Pembaca, mohon di top-up ceritaku ini, please. Jika ada yang tidak berkenan mohon kritikannya.
Sejak kami menikah dengan resmi di Puncak, aku dan suamiku mencoba berdamai dengan masa lalu menerima semua yang telah terjadi. Menurut kami apa yang telah terjadi pada masa lalu, apapun itu tidak dapat diubah. Masa lalu penuh kenangan manis dan pahit, perpisahan yang dipaksakan karena kebohongan, ketidak percayaan disebabkan ketidak terbukaan membuat kami sadar bahwa diperlukan pintu maaf dan mencoba kesalahan masa lalu jangan terulang kembali.Berusaha menutup lembaran masa lalu tentulah tidak mungkin, seperti yang aku hadapi. Gosip,pencemaran nama baik itu semua bagian dari masa laluku. Masa lalu waktu aku dan Sari masih bersahabat, masa laluku sebagai sugar baby dan suamiku sekarang dulu adalah daddy sugarku serta pengakuan suamiku bahwa dia membeli keperawananku dengan sejumlah uang yang sangat fantastis kembali mencuat ke permukaan.Aku sempat merasa malu ketika masa laluku tanpa kusengaja menguak dalam pikiranku, keinginan untuk menikmati kebebasan dari kesopanan yang selalu me
“Kami minta ijin untuk diskors selam a sepuluh menit,” kata salah satu pengacara Surya.“Silahkan,” Ujar pak Koswara.Surya, perempuan tua, Sari dan pengacara yang terdiri dari tiga orang sibuk berunding, terdengar kasak kusuk. Kami menunggu, berusaha tetap tenang membiarkan mereka berunding, sekali-kali terdengar desah napas kuasa hukum setelah mendengar bisikan perempuan tua.“Mereka lagi mencari hal untuk memenangkan bahwa surat wasiat mereka adalah yang asli. Rupanya di pelacur tua mempengaruhi pengacara mereka.”bisik suamiku.“Mereka tidak tahu bahwa kami punya kartu truf yang bisa mematahkan kebohongan mereka,” kataku.“Surat wasiat kita legal,meskipun kita belum tahu isinya karena masih dipegang notaris. Yang mereka punya illegal karena tidak disaksikan oleh notaris,” bisik suamiku.“Bisakah kita mulai?” tanya pak Koswara.“Sudah lima belas menit , lebih lima menit dari kesepakatan kita.” Ujar mas Marwan.Surya terlihat kesal, perempuan tua itu tetap menampakkan kepercayaan d
“ Perkenalkan ini notaris Widagdo Suprihardjo, S.H.,M.Kn. yang sedang kita bicarakan. Beliau memproses dokumen hukum sebelum akta ditandatangani. Beliau turut mensahkan akte pendirian PT Mercu Bangun Persada dan PT Mercu Coal Persada , mengesahkan akta perjanjian kerja, akta surat kuasa dan lain-lain.” Ujar pak Koswara.“Saya juga terlibat dalam pembuatan surat wasiat yang sedang menjadi topik pembicaraan kita.”“Saya persilahkan bapak Widagdo .”“Perlu saya jelaskan bahwa saya tidak berhak membuka surat wasiat yang sudah disegel……”“Apa-apaan ini, sudah jelas hanya ada satu surat wasiat yang dikeluarkan suami saya, mengapa ada surat wasiat lain? Tidak ada itu! Itu surat wasiat palsu!” Teriak perempuan tua yang bernama Dewitasari.Sambil menurunkan kacamatanya bapak Widagdo melihat sekilas, mengerutkan keningnya menunjukkan tidak senang karena diinterupsi dengan sangat tidak sopan melanjutkan perkataannya.“Saya akan memanggil penerima manfaat yang namanya tercantum dalam surat was
“Pap, aku kok kepirian dengan perkataan pak Widagdo ,” kataku ketika kami sampai di apartemen.“Perkataan yang mana?” tanya suamiku.“Ish, papa pura-pura tidak tahu , kata memalukan…jika sampai terekspose keluar.Apakah ada skandal dalam keluarga Hadipranoto?” tanyaku sambil menurunkan bajuku, menggantikan dengan jas kamar.“Skandal apaan? Sudah cukup papa membuat skandal dengan mengawini pelacur itu.”“Apakah perempuan tua itu membuat skandal baru yang bisa memalukan keluarga Hadipranoto?” tanyaku.“Papa tidak tahu dan tidak mau tahu skandal yang dibuatnya.”“Tapi diakan menyandang sebagai isterinya papa Soeparman?”“Di surat wasiat hanya disebut ibu Dewitasari, “ jawab suamiku acuh tak acuh.“Namanya tercantum dalam surat wasiat, pasti karena dia adalah isteri papa .”“Waktu mama masih hidup dia tidak berani mengaku sebagai isteri sah papa. Sekarang dia berkoar-koar dimana-mana bahwa dia adalah isteri Soeparman Hadipranoto ditambah kata sah! Apa yang dilakukan sebagai isteri sah pa
Terbongkarnya skandal memalukan, suamiku meminta agar jangan sampai skandal keluar ruangan yang bisa berembus keluar menjadi badai topan dalam perusahaan, ditakutkan kepercayaan pelanggan, klien bisa merusak kerjasama yang telah terbina sejak lama.“Kami akan mengamankannya demi nama baik almarhum Soeparman Hadiparnoto. Saya dan Soeparman sebenarnya bersahabat sejak masih kuliah,”kata pak Widagdo.“Kami tim basket kampus, saya dari fakultas hukum, ayahmu dari fakultas teknik, kami satu kost , sama-sama kere.” Lanjut pak Widagdo.“Pak Surya itu dosenku di fakultas hukum, aku memperkenalkannya kepada ayahmu ketika ayahmu mencari penasehat hukum.” katanya lagi.Suamiku, kemudian terlibat dalam pembicaraan serius mengenai langkah selanjutnya, aku hanya mendengar bahwa almarhum sebelum meninggal telah memindahkan semua asset milik Soraya ke atas nama suamiku. Suamiku memegang 70% saham perusahaan dan semua asset milik mama Soraya.“Jika pe.. mmm… ibu Dewitasari mendengar bahwa semua ass
Konferensi pers direncanakan di hall PT. Mercu Bangun Persada meskipun ada sedikit kendala yang dibuat Erlangga Surya danibu Dewitasari yang terus berteriak mengatakan bahwa suamiku memecat Erlangga Surya sebagai CEO.“Yang berhak sebagai CEO adalah Erlangga Surya Hadipranoto ! Bukan kamu Sriyanto. Perusahaan bisa bangkrut jika kamu yang pimpin!” teriak ibu Dewitasari.“Hai para wartawan lebih baik kalian pulang ! Semua yang dikatakan itu sampah yang dipungut di jalan!” Teriak Erlangga Surya.Disamping teriakan juga sejumlah poster dipajang , Usir Sriyanto, dia tidak berhak menjadi CEO , Jangan biarkan anjing Sriyanto menguasai PT Mercu Bangun Persada dan PT. Mercu Coal Persada! Sriyanto, kamu cecunguk, tidak pantas menjadi CEO.Beberapa sekuriti ingin melepaskan poster dan spanduk tapi dilarang suamiku,” Biarkan !Poster dan Spanduk tidak akan mempengaruhi saya. Jangan biarkan Erlangga Surya dan ibu Dewitasari masuk dalam hall tempat konperensi pers diadakan!”Kata suamiku.”Lepaskan a
Kami sampai di apartemen , di lobbi apartemen suamiku menyerahkan oom Herkules sejumlah uang,”Oom tolong beli nasi Padang, tiga bungkus. Sebungkus untuk oom . Hmm.. jamberapa oom antar Adhie ke les piano?”“Jam tiga, ““Oom tunggu sampai Adhie les piano. Itu uang tidak perlu kembali, beli apa permintaan Adhie.”“Nasi padangnya ? ““Hum… bolehlah sekarang, gantung di gantungan dekat pintu dan bunyikan bel. Nanti saya ambil.”“Baik bos. Terima kasih nasi padangnya.” Kata oom Herkules membungkukkan badannya.‘Hanya sebungkus nasi Padang, sudah membuatnya senang,’batinku.“Apa yang mam pikirkan?” tanya suamiku.“Mmm.. oom Herkules mendapatkan sebungkus nasi padang , rasanya bahagia banget. Itulah kita hendaknya memakai tenaga orang jangan sewenang-wenang sebagai bos tidak memanusiakan mereka.” Kataku.“Oom Herkules dan keluarganya bukan orang lain, mereka saya anggap bagian dari keluarga. Banyak hal yang telah dibuatnya buat diriku.”“Termasuk aku, menyembunyikan rahasia kita,” bisikku.
Mata kuliah akutansi biaya yang diajar oleh pak Bimo berakhir. Pak Bimo memanggilku, “ Jessika bisakah kamu membantu bapak?” tanyanya sambil memegang dokumen di tangannya.“Apa yang bisa saya bantu?” tanyaku.“Mm... Ini ada dokumen penting . Bapak sibuk beberapa hari tidak bisa mengantarnya. Kalau tidak salah tidak jauh dari tempat kostmu.”“Bisakah saya lihat alamatnya?” tanyaku.Pak Bimo menyerahkan dokumen kepadaku, aku membacacanya.To: BULUSAlamat : Apartemen Bougenville, blok dua, room 1004.“Bisa pak, nanti pulang kuliah saya singgah.”"Baiklah, tapi jangan kalau pulang kuliah. Besok pagi saja kamu bawa, karena temanku ini pulangnya larut malam.”“Baik pak.”“ Ini transpotmu. Jangan menolak !” Bisiknya memberikan dua lembar uang seratus ribu.Aku mengambil dokumen dan uang yang terselip di bawahnya dengan tersenyum.Hubungan aku dengan pak Bimo di kampus seperti hubungan dosen dengan mahasiswa, meskipun sebagian besar mahasiswa menyatakan bahwa aku mahasiswi kesayangan pak Bi