama sudah mengetahui isi hatiku.“Hmm, iya. Tawaran yang menarik, sulit untuk Jeje tolak. Ada kesempatan bagi Jeje mengembangkan ilmu yang Jeje peroleh selama kuliah.”“Lalu masalahnya?”“Anak-anak.” Jawabku.“Suamimu?”“Dia malah menyarankan.”“Take it!” Ujar mama.Mama melihat ada yang ingin kusampaikan, tapi berat untuk menyatakannya.“Mama mengata
Menjadi isteri dan ibu bukanlah impianku. Impianku adalah mendapat gelar doktor kemudian menjadi dosen di universitas terkenal.Ketika aku kembali dalam pelukan daddy sugar yang kemudian menjadi suamiku, impianku ternyata tidak terwujud. Gelar doktor hanya menjadi kebanggaan keluargaku karena dengan gelar itu aku terkenal sebagai doktor di kompleks tempat keluargaku tinggal, ditambah lagi aku menikah dengan orang kaya semakin menaikkan derajat mama di kompleks perumahan.Itulah yang menjadi sebab mamanya Sari dan mamanya Wishnu merasa tersaingi oleh gelar doktor yang ditambahkan di belakang namaku dan kemewahan yang diperoleh mama bukan dariku tapi dari suamiku. Dia memanjakan mama dengan membeli rumah minimalis super mewah lengkap dengan perabotannya. Kartu debit yang diberikan kepada mama membuat mama bisa beli apa yang menjadi keinginannya.Akupun tidak luput dari kemanjaan yang diberikan oleh suamiku. Aku tidak suka membeli baju, tas, sepatu dan sandal ber merek. bagiku itu bukan in
Suamiku sungguh pandai memuaskan diriku. Kami melakukannya di sofa tunggal dengan pose yang disukai suamiku. Setelah melepaskan hasrat dan gairah kami, suamiku menggendongku kemudian membaringkanku di ranjang , akupun tertidur pulas.Suara dengkur membangunkanku. Aku menatap wajah yang dekat dengan wajahku. Mata yang terpejam di atas alis yang tebal. Hidungnya yang mancung , bibir tebal yang mampu membuatku mendesah dan meminta lebih. Aku merasakan napasnya bercampur dengan napasku, “Aku mencintaimu Bulu Sriyanto,” bisikku .Aku mengusap dadanya, meletakkan kepalaku di dadanya, jantungnya berdetak perlahan kemudian berdetak kencang, apakah detak jantungku atau detak jantung suamiku yang berdetak kencang ?Aku menatap suamiku yang masih terlelap, kemudian mengarahkan tanganku ke perut roti sobek . Masih berotot karena suamiku rajin berolahraga, batinku bermonolog sendirian sambil terus meraba tubuh suamiku, mengagumi tubuh polos yang tertidur lelap.Setelah mengagumi suamiku akup
Percintaan kami berawal dari hubungan terlarang yang mengobarkan bara api yang sulit dipadamkan malah membuatku semakin terobsesi padanya. Kebohongan membuat bara api cinta terlarangku padam bagaikan disiram air , kamipun berpisah , tanpa saling komunikasi.Jauh dilubuk hati kami masih tersimpan cinta terlarang . Setelah berpisah bertahun-tahun ,hembusan angin sorga menyatukan cinta terlarang kami. Cinta kami sekarang bukan bara cinta terlarang telah berubah menjadi api cinta di dada kami. Aku sangat mencintai suamiku, demikian juga suamiku. Kami sulit dipisahkan apalagi kalau kami sedang melakukan hubungan romantis maupun hubungan non romantis. Di ranjang, di kantor bahkan dimanapun kami berada kami akan menyatukan tangan kami sebagai tanda bahwa kami adalah satu.Keromantisan kami ditanggapi aneka macam tanggapan, ada yang iri, ada yang merasa kami sangat over acting bahkan ada yang mengatakan sebagai pencitraan pasangan bahagia. Kami tidak pusing yang kami tahu kami saling menci
Aku terus bersujud memohon penampunan atas dosa-dosa masa lampau. Aku membuat perjanjian dengan Tuhan, Tuhan aku berjanji akan menjadi isteri yang baik bagi suamiku jika dia selamat. Menjadi ibu yang baik bagi anak-anak titipanMu kepada ku. Aku dan suamiku berjanji akan menolong orang yang tidak mampu dari rejeki yang Engkau berikan kepada kami. Tuhan, satu permintaanku, selamatkan suamiku. Jangan dulu ambil suamiku. Tuhan, please jangan ambil suamiku. Air mataku terus mengalir , aku tidak menghiraukan kubiarkan saja mengalir, sebagai konsekwensi pilihanku untuk tidak menjerit. Biarlah airmataku saja yang mengalir. Pintu kamar terbuka, mama yang melihatku bersujud di lantai membiarkanku menyelesaikan sembah sujudku ke hadapan Sang Penyelenggara Ilahi. Setelah melihatku tenang dan duduk, mama mendekatiku, membelai punggungku,”Bangunlah , kuatkan dirimu nak,”bisiknya di telingaku. Sekejab aku rasanya tidak mampu bernapas, jantungku berdebar kencang seolah ingin meloncat ke luar dari
Ketika aku sedang menyusui bayiku, ponselku berbunyi, “ Dari nak Sriyanto,”kata mama.Aku bingung menerima atau tidak menerima telepon suamiku, karena sedang menyusui bayiku. Aku mengalami kesulitan karena baru pertama kali aku memberi ASI , dulu Adhie aku tidak menyusuinya karena setelah aku melahirkannya kami dipaksa pisah.“Ma, tolong video call, aku ingin papanya melihat anak kita,”kataku sambil mendekap bayiku dengan menopang tubuhnya pada pangkuanku.Mama membantuku, memasang video call dengan tepat agar suamiku bisa melihat bayi kita. Aku merobah posisi dengan menyandarkan punggung pada sebuah bantal yang disandarkan di sofa Kemudian posisikan kepala bayi sejajar dengan dadaku, bayiku menemukan puting payudara lalu memasukkan bibir kecilnya ke putingku.“Ma, sedang menyusui?” tanya suamiku.“Iya, papa bisa melihat bayi kita?” tanyaku.“Bisa, mmm… rakus banget.” Kata suamiku.Aku menatap ke mama, minta ponselku. Rupanya mama tahu aku ingin bicara pribadi dengan suamiku. Meskipu
Aku terbangun merasakan mulas antara sakit perut biasa atau adanya kontraksi diikuti rasa ingin buang air kecil .Nyeri pada bagian perut, punggung, pangkal paha, dan kram. Dengan susah payah aku bangun ingin buang air kecil di kamar mandi. Sulit rasanya menggerakkan tubuhku , biasanya suami yang mengangkat tubuhku kemudian menggendongku jika akan ke kamar mandi.“Papa…” desisku“Bantu mama….” Kataku ingin rasanya menangis , orang yang kucintai tidak bisa menolongku karena jauh di sana.Butuh perjuangan untuk dapat duduk, aku merasakan celana dalamku basah. Dengan berpegangan pada tembok aku masuk ke kamar mandi, membuka celana . Betapa kagetnya aku melihat lendir kental berwarna agak merah keluar dari v***naku.“Apakah sudah saatnya aku melahirkan?” Bisikku.“Oh Tuhan.Tunda dulu , jangan sekarang, suamiku belum pulang,” bisikku menahan rasa nyeri yang amat sangat.Ketika kembali ke kamar tidur aku merasakan kontraksi lagi. Nyeri di punggung semakin membuatku ingin menjerit.“Tuhan,