Semua Bab Cinta yang Tertukar: Bab 431 - Bab 440

579 Bab

Bab 0431

Yudha memejamkan matanya kesal.Di telepon barusan, dia tahu persis mengapa dia menerima undangan makan malam ini. Dia tahu Melanie akan sedih jika dia tahu. Namun, dia tetap menyembunyikannya dari Melanie.Dan itu semua dia lakukan tanpa berpikir panjang. Seperti sebuah refleks.Dia benar-benar gila. Padahal wanita itu yang mengandung anak-anak orang lain.Dia tidak tahu apa yang ada dalam pikirannya.Saat Yudha kembali ke ruang pribadi, makanan sudah hampir tersaji semuanya.Candy mempersilakan semua orang untuk mulai makan. "Mari makan, terutama Rara yang sedang berbadan dua, kalian berdua pasti kelaparan.""Bukan berbadan dua, tiga malah." Berlina mengingatkan sambil tersenyum."Benarkah? Kembar?" Candy sangat terkejut. "Kebahagiaannya berlipat ganda."Karena penasaran, dia bertanya pada Yara, "Tapi, ayah mereka nggak keberatan kamu datang ke sini sendirian? Hamil kembar 'kan nggak gampang."Genggaman Yara semakin erat pada sendoknya. Dia berusaha keras untuk tetap tersenyum. "Dia
Baca selengkapnya

Bab 0432

Felix tidak berkata apa-apa dan memandang lebih lama sebelum akhirnya mematikan rokoknya dan kembali ke mobil."Ayo pergi."Gio yang seorang psikiater saja tidak mengerti dengan jalan pikiran seperti ini.Dia menyalakan mobil sambil berkata samar, "Kamu ini benar-benar pengagum tanpa nama. Biar kuberi tahu, kamu nggak akan mendapatkan manfaat apa-apa dari perilaku seperti ini."Felix melihat ke luar jendela mobil. "Aku cuma ingin memastikan dia baik-baik saja.""Cih!" Gio tidak mau repot-repot menghiraukannya.Mereka melewati sebuah limusin. Felix merasa limusin itu agak familier, tapi tidak terlalu memikirkannya.Di dalam limusin, Yudha menyilangkan kaki dan memberi perintah, "Jalan."Dia tadi mengikuti Yara, dan dia juga melihat Felix. Jadi Yara berbohong tadi. Ayah dari anak-anaknya juga ikut ke sini.Dia tersenyum pahit. Mereka berdua benar-benar tak terpisahkan.Namun, kurang dari sepuluh menit setelah Yudha pergi, sebuah taksi lain berhenti di bawah gedung apartemen. Tak lama kem
Baca selengkapnya

Bab 0433

Nando menuntun Amel ke bawah.Ketika sudah sampai di ambang pintu, Amel tiba-tiba berhenti. Dia menatap Nando dengan gugup, "Ayah, Amel sudah cantik? Ibu pasti suka Amel 'kan?"Nando tersenyum pahit dan menggendong Amel. "Amel sangat cantik, Ibu pasti suka Amel."Ketika putrinya lahir, bagaimana mungkin dia tidak berpikir untuk menjadi ayah yang baik?Seandainya Melanie tidak pergi, keluarga mereka pasti sudah sangat bahagia sekarang. Dan dia tidak akan memarahi atau memukul Amel.Memikirkan hal ini, dia merasa sedikit sesuatu menyangkut dalam hatinya. Dia mencium pipi Amel. "Amel tenang saja. Ibu akan tinggal bersama kita di masa depan. Ayah akan menyayangi Amel dengan baik."Amel sangat senang mendengarnya. Dia memeluk dan mengusap-usap leher Nando.Saat Ayah dan anak itu memasuki pintu, Amel langsung melihat wanita yang berdiri di ruang tamu.Wanita itu berambut panjang bergelombang. Riasannya sangat cantik, dan pakaiannya terlihat mahal. Sangat tidak cocok berada di dalam rumah ini
Baca selengkapnya

Bab 0434

Dia tidak tahan tinggal di tempat kumuh ini lebih lama lagi. Dia pun berbalik dan cepat-cepat keluar dari pintu."Bu, jangan pergi, jangan pergi." Amel tahu ibunya tidak suka padanya. Padahal dia baru bertemu ibunya setelah sekian lama. Dia tidak ingin ibunya pergi."Jangan ikuti aku. Berhenti menangis." Melanie menggertakkan gigi. "Dan jangan panggil aku Ibu. Aku nggak mungkin melahirkan makhluk jelek sepertimu."Kebencian yang sangat besar berkobar di matanya. "Kamu dan ayahmu itu sama-sama pantas mati."Amel sangat ketakutan dan berdiri di sana, menggigil, berusaha sekuat tenaga untuk menahan air matanya.Melanie berbalik dan bersiap untuk membuka pintu dan pergi. Namun, baru saja memegang gagang pintu, ada ketukan dari luar.Berlina, sambil membawa sepiring makanan, mengedipkan mata ke arah Yara di tangga dan terus mengetuk pintu. "Halo, aku tetangga lantai atas, ingin mengantarkan makanan untuk kalian bertiga."Yara tersenyum dan menggeleng tak berdaya. Berlina ini rasa penasarann
Baca selengkapnya

Bab 0435

"Dunia memang tak selebar daun kelor," cibir Melanie. "Dia nggak sadar kamu siapa, 'kan?"Nando mengangguk. "Rasanya nggak."Dia duduk di samping Melanie, "Kamu, Yudha, dan Yara. Ada apa dengan kalian bertiga?""Memangnya bisa terjadi apa?" Melanie menjawab singkat, "Dia perempuan nggak tahu malu, suami sepupu sendiri direbut. Perempuan jalang sialan!"Nando menggelengkan kepalanya. "Melanie, simpan saja kebohonganmu untuk orang lain.""Apa maksudmu?" Melanie memiliki firasat buruk. Mungkinkah Nando mengetahui sesuatu?Nando menyilangkan kakinya dengan tatapan bangga. "Kenapa kamu mendekatiku waktu itu? Bukankah karena kamu kalah, nggak bisa mendapatkan Yudha?"Pria itu mendecakkan lidah. "Kalau nggak salah ingat, orang yang dicintai Yudha pada awalnya adalah Yara."Melanie menggertakkan gigi dan tidak berkata apa-apa."Jadi, sejak awal, perempuan jalang sialan yang merebut suami orang ..." Nando membelai rambut Melanie. "Itu kamu.""Aku nggak mengerti apa yang kamu bicarakan." Melanie
Baca selengkapnya

Bab 0436

Sekilas raut jijik muncul di wajah Melanie dan dia akhirnya pergi tanpa mengatakan apa-apa.Saat memasuki mobilnya, dia segera menelepon seseorang dan berkata, "Jangan sentuh mereka berdua untuk saat ini. Tunggu kabar dariku lagi."Sambil menutup telepon, dia melihat ke arah lantai empat, mengatupkan bibirnya dengan manis, lalu pergi.Yara dan Berlina sudah membicarakannya bahkan sebelum sampai di dalam rumah."Ibunya Amel agak tertutup. Dia nggak mau dilihat.""Ya." Yara juga bisa melihatnya. "Ya sudahlah, siapa pun dia, itu bukan urusan kita.""Benar." Meski Berlina penasaran, dia tidak terlalu terobsesi. Setelah berpikir sebentar, dia menambahkan, "Tapi jelas sekali dia nggak mau orang lain tahu tentang hubungannya dengan Amel. Aku yakin dia nggak akan tinggal bersama mereka.""Ya Tuhan, Amel ini kasihan sekali." Yara mengangguk setuju.Keesokan harinya adalah akhir pekan. Yara dan Berlina sama-sama libur.Berlina tidak berhenti memeriksa ponselnya sejak pagi, seperti menunggu-nungg
Baca selengkapnya

Bab 0437

"Berlina, apa maksudmu?" Pria itu benar-benar marah. "Kamu merasa hebat bisa menghasilkan uang? Kenapa kamu nggak pulang saja, urus anakmu sementara aku keluar cari uang? Aku juga bisa menghasilkan lebih banyak darimu."Berlina menjawab dengan susah payah, "Bukan begitu maksudku. Aku benar-benar nggak mampu kalau harus 20 juta per hari. Orang tuamu sudah di sana, minta tolong mereka mengurus Naya. Biar kamu bisa keluar cari kerja juga.""Nggak tahu diri." Pria itu mengumpat lagi. "Menurutmu, orang tuaku itu pengasuh gratismu? Asal kamu tahu, mereka datang ke kota ini untuk menikmati hidup, bukan untuk menjadi pelayan kalian berdua."Telepon itu ditutup begitu saja.Berlina meletakkan ponselnya, tidak bisa menahannya lagi dan menangis.Dia sudah berusaha tetap tegar sangat lama. Namun, saat ini dia tumbang.Berlina sedang berada di dapur, sementara Yara dan Amel sedang berada di ruang tamu. Mereka berdua juga mendengar pembicaraan Berlina di telepon dan tahu bahwa dia sedang menangis.A
Baca selengkapnya

Bab 0438

"Aku yakin Naya juga merindukanmu. Pulanglah, nggak akan terjadi apa-apa di sini." Yara merasa akan terjadi sesuatu pada Berlina jika ini terus berlanjut."Ayo pulang bersama." Dia membujuk sekali lagi."Aku ... aku pikirkan dulu." Berlina masih tampak ragu."Kak Berlina ..." Yara masih ingin membujuknya."Akan kupertimbangkan," sela Berlina. Dia menyeka air matanya. "Oke, aku nggak apa-apa. Sana lihat Amel sedang apa, aku siapkan makan malam dulu.""Oke, aku panggil Amel ke sini ya, kita masak bersama-sama." Yara tidak berkata apa-apa lagi. Berlina jelas menolak untuk pulang ke rumah.Kenapa? Dia tidak bisa memahaminya.Yara dapat melihat bahwa Berlina sangat mencintai dan merindukan Naya. Lalu mengapa dia enggan kembali ke rumah?Nando baru pulang setelah jam 10 malam. Saat menjemput Amel, dia membawakan beberapa makanan ringan untuk Yara dan Berlina."Nggak ada hujan, nggak ada angin." Berlina cukup terkejut. "Ini pertama kalinya dia membelikan kita sesuatu. Banyak sekali lagi. Apa
Baca selengkapnya

Bab 0439

"Boleh?" Si kecil sangat gembira.Meski dia masih kecil, dia mengerti betul bahwa Yara sangat baik padanya. Dia sudah lama ingin memberi hadiah kepada Yara.Sayangnya, dia tidak punya apa-apa. Kini ada seseorang yang menyiapkan hadiah itu untuknya. Tentu saja dia sangat senang.Mata Melanie sebenarnya menyimpan penghinaan dan rasa jijik, tetapi wajahnya tetap tanpa cela. "Tentu saja. Amel 'kan anak baik."Dia memasukkan boneka beruang itu ke dalam tas kecil Amel. "Tapi Amel janji ya, ini rahasia kita. Kalau Bibi Rara tanya, bilang saja hadiahnya dari Amel sendiri. Oke?"Amel bertanya-tanya, "Kenapa?""Biar Bibi Rara lebih bahagia. Kalau hadiahnya dari Amel sendiri ;kan jadinya lebih tulus." Membujuk anak balita sungguh hal yang sangat mudah bagi Melanie.Amel segera menyetujuinya.Akhirnya, Melanie berpesan lagi pada Amel, "Ingat, kamu juga nggak boleh cerita ke Ayah soal ini. Oke?""Oke." Sebenarnya, meski Melanie tidak mengatakannya, Amel tidak berencana untuk memberi tahu ayahnya. K
Baca selengkapnya

Bab 0440

Sekembalinya di apartemen, keduanya bertemu dengan Amel yang terkunci di dalam rumah.Yara mengambil kunci dan membukakan pintu, meminta Amel berkunjung ke atas. Lalu dia menyuruh Berlina untuk segera pergi bekerja."Nggak apa-apa. Aku minta cuti saja hari ini. Jaga kamu di rumah." Berlina merasa sangat bersalah dalam hati sejak menerima uang 100 juta dari Yara."Beneran nggak perlu. Masalahnya nggak serius." Yara menolak dan mendorong Berlina keluar. "Jangan khawatir, ada Amel di sini. Aku pasti telepon kalau butuh sesuatu."Dia tidak ingin menunda waktu Berlina mencari uang. Rasanya seperti dosa besar.Tak bisa melawan, Berlina hanya bisa bergegas berangkat ke kantor.Belum lama dia duduk di kursi, Candy memanggilnya untuk rapat.Memasuki ruang rapat, Berlina melihat Yudha ada di sana.Candy secara singkat mengatakan bahwa para desainer Grup Lastana melakukan kunjungan ke perusahaan untuk memfasilitasi proses desain pabrik baru itu.Candy ada rapat yang sangat penting pagi ini, jadi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4243444546
...
58
DMCA.com Protection Status