Aku berusaha melepaskan milik suamiku yang masih berada di dalam karena tidak mampu menahan kejang-kejang nikmat yang mengalir ke seluruh tubuhku tapi suamiku menahannya.“Jangan mam biarkan saja di dalam, aku bisa merasakan milikmu mengencang, menjepit keras milikku. Hum uenaakk…” Erangnya.Kami melakukan sudah ketiga kalinya, suamiku tidak puas kalau kami melakukannya sekali, meskipun kami orgasm bersama-sama. Guncangan di tempat tidur, disusul gerakan kasur yang semakin kuat menandakan kami melakukannya dengan intens dan kuat. “Hummh… Uenaakk.. sulit kulepaskan.”“Akhhh…”“Kamu uenaaakkk bangettt.” Teriak suamiku.Suamiku mempertahankan dengan intensitas tinggi agar bisa mencapai puncak kenikmatan,”Pap, santai saja, jangan terburu-buru mencapai klimaks.” Desahku dengan napas ngos-ngosan.“Aku ingin yang ketiga kalinya lebih indah, menyenangkan dan maksimal…Ohhh….Arrgggh…”Suamiku mendesah terus menggoyangkan tubuhnya di atas tubuhku. Kueratkan pelukanku, tubuhku mengejang. Sua
Aku merasakan usapan lembut di pipiku. Aku memincingkan mataku, ada perasaan malas membuka mata . Hembusan napas menerjang wajahku diiringi aroma kopi sachet kesukaanku.“Bangun pemalas, matahari sudah terbit dari tadi kamu masih tidur saja.”Ujar suamiku.“Aku masih ngantuk. ““Minum kopi , biar ngantukmu hilang.”“Ogah, capek dan lelah. Rasanya mau tidur lagi.”“Sudah jam sepuluh, belum puas kamu tidur dua belas jam?”“Apa…? Dua belas jam?” Tanyaku tidak percaya, langsung mengucek mataku, meregangkan tubuhku bak kucing malas.“Adhi sudah mandi, sudah sarapan dan ingin makan mie pangsit buatan mam.”“Begitu saja kok repot. Beli saja, aku malas masak.””Inilah isteri jaman sekarang, punya dapur dengan perlengkapan masak lengkap, ujug-ujung pesan makanan online.”Aku tidak mendengar protesnya, menyeruput kopi yang aromanya sangat menggoda hidungku, langsung menegak habis tanpa meninggalkan sisa dipandangi suamiku dengan menahan senyum.“Haus.” Kataku lalu menurunkan cangkir kopi dan men
Sesuai dengan arahan pengacara suamiku, seharian aku disibukkan menyiapkan beberapa bukti termasuk menunjuk saksi. Bukti-bukti bisa kusiapkan, foto-foto yang menyebarkan kabar hoax, video di media sosial yang juga kupunyai, percakapanku dengan Sari ,aku screenshot, ijazah S1 dari kampusku tempat aku mendapat beasiswa sudah difotocopy dan dilegalisir, foto ijzah waktu aku wisuda disertai ijazah S2 dan S3 ketika kuliah di LA.Tiba saatnya menyiapkan saksi, aku kebingungan menunjuk saksi yang akan aku ajukan?“Pap, aku kebingungan menunjuk saksi.” Kataku sambil menggaruk leherku, tanda aku sedang nervous.“Hum, menurut mas Marwan, saksinya orang yang menyaksikan kejadian tersebut di media sosial.”“Tapi ini rekayasa bukan kejadian?” protesku.“Mungkin saksi yang mengetahui dirimu yang sebenarnya , tidak seperti yang diunggah di medsos.” Ujar suamiku .“Tidak mungkin oom Bimo, tante Mayang dan Sakti ,teman kampus? Aku jarang bergaul dengan mereka karena setiap aku dekat dengan seseo
“Jessika?” terdengar suara kaget ketika aku membuka pintu toilet ingin masuk ke dalamnya.Aku otomatis mengarahkan pandangan kepada seorang wanita yang sedang memoles bibirnya dengan lipstick,” Sari, kau…”“Sudah lama kamu ada di resto ini?” tanya dengan tatapan curiga.“Aku baru saja masuk, tiba-tiba ingin pipis,” kataku berbohong langsung masuk dalam kotak kecil yang pengap. Otomatis aku mengambil ponselku dari tas selempang , membukanya dan mengirim message kepada oom Bulus.“Aku terpergok Sari ketika masuk toilet, kalau sudah selesai cepat keluar jangan sampai dia curiga. Aku katakan aku sendirian.”Setelah melihat centang biru, aku lalu melakukan hajatku untuk masuk ke kotak kecil ini dan menyiramnya memasang muka datar karena aku tahu Sari pasti menungguku.“Kamu ke resto ini dengan siapa?” tanyanya.“Sendiri.”“Sendiri? Kamu mampu membayarnya? resto ini resto terkenal bubur ayamnya yang harganya mahal“Aku tahu karena kebetulan lewat, aku kebelet sekalian mampir , terpaksa deh b
Aku terbangun ketika ponselku berdering.Aku berusaha membuka mata yang rasanya sulit untuk dibuka, terlihat nama Wishnu di log panggilan. Aku mengacuhkannya. Ponselku kembali berdering, ‘dia lagi, apa yang diinginkannya malam-malam begini?’ batinku lalu mematikan ponsel, menarik selimut meneruskan tidurku. Aku memandang suamiku yang terlelap di sampingku, suara dengkurannya kembali terdengar setelah berhenti sejenak, mungkin terganggu dengan suara dering ponselku.Akupun kembali tertidur lelap setelah bebas dari suara dering telepon, aku terjaga saat merasakan suatu gerakan tipis di perutku. Aku mengelus perutku yang terlihat membuncit, membelai dan gerakan tipis itu terasa bergerak,’Bayiku bergerak,’ batinku.Aku menoleh ke samping mengambil tangan suamiku mengarahkan ke perutku.“Ada apa?” tanyanya dengan suara parau.“Bayi kita bergerak,”bisikku.Suamiku membelai perutku,“Kok pap tidak merasakan ada pergerakan.” Bisiknya.“Mungkindia capek bergerak,besok pap antar aku ke dokter u
Ponselku berbunyi, aku menatap log panggilan,”Dia lagi.”Desisku.“Siapa?” tanya suamiku.“Wishnu, sejak semalam dia terus menelpon.”“Blokir saja!”“Sudah, dia pakai ponsel lamanya, “ kataku.“Coba kau tanya apa maunya?”Aku menjawab panggilannya,” Hallo, ada apa menelponku?”“Bisakah kita bertemu? Aku baca di sosmed mengenai pencemaran nama baikmu, bukan aku yang membuatnya.Menurut Sari pegawai di kantor tidak ingin kamu menjadi pegawai di sana, menurut mereka kamu itu sombong, cara menatapmu merendahkan ,”“Aku bahkan curiga jika bukan kamu pasti Sari, mereka tidak tahu masa laluku.Yang mengetahui masa laluku adalah kalian berdua.”“Mmm.. kata Sari mereka tahu masa lalumu dari mantan sugar daddymu.”“Mantan sugar daddyku?”“Siapa tuh namanya Bulus, namanya sudah menunjukkan bahwa dia orang tidak benar.”Aku melihat suamiku mengepalkan tangannya menjadi kepalan tinju seolah siap meninju.“Menurut isteri sugar daddy kamu morotin uangnya, melarikan diri ke luar negeri dengan semua uang
Suamiku menghela napas kasar, membaca isi laptop dimana dia telah bergumul sejak pagi sampai siang untuk membuat klarifikasi di media sosial menuntut @lambe nyinyir. Setelah berdiskusi dengan pengacara karena gosip baru yang beredar di media sosial yang mengecamku sebagai pelacur, perebut suami orang , mereka setuju untuk mengadakan klarifikasi. Suamiku yang menyusun kata-kata dibantu pengacara agar ada kekuatan hukum di dalamnya.@Jessika, KLARIFIKASI pemberitaan yang menghebohkan selama ini mengenai diri saya terkait :1. Menggoda mantanbos PT Mega Buana Persada yang kemudian korupsi untuk mewujudkan keinginanku menguras hartanya. Ketika bos PT Mega Buana Persada masuk penjara karena menggelapkan uang perusahaan saya melarikan diri ke luar negeri. 2.Mencoba menggoda CEO PT Mega Buana Persada , Bapak ESH,dengan melampirkan ijazah S2 dan S3 yang katanya diperoleh di Los Angeles, adalah palsu.3.Puncaknya kemarin masih membuat gosip bahwa saya menggoda suami S yang bernama W den
Tujuan hidup manusia adalah menikmati kebahagiaan , ingin terus memeluk kebahagiaan agar tidak terlepas dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hidup. Siapaun kita, apapun pilihan hidup kita saat ini semuanya berakhir pada satu tujuan yakni kebahagiaan.Relasi cinta yang kami lakukan tadi telah melupakan keteganganku karena difitnah. Tubuh kami bergesekan, jemari tangan kami merayap mencari titik-titik sensitive dan nikmat ,kekehan mesum suamiku disambut dengan tawa genitku menciptakan komunikasi seksual yang membuat kami terus bergerak mencari suatu yang indah dan menyenangkan yang berujung pada titik kebahagiaan.Saat ini aku merasa sangat bahagia ketika kami mencapai puncak kenikmatan yang mengalir dalam tubuhku membuat tubuhku melengkung agar nikmat itu tidak menghilang. Suamiku memelukku dari belakang, tangannya yang kekar dan kokoh memeluk erat pinggangku. Kedua kakinya mengait kakiku, aku dalam perangkap dekapan kuatnya. Bibirnya bermain di cuping telingaku, menghisap k
“Oom Herku bangunlah, Tuhan masih menjaga anakku, Adhie sudah selamat,”Ujarku.Adhie sudah berhenti menangis, menatap Oom Herku, “Adhie yang salah Oom, Adhie maksa Oom Darman jalan kaki ke gerai ayam goreng,”Ucap Adhie , melepaskan pelukannya berlari ke Oom Herkules, mengajaknya berdiri Ada rasa aku diabaikan ketika Adhie langsung memeluk Oom Herku, aku berusaha tahu diri. Sejak kecil Adhie sudah dalam asuhan Oom Herku, bukan aku. Dissat dia membutuhkan kekuatan dua orang yang dicarinya, daddy dan Oom Herkles. ”Kok Adhie bisa diculik, diculik di sekolah?” tanya Oom Herkules dengan lembut. “Oom Darman dan aku diculik ketika kami akan ke restoran ayam goreng sambil menunggu Oom Herkules jemput kami. Tiba-tiba ada mobil berhenti di depan kami, beberapa orang turun menyergap Oom Darman yang langsung pingsan. Ada satu orang lagi ingin menyergap Adhie tapi Adhie tendang selangkangannya seperti yang daddy ajar, lalu lari sekencang-kencangnya sambil berteriak ,penculik!penculik! Akhirny
Sidang ibu Dewitasari sudah berlangsung demikian juga sidang ujaran kebencian dan pencemaran nama baik masih berlangsung, aku hadir sebagai korban. Kedua sidang menjadi viral di media sosial dan media elektronik karena menyangkut dua nama perusahaan yang terkenal , nama keluarga Hadipranoto yang terkenal sebagai pengusaha sukses yang mampu membuat dua perusahaan diakui keberadaannya.Sidang penghinaan dan pencemaran nama baik terungkap bahwa postingan ibu Kasmawati menyebut jika korban merupakan wanita yang tidak terhormat dan perebut suami orang. Dakwaan jaksa dibantah ibu Kasmawati,” Bukan saya yang mengatakan, saya korban, handphone saya yang dipakai oleh Sari.”Sempat terjadi kericuhan dalam sidang karena dua terdakwa saling menyalahkan. Akhirnya sidang ditunda selama seminggu.Demikian juga sidang ibu Dewitasari, fakta persidangan diketahui bahwa korban, sekuriti PT.Mecu Banun Persada mengalami luka tusukan karena melindungi isteri pemilik PT.Mercu Bangun Persada sehingga pungg
Kedatangan mama membuat suasana rumah menjadi hangat.Mama yang lembut dan penyayang membuat Adhie betah tinggal di rumah. Bukan memanjakan, tapi mama sangat telaten mendengar cerita Adhie tentang aktivitasnya di sekolah, di karate dan les piano. Akupun menggunakan kesem patan membicarakan tawaran pak Koswara.“Apakah Jeje menerimanya?” tanya mama.“Sebenarnya…”“Bukan itu jawaban yang mama kehendaki. Ya atau tidak. Setelah itu jelaskan mengapa memilih Ya dan mengapa memilih Tidak.”Kata mama tegas sambil menatap mataku lekat-lekat ,ciri khas mama jika ingin mengetahui apa isi hatiku. Kadang-kadang mama seperti cenayang , belum kuutarakan mama sudah mengetahui isi hatiku.“Hmm, iya. Tawaran yang menarik, sulit untuk Jeje tolak. Ada kesempatan bagi Jeje mengembangkan ilmu yang Jeje peroleh selama kuliah.”“Lalu masalahnya?”“Anak-anak.” Jawabku.“Suamimu?”“Dia malah menyarankan.”“Take it!” Ujar mama.Mama melihat ada yang ingin kusampaikan, tapi berat untuk menyatakannya.“Mama mengata
Menjadi isteri dan ibu bukanlah impianku. Impianku adalah mendapat gelar doktor kemudian menjadi dosen di universitas terkenal.Ketika aku kembali dalam pelukan daddy sugar yang kemudian menjadi suamiku, impianku ternyata tidak terwujud. Gelar doktor hanya menjadi kebanggaan keluargaku karena dengan gelar itu aku terkenal sebagai doktor di kompleks tempat keluargaku tinggal, ditambah lagi aku menikah dengan orang kaya semakin menaikkan derajat mama di kompleks perumahan.Itulah yang menjadi sebab mamanya Sari dan mamanya Wishnu merasa tersaingi oleh gelar doktor yang ditambahkan di belakang namaku dan kemewahan yang diperoleh mama bukan dariku tapi dari suamiku. Dia memanjakan mama dengan membeli rumah minimalis super mewah lengkap dengan perabotannya. Kartu debit yang diberikan kepada mama membuat mama bisa beli apa yang menjadi keinginannya.Akupun tidak luput dari kemanjaan yang diberikan oleh suamiku. Aku tidak suka membeli baju, tas, sepatu dan sandal ber merek. bagiku itu bukan in
Suamiku sungguh pandai memuaskan diriku. Kami melakukannya di sofa tunggal dengan pose yang disukai suamiku. Setelah melepaskan hasrat dan gairah kami, suamiku menggendongku kemudian membaringkanku di ranjang , akupun tertidur pulas.Suara dengkur membangunkanku. Aku menatap wajah yang dekat dengan wajahku. Mata yang terpejam di atas alis yang tebal. Hidungnya yang mancung , bibir tebal yang mampu membuatku mendesah dan meminta lebih. Aku merasakan napasnya bercampur dengan napasku, “Aku mencintaimu Bulu Sriyanto,” bisikku .Aku mengusap dadanya, meletakkan kepalaku di dadanya, jantungnya berdetak perlahan kemudian berdetak kencang, apakah detak jantungku atau detak jantung suamiku yang berdetak kencang ?Aku menatap suamiku yang masih terlelap, kemudian mengarahkan tanganku ke perut roti sobek . Masih berotot karena suamiku rajin berolahraga, batinku bermonolog sendirian sambil terus meraba tubuh suamiku, mengagumi tubuh polos yang tertidur lelap.Setelah mengagumi suamiku akup
Percintaan kami berawal dari hubungan terlarang yang mengobarkan bara api yang sulit dipadamkan malah membuatku semakin terobsesi padanya. Kebohongan membuat bara api cinta terlarangku padam bagaikan disiram air , kamipun berpisah , tanpa saling komunikasi.Jauh dilubuk hati kami masih tersimpan cinta terlarang . Setelah berpisah bertahun-tahun ,hembusan angin sorga menyatukan cinta terlarang kami. Cinta kami sekarang bukan bara cinta terlarang telah berubah menjadi api cinta di dada kami. Aku sangat mencintai suamiku, demikian juga suamiku. Kami sulit dipisahkan apalagi kalau kami sedang melakukan hubungan romantis maupun hubungan non romantis. Di ranjang, di kantor bahkan dimanapun kami berada kami akan menyatukan tangan kami sebagai tanda bahwa kami adalah satu.Keromantisan kami ditanggapi aneka macam tanggapan, ada yang iri, ada yang merasa kami sangat over acting bahkan ada yang mengatakan sebagai pencitraan pasangan bahagia. Kami tidak pusing yang kami tahu kami saling menci
Aku terus bersujud memohon penampunan atas dosa-dosa masa lampau. Aku membuat perjanjian dengan Tuhan, Tuhan aku berjanji akan menjadi isteri yang baik bagi suamiku jika dia selamat. Menjadi ibu yang baik bagi anak-anak titipanMu kepada ku. Aku dan suamiku berjanji akan menolong orang yang tidak mampu dari rejeki yang Engkau berikan kepada kami. Tuhan, satu permintaanku, selamatkan suamiku. Jangan dulu ambil suamiku. Tuhan, please jangan ambil suamiku. Air mataku terus mengalir , aku tidak menghiraukan kubiarkan saja mengalir, sebagai konsekwensi pilihanku untuk tidak menjerit. Biarlah airmataku saja yang mengalir. Pintu kamar terbuka, mama yang melihatku bersujud di lantai membiarkanku menyelesaikan sembah sujudku ke hadapan Sang Penyelenggara Ilahi. Setelah melihatku tenang dan duduk, mama mendekatiku, membelai punggungku,”Bangunlah , kuatkan dirimu nak,”bisiknya di telingaku. Sekejab aku rasanya tidak mampu bernapas, jantungku berdebar kencang seolah ingin meloncat ke luar dari
Ketika aku sedang menyusui bayiku, ponselku berbunyi, “ Dari nak Sriyanto,”kata mama.Aku bingung menerima atau tidak menerima telepon suamiku, karena sedang menyusui bayiku. Aku mengalami kesulitan karena baru pertama kali aku memberi ASI , dulu Adhie aku tidak menyusuinya karena setelah aku melahirkannya kami dipaksa pisah.“Ma, tolong video call, aku ingin papanya melihat anak kita,”kataku sambil mendekap bayiku dengan menopang tubuhnya pada pangkuanku.Mama membantuku, memasang video call dengan tepat agar suamiku bisa melihat bayi kita. Aku merobah posisi dengan menyandarkan punggung pada sebuah bantal yang disandarkan di sofa Kemudian posisikan kepala bayi sejajar dengan dadaku, bayiku menemukan puting payudara lalu memasukkan bibir kecilnya ke putingku.“Ma, sedang menyusui?” tanya suamiku.“Iya, papa bisa melihat bayi kita?” tanyaku.“Bisa, mmm… rakus banget.” Kata suamiku.Aku menatap ke mama, minta ponselku. Rupanya mama tahu aku ingin bicara pribadi dengan suamiku. Meskipu
Aku terbangun merasakan mulas antara sakit perut biasa atau adanya kontraksi diikuti rasa ingin buang air kecil .Nyeri pada bagian perut, punggung, pangkal paha, dan kram. Dengan susah payah aku bangun ingin buang air kecil di kamar mandi. Sulit rasanya menggerakkan tubuhku , biasanya suami yang mengangkat tubuhku kemudian menggendongku jika akan ke kamar mandi.“Papa…” desisku“Bantu mama….” Kataku ingin rasanya menangis , orang yang kucintai tidak bisa menolongku karena jauh di sana.Butuh perjuangan untuk dapat duduk, aku merasakan celana dalamku basah. Dengan berpegangan pada tembok aku masuk ke kamar mandi, membuka celana . Betapa kagetnya aku melihat lendir kental berwarna agak merah keluar dari v***naku.“Apakah sudah saatnya aku melahirkan?” Bisikku.“Oh Tuhan.Tunda dulu , jangan sekarang, suamiku belum pulang,” bisikku menahan rasa nyeri yang amat sangat.Ketika kembali ke kamar tidur aku merasakan kontraksi lagi. Nyeri di punggung semakin membuatku ingin menjerit.“Tuhan,