Aku merasakan usapan lembut di pipiku. Aku memincingkan mataku, ada perasaan malas membuka mata . Hembusan napas menerjang wajahku diiringi aroma kopi sachet kesukaanku.“Bangun pemalas, matahari sudah terbit dari tadi kamu masih tidur saja.”Ujar suamiku.“Aku masih ngantuk. ““Minum kopi , biar ngantukmu hilang.”“Ogah, capek dan lelah. Rasanya mau tidur lagi.”“Sudah jam sepuluh, belum puas kamu tidur dua belas jam?”“Apa…? Dua belas jam?” Tanyaku tidak percaya, langsung mengucek mataku, meregangkan tubuhku bak kucing malas.“Adhi sudah mandi, sudah sarapan dan ingin makan mie pangsit buatan mam.”“Begitu saja kok repot. Beli saja, aku malas masak.””Inilah isteri jaman sekarang, punya dapur dengan perlengkapan masak lengkap, ujug-ujung pesan makanan online.”Aku tidak mendengar protesnya, menyeruput kopi yang aromanya sangat menggoda hidungku, langsung menegak habis tanpa meninggalkan sisa dipandangi suamiku dengan menahan senyum.“Haus.” Kataku lalu menurunkan cangkir kopi dan men
Sesuai dengan arahan pengacara suamiku, seharian aku disibukkan menyiapkan beberapa bukti termasuk menunjuk saksi. Bukti-bukti bisa kusiapkan, foto-foto yang menyebarkan kabar hoax, video di media sosial yang juga kupunyai, percakapanku dengan Sari ,aku screenshot, ijazah S1 dari kampusku tempat aku mendapat beasiswa sudah difotocopy dan dilegalisir, foto ijzah waktu aku wisuda disertai ijazah S2 dan S3 ketika kuliah di LA.Tiba saatnya menyiapkan saksi, aku kebingungan menunjuk saksi yang akan aku ajukan?“Pap, aku kebingungan menunjuk saksi.” Kataku sambil menggaruk leherku, tanda aku sedang nervous.“Hum, menurut mas Marwan, saksinya orang yang menyaksikan kejadian tersebut di media sosial.”“Tapi ini rekayasa bukan kejadian?” protesku.“Mungkin saksi yang mengetahui dirimu yang sebenarnya , tidak seperti yang diunggah di medsos.” Ujar suamiku .“Tidak mungkin oom Bimo, tante Mayang dan Sakti ,teman kampus? Aku jarang bergaul dengan mereka karena setiap aku dekat dengan seseo
“Jessika?” terdengar suara kaget ketika aku membuka pintu toilet ingin masuk ke dalamnya.Aku otomatis mengarahkan pandangan kepada seorang wanita yang sedang memoles bibirnya dengan lipstick,” Sari, kau…”“Sudah lama kamu ada di resto ini?” tanya dengan tatapan curiga.“Aku baru saja masuk, tiba-tiba ingin pipis,” kataku berbohong langsung masuk dalam kotak kecil yang pengap. Otomatis aku mengambil ponselku dari tas selempang , membukanya dan mengirim message kepada oom Bulus.“Aku terpergok Sari ketika masuk toilet, kalau sudah selesai cepat keluar jangan sampai dia curiga. Aku katakan aku sendirian.”Setelah melihat centang biru, aku lalu melakukan hajatku untuk masuk ke kotak kecil ini dan menyiramnya memasang muka datar karena aku tahu Sari pasti menungguku.“Kamu ke resto ini dengan siapa?” tanyanya.“Sendiri.”“Sendiri? Kamu mampu membayarnya? resto ini resto terkenal bubur ayamnya yang harganya mahal“Aku tahu karena kebetulan lewat, aku kebelet sekalian mampir , terpaksa deh b
Aku terbangun ketika ponselku berdering.Aku berusaha membuka mata yang rasanya sulit untuk dibuka, terlihat nama Wishnu di log panggilan. Aku mengacuhkannya. Ponselku kembali berdering, ‘dia lagi, apa yang diinginkannya malam-malam begini?’ batinku lalu mematikan ponsel, menarik selimut meneruskan tidurku. Aku memandang suamiku yang terlelap di sampingku, suara dengkurannya kembali terdengar setelah berhenti sejenak, mungkin terganggu dengan suara dering ponselku.Akupun kembali tertidur lelap setelah bebas dari suara dering telepon, aku terjaga saat merasakan suatu gerakan tipis di perutku. Aku mengelus perutku yang terlihat membuncit, membelai dan gerakan tipis itu terasa bergerak,’Bayiku bergerak,’ batinku.Aku menoleh ke samping mengambil tangan suamiku mengarahkan ke perutku.“Ada apa?” tanyanya dengan suara parau.“Bayi kita bergerak,”bisikku.Suamiku membelai perutku,“Kok pap tidak merasakan ada pergerakan.” Bisiknya.“Mungkindia capek bergerak,besok pap antar aku ke dokter u
Ponselku berbunyi, aku menatap log panggilan,”Dia lagi.”Desisku.“Siapa?” tanya suamiku.“Wishnu, sejak semalam dia terus menelpon.”“Blokir saja!”“Sudah, dia pakai ponsel lamanya, “ kataku.“Coba kau tanya apa maunya?”Aku menjawab panggilannya,” Hallo, ada apa menelponku?”“Bisakah kita bertemu? Aku baca di sosmed mengenai pencemaran nama baikmu, bukan aku yang membuatnya.Menurut Sari pegawai di kantor tidak ingin kamu menjadi pegawai di sana, menurut mereka kamu itu sombong, cara menatapmu merendahkan ,”“Aku bahkan curiga jika bukan kamu pasti Sari, mereka tidak tahu masa laluku.Yang mengetahui masa laluku adalah kalian berdua.”“Mmm.. kata Sari mereka tahu masa lalumu dari mantan sugar daddymu.”“Mantan sugar daddyku?”“Siapa tuh namanya Bulus, namanya sudah menunjukkan bahwa dia orang tidak benar.”Aku melihat suamiku mengepalkan tangannya menjadi kepalan tinju seolah siap meninju.“Menurut isteri sugar daddy kamu morotin uangnya, melarikan diri ke luar negeri dengan semua uang
Suamiku menghela napas kasar, membaca isi laptop dimana dia telah bergumul sejak pagi sampai siang untuk membuat klarifikasi di media sosial menuntut @lambe nyinyir. Setelah berdiskusi dengan pengacara karena gosip baru yang beredar di media sosial yang mengecamku sebagai pelacur, perebut suami orang , mereka setuju untuk mengadakan klarifikasi. Suamiku yang menyusun kata-kata dibantu pengacara agar ada kekuatan hukum di dalamnya.@Jessika, KLARIFIKASI pemberitaan yang menghebohkan selama ini mengenai diri saya terkait :1. Menggoda mantanbos PT Mega Buana Persada yang kemudian korupsi untuk mewujudkan keinginanku menguras hartanya. Ketika bos PT Mega Buana Persada masuk penjara karena menggelapkan uang perusahaan saya melarikan diri ke luar negeri. 2.Mencoba menggoda CEO PT Mega Buana Persada , Bapak ESH,dengan melampirkan ijazah S2 dan S3 yang katanya diperoleh di Los Angeles, adalah palsu.3.Puncaknya kemarin masih membuat gosip bahwa saya menggoda suami S yang bernama W den
Tujuan hidup manusia adalah menikmati kebahagiaan , ingin terus memeluk kebahagiaan agar tidak terlepas dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hidup. Siapaun kita, apapun pilihan hidup kita saat ini semuanya berakhir pada satu tujuan yakni kebahagiaan.Relasi cinta yang kami lakukan tadi telah melupakan keteganganku karena difitnah. Tubuh kami bergesekan, jemari tangan kami merayap mencari titik-titik sensitive dan nikmat ,kekehan mesum suamiku disambut dengan tawa genitku menciptakan komunikasi seksual yang membuat kami terus bergerak mencari suatu yang indah dan menyenangkan yang berujung pada titik kebahagiaan.Saat ini aku merasa sangat bahagia ketika kami mencapai puncak kenikmatan yang mengalir dalam tubuhku membuat tubuhku melengkung agar nikmat itu tidak menghilang. Suamiku memelukku dari belakang, tangannya yang kekar dan kokoh memeluk erat pinggangku. Kedua kakinya mengait kakiku, aku dalam perangkap dekapan kuatnya. Bibirnya bermain di cuping telingaku, menghisap k
“Selamat pagi,”Sapa suamiku ketika aku menggeliatkan badanku.“Selamat pagi.”Sapaku sambil melepaskan tanganku dari pinggangnya.“Tidurmu nyenyak sekali, tanganmu tidak lepas dari pinggangku membuatku sulit bergerak.”“Aku tidak akan melepaskan sumber kebahagiaanku, canduku dan milikku.” Seruku kembali memeluknya.“Mornings*ks?” tanyanya.“Itu saja yang ada di pikiran papa.”“Aku mau menyapa baby kita.”“Sudah cukup semalam beberapa kali papa menyapanya, nanti dia bosan.” Kataku memperketat pelukanku.Suamiku tertawa terkekeh-kekeh, menatapku lekat-lekat,Ma, usia bayi kita di dalam sudah empat bulan?” tanyanya.“Hum.”“Kita perlu bersyukur atas usianya ke empat bulan. Bagaimana kalau kita syukuran di villa ?tanya suamiku.“Biasanya syukuran bulan ke tujuh, disebut mitoni.”“Kita buat empat bulan, sebagai bentuk rasa syukur dan kita mohon doa agar sisa masa kehamilan diberikan kelancaran dan kita perlu memberitakan kebahagiaan kita kepada keluarga dan kerabat.”“Hmm.. pernikahan kita s