Mata kuliah akutansi biaya yang diajar oleh pak Bimo berakhir. Pak Bimo memanggilku, “ Jessika bisakah kamu membantu bapak?” tanyanya sambil memegang dokumen di tangannya.“Apa yang bisa saya bantu?” tanyaku.“Mm... Ini ada dokumen penting . Bapak sibuk beberapa hari tidak bisa mengantarnya. Kalau tidak salah tidak jauh dari tempat kostmu.”“Bisakah saya lihat alamatnya?” tanyaku.Pak Bimo menyerahkan dokumen kepadaku, aku membacacanya.To: BULUSAlamat : Apartemen Bougenville, blok dua, room 1004.“Bisa pak, nanti pulang kuliah saya singgah.”"Baiklah, tapi jangan kalau pulang kuliah. Besok pagi saja kamu bawa, karena temanku ini pulangnya larut malam.”“Baik pak.”“ Ini transpotmu. Jangan menolak !” Bisiknya memberikan dua lembar uang seratus ribu.Aku mengambil dokumen dan uang yang terselip di bawahnya dengan tersenyum.Hubungan aku dengan pak Bimo di kampus seperti hubungan dosen dengan mahasiswa, meskipun sebagian besar mahasiswa menyatakan bahwa aku mahasiswi kesayangan pak Bi
Oom Bulus yang duduk di kemudi memandang ke arahku, “Ini tempat kostmu? “ tanyanya ketika aku masuk ke dalam mobil.Aku menatap rumah kost, yang hanya memiliki luas 8 x 5 meter. Rumah kost yang dibuat petak-petak merupakan tempat kost yang sudah menjadi tempat tinggalku selama dua setengah tahun.“Iyalah, oom kan melihat aku keluar dari bangunan itu?” protesku.“Kamu aman dan nyaman tinggal di sini? Aku lihat banyak lelaki berwajah beringas.”“Oom tempat kostku, ada mahasiswa, ada ojol, ada pegawai. Sepanjang saya tahu tidak ada yang muka beringas.”“Itu, yang rambut gondrong, pakai kaos oblong bertato.”“Oh, itu pak Wiro, pemilik kost. Di sebelahnya isterinya. Katanya sih mantan preman, isterinya mantan PSK. Tapi mereka baik hati kok. Sama aku mereka sopan, bahkan Jessika sering diberikan makanan.”“Hati-hati lho, banyak orang di depan bermuka baik tapi ada maunya.”“Kalau Jessika tidur, di samping kunci, aku gembok dan pakai rantai. Tapi selama ini aman-aman saja.” Kataku.Oom Bulus
Aku menyadari yang menyebabkan oom Bulus salah menafsirkan perkataanku minta dipeluk. Aku punya phobia takut gelap. Kalau mati lampu mendadak aku bisa histeris, menjerit memanggil mama atau papa. Papa atau mama langsung memelukku dan menenangkanku. Satu hal yang membuatku hatiku porak poranda ketika oom Bulus membelai payudaraku,melumat putingku bergantian, menyisakan basah dan nikmat. Aku tidak ingin menyesali apa yang telah oom Bulus lakukan padaku.Sejak itu oom Bulus tidak pernah menelponku mengajakku jalan-jalan atau memintaku membuat laporan. Rupanya dia kecewa karena aku menolaknya. Ada keinginan untuk menelponnya, tapi ada keengganan nanti dikira aku merindukan oom Bulus, padahal aku sangat merindukannya. Entah mengapa tiga hari tanpa mendengar suara oom Bulus yang kadang-kadang suka genit-genitan membuat hilang sebagian dari nyawaku.Sedang mengkhayal oom Bulus, ponselku berdering, log panggilan dari Oom Bimo.“Jessika, oom lupa sampaikan. Oom dan tante sedang dalam perja
Kami berciuman, saling bertukar air liur, kakiku gemetar serasa tidak kuat menopang tubuhku. Oom Bulus melepaskan ciumannya , menimbulkan suara, menurutku terdengar seksi banget. Kami saling menatap.“Sayang, ini kencan pertama kita. Kita perlu merayakannya.” Kata oom Bulus, merengkuh ke arah dadanya, lalu mendekapku. kemudian melabuhkan ciuman di keningku.“Kita mandi di Jacuzzi.”“Tapi Oom, aku tidak punya baju berenang.”“Hum, itu yang berwarna-warni, ambil sepasang, bisa jadi bikini.”kata Oom Bulus sambil melepaskan pakaiannya. Tubuh tinggi , berwarna gelap terpampang di depanku. Aku terpana melihat tubuh Oom setengah telanjang hanya memakai boster.“Cepat ganti bajunya,airnya masih hangat. Jangan melotot melihat tubuhku,” Kata Oom.Aku mencari bra dan pantie berwarna merah, lalu menuju ke kamar. Cepat-cepat mengganti bajuku dan memakai bra dan pantie. Aku mencoba melihat ke cermin, ada kebanggaan melihat tubuhku memakai bra dan pantie. Terlihat seksi. Malu-malu aku keluar kamar. O
Pengalaman pertama dengan Oom Bulus di apartemen milik owner membuatku menyesal. Bukan karena telah membiarkan Oom Bulus mengekspresikan seksualnya kepadaku tapi mengapa aku menolak keinginan Oom Bulus yang sangat menginginkanku. Bagaimana rasanya jika milik Oom masuk ke dalam, apakah ada rasa sakit? Tapi mendengar erangan Sari waktu Surya memasuki dirinya, ada erangan nikmat dan perintah untuk melakukannya lebih dasyat.Aku sekarang tidak tinggal di tempat kost yang pengap. Oom Bulus membayar sepenuhnya sampai tiga bulan ke depan, disambut senyum kebahagiaan suami isteri Wiro . Ibu Wio menatapku dengan tatapan genit, menarikku,” Mbak, ganteng banget gacoannya, kalau mbak mau agar masnya terus berdiri, ibu ada ramuannya,” bisiknya.Aku hanya tersenyum, lalu mengambil tas ransel dari tangan Oom Bulus yang sudah penuh dengan memegang beberapa dos berisi buku. Kasur, meja belajar dan bangku kecil kutinggalkan di tempat kost, tidak mungkin barang lusuh aku bawa ke apartemen, malah bebera
“Wow ! Aku salut denganmu Jeje, bisa menaklukkan Oom Bulus .” Cicit Sari ketika kami bertemu di parkiran mobil. Aku baru turun dari mobil Alphard mewah milik Oom Bulus dan Sari turun dari mpbil sport Surya.Aku tidak beraksi, hanya berjalan terus.“Hai, kamu sombong benar. Meskipun penampilanmu sekarang berubah, tas kuliahmu dan baju yang kau kenakan belum pantas untuk menjadi sugar baby Oom Bulus.”“Jaga mulutmu Sari.”“Hmm, sudah sedalam itukah hubunganmu dengan Oom Bulus. Aku pernah mengingatkanmu, Oom Bulus itu genit.”“Hubunganku hanya hubungan pertemanan.” Jawabku asal-asalan.“Pertemanan? Kamu berteman dengan orangtua? Teman kencan? Teman tapi mesra luar dalam?"Aku menunduk, bibirku berkedut-kedut menahan amarah yang ingin aku lontarkan, tapi hati kecilku mengatakan apa yang dikatakan Sari benar adanya, aku teman kencan Oom Bulus, bukankah aku sudah menandatangani kontrak teman kencan? Batinku.“Kamu sudah puasin Oom Bulus dengan mengulum?” bisiknya.“Hai, siapa mengulum siapa
Aku bangun pagi melakukan aktivitas membuat sarapan buat daddy dan aku. Sejak aku menyerahkan keperawananku, aku dan daddy hidup bersama. Kami kadang-kadang ke apartemen owner jika ingin mandi di Jacuzzi , nonton karena televisi milik owner besar dan suaranya super dasyat. Desahan dan erangan suara bercinta terdengar jelas.“Morning daddy,” sapaku melihat daddy keluar kamar tidur, memelukku dari belakang.“Apa menu sarapan kita?”“Roti bakar, dan juice apel.”“Tidak ada susu?” tanyanya.“Oh, lupa kemarin beli susu di supermarket.” Kataku.“Susu yang ini, “ bisiknya sambil menurunkan tali spageti dasterkuyang langsung melorot ke bawah.“Ih, daddy. “ kataku menggeliat geli ketika tangannya meremas payudaraku, kemudian membalikkan tubuhku, daddy mengulum putingku dengan nikmatnya.“Omeletnya nanti hangus lho,” kataku menarik tubuhku lalu mematikan kompor.“Aku rasanya malas ke kantor.”“Mau dipecat owner?” tanyaku.“Kita lakukan morning s*ks dulu, just ten minutes.”Tanpa menunggu perset
"Kamu penghuni baru di apartemen ini, di bawah sana di salon tempat segala gosip dan hoaks tentang penghuni apartemen. Nanti mereka ingin mengetahui siapa dirimu, kamar berapa, apa pekerjaanmu. Mereka mencari info kemudian setelah mendapat info yang setitik tai kuku, mereka goreng menjadi makanan yang siap disaji menjadi gosip hot." " Apalagi si kemayu, mulutnya sangat berbisa , mengeluarkan racun yang bisa mematikan karakter seseorang." " Baby?" " Iya, daddy . Baby akan ingat perkataan daddy. Maafin baby sudah membuat daddy marah." " Tidak apa-apa, sini peluk daddy." Aku langsung mendaratkan tubuhku dalam pelukan daddy, menatapnya , ingin mendapatkan pujiannya. “Apakah model rambut ini aku terlihat cantik?” tanyaku manja. “Hum, model apapun kamu tetap terlihat cantik di mata daddy.” “Daddy katanya pulang malam,” “Daddy cepat pulang mendengar baby ada di salon gossip, takut mereka macam-macam sama baby.” “Jadi daddy tidak balik ke kantor?” tanyaku. “Daddy harus balik, hmm