Hai bestie yang suka membaca novelku. Aku sudah sembuh dari sakit pinggang, sembuh dari flu dan sakit perut yang berkepanjangan membuatku tidak bisa mengupdate ceritaku. Semoga hari-hari berikutnya aku bisa mengupdate dengan teratur.Sarannya sangat kunantikan.
“Selamat pagi,”Sapa suamiku ketika aku menggeliatkan badanku.“Selamat pagi.”Sapaku sambil melepaskan tanganku dari pinggangnya.“Tidurmu nyenyak sekali, tanganmu tidak lepas dari pinggangku membuatku sulit bergerak.”“Aku tidak akan melepaskan sumber kebahagiaanku, canduku dan milikku.” Seruku kembali memeluknya.“Mornings*ks?” tanyanya.“Itu saja yang ada di pikiran papa.”“Aku mau menyapa baby kita.”“Sudah cukup semalam beberapa kali papa menyapanya, nanti dia bosan.” Kataku memperketat pelukanku.Suamiku tertawa terkekeh-kekeh, menatapku lekat-lekat,Ma, usia bayi kita di dalam sudah empat bulan?” tanyanya.“Hum.”“Kita perlu bersyukur atas usianya ke empat bulan. Bagaimana kalau kita syukuran di villa ?tanya suamiku.“Biasanya syukuran bulan ke tujuh, disebut mitoni.”“Kita buat empat bulan, sebagai bentuk rasa syukur dan kita mohon doa agar sisa masa kehamilan diberikan kelancaran dan kita perlu memberitakan kebahagiaan kita kepada keluarga dan kerabat.”“Hmm.. pernikahan kita s
Setelah acara syukuran selesai, setelah magrib kami kembali ke Jakarta . Suamiku reservasi hotel dekat bandara, kami semua akan menginap di hotel dan akan mengantar mama dan adik-adik yang akan kembali ke Surabaya pada hari Senin sore.Kami tiba di hotel malam hari, langsung ke restoran.“Kita langsung ke restoran. Papa sudah reservasi tempat. Koper dan ransel akan diatur oleh Herku.” Kata suamiku, lalu berbisik di telingaku. Aku tersenyum dan menggamit lengannya,”Terima kasih pa.”Aku meneruskan penyampaian suamiku ke mama dan adik-adik,”Ma, kita makan malam dulu setelahnya mama bisa istirahat. Mas Sriyanto sudah pesan tiket ke Surabaya . Katanya besok seharian dia akan mengajak mama dan adik-adik jalan-jalan.”“Suamimu kok repot banget menjamu kita, mama inginnya kita cerita-cerita sambil tiduran di tempat tidur, memelukmu dan memeluk Adhi.”“Lihat tuh Adhi dia melupakan papanya, nempel terus sama dik Yana. Entah apa yang diceritakannya.”“Mama tadi dengar dia punya koleksi puzzle ad
Pagi hari kami keluar kamar sambil tangan kami bertaut erat, kebahagiaan terpatri di wajah suamiku. Aku semalam telah memuaskannya membuatnya melenguh dan berakhir memekikkan namaku,”Jessika, you make me crazy,” aku tertawa genit mendengar pekikannya dan terus meliukkan tubuhku di atas tubuhnya diikuti payudaraku yang mengikuti liukaan tubuhku. Tangannya memegang erat pinggangku. Matanya terus menatap setiap gerakanku, aku membiusnya delam gairah dan berahi.Sayang sesuatu ada waktunya, ada waktunya untuk berhenti, aku mengurangi tempo gerakanku, suamiku langsung bergerak, membalikkan tubuhku dan kami menyelesaikannya dengan melenguh panjang diiringi tubuh kami yang saling memagut erat.Sekarang tangan kami saling memagut, menuju restoran untuk sarapan pagi. Kami disambut oleh mama, adik-adikku dengan senyum bahagia melihat kemesraan kami.“Kalian ini seperti pengantin batu,” kata Linda adikku.“Kami masih pengantin baru dik,”jawab suamiku disambut tawa mereka.“Papa dan mama selalu
Aku tidak mendengar perkataan suamiku, aku harus mendengar dari mama sendiri apakah dia sudah aman.“Ma,bagaimana keadaan mama ?” tanyaku.“Mama lagi otw ke Taman Asri, Waru.”“Hum, mulai sekarang mama tinggal di sana. Rumah lama dikontrakkan saja.”“Oh begitu,”Aku bertanya bagaimana situasi ketika rumah mama diteror.“Mereka melempar rumah dengan telur busuk, awalnya mama kira anak-anak tetangga iseng lemboar batu. Mama mau tegur, begitu pintu ruang tamu mama buka , mama mencium aroma tidak sedap yang menguar dari teras. Mama lihat ada beberapa telur busuk, tikus mati tertumpuk di teras. Mama berteriak ini kelakuan siapa?”“Eh, tidak lama sebuah telur busuk melayang dekat kepala mama, lalu terdengar beberapa ibu berteriak, “Keluar dari rumah ini, kami tidak suka kompleks kami dihuni pelacur ,pelakor, perusak rumah tangga!”“Tiba-tiba mamanya Wishnu muncul di pagar, Eh..janda .. kamu yang ajarin anakmu jadi pelacur dan pelakor.Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Suamiku sendiri dul
Sejak kami menikah dengan resmi di Puncak, aku dan suamiku mencoba berdamai dengan masa lalu menerima semua yang telah terjadi. Menurut kami apa yang telah terjadi pada masa lalu, apapun itu tidak dapat diubah. Masa lalu penuh kenangan manis dan pahit, perpisahan yang dipaksakan karena kebohongan, ketidak percayaan disebabkan ketidak terbukaan membuat kami sadar bahwa diperlukan pintu maaf dan mencoba kesalahan masa lalu jangan terulang kembali.Berusaha menutup lembaran masa lalu tentulah tidak mungkin, seperti yang aku hadapi. Gosip,pencemaran nama baik itu semua bagian dari masa laluku. Masa lalu waktu aku dan Sari masih bersahabat, masa laluku sebagai sugar baby dan suamiku sekarang dulu adalah daddy sugarku serta pengakuan suamiku bahwa dia membeli keperawananku dengan sejumlah uang yang sangat fantastis kembali mencuat ke permukaan.Aku sempat merasa malu ketika masa laluku tanpa kusengaja menguak dalam pikiranku, keinginan untuk menikmati kebebasan dari kesopanan yang selalu me
“Kami minta ijin untuk diskors selam a sepuluh menit,” kata salah satu pengacara Surya.“Silahkan,” Ujar pak Koswara.Surya, perempuan tua, Sari dan pengacara yang terdiri dari tiga orang sibuk berunding, terdengar kasak kusuk. Kami menunggu, berusaha tetap tenang membiarkan mereka berunding, sekali-kali terdengar desah napas kuasa hukum setelah mendengar bisikan perempuan tua.“Mereka lagi mencari hal untuk memenangkan bahwa surat wasiat mereka adalah yang asli. Rupanya di pelacur tua mempengaruhi pengacara mereka.”bisik suamiku.“Mereka tidak tahu bahwa kami punya kartu truf yang bisa mematahkan kebohongan mereka,” kataku.“Surat wasiat kita legal,meskipun kita belum tahu isinya karena masih dipegang notaris. Yang mereka punya illegal karena tidak disaksikan oleh notaris,” bisik suamiku.“Bisakah kita mulai?” tanya pak Koswara.“Sudah lima belas menit , lebih lima menit dari kesepakatan kita.” Ujar mas Marwan.Surya terlihat kesal, perempuan tua itu tetap menampakkan kepercayaan d
“ Perkenalkan ini notaris Widagdo Suprihardjo, S.H.,M.Kn. yang sedang kita bicarakan. Beliau memproses dokumen hukum sebelum akta ditandatangani. Beliau turut mensahkan akte pendirian PT Mercu Bangun Persada dan PT Mercu Coal Persada , mengesahkan akta perjanjian kerja, akta surat kuasa dan lain-lain.” Ujar pak Koswara.“Saya juga terlibat dalam pembuatan surat wasiat yang sedang menjadi topik pembicaraan kita.”“Saya persilahkan bapak Widagdo .”“Perlu saya jelaskan bahwa saya tidak berhak membuka surat wasiat yang sudah disegel……”“Apa-apaan ini, sudah jelas hanya ada satu surat wasiat yang dikeluarkan suami saya, mengapa ada surat wasiat lain? Tidak ada itu! Itu surat wasiat palsu!” Teriak perempuan tua yang bernama Dewitasari.Sambil menurunkan kacamatanya bapak Widagdo melihat sekilas, mengerutkan keningnya menunjukkan tidak senang karena diinterupsi dengan sangat tidak sopan melanjutkan perkataannya.“Saya akan memanggil penerima manfaat yang namanya tercantum dalam surat was
“Pap, aku kok kepirian dengan perkataan pak Widagdo ,” kataku ketika kami sampai di apartemen.“Perkataan yang mana?” tanya suamiku.“Ish, papa pura-pura tidak tahu , kata memalukan…jika sampai terekspose keluar.Apakah ada skandal dalam keluarga Hadipranoto?” tanyaku sambil menurunkan bajuku, menggantikan dengan jas kamar.“Skandal apaan? Sudah cukup papa membuat skandal dengan mengawini pelacur itu.”“Apakah perempuan tua itu membuat skandal baru yang bisa memalukan keluarga Hadipranoto?” tanyaku.“Papa tidak tahu dan tidak mau tahu skandal yang dibuatnya.”“Tapi diakan menyandang sebagai isterinya papa Soeparman?”“Di surat wasiat hanya disebut ibu Dewitasari, “ jawab suamiku acuh tak acuh.“Namanya tercantum dalam surat wasiat, pasti karena dia adalah isteri papa .”“Waktu mama masih hidup dia tidak berani mengaku sebagai isteri sah papa. Sekarang dia berkoar-koar dimana-mana bahwa dia adalah isteri Soeparman Hadipranoto ditambah kata sah! Apa yang dilakukan sebagai isteri sah pa
“Oom Herku bangunlah, Tuhan masih menjaga anakku, Adhie sudah selamat,”Ujarku.Adhie sudah berhenti menangis, menatap Oom Herku, “Adhie yang salah Oom, Adhie maksa Oom Darman jalan kaki ke gerai ayam goreng,”Ucap Adhie , melepaskan pelukannya berlari ke Oom Herkules, mengajaknya berdiri Ada rasa aku diabaikan ketika Adhie langsung memeluk Oom Herku, aku berusaha tahu diri. Sejak kecil Adhie sudah dalam asuhan Oom Herku, bukan aku. Dissat dia membutuhkan kekuatan dua orang yang dicarinya, daddy dan Oom Herkles. ”Kok Adhie bisa diculik, diculik di sekolah?” tanya Oom Herkules dengan lembut. “Oom Darman dan aku diculik ketika kami akan ke restoran ayam goreng sambil menunggu Oom Herkules jemput kami. Tiba-tiba ada mobil berhenti di depan kami, beberapa orang turun menyergap Oom Darman yang langsung pingsan. Ada satu orang lagi ingin menyergap Adhie tapi Adhie tendang selangkangannya seperti yang daddy ajar, lalu lari sekencang-kencangnya sambil berteriak ,penculik!penculik! Akhirny
Sidang ibu Dewitasari sudah berlangsung demikian juga sidang ujaran kebencian dan pencemaran nama baik masih berlangsung, aku hadir sebagai korban. Kedua sidang menjadi viral di media sosial dan media elektronik karena menyangkut dua nama perusahaan yang terkenal , nama keluarga Hadipranoto yang terkenal sebagai pengusaha sukses yang mampu membuat dua perusahaan diakui keberadaannya.Sidang penghinaan dan pencemaran nama baik terungkap bahwa postingan ibu Kasmawati menyebut jika korban merupakan wanita yang tidak terhormat dan perebut suami orang. Dakwaan jaksa dibantah ibu Kasmawati,” Bukan saya yang mengatakan, saya korban, handphone saya yang dipakai oleh Sari.”Sempat terjadi kericuhan dalam sidang karena dua terdakwa saling menyalahkan. Akhirnya sidang ditunda selama seminggu.Demikian juga sidang ibu Dewitasari, fakta persidangan diketahui bahwa korban, sekuriti PT.Mecu Banun Persada mengalami luka tusukan karena melindungi isteri pemilik PT.Mercu Bangun Persada sehingga pungg
Kedatangan mama membuat suasana rumah menjadi hangat.Mama yang lembut dan penyayang membuat Adhie betah tinggal di rumah. Bukan memanjakan, tapi mama sangat telaten mendengar cerita Adhie tentang aktivitasnya di sekolah, di karate dan les piano. Akupun menggunakan kesem patan membicarakan tawaran pak Koswara.“Apakah Jeje menerimanya?” tanya mama.“Sebenarnya…”“Bukan itu jawaban yang mama kehendaki. Ya atau tidak. Setelah itu jelaskan mengapa memilih Ya dan mengapa memilih Tidak.”Kata mama tegas sambil menatap mataku lekat-lekat ,ciri khas mama jika ingin mengetahui apa isi hatiku. Kadang-kadang mama seperti cenayang , belum kuutarakan mama sudah mengetahui isi hatiku.“Hmm, iya. Tawaran yang menarik, sulit untuk Jeje tolak. Ada kesempatan bagi Jeje mengembangkan ilmu yang Jeje peroleh selama kuliah.”“Lalu masalahnya?”“Anak-anak.” Jawabku.“Suamimu?”“Dia malah menyarankan.”“Take it!” Ujar mama.Mama melihat ada yang ingin kusampaikan, tapi berat untuk menyatakannya.“Mama mengata
Menjadi isteri dan ibu bukanlah impianku. Impianku adalah mendapat gelar doktor kemudian menjadi dosen di universitas terkenal.Ketika aku kembali dalam pelukan daddy sugar yang kemudian menjadi suamiku, impianku ternyata tidak terwujud. Gelar doktor hanya menjadi kebanggaan keluargaku karena dengan gelar itu aku terkenal sebagai doktor di kompleks tempat keluargaku tinggal, ditambah lagi aku menikah dengan orang kaya semakin menaikkan derajat mama di kompleks perumahan.Itulah yang menjadi sebab mamanya Sari dan mamanya Wishnu merasa tersaingi oleh gelar doktor yang ditambahkan di belakang namaku dan kemewahan yang diperoleh mama bukan dariku tapi dari suamiku. Dia memanjakan mama dengan membeli rumah minimalis super mewah lengkap dengan perabotannya. Kartu debit yang diberikan kepada mama membuat mama bisa beli apa yang menjadi keinginannya.Akupun tidak luput dari kemanjaan yang diberikan oleh suamiku. Aku tidak suka membeli baju, tas, sepatu dan sandal ber merek. bagiku itu bukan in
Suamiku sungguh pandai memuaskan diriku. Kami melakukannya di sofa tunggal dengan pose yang disukai suamiku. Setelah melepaskan hasrat dan gairah kami, suamiku menggendongku kemudian membaringkanku di ranjang , akupun tertidur pulas.Suara dengkur membangunkanku. Aku menatap wajah yang dekat dengan wajahku. Mata yang terpejam di atas alis yang tebal. Hidungnya yang mancung , bibir tebal yang mampu membuatku mendesah dan meminta lebih. Aku merasakan napasnya bercampur dengan napasku, “Aku mencintaimu Bulu Sriyanto,” bisikku .Aku mengusap dadanya, meletakkan kepalaku di dadanya, jantungnya berdetak perlahan kemudian berdetak kencang, apakah detak jantungku atau detak jantung suamiku yang berdetak kencang ?Aku menatap suamiku yang masih terlelap, kemudian mengarahkan tanganku ke perut roti sobek . Masih berotot karena suamiku rajin berolahraga, batinku bermonolog sendirian sambil terus meraba tubuh suamiku, mengagumi tubuh polos yang tertidur lelap.Setelah mengagumi suamiku akup
Percintaan kami berawal dari hubungan terlarang yang mengobarkan bara api yang sulit dipadamkan malah membuatku semakin terobsesi padanya. Kebohongan membuat bara api cinta terlarangku padam bagaikan disiram air , kamipun berpisah , tanpa saling komunikasi.Jauh dilubuk hati kami masih tersimpan cinta terlarang . Setelah berpisah bertahun-tahun ,hembusan angin sorga menyatukan cinta terlarang kami. Cinta kami sekarang bukan bara cinta terlarang telah berubah menjadi api cinta di dada kami. Aku sangat mencintai suamiku, demikian juga suamiku. Kami sulit dipisahkan apalagi kalau kami sedang melakukan hubungan romantis maupun hubungan non romantis. Di ranjang, di kantor bahkan dimanapun kami berada kami akan menyatukan tangan kami sebagai tanda bahwa kami adalah satu.Keromantisan kami ditanggapi aneka macam tanggapan, ada yang iri, ada yang merasa kami sangat over acting bahkan ada yang mengatakan sebagai pencitraan pasangan bahagia. Kami tidak pusing yang kami tahu kami saling menci
Aku terus bersujud memohon penampunan atas dosa-dosa masa lampau. Aku membuat perjanjian dengan Tuhan, Tuhan aku berjanji akan menjadi isteri yang baik bagi suamiku jika dia selamat. Menjadi ibu yang baik bagi anak-anak titipanMu kepada ku. Aku dan suamiku berjanji akan menolong orang yang tidak mampu dari rejeki yang Engkau berikan kepada kami. Tuhan, satu permintaanku, selamatkan suamiku. Jangan dulu ambil suamiku. Tuhan, please jangan ambil suamiku. Air mataku terus mengalir , aku tidak menghiraukan kubiarkan saja mengalir, sebagai konsekwensi pilihanku untuk tidak menjerit. Biarlah airmataku saja yang mengalir. Pintu kamar terbuka, mama yang melihatku bersujud di lantai membiarkanku menyelesaikan sembah sujudku ke hadapan Sang Penyelenggara Ilahi. Setelah melihatku tenang dan duduk, mama mendekatiku, membelai punggungku,”Bangunlah , kuatkan dirimu nak,”bisiknya di telingaku. Sekejab aku rasanya tidak mampu bernapas, jantungku berdebar kencang seolah ingin meloncat ke luar dari
Ketika aku sedang menyusui bayiku, ponselku berbunyi, “ Dari nak Sriyanto,”kata mama.Aku bingung menerima atau tidak menerima telepon suamiku, karena sedang menyusui bayiku. Aku mengalami kesulitan karena baru pertama kali aku memberi ASI , dulu Adhie aku tidak menyusuinya karena setelah aku melahirkannya kami dipaksa pisah.“Ma, tolong video call, aku ingin papanya melihat anak kita,”kataku sambil mendekap bayiku dengan menopang tubuhnya pada pangkuanku.Mama membantuku, memasang video call dengan tepat agar suamiku bisa melihat bayi kita. Aku merobah posisi dengan menyandarkan punggung pada sebuah bantal yang disandarkan di sofa Kemudian posisikan kepala bayi sejajar dengan dadaku, bayiku menemukan puting payudara lalu memasukkan bibir kecilnya ke putingku.“Ma, sedang menyusui?” tanya suamiku.“Iya, papa bisa melihat bayi kita?” tanyaku.“Bisa, mmm… rakus banget.” Kata suamiku.Aku menatap ke mama, minta ponselku. Rupanya mama tahu aku ingin bicara pribadi dengan suamiku. Meskipu
Aku terbangun merasakan mulas antara sakit perut biasa atau adanya kontraksi diikuti rasa ingin buang air kecil .Nyeri pada bagian perut, punggung, pangkal paha, dan kram. Dengan susah payah aku bangun ingin buang air kecil di kamar mandi. Sulit rasanya menggerakkan tubuhku , biasanya suami yang mengangkat tubuhku kemudian menggendongku jika akan ke kamar mandi.“Papa…” desisku“Bantu mama….” Kataku ingin rasanya menangis , orang yang kucintai tidak bisa menolongku karena jauh di sana.Butuh perjuangan untuk dapat duduk, aku merasakan celana dalamku basah. Dengan berpegangan pada tembok aku masuk ke kamar mandi, membuka celana . Betapa kagetnya aku melihat lendir kental berwarna agak merah keluar dari v***naku.“Apakah sudah saatnya aku melahirkan?” Bisikku.“Oh Tuhan.Tunda dulu , jangan sekarang, suamiku belum pulang,” bisikku menahan rasa nyeri yang amat sangat.Ketika kembali ke kamar tidur aku merasakan kontraksi lagi. Nyeri di punggung semakin membuatku ingin menjerit.“Tuhan,