Share

Bab 0433

Penulis: Jus Strawberi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-19 18:00:00
Nando menuntun Amel ke bawah.

Ketika sudah sampai di ambang pintu, Amel tiba-tiba berhenti. Dia menatap Nando dengan gugup, "Ayah, Amel sudah cantik? Ibu pasti suka Amel 'kan?"

Nando tersenyum pahit dan menggendong Amel. "Amel sangat cantik, Ibu pasti suka Amel."

Ketika putrinya lahir, bagaimana mungkin dia tidak berpikir untuk menjadi ayah yang baik?

Seandainya Melanie tidak pergi, keluarga mereka pasti sudah sangat bahagia sekarang. Dan dia tidak akan memarahi atau memukul Amel.

Memikirkan hal ini, dia merasa sedikit sesuatu menyangkut dalam hatinya. Dia mencium pipi Amel. "Amel tenang saja. Ibu akan tinggal bersama kita di masa depan. Ayah akan menyayangi Amel dengan baik."

Amel sangat senang mendengarnya. Dia memeluk dan mengusap-usap leher Nando.

Saat Ayah dan anak itu memasuki pintu, Amel langsung melihat wanita yang berdiri di ruang tamu.

Wanita itu berambut panjang bergelombang. Riasannya sangat cantik, dan pakaiannya terlihat mahal. Sangat tidak cocok berada di dalam rumah ini
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0434

    Dia tidak tahan tinggal di tempat kumuh ini lebih lama lagi. Dia pun berbalik dan cepat-cepat keluar dari pintu."Bu, jangan pergi, jangan pergi." Amel tahu ibunya tidak suka padanya. Padahal dia baru bertemu ibunya setelah sekian lama. Dia tidak ingin ibunya pergi."Jangan ikuti aku. Berhenti menangis." Melanie menggertakkan gigi. "Dan jangan panggil aku Ibu. Aku nggak mungkin melahirkan makhluk jelek sepertimu."Kebencian yang sangat besar berkobar di matanya. "Kamu dan ayahmu itu sama-sama pantas mati."Amel sangat ketakutan dan berdiri di sana, menggigil, berusaha sekuat tenaga untuk menahan air matanya.Melanie berbalik dan bersiap untuk membuka pintu dan pergi. Namun, baru saja memegang gagang pintu, ada ketukan dari luar.Berlina, sambil membawa sepiring makanan, mengedipkan mata ke arah Yara di tangga dan terus mengetuk pintu. "Halo, aku tetangga lantai atas, ingin mengantarkan makanan untuk kalian bertiga."Yara tersenyum dan menggeleng tak berdaya. Berlina ini rasa penasarann

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-19
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0435

    "Dunia memang tak selebar daun kelor," cibir Melanie. "Dia nggak sadar kamu siapa, 'kan?"Nando mengangguk. "Rasanya nggak."Dia duduk di samping Melanie, "Kamu, Yudha, dan Yara. Ada apa dengan kalian bertiga?""Memangnya bisa terjadi apa?" Melanie menjawab singkat, "Dia perempuan nggak tahu malu, suami sepupu sendiri direbut. Perempuan jalang sialan!"Nando menggelengkan kepalanya. "Melanie, simpan saja kebohonganmu untuk orang lain.""Apa maksudmu?" Melanie memiliki firasat buruk. Mungkinkah Nando mengetahui sesuatu?Nando menyilangkan kakinya dengan tatapan bangga. "Kenapa kamu mendekatiku waktu itu? Bukankah karena kamu kalah, nggak bisa mendapatkan Yudha?"Pria itu mendecakkan lidah. "Kalau nggak salah ingat, orang yang dicintai Yudha pada awalnya adalah Yara."Melanie menggertakkan gigi dan tidak berkata apa-apa."Jadi, sejak awal, perempuan jalang sialan yang merebut suami orang ..." Nando membelai rambut Melanie. "Itu kamu.""Aku nggak mengerti apa yang kamu bicarakan." Melanie

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-19
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0436

    Sekilas raut jijik muncul di wajah Melanie dan dia akhirnya pergi tanpa mengatakan apa-apa.Saat memasuki mobilnya, dia segera menelepon seseorang dan berkata, "Jangan sentuh mereka berdua untuk saat ini. Tunggu kabar dariku lagi."Sambil menutup telepon, dia melihat ke arah lantai empat, mengatupkan bibirnya dengan manis, lalu pergi.Yara dan Berlina sudah membicarakannya bahkan sebelum sampai di dalam rumah."Ibunya Amel agak tertutup. Dia nggak mau dilihat.""Ya." Yara juga bisa melihatnya. "Ya sudahlah, siapa pun dia, itu bukan urusan kita.""Benar." Meski Berlina penasaran, dia tidak terlalu terobsesi. Setelah berpikir sebentar, dia menambahkan, "Tapi jelas sekali dia nggak mau orang lain tahu tentang hubungannya dengan Amel. Aku yakin dia nggak akan tinggal bersama mereka.""Ya Tuhan, Amel ini kasihan sekali." Yara mengangguk setuju.Keesokan harinya adalah akhir pekan. Yara dan Berlina sama-sama libur.Berlina tidak berhenti memeriksa ponselnya sejak pagi, seperti menunggu-nungg

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0437

    "Berlina, apa maksudmu?" Pria itu benar-benar marah. "Kamu merasa hebat bisa menghasilkan uang? Kenapa kamu nggak pulang saja, urus anakmu sementara aku keluar cari uang? Aku juga bisa menghasilkan lebih banyak darimu."Berlina menjawab dengan susah payah, "Bukan begitu maksudku. Aku benar-benar nggak mampu kalau harus 20 juta per hari. Orang tuamu sudah di sana, minta tolong mereka mengurus Naya. Biar kamu bisa keluar cari kerja juga.""Nggak tahu diri." Pria itu mengumpat lagi. "Menurutmu, orang tuaku itu pengasuh gratismu? Asal kamu tahu, mereka datang ke kota ini untuk menikmati hidup, bukan untuk menjadi pelayan kalian berdua."Telepon itu ditutup begitu saja.Berlina meletakkan ponselnya, tidak bisa menahannya lagi dan menangis.Dia sudah berusaha tetap tegar sangat lama. Namun, saat ini dia tumbang.Berlina sedang berada di dapur, sementara Yara dan Amel sedang berada di ruang tamu. Mereka berdua juga mendengar pembicaraan Berlina di telepon dan tahu bahwa dia sedang menangis.A

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0438

    "Aku yakin Naya juga merindukanmu. Pulanglah, nggak akan terjadi apa-apa di sini." Yara merasa akan terjadi sesuatu pada Berlina jika ini terus berlanjut."Ayo pulang bersama." Dia membujuk sekali lagi."Aku ... aku pikirkan dulu." Berlina masih tampak ragu."Kak Berlina ..." Yara masih ingin membujuknya."Akan kupertimbangkan," sela Berlina. Dia menyeka air matanya. "Oke, aku nggak apa-apa. Sana lihat Amel sedang apa, aku siapkan makan malam dulu.""Oke, aku panggil Amel ke sini ya, kita masak bersama-sama." Yara tidak berkata apa-apa lagi. Berlina jelas menolak untuk pulang ke rumah.Kenapa? Dia tidak bisa memahaminya.Yara dapat melihat bahwa Berlina sangat mencintai dan merindukan Naya. Lalu mengapa dia enggan kembali ke rumah?Nando baru pulang setelah jam 10 malam. Saat menjemput Amel, dia membawakan beberapa makanan ringan untuk Yara dan Berlina."Nggak ada hujan, nggak ada angin." Berlina cukup terkejut. "Ini pertama kalinya dia membelikan kita sesuatu. Banyak sekali lagi. Apa

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0439

    "Boleh?" Si kecil sangat gembira.Meski dia masih kecil, dia mengerti betul bahwa Yara sangat baik padanya. Dia sudah lama ingin memberi hadiah kepada Yara.Sayangnya, dia tidak punya apa-apa. Kini ada seseorang yang menyiapkan hadiah itu untuknya. Tentu saja dia sangat senang.Mata Melanie sebenarnya menyimpan penghinaan dan rasa jijik, tetapi wajahnya tetap tanpa cela. "Tentu saja. Amel 'kan anak baik."Dia memasukkan boneka beruang itu ke dalam tas kecil Amel. "Tapi Amel janji ya, ini rahasia kita. Kalau Bibi Rara tanya, bilang saja hadiahnya dari Amel sendiri. Oke?"Amel bertanya-tanya, "Kenapa?""Biar Bibi Rara lebih bahagia. Kalau hadiahnya dari Amel sendiri ;kan jadinya lebih tulus." Membujuk anak balita sungguh hal yang sangat mudah bagi Melanie.Amel segera menyetujuinya.Akhirnya, Melanie berpesan lagi pada Amel, "Ingat, kamu juga nggak boleh cerita ke Ayah soal ini. Oke?""Oke." Sebenarnya, meski Melanie tidak mengatakannya, Amel tidak berencana untuk memberi tahu ayahnya. K

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0440

    Sekembalinya di apartemen, keduanya bertemu dengan Amel yang terkunci di dalam rumah.Yara mengambil kunci dan membukakan pintu, meminta Amel berkunjung ke atas. Lalu dia menyuruh Berlina untuk segera pergi bekerja."Nggak apa-apa. Aku minta cuti saja hari ini. Jaga kamu di rumah." Berlina merasa sangat bersalah dalam hati sejak menerima uang 100 juta dari Yara."Beneran nggak perlu. Masalahnya nggak serius." Yara menolak dan mendorong Berlina keluar. "Jangan khawatir, ada Amel di sini. Aku pasti telepon kalau butuh sesuatu."Dia tidak ingin menunda waktu Berlina mencari uang. Rasanya seperti dosa besar.Tak bisa melawan, Berlina hanya bisa bergegas berangkat ke kantor.Belum lama dia duduk di kursi, Candy memanggilnya untuk rapat.Memasuki ruang rapat, Berlina melihat Yudha ada di sana.Candy secara singkat mengatakan bahwa para desainer Grup Lastana melakukan kunjungan ke perusahaan untuk memfasilitasi proses desain pabrik baru itu.Candy ada rapat yang sangat penting pagi ini, jadi

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0441

    Yudha terdiam sejenak. Dia tidak menyangka pintunya akan dibukakan oleh seorang anak kecil.Dia spontan mengira telah mengetuk pintu yang salah, tetapi masih bertanya, "Ada Yara Lubis di sini?""Siapa namamu?" tanya Amel serius.Yudha mengerutkan kening, bertanya-tanya apa yang ingin dilakukan si kecil."Aku harus masuk dulu dan tanya ke Bibi Rara, dia kenal kamu atau nggak, baru kamu boleh masuk." Amel memasang ekspresi serius di wajahnya."Oke." Yudha merasa senang karena ternyata memang tidak salah pintu. Setelah memikirkannya, dia berkata, "Katakan padanya, yang datang Kak Felix.""Oke." Sebelum menutup pintu, Amel mengingatkan Yudha lagi, "Paman Felix tunggu sebentar ya, aku akan segera kembali."Lalu anak itu berlari ke dalam rumah."Itu siapa?" Yara bertanya penasaran."Bibi Rara, katanya dia Kak Felix." Si kecil mengulangi apa yang baru saja dikatakan Yudha dengan sopan."Kak Felix?" Yara bangkit dengan penuh semangat dan hendak turun untuk membukakan pintu.Amel buru-buru meng

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21

Bab terbaru

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0627

    Pada hari yang telah disepakati, Yudha menerima telepon dari Revan di pagi hari."Pak Yudha, saya di Meria sekarang, sedang menunggu penerbangan pulang. Seluruh informasinya sudah hampir lengkap.""Bagus." Yudha agak terkejut. Dia tidak menyangka Revan perlu pergi ke Meria. dia menambahkan, "Hati-hati di perjalanan. Aku tunggu kepulanganmu.""Pak Yudha." Revan menatap dokumen di tangannya. "Saya akan pergi ke rumahmu setelah sampai di sana. Sebelum itu ... siapkan mentalmu.""Oke." Yudha menutup telepon. Dia sebenarnya merasakan sedikit firasat buruk dalam hatinya.Dia menatap kalender dan melihat hari persidangan perceraiannya akan tiba dua hari lagi. Masih ada waktu.Satu hari terasa sangat panjang bagi Yudha. Dia meninggalkan semua pekerjaan dan kembali ke rumah keluarga besar untuk bermain sebentar dengan Agnes dan Yovi, lalu kembali ke vilanya dan menunggu.Agnes bertanya, "Kerjaanmu hari ini sudah selesai 'kan? Kenapa buru-buru pergi? Temani anakmu lebih lama lagi."Sejak ada Yov

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0626

    Saat masuk ke ruang tamu, Santo jelas merasa agak malu, tapi Felix dan Gio bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan bicara dengannya seperti biasa.Yara membawa album foto yang baru diambilnya dan mereka semua berkumpul untuk melihat."Ayah, lihat, ini foto pernikahanmu. Kalian masih sangat muda waktu itu, sangat tampan dan cantik."Santo tersenyum dan mengulurkan tangan untuk menyentuh Zaina di foto itu."Senyum Ibu sangat cantik di foto ini. Yang ini, Ayah, kamu sangat tampan ...."Sambil berbicara, Yara memperhatikan ekspresi Santo. Di dalamnya banyak foto-foto Melanie. Dia berusaha untuk menyebutnya sesedikit mungkin.Lambat laun, raut wajah Santo menjadi semakin serius.Tiba-tiba, air mata menetes membasahi album foto."Ayah, kamu kenapa?" Yara sedikit panik dan berusaha menyingkirkan album foto itu. "Kita lihat besok lagi saja, nggak apa-apa."Santo menunduk. Tangannya membelai wanita yang ada di foto tersebut dengan penuh kasih sayang. "Kenapa aku nggak pulang lebih cepat

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0625

    Segera setelah pintu kamar mandi terbuka, bau menyengat menghantam. Ada noda air berwarna kuning di lantai. Tidak perlu ditanya lagi apa itu.Santo membelakangi semua orang, meringkuk di sudut ruangan. Seluruh tubuhnya gemetar."Kalian keluar dulu." Yara merasa dadanya sangat sesak dan meminta semuanya pergi."Rara, nggak apa-apa, biarkan aku membantumu." Siska bergegas berkata."Nggak usah." Yara menggeleng dan menatap mereka dengan memohon, "Keluar dulu, oke? Keluar!""Ayo, kita tunggu di ruang tamu." Gio akhirnya merespons, mengangguk kepada Yara, dan menarik pergi Felix dan Siska.Yara berdiri di ambang pintu, mengendus-endus, dan berseru lirih, "Ayah, mereka sudah pergi. Nggak apa-apa."Santo masih meringkuk di pojokan.Dia adalah kepala keluarga Lubis, yang berwibawa dan terhormat seumur hidup. Tapi sekarang ... pikirannya sudah tidak jernih lagi dan menghadapi hal semacam ini saja tidak bisa."Ayah!" Yara dengan hati-hati melangkah maju dan menarik lembut pakaian Santo. "Ayah, n

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0624

    Yara juga berdiri dan menatap mata Melanie. "Bahkan meski mereka tahu kebenarannya dan menukar kita kembali, mereka tetap akan sangat mencintaimu dengan kasih sayang yang sama.""Melanie, kamu kehilangan dua orang yang paling menyayangimu. Kamu benar-benar nggak menyesalinya?" Yara sedikit emosional."Nggak!" kata Melanie dengan sangat tegas. "Yara, asal kamu tahu, nggak ada kata "menyesal" dalam kamus hidupku. Ambil barang-barangmu dan cepat pergi. Nggak usah ngoceh nggak jelas di sini."Yara menggelengkan kepalanya, mengambil album foto itu dan mengatakan satu hal lagi, "Jaga dirimu baik-baik."Dia keluar dari vila, mengucapkan selamat tinggal kepada Amel, dan segera pergi.Amel kembali ke vila dan melihat Melanie melamun sambil memandangi foto Zaina. Dia bertanya dengan suara kecil, "Bu, kamu juga kangen ibumu?""Dia bukan ibuku." Melanie mengambil foto itu dari dinding dan melemparkannya ke lantai. "Aku nggak kangen dia. Nggak sedikit pun!"Orang yang paling disayangi Zaina semasa

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0623

    Setelah kehilangan Santo sekali, Yara dan yang lainnya tidak berani ceroboh lagi, terutama Siska."Rara, aku janji nggak akan membiarkan Paman Santo lepas dari pandanganku."Yara tertawa sambil menggelengkan kepalanya. "Oke, tutup pintunya, dia nggak akan bisa keluar. Aku keluar sebentar."Karena Santo selalu bicara soal menemui Zaina, Yara ingin pergi ke rumah keluarga Lubis untuk mengambil foto-foto Zaina. Dia sudah menelepon Melanie.Sampai di sana, dia melihat Amel sudah menunggunya dari kejauhan."Bibi Rara!" Amel melihat kedatangannya dan langsung berlari menghampiri. "Bibi Rara, kamu di sini."Yara memeluk Amel. "Wah, Amel sudah tambah tinggi dan cantik.""Bibi Rara juga tambah cantik," balas si kecil bermulut manis.Yara membawanya masuk ke dalam vila. Melanie sudah menunggu di ruang tamu."Barangnya di lantai atas, mungkin di kamar mereka." Melanie bangkit dan berjalan ke arah tangga. "Ayo kuantar ke atas.""Terima kasih." Yara meminta Amel bermain sendirian dan mengikuti ke a

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0622

    Ini pertama kalinya Amel melihat Yudha berbicara sangat serius dengannya. Wajahnya langsung terlihat takut dan dia berbisik, "Amel kasihan sama Ibu.""Ibumu kenapa?" Yudha berjongkok dan sedikit melunakkan nada bicaranya.Amel menggeleng dan mengulangi, "Ibu kasihan sekali."Yudha tidak bertanya lagi dan mengelus kepala si kecil. "Amel, mungkin suasana hati ibumu sedang buruk. Paman akan menghiburnya, tenang saja.""Terima kasih, Paman." Amel menghela napas dan melanjutkan bermain.Yudha duduk di sofa dan menunggu. Pikirannya terus terbayang penampilan Melanie barusan. Gelagatnya seperti orang mabuk, tapi tidak ada bau alkohol sama sekali di dalam kamar. Bau itu ...Yudha belum pernah merasakan bau seperti itu sebelumnya. Menyengat dan sangat tidak enak.Dia menunggu beberapa saat dan kemudian melihat Melanie turun. Melanie sudah berganti pakaian dan menata rambutnya, nyaris seperti orang yang berbeda, membuat Yudha bertanya-tanya apakah yang dilihatnya tadi itu hanya ilusi."Yudha, ke

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0621

    Selama beberapa hari berikutnya, Yara menghabiskan waktu bersama Yola dan Santo di siang hari. Lalu malamnya mengerjakan desain perhiasan bertemakan "Pulau" itu.Tapi, inspirasinya seakan sedang surut dan ide-ide yang dia pikirkan masih kurang memuaskan.Sidang perceraiannya semakin dekat.Di suatu sore, Yudha menerima telepon dari Amel sebelum pulang dari kantor."Paman sedang sibuk?" ucap gadis kecil itu dengan suara manis. "Amel sudah lama nggak ketemu Paman. Paman sedang sibuk bersama adikku ya?"Yudha terdiam. Beberapa waktu telah berlalu sejak Yovian datang ke rumah. Dia memang sudah lama belum bertemu Amel.Sejenak, dia merasa malu. "Paman minta maaf. Malam ini Paman ke rumahmu, oke?""Sekarang saja. Ayo makan di luar bersama Ibu." Amel tertawa usil. "Tapi jangan bilang Ibu. Beri dia kejutan.""Oke." Yudha menjawab ringan.Dia membereskan pekerjaannya sebentar dan segera pergi ke rumah keluarga Lubis. Tak disangka, Amel sudah menunggu di depan pintu."Amel ...""Ssst!" Amel mene

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0620

    "Nggak mungkin." Yara berpikir, satu-satunya pria yang dekat dengannya baru-baru ini adalah Felix.Menurutnya, dengan sifat Felix, dia tidak mungkin punya ini seperti ini. Saran dari Gio juga rasanya tidak mungkin sampai ke sini.Dia tidak tahu siapa lagi yang mungkin."Rara, gawat!"Yara tiba-tiba mendengar suara Siska dari belakangnya. Dia buru-buru menutup telepon. "Safira, aku ada urusan mendadak. Sampai di sini dulu ya, terima kasih!""Ada apa?" Dia menatap Siska dengan cemas."Ayahmu ... ayahmu hilang." Siska terengah-engah karena kelelahan. Dia jelas sudah mencari di sekitar untuk mencoba mencarinya sebelum memberi tahu Yara.Suaranya seperti menahan tangisan. "Kami terlalu fokus dengan Yola. Aku nggak tahu sejak kapan ayahmu pergi.""Nggak apa-apa. Tolong jaga Yola dulu, aku akan mencarinya." Yara menenangkan Siska dan segera menelepon polisi.Setelah menelepon polisi, dia menelepon Felix dan Gio."Oke, jangan khawatir, kami akan membantu mencari." Felix menenangkan Yara dan me

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0619

    Keesokan harinya setelah sarapan, cuaca di luar sangat cerah. Yara ingin mengajak Yola dan Santo berjalan-jalan."Aku ikut juga." Siska melambaikan kedua tangannya. Reaksi kehamilannya sudah jauh membaik akhir-akhir ini. Usia kandungannya sudah lima minggu.Yara meminta pengasuh memakaikan baju kepada Yola sementara dia pergi membantu Santo."Ayah, ganti baju dulu, lalu pergi jalan-jalan, oke?""Jalan-jalan?" Santo berpikir sejenak, "Ketemu Zaina?"Hati Yara terasa pilu. Dia hanya bisa berbohong, "Ya, jalan-jalan, menemui ibuku. Ayo Ayah, aku bantu pakai baju.""Oke, ketemu Zaina, ketemu Zaina ..." Santo terus bergumam dan segera berganti pakaian.Mereka turun ke bawah dan pergi ke lapangan kompleks. Yola di dalam kereta dorong bayi. Mata lebarnya berkedip-kedip, melihat ke mana-mana penuh rasa ingin tahu.Yara awalnya khawatir anaknya terlalu kecil untuk dibawa keluar. Tapi pengasuhnya mengatakan bahwa Yola tumbuh dengan sangat baik. Cuacanya sedang bagus, tidak terlalu dingin dan tid

DMCA.com Protection Status