The Lawyer Battle

The Lawyer Battle

last updateLast Updated : 2022-04-01
By:  AnwaradeOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
30Chapters
3.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

" Tolong jangan meminta aku berhenti, karena aku tidak akan berhenti. Jika kisah cinta kita ini sesuatu yang mustahil, berarti aku tidak punya hati. Aku merasakan punya hati, itu artinya apa? kisah Cinta kita ini bukan sesuatu yang mustahil." Ini Kisah tentang perseteruan antara Darren dan Adinara, dua pengacara hebat. Kisah Cinta mereka terjebak oleh rasa benci kedua orang tua mereka, mereka memutuskan untuk berpisah, tapi mereka tidak mau saling melupakan. Darren dan Adinara harus berusaha keras memecahkan misteri pembunuhan pengusaha terkenal Tirta Adiyasa, sampai kemudian mereka terlibat asmara, perjuangan,kesedihan mereka haus lalui untuk memperjuangkan cinta mereka dan untuk memecahkan misteri pembunuhan tersebut.

View More

Chapter 1

Perseteruan Darren dan Adinara

Langkah bahagia terdengar di kediaman konglomerat Tirta Adiyasa, canda tawa mereka lakukan saat memasuki mobil Alhprad berwarna putih, yang sudah terparkir di halaman rumah.

'' Aku mau duduk di tengah!''

'' Aku dipinggir sebelah kanan!''

Teriakan dari kedua putri Tirta Adiyasa, Syafa dan Salwa terdengar sangat bahagia saat itu.

'' Om Andre, Om Andre mau ikut kita liburan ke Villa?'' tanya Syafa anak sulung Tirta Adiyasa,

saat melihat sang paman tiba-tiba muncul di rumah mereka.

'' Tidak! Om Tidak ikut, masih banyak kerjaan.''

'' Kamu jadi ke Singapura?'' tanya Tirta Adiyasa ke Andreas.

'' Iya Mas, rencananya hari ini aku berangkat.''

'' Ya sudah, kita tinggal yah.''

'' Iya Mas, hati-hati ... dah syafa dah Salwa.''

'' Dah Om Andre.''

Lambayan tangan mengiringi kepergian mereka. Andreas Adiyasa adalah adik dari Tirta Adiyasa yang membantu menjalankan Bisnis Tirta Adiyasa.

10.30 WIB

'' Mereka dalam perjalanan, habisi mereka, buang mayat mereka ke pinggir kota. Sekap Pak Salim, jadikan Pak Salim sebagai kambing hitam, dan jangan sampai meninggalkan jejak. Main yang rapih.''

'' Siap,Bos!''

Kedelapan laki-laki berbadan tegap dan berpakaian serba hitam, bersiap menjalankan perintah dari atasannya. Tatapan mereka tampak serius menatap pintu tol jakarta Bogor, sampai kemudian salah satu dari mereka tersenyum miring saat melihat sebuah mobil Alphard berwarna putih keluar dari pintu tol.

''Itu mereka, bersiap!''

Dua mobil minibus berawarna hitam itu segera mengikuti mobil Pak Tirta di belakang.

''Pak, sepertinya mobil kita ada yang mengikuti,'' ucap Pak Salim, sambil mengintip lewat kaca spion.

'' Siapa mereka? Apa Pak Salim yakin mereka mengikuti kita?''

'' Yakin Pak, soalnya saya perhatikan mereka sudah berada di belakang kita sejak kita keluar dari tol.''

Seketika suasana menjadi hening, canda tawa yang tadi di lakukan oleh Syafa dan Salwa perlahan menghilang, berganti dengan rasa takut di wajah mereka.

'' Syukurlah Pak, sepertinya mereka sudah tidak mengikuti kita lagi,'' ucap syukur Pak Salim.

Rasa Syukur juga terdengar dari mulut Pak Tirta, istri dan kedua anaknya. Suasana yang awalnya sempat tegang, sekarang kembali normal lagi. Tapi kemudian rasa bahagia itu tidak berlangsung lama, saat mobil mereka di apit oleh kedua mobil di depan dan belakang mereka.

'' Siapa mereka Pak?'' tanya Pak Tirta, sedang Pak Salim menggelengkan kepalanya.

'' Sepertinya mereka yang mengikuti kita tadi.''

Terlihat empat orang turun dari mobil depan, dan dua orang turun dari mobil belakang. Mereka menyeramkan, dengan senjata api di tangan mereka.

'' Tok,tok,tok! Buka pintunya!'' teriak salah satu orang.

'' Hiks,hiks! Mam aku takut!'' rengek Salwa sambil memeluk Mamanya.

''Siapa kalian dan apa mau kalian?'' tanya Pak Tirta setelah turun dari mobil, sedang Pak Salim berdiri di samping pintu mobil sebeleh kiri.

"Dor,dor,dor!!"

Tiga tembakan tepat mengenai dada kiri Pak Salim, Syafa dan Istrinya.

''Mamaa!!'' teriak Salwa histeris.'' Pak Salim tolooong!!"'

'' Non Salwaaa!!''

Dor!!

Satu buah peluru mendarat tepat di kening gadis berusia delapan tahun itu. Peluru itu seketika menghentikan terikan dan tangisan Salwa, Salwa terkulai lemas di samping sang Mama yang juga tewas.

'' Noon ... Noon Salwaaa!!''

Pak Salim Histeris saat melihat anak majikannya itu terkulai lemas dengan darah mengalir di kening. Pak Salim tidak kuasa menahan kesedihannya, kakinya seketika lemas tidak mampu berpijak lagi. Pak salim bersimpuh di samping mobil majikannya, Pak salim tidak kuat saat melihat Pak Tirta dan Salwa di tembak di depan matanya.

"Akh!!"

Pak Salim tersungkur ketanah saat kepalanya di pukul di bagian belakang, sepersekian detik Pak Salim sudah hilang kesadarannya.

'' Bawa Orang ini kegudang, ikat dia jangan sampai kabur!'' perintah pimpinan mereka.

'' Siap,Bos!''

'' Bawa mayat mereka besereta mobilnya ke pinggir kota Bogor, hati-hati jangan sampai terendus Polisi.''

'' Siap, Bos!''

'' Halo Bos, semuanya sudah beres,'' kata penjahat itu saat menelepon bos besarnya.

'' Bagus, seperti yang sudah di rencanakan. Jadikan Pak Salim kambing hitam, main yang rapih, jangan sampai terendus polisi. Dan Satu lagi, Pak Salim jangan sampai kabur sampai berita ini heboh, setelah itu lepaskan Pak salim."

'' Siap,Bos! saya mengerti.''

Tutt!

'' Bawa senjata ini. Jangan di pegang, karena senjata ini sudah ada sidik jarinya Pak Salim. setelah itu buang di sekitar tempat pembuangan mayat nanti.''

'' Siap, Bos!''

13.00 WIB

''Pak Hakim yang terhormat, kami memiliki bukti lain yaitu sebuah percakapan antara klien kami dengan saudara Irawati,'' Darren berjalan mendekati Pak Hakim dan memberikan bukti itu.'' Di situ sudah jelas bahwa Bu Irawati berusaha merayu Pak Irawan untuk melayani nafsu bejatnya.''

'' Interupsi Pak Hakim,'' Adinara menyela.

'' Maaf saudara Adinara, tolong Anda beri kesempatan saudara Darren untuk menjelaskan secara tuntas,'' pinta Pak Hakim.

Darren tersenyum miring saat permintaan Adinara di tolak oleh Hakim. Sementara Adinara duduk kembali dengan wajah penuh rasa kecewa.

'' Pak Hakim yang terhormat, bukti Chat itu sudah jelas bahwa Pak Irawan tidak melakukan pelecehan seksual terhada Bu Irawati. Kami juga punya bukti lain yaitu baju yang di kenakan oleh Pak Irawan saat kejadian,'' Darren menunjukan baju tersebut.'' Di sini terdapat sobekan di bagian belakang, ini sudah menjelaskan bahwa Pak Irawan berusaha untuk menghindar.

'' Kami rasa bukti-bukti yang kami tunjukan, sudah cukup untuk membebaskan Pak Irawan dari segala tuduhan. Pak Hakim yang terhormat, mohon Anda pertimbangkan, terima kasih.''

'' Pak Hakim yang terhormat,'' Adinara berdiri.'' Sebuah Chat belum bisa di jadikan bukti yang kuat, karena saat ini orang bisa dengan mudah mengedit isi Chat itu. Dan soal robek yang berada di baju Pak Irawan, kami memliki pembelaan lain.

'' Menurut klien kami, robekan itu terjadi karena Bu Irawati berusaha mempertahankan diri, saat berontak tangan Bu Irawati tidak sengaja merobek baju Pak Irawan.''

'' Pak Hakim yang terhormat,'' Darren menyela,'' kedua bukti itu mungkin masih bisa di perdebatkan, tapi bagaimana dengan bukti terakhir yang kami punya.''

Darren berjalan menghampiri Pak Hakim dan memberikan bukti itu. Beberapa menit kemudian sebuah Video di putar di sebuah layar yang cukup besar, Adinara membelalakan matanya, ia tediam, menarik napas, kemudian memperhatikan kembali Video itu.

Sebuah rekaman Video yang berisi perbuatan Bu Irawati yang memaksa Pak Irawan untuk memenuhi nafsu bejatnya.

Darren menatap Adinara yang kembali terduduk lemas setelah melihat Video itu. Adinara sudah mengakui kekalahannya, mengakui kalau kliennya saat ini memang bersalah. Tapi yang membuat Adinara tidak terima adalah, kalau ia harus kalah oleh Darren pengacara yang paling ia benci.

''Dari semua bukti yang terkumpul, kami memutuskan kalau saudara Irawan tidak bersalah dan di bebaskan dari semua tuntutan.''

'' Tok,tok,tok''

Darren tersenyum penuh kemenangan, sambil menatap tajam Adinara yang menatapnya penuh rasa kesal, Saat palu Pak Hakim di ketuk dan keputusan telah di ambil.

Langkah kaki Darren terdengar menggema, ia lemparkan gumpalan kertas yang sedari tadi ada ditangannya ke tong sampah. Di luar sana, Pak Edward Sanjaya sedang berdiri tegap di depan mobilnya, dengan kedua tangan di simpan di dalam saku celana.

Darren melempar senyum ke Pak Edward yang terlihat bangga.'' Keren anak Papa. Papa senang kamu bisa mengalahkan anaknya si Rudi itu.''

'' Pasti dong Pa, percuma Darren jadi anak Papa kalau tidak bisa mengalahkan anaknya Pak Rudi.''

'' Hai Rudi,'' Panggil Pak Edward saat melihat Pak Rudi dan Adinara keluar dari pengadilan.

Pak Edward dan Darren berjalan perlahan penuh rasa bangga, mendekati Pak Rudi dan Adinara yang memperhatikan mereka.

'' Saya mau mengajak kalian makan bersama,'' ajak Pak Edward,'' kalian tidak usah malu. Ya, walau anak kamu baru saja kalah oleh Darren anak saya. Ya, anggap saja saya sedang berbagi kebahagiaan dengan kalian.''

'' Tidak usah berbangga diri Edward! Perjalanan masih panjang, masih banyak kasus yang akan anak kita hadapi.''

Pak Edward terseyum sinis, sambil menatap Darren yang berdiri di sampingnya. Sedang mata Adinara menatap tajam Darren dengan wajah kesal.

'' Tapi tetap saja,'' Pak Edward merangkul Darren.'' Yang menang anak saya Darren.''

'' Kau dari dulu selalu sombong Edward! Jangan terlalu sombong, kalau kau terjatuh sakitnya akan lebih terasa."

'' Itu kenyataan Rudi. Kenyataanya saya sama anak saya lebih unggul dari kamu dan anakmu!'' seru Edward kemudian berbalik badan, berjalan pelan, lalu masuk ke mobil bersama Darren.

'' Orang itu selalu sombong sejak dulu!'' ujar Pak Rudi ke Adinara, di saat Adinara pandanganya masih terfokus ke mobil Darren yang perlahan menjauh

'' Tidak usah kamu pikirkan. Ini bukan sebuah kompetisi.''

'' Iya Pa.''

Adinara tersenyum, Adinara berbalik badan mengikuti Papanya masuk ke mobil.

Adinara turun dari mobil setelah sampai di kantornya, ia berajalan pelan, sampai kemudian langkahnya terhenti di depan lift. Beberapa detik kemudian pintu lift terbuka, Adinara masuk.

'' Tunggu!''

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
30 Chapters
Perseteruan Darren dan Adinara
Langkah bahagia terdengar di kediaman konglomerat Tirta Adiyasa, canda tawa mereka lakukan saat memasuki mobil Alhprad berwarna putih, yang sudah terparkir di halaman rumah.'' Aku mau duduk di tengah!'''' Aku dipinggir sebelah kanan!''Teriakan dari kedua putri Tirta Adiyasa, Syafa dan Salwa terdengar sangat bahagia saat itu.'' Om Andre, Om Andre mau ikut kita liburan ke Villa?'' tanya Syafa anak sulung Tirta Adiyasa,saat melihat sang paman tiba-tiba muncul di rumah mereka.'' Tidak! Om Tidak ikut, masih banyak kerjaan.'''' Kamu jadi ke Singapura?'' tanya Tirta Adiyasa ke Andreas.'' Iya Mas, rencananya hari ini aku berangkat.'''' Ya sudah, kita tinggal yah.'''' Iya Mas, hati-hati ... dah syafa dah Salwa.'''' Dah Om Andre.''Lambayan tangan mengiringi kepergian mereka. Andreas Adiyasa adalah adik dari Tirta Adiyasa yang membantu menjalankan Bisnis Tirta Adiyasa.10.30 WIB'' Mereka dalam
last updateLast Updated : 2021-12-06
Read more
Pembunuhan Tirta Adiyasa
Terdengar suara seseorang yang tidak ingin Adinara lihat saat ini. Darren, pria yang saat ini paling di benci oleh Adinara tiba-tiba muncul dan sekarang berada didalam lift, hanya berdua.Sepersekian detik Darren dan Adinara saling diam seperti tidak saling mengenal.'' Sepertinya kamu harus berlajar lagi. Jadi kalau nanti kita menangani kasus yang sama, kamu jangan sampai kalah lagi,'' kata Darren mengawali pembicaraan.'' Hanya kebetulan.'''' Kebetulan?'' Darren tersenyum miring.''Kamu memang tipe orang yang tidak mau mengakui kekalahan yah?'' '' Maksud kamu?''Adinara mengangkat wajahnya dan menatap lurus ke wajah Darren.'' Kalu kalah akui kalah,'' bisik Darren.'' Kenapa aku harus mengaku kalah. Kenapa-''Adinara dan Darren tiba-tiba terdiam saat pintu lift terbuka dan ada seorang perempuan masuk.'' Akui saja kalau kamu kalah,'' bisik Darren kemudian melangkah keluar saat pintu lift terbuka, sedang Adinara memba
last updateLast Updated : 2021-12-06
Read more
Perseteruan Darren dan Adinara 2
Darran berdiri kemudian melihat jam di tangannya.'' Aku ada sidang, titip kantor yah selama Papa tidak ada,'' ucap Darren kemudian masuk ke ruangannya, beberapa detik kemudian Darren keluar ruangan itu dengan tas di tangan.Di dalam Lift, Darren kembali bertemu dengan Adinara. Mereka saling diam, tapi sekali lagi kejahilan Darren membuat suasan di dalam Lift itu kembali memanas.'' Kenapa tadi tidak jadi makan di rumah makan, bu Mar?'' tanya Darren sambil melirik Adinara yang berdiri di sampingnya. '' Oh saya tau, kamu cemburu yah saat kamu melihat saya jalan sama Dokter Clara? Adinara- Adinara, kamu kalau cemburu jangan terlalu di perlihatkan.''Adinara terdiam, menarik napas, Adinara lebih memilih mendengarkan musik lewat handphonenya, dari pada mendengarkan ocehan Darren yang di anggapnya tidak berguna.'' Dan soal sidang kali ini,'' Darren kembali menatap Adinara.'' Maaf, kalau saya mengatakan kamu akan kalah lagi. Karena saya memiliki bukti y
last updateLast Updated : 2021-12-06
Read more
Pertemuan Darren dan Pak Salim
Buk!Darren berhasil memukul pria itu, dan membuat Pria itu tersungkur kelantai. Sedang Adinara yang sudah bangkit kembali, terlihat ketakutan bersembunyi di belakang Darren.'' Jangan ikut campur!!'' teriak Pria itu.'' Wanita itu yang sudah menjebloskan ayah saya kepenjara. Kamu tau akibatnya?'' tanya Pria itu dengan nada tinggi.'' Ibu saya meninggal, saya dan kedua adik saya sekarang hidup sebatang kara. Saya akan menghabisi kamu sekarang juga.''Buk!Akh!Darren kembali bisa memukul pria itu hingga terjatuh, pria itu berdiri kemudian kabur dengan motornya.Darren meilhat Adinara sangat ketakutan, kaki dan tangannya gemetar, sementara pandangannya terlihat kosong. Adinara berusaha menenangkan diri dengan duduk di kursi depan mobilnya.'' Ini, minumlah.''Darren menyodorkan sebotol minuman ke Adinara, sedang Adinara terlihat pandangannya sendu saat menatap Darren.'' Terima kasih,'' ucap Adinara setelah minum. Adinara men
last updateLast Updated : 2021-12-06
Read more
Perasaan Adinara
Pria itu berdiri, kemudian mengambil handphone yang ada di saku jas yang ia pakai.'' Ada apa?'' tanya pria itu tegas, saat menerima telepon.'' Pak Salim kabur Bos.'''' Goblok!! Kenapa bisa kabur, kalian menjaga orang tua saja tidak becus, percuma saya bayar kalian mahal. Pakoknya saya tidak mau tau, temukan Pak Salim, habisi dia.'''' Baik, Bos!''Tutt!''Dasar bodoh!! Menjaga orang tua saja tidak becus.'' keluh Pria itu, sambil membetulkan dasi yang terasa mencekik lehernya.Pria itu melangkah cepat meninggalkan area pemakaman. Langkahnya terdengar menggema, sementara di belakangnya terlihat dua pria yang berusaha mengimbangi kecepatan Pria yang ada di depan.Pria itu berhenti, kemudian berbisik ke pria yang ada di sampingnya.'' Jack, Temukan Pak Salim, habisi. Saya tidak mau tau, pokonya Pak Salim jangan sampai melapor ke polisi.'''' Baik,Bos!''
last updateLast Updated : 2021-12-07
Read more
Misteri pembunuhan Pak Tirta
'' Baik, Bos!''Kedua orang itu berdiri kemudian meninggalkan warung Bu Mar, mereka pergi tergesa seperti di buru oleh sesuatu yang menakutkan mereka.Sedangkan Darren masih memperhatikan mereka berjalan keluar. Di benaknya masih ada pertanyaan, siapa orang yang menginginkan Pak Salim.''Ka Darren, terima kasih yah sudah mentraktir kita makan,'' ucap Yasa yang sedikit mengagetkan Darren.'' Oh ... iyah. Gimana, enak makanannya?'''' Enak Ka!'' jawab anak-anak kompak.'' Kalau enak, kalian boleh pesan buat di rumah nanti.'''' Serius Ka?'' anak-anak bertanya kompak.'' Serius, kalian boleh pesan makanan yang paling enak buat di rumah nanti. Biar nanti Ka Nara yang membayar semua makanan kalian. Iya kan Nara?''''Heuh?'' Adinara sedikit kaget.'' I-iyah, kalian boleh memesan makanan sesuka kalian. Nanti Ka Nara yang bayar.'''' Terima kasih ka Nara!'' seru anak-anak terlihat senang.Darren dan Adinara berjalan bersama
last updateLast Updated : 2022-01-18
Read more
Serangan Misterius
Darren!!Adinara berteriak saat salah satu orang itu berhasil memukul punggung Darren. Darren hampir terjatuh, tapi kemudian berhasil bangkit kembali.'' Tetap di situ jangan kesini.'' pinta Darren saat Adinara hampir saja menghampirinya.'' Wooy!!''Dirga bersama laras menghampiri, bersama dua orang satpam datang untuk membantu. Kempat orang tersebut berbalik arah, meninggalkan Darren saat bantuan datang.'' Nara kamu tidak apa-apa?'' tanya Laras saat Adinara terlihat Syok, dengan mata terus memandangi Darren yang di tolong oleh Dirga. Adinara menggelengkan kepala, tapi mulutnya terdiam.Adinara tau, pekerjaannya sebagai pengacara memungkinkan ia menghadapi masalah seperti ini. Tapi bagaimanapun Adinara seorang perempuan yang punya rasa takut, seberani apapun Adinara, pasti akan merasakan Syok saat menghadapi masalah seperti sekarang.'' Masuk yu,'' ajak Laras sambil menggandeng tangan Adinara yang masih terlihat Syok. Adinara menuruti
last updateLast Updated : 2022-01-19
Read more
Misteri Pak Simon
Seperti adegan dalam Film laga, Darren dan mobil yang mengejarnya terus saling mengejar, benturan-benturanpun tidak bisa di hindari saat itu. Sampai akhirnya mobil yang di tumpangi Darren terpojok di sebuah jalan yang cukup sepi.Darren keluar dari mobil kemudianberlari. Darren berusaha sebisa mungkin untuk menghindari ke empat orang yang mengejarnya. Langkah kakinya coba ia percepat, ia berlari ke sebuah kebun, Darren mencoba menghilang di tingginya ilalang di kebun itu. Tapi percuma, ke empat orang itu bisa menemukannya juga.Tatapan sangar Darren dapatkan dari keempat orang yang sudah berhasil mengepungnya. Sementara Darren yang berada di tengah-tengah mereka, mencoba merenggangkan kakinya, memasang kuda-kuda, bersiap untuk menangkis.Sementara kedua tangan ia kepalkan sekuat mungkin, bersamaan dengan sorot mata tajam ke arah mereka berempat.Sampai kemudian salah satu di antara mereka maju kedepan, pria yang di ketahui bernama Jack itu melepaskan jaket yang i
last updateLast Updated : 2022-01-20
Read more
Kematian Pak Salim
Sesampainya di kantor polisi, Pak Salim langsung di jebloskan ke tahanan. Darren sebenarnya merasa iba dengan kondisi Pak Salim, Darren juga yakin kalau Pak Salim tidak bersalah.''Pak Salim, Bapak sepertinya harus bersabar terlebih dahulu sampai saya bisa membuktikan kalau Pak Salim tidak bersalah,''ucap Darren ke Pak Salim.'' Iya Pak Darren saya paham, dan saya akan bersabar.'''' Terima kasih Pak,'' Darren berdiri,'' kalau begitu saya permisi.''Pak Salim tersenyum, sedang Darren berjalan keluar dari kantor polisi meninggalkan Pak Salim yang sudah memakai baju tahanan.Di mobilnya, Darren terus memikirkan apa yang harus ia lakukan untuk bisa membebaskan Pak Salim. Kasus ini sangat rumit, karena sampai saat ini Darren belum menemukan satu buktipun yang mengarah ke pelaku sesungguhnya.'' Pak Simon!''Darren menghentikan mobilnya saat melihat Pak Simon sedang berada di pinggir jalan, kemudian masuk ke mobil. Darren mengikuti mobil Pak
last updateLast Updated : 2022-01-21
Read more
Misteri Kematian Pak Salim
''Itu Pak Salim kliennya Darrenkan, Nara?'' tanya Laras kaget, sedang mata Adinara masih terfokus ke layar Televisi yang ada di hadapannya.''Mungkin!'' jawab Adinara singkat sambil berdiri.''Kamu mau kemana?''Aku mau ke rumah sakit, sebentar!'' jawab Adinara sambil berlalu.Adinara bergegas segera menaiki Lift, tapi secara bersamaan Darren juga muncul dan menaiki Lift yang sama. Wajah mereka berdua terlihat tegang, saling diam, bahkan tidak saling menyapa beberapa saat.''Saya turut prihatin atas apa yang di alami oleh Pak Salim!'' ujar Adinara ke Darren.''Saya tidak menyangka Pak Salim akan melakukan hal senekat itu.''''Menurut saya ada sesuatu yang aneh! Pak Salim tidak akan melakukan hal itu,'' sahut Darren cepat.''Maksud kamu?'' alis Adinara berkedut. Adinara menatap tajam Darren yang berdiri di sampingnya.''Menurut saya, kematian Pak Salim seperti di buat-buat. Pak Salim sebelumnya masih terlihat semangat, walau ada rasa ber
last updateLast Updated : 2022-01-22
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status