All Chapters of Cinta yang Tertukar: Chapter 441 - Chapter 450

579 Chapters

Bab 0441

Yudha terdiam sejenak. Dia tidak menyangka pintunya akan dibukakan oleh seorang anak kecil.Dia spontan mengira telah mengetuk pintu yang salah, tetapi masih bertanya, "Ada Yara Lubis di sini?""Siapa namamu?" tanya Amel serius.Yudha mengerutkan kening, bertanya-tanya apa yang ingin dilakukan si kecil."Aku harus masuk dulu dan tanya ke Bibi Rara, dia kenal kamu atau nggak, baru kamu boleh masuk." Amel memasang ekspresi serius di wajahnya."Oke." Yudha merasa senang karena ternyata memang tidak salah pintu. Setelah memikirkannya, dia berkata, "Katakan padanya, yang datang Kak Felix.""Oke." Sebelum menutup pintu, Amel mengingatkan Yudha lagi, "Paman Felix tunggu sebentar ya, aku akan segera kembali."Lalu anak itu berlari ke dalam rumah."Itu siapa?" Yara bertanya penasaran."Bibi Rara, katanya dia Kak Felix." Si kecil mengulangi apa yang baru saja dikatakan Yudha dengan sopan."Kak Felix?" Yara bangkit dengan penuh semangat dan hendak turun untuk membukakan pintu.Amel buru-buru meng
Read more

Bab 0442

Dia bertanya dengan sengit, "Kalau yang datang Felix, apa kamu mau cepat-cepat mengusirnya juga?"Yara tidak mengerti apa yang pria itu inginkan dan terlalu malas untuk menjawab.Namun, Yudha tidak mau mengalah dan mengambil beberapa langkah ke tempat tidur Yara, menariknya dari tempat tidur. "Jawab pertanyaanku. Kalau yang datang Felix, apa kamu juga akan sekasar ini?""Nggak!" seru Yara gusar. Pria ini sudah gila ya?Dia tidak pernah meminta Yudha ke sini. Kenapa tiba-tiba Yudha ke sini lalu bertengkar dengannya? Pikirnya ini lucu?Yara menunjuk ke arah pintu dan menyuruhnya pergi. "Kamu benar, kamu nggak diterima di sini. Silakan pergi sekarang."Yudha menggertakkan gigi dan ingin lanjut menyerang, tetapi menyadari bahwa wajah Yara terlihat sangat pucat.Untuk sesaat, hatinya melunak.Dia bertanya dengan nada yang melembut, "Kamu kenapa? Apa ada yang salah dengan ... bayinya?""Bukan urusanmu!" Yara masih marah.Satu kalimat itu membuat hati Yudha tersayat-sayat.Benar, Yara mengand
Read more

Bab 0443

Yara duduk di tempat tidur dengan pikiran linglung dan bingung.Berlina melihatnya seperti ini saat dia masuk. "Rara, kamu nggak apa-apa? Wajahmu pucat sekali. Apa perlu ke rumah sakit?"Yara menatap Berlina dengan mata berkaca-kaca. "Kak, apa anak-anakku ... nggak akan lahir?""Bagaimana mungkin? Rara, jangan berpikir yang nggak-nggak." Berlina menghiburnya dari samping. "Kita ke rumah sakit lagi saja ya?"Yara menggeleng. Dokter tadi sudah menjelaskan bahwa dia boleh istirahat di rumah.Setelah memikirkannya, dia tetap memutuskan untuk berbaring di tempat tidur dan menenangkan diri.Saat Yara berbaring, tiba-tiba dia melihat beruang di samping tempat tidur, beruang yang diberikan oleh Amel.Sejenak dia teringat akan beruang dalam mimpinya."Kak, aku boleh minta tolong pindahkan beruang itu ke jendela?" Entah kenapa Yara merasa takut."Oh, oke, beruangnya lucu sekali." Berlina memindahkan beruang itu dan memastikan bahwa Yara baik-baik saja sendirian sebelum dia keluar kamar.Di lanta
Read more

Bab 0444

"Hahaha ...." Nando tertawa terbahak-bahak. "Melanie, hubungan Yudha dan Yara pasti belum selesai, 'kan? Kenapa juga kamu sepeduli itu dengan Yara?"Melanie tidak menjawab."Melanie, aku jadi meremehkan kemampuanmu. Waktu sekolah dulu kamu nggak bisa mencuri hati Yudha. Sampai sekarang pun masih nggak bisa!" ejek Nando. "Harusnya kamu pasrah saja, terima nasib bersama orang seperti aku."Melanie gemetar menahan marah, tetapi dia tahu bahwa Nando pasti tahu sesuatu, jadi dia harus menahan diri."Kak Nando, kamu mau bilang apa?" tanya Melanie tidak sabar.Nando mendengus. "Ada hubungannya dengan Yudha dan Yara. Aku jamin kamu nggak tahu."Melanie jadi semakin penasaran."Kirim uang 10 miliar dulu, baru aku beri tahu," lanjut Nando.Kali ini, dia menutup teleponnya terlebih dahulu tanpa menunggu Melanie membalas."Sialan!" umpat Melanie.Setelah sekitar sepuluh menit, Nando menerima pesan bahwa uang sebesar 10 miliar telah masuk ke rekeningnya.Matanya berbinar-binar dalam sekejap. Ekspre
Read more

Bab 0445

Tubuh Yudha kaku tidak bergerak.Begitu Melanie melihat ada harapan, dia langsung menyelipkan tangan ke dalam baju tidur Yudha dan menyentuhnya perlahan."Yudha, aku sudah lama menunggumu. Aku masih perawan sampai sekarang. Aku hanya akan memberikan tubuhku padamu ..."Yudha tiba-tiba mendorongnya dan berdiri agak jauh lagi.Melanie menatapnya seakan tak percaya. "Yudha, apa maksudmu? Kamu bilang ingin menikah denganku dan membalas kebaikanku. Tapi kenyataannya? Apa kamu sadar kalau pernikahan tanpa seks bagi wanita itu seperti bunga tanpa air? Lebih cepat layu dan kehilangan keharumannya."Dia terisak pelan. "Masih lebih baik kamu nggak menjanjikan apa pun. Biarkan aku benar-benar lajang seumur hidupku.""Melly, bukan itu maksudku." Yudha tampak memaksa sekuat tenaga untuk bicara. "Karena ini pertama kalinya untukmu, jadi semakin harus dihargai. Bukankah lebih baik menunggu sampai malam pernikahan kita?"Itu lagi, itu lagi. Melanie benar-benar muak mendengarnya.Rasanya seperti ada ap
Read more

Bab 0446

"Aku kurang kerja sama?" Melanie menatap langit-langit dengan mata kosong.Nando mencoba beberapa kali lagi dan tetap tidak berhasil.Dia bangkit duduk frustrasi. Matanya tampak tidak terima sebelum akhirnya dia mengambil pakaiannya dari lantai.Melanie mengira Nando akan pergi dan tiba-tiba kehilangan kesabaran, suaranya sedingin es. "Kenapa? Bahkan kamu juga nggak mau menyentuhku?"Nando mengeluarkan sebuah bungkusan kecil dari saku bajunya.Dia berbalik menatap Melanie dan tertawa menghina. "Aku tadi bertanya-tanya, kenapa nona cantik Melanie ini tiba-tiba kepanasan mencariku di tengah malam. Baru ditolak Yudha rupanya?""Diam!" teriak Melanie."Hahaha, kalau marah ke Yudha saja sana, jangan ke aku!" Nando membuka bungkusan kecil itu, menuangkan serbuk putih ke tangannya dan menyerahkannya pada Melanie.Melanie menatap Nando dan sebuk putih itu dan pikirannya langsung terbangun sepenuhnya."Nando, kamu sudah gila? Beraninya kamu menyentuh benda ini?" Melanie tahu itu adalah narkoba.
Read more

Bab 0447

Melanie kembali ke hotel dan mendapati Yudha sudah lama berangkat ke kantor.Dia mandi, berganti pakaian, lalu menyusul ke kantor.Setelah Nando memerasnya habis-habisan semalam, rasa sakitnya sangat parah. Bagian bawah tubuhnya mungkin robek, untuk berjalan saja sangat nyeri.Sesampainya di kantor, Melanie langsung menemui Yudha."Yudha." Dia tersenyum bersalah. "Aku tadi malam ..."Yudha mengangkat kepala dan menatapnya. "Kamu sulit tidur tadi malam? Sudah kuduga karena kamu nggak keluar kamar tadi pagi. Kamu sebenarnya nggak perlu ikut ke kantor, tidur lagi saja di hotel."Tubuh dan pikiran Melanie diliputi kepahitan. Ternyata Yudha tidak sadar dia pergi keluar semalaman.Atau mungkin, dia ada di mana pun Yudha tidak pernah peduli."Ya sudah, aku tidur lagi saja." Dia benar-benar sangat lelah dan terlalu malas untuk menghadapi Yudha. Dia tersenyum pahit dan berbalik pergi.Dia tidak berhenti memikirkannya selama perjalanan kembali ke hotel. Rasa bencinya semakin menjadi-jadi. Ini se
Read more

Bab 0448

Berlina mengeluarkan buah-buahan sebagai jamuan dan dengan bijak kembali ke kamar."Kamu kenapa? Nggak enak badan?" Dalam sekilas, Gio langsung tahu ada yang salah dengan tubuh Yara."Mungkin karena kecapekan beberapa hari ini. Aku sudah istirahat dua hari, sekarang sudah mendingan." Yara tidak ingin membuat Gio semakin khawatir.Mereka berdua mengobrol santai beberapa saat sebelum Gio menyentuh intinya. "Rara, kamu punya musuh atau masalah dengan seseorang sejak kamu datang ke sini?""Musuh?" Yara menggeleng kebingungan. "Aku hampir nggak kenal siapa-siapa sejak datang ke sini. Setiap hari cuma di kantor atau di rumah. Nggak ada musuh siapa-siapa.""Aneh sekali." Gio merendahkan suaranya. "Waktu aku ke sini tadi, ada dua orang berpakaian hitam berkeliaran di sekitar gedung apartemen. Aku pun sadar ada yang nggak beres, jadi aku tangkap mereka. Kata mereka ..."Ekspresinya semakin serius. "Ada yang membayar mereka untuk membunuhmu."Mata Yara membelalak kaget. "Bagaimana bisa?""Jangan
Read more

Bab 0449

Pengingatan Gio mengingatkan Yara pada seseorang, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya menebak-nebak.Gio memberitahunya beberapa hal lagi dan pergi.Yara memanggil Berlina dan bertanya dengan suara pelan, "Kak, menurutmu ... apa mungkin ayahnya Amel pecandu narkoba?""Pecandu narkoba?" Berlina merasa itu tidak mungkin, "Dia sangat miskin, dari mana dia punya uang untuk beli narkoba?"Yara tertawa pahit. "Benar juga."Dia juga merasa bahwa lelaki itu mungkin hanya orang miskin biasa. Lagi pula, dia belum pernah melihat lelaki itu kecanduan narkoba. Dia belum pernah mendengar Amel mengatakan apa pun soal ini.Setelah kembali ke kamarnya, Yara mengirim pesan kepada Felix."Aku dengar dari Dokter Gio kamu terluka dalam misi. Bagaimana keadaanmu sekarang?"Felix membalas hampir saat itu juga: "Nggak apa-apa. Buat apa sih dia cerita masalah kecil begini? Merepotkan saja."Yara tersenyum tak berdaya. Apakah di mata Felix cederanya harus separah patah kaki atau lengan, baru bisa dik
Read more

Bab 0450

"Berhenti!" Felix langsung menolak. "Ingat siapa dirimu, Dokter Gio, tetaplah di kamp dan tunggu kabarku."Keesokan harinya, Felix dan yang lain berangkat pagi-pagi sekali, tetapi baru kembali pada pukul tiga atau empat sore.Benar saja, Felix terluka. Sebuah peluru menembus bahu kirinya. Darah yang bersimbah di tubuhnya sungguh menggetarkan, membuat yang lain ketakutan.Mereka menangkap sekitar belasan orang.Gio menunggui di pintu masuk kamp dan baru merasa lega setelah melihat semua orang akhirnya kembali dalam keadaan hidup.Semua orang yang berpapasan dengannya mengacungkan jempol untuk memuji Felix, menyebutnya pria tangguh dan pejuang sejati.Gio sampai tidak tahu bagaimana harus menanggapinya. Di antara orang-orang yang ditangkap, dia melihat seorang pria yang wajahnya tidak asing, seolah pernah melihatnya di suatu tempat.Di dalam rumah sakit, dia secara pribadi merawat luka Felix. "Yang ditangkap itu pengedar narkoba semua?""Nggak semua. Beberapa ada yang cuma pembeli. Kalau
Read more
PREV
1
...
4344454647
...
58
DMCA.com Protection Status