Share

Bab 0442

Penulis: Jus Strawberi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-21 18:00:00
Dia bertanya dengan sengit, "Kalau yang datang Felix, apa kamu mau cepat-cepat mengusirnya juga?"

Yara tidak mengerti apa yang pria itu inginkan dan terlalu malas untuk menjawab.

Namun, Yudha tidak mau mengalah dan mengambil beberapa langkah ke tempat tidur Yara, menariknya dari tempat tidur. "Jawab pertanyaanku. Kalau yang datang Felix, apa kamu juga akan sekasar ini?"

"Nggak!" seru Yara gusar. Pria ini sudah gila ya?

Dia tidak pernah meminta Yudha ke sini. Kenapa tiba-tiba Yudha ke sini lalu bertengkar dengannya? Pikirnya ini lucu?

Yara menunjuk ke arah pintu dan menyuruhnya pergi. "Kamu benar, kamu nggak diterima di sini. Silakan pergi sekarang."

Yudha menggertakkan gigi dan ingin lanjut menyerang, tetapi menyadari bahwa wajah Yara terlihat sangat pucat.

Untuk sesaat, hatinya melunak.

Dia bertanya dengan nada yang melembut, "Kamu kenapa? Apa ada yang salah dengan ... bayinya?"

"Bukan urusanmu!" Yara masih marah.

Satu kalimat itu membuat hati Yudha tersayat-sayat.

Benar, Yara mengand
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Endar Wati
Allah Akbar thor novel mu kejam
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0443

    Yara duduk di tempat tidur dengan pikiran linglung dan bingung.Berlina melihatnya seperti ini saat dia masuk. "Rara, kamu nggak apa-apa? Wajahmu pucat sekali. Apa perlu ke rumah sakit?"Yara menatap Berlina dengan mata berkaca-kaca. "Kak, apa anak-anakku ... nggak akan lahir?""Bagaimana mungkin? Rara, jangan berpikir yang nggak-nggak." Berlina menghiburnya dari samping. "Kita ke rumah sakit lagi saja ya?"Yara menggeleng. Dokter tadi sudah menjelaskan bahwa dia boleh istirahat di rumah.Setelah memikirkannya, dia tetap memutuskan untuk berbaring di tempat tidur dan menenangkan diri.Saat Yara berbaring, tiba-tiba dia melihat beruang di samping tempat tidur, beruang yang diberikan oleh Amel.Sejenak dia teringat akan beruang dalam mimpinya."Kak, aku boleh minta tolong pindahkan beruang itu ke jendela?" Entah kenapa Yara merasa takut."Oh, oke, beruangnya lucu sekali." Berlina memindahkan beruang itu dan memastikan bahwa Yara baik-baik saja sendirian sebelum dia keluar kamar.Di lanta

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0444

    "Hahaha ...." Nando tertawa terbahak-bahak. "Melanie, hubungan Yudha dan Yara pasti belum selesai, 'kan? Kenapa juga kamu sepeduli itu dengan Yara?"Melanie tidak menjawab."Melanie, aku jadi meremehkan kemampuanmu. Waktu sekolah dulu kamu nggak bisa mencuri hati Yudha. Sampai sekarang pun masih nggak bisa!" ejek Nando. "Harusnya kamu pasrah saja, terima nasib bersama orang seperti aku."Melanie gemetar menahan marah, tetapi dia tahu bahwa Nando pasti tahu sesuatu, jadi dia harus menahan diri."Kak Nando, kamu mau bilang apa?" tanya Melanie tidak sabar.Nando mendengus. "Ada hubungannya dengan Yudha dan Yara. Aku jamin kamu nggak tahu."Melanie jadi semakin penasaran."Kirim uang 10 miliar dulu, baru aku beri tahu," lanjut Nando.Kali ini, dia menutup teleponnya terlebih dahulu tanpa menunggu Melanie membalas."Sialan!" umpat Melanie.Setelah sekitar sepuluh menit, Nando menerima pesan bahwa uang sebesar 10 miliar telah masuk ke rekeningnya.Matanya berbinar-binar dalam sekejap. Ekspre

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0445

    Tubuh Yudha kaku tidak bergerak.Begitu Melanie melihat ada harapan, dia langsung menyelipkan tangan ke dalam baju tidur Yudha dan menyentuhnya perlahan."Yudha, aku sudah lama menunggumu. Aku masih perawan sampai sekarang. Aku hanya akan memberikan tubuhku padamu ..."Yudha tiba-tiba mendorongnya dan berdiri agak jauh lagi.Melanie menatapnya seakan tak percaya. "Yudha, apa maksudmu? Kamu bilang ingin menikah denganku dan membalas kebaikanku. Tapi kenyataannya? Apa kamu sadar kalau pernikahan tanpa seks bagi wanita itu seperti bunga tanpa air? Lebih cepat layu dan kehilangan keharumannya."Dia terisak pelan. "Masih lebih baik kamu nggak menjanjikan apa pun. Biarkan aku benar-benar lajang seumur hidupku.""Melly, bukan itu maksudku." Yudha tampak memaksa sekuat tenaga untuk bicara. "Karena ini pertama kalinya untukmu, jadi semakin harus dihargai. Bukankah lebih baik menunggu sampai malam pernikahan kita?"Itu lagi, itu lagi. Melanie benar-benar muak mendengarnya.Rasanya seperti ada ap

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0446

    "Aku kurang kerja sama?" Melanie menatap langit-langit dengan mata kosong.Nando mencoba beberapa kali lagi dan tetap tidak berhasil.Dia bangkit duduk frustrasi. Matanya tampak tidak terima sebelum akhirnya dia mengambil pakaiannya dari lantai.Melanie mengira Nando akan pergi dan tiba-tiba kehilangan kesabaran, suaranya sedingin es. "Kenapa? Bahkan kamu juga nggak mau menyentuhku?"Nando mengeluarkan sebuah bungkusan kecil dari saku bajunya.Dia berbalik menatap Melanie dan tertawa menghina. "Aku tadi bertanya-tanya, kenapa nona cantik Melanie ini tiba-tiba kepanasan mencariku di tengah malam. Baru ditolak Yudha rupanya?""Diam!" teriak Melanie."Hahaha, kalau marah ke Yudha saja sana, jangan ke aku!" Nando membuka bungkusan kecil itu, menuangkan serbuk putih ke tangannya dan menyerahkannya pada Melanie.Melanie menatap Nando dan sebuk putih itu dan pikirannya langsung terbangun sepenuhnya."Nando, kamu sudah gila? Beraninya kamu menyentuh benda ini?" Melanie tahu itu adalah narkoba.

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0447

    Melanie kembali ke hotel dan mendapati Yudha sudah lama berangkat ke kantor.Dia mandi, berganti pakaian, lalu menyusul ke kantor.Setelah Nando memerasnya habis-habisan semalam, rasa sakitnya sangat parah. Bagian bawah tubuhnya mungkin robek, untuk berjalan saja sangat nyeri.Sesampainya di kantor, Melanie langsung menemui Yudha."Yudha." Dia tersenyum bersalah. "Aku tadi malam ..."Yudha mengangkat kepala dan menatapnya. "Kamu sulit tidur tadi malam? Sudah kuduga karena kamu nggak keluar kamar tadi pagi. Kamu sebenarnya nggak perlu ikut ke kantor, tidur lagi saja di hotel."Tubuh dan pikiran Melanie diliputi kepahitan. Ternyata Yudha tidak sadar dia pergi keluar semalaman.Atau mungkin, dia ada di mana pun Yudha tidak pernah peduli."Ya sudah, aku tidur lagi saja." Dia benar-benar sangat lelah dan terlalu malas untuk menghadapi Yudha. Dia tersenyum pahit dan berbalik pergi.Dia tidak berhenti memikirkannya selama perjalanan kembali ke hotel. Rasa bencinya semakin menjadi-jadi. Ini se

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0448

    Berlina mengeluarkan buah-buahan sebagai jamuan dan dengan bijak kembali ke kamar."Kamu kenapa? Nggak enak badan?" Dalam sekilas, Gio langsung tahu ada yang salah dengan tubuh Yara."Mungkin karena kecapekan beberapa hari ini. Aku sudah istirahat dua hari, sekarang sudah mendingan." Yara tidak ingin membuat Gio semakin khawatir.Mereka berdua mengobrol santai beberapa saat sebelum Gio menyentuh intinya. "Rara, kamu punya musuh atau masalah dengan seseorang sejak kamu datang ke sini?""Musuh?" Yara menggeleng kebingungan. "Aku hampir nggak kenal siapa-siapa sejak datang ke sini. Setiap hari cuma di kantor atau di rumah. Nggak ada musuh siapa-siapa.""Aneh sekali." Gio merendahkan suaranya. "Waktu aku ke sini tadi, ada dua orang berpakaian hitam berkeliaran di sekitar gedung apartemen. Aku pun sadar ada yang nggak beres, jadi aku tangkap mereka. Kata mereka ..."Ekspresinya semakin serius. "Ada yang membayar mereka untuk membunuhmu."Mata Yara membelalak kaget. "Bagaimana bisa?""Jangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-23
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0449

    Pengingatan Gio mengingatkan Yara pada seseorang, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya menebak-nebak.Gio memberitahunya beberapa hal lagi dan pergi.Yara memanggil Berlina dan bertanya dengan suara pelan, "Kak, menurutmu ... apa mungkin ayahnya Amel pecandu narkoba?""Pecandu narkoba?" Berlina merasa itu tidak mungkin, "Dia sangat miskin, dari mana dia punya uang untuk beli narkoba?"Yara tertawa pahit. "Benar juga."Dia juga merasa bahwa lelaki itu mungkin hanya orang miskin biasa. Lagi pula, dia belum pernah melihat lelaki itu kecanduan narkoba. Dia belum pernah mendengar Amel mengatakan apa pun soal ini.Setelah kembali ke kamarnya, Yara mengirim pesan kepada Felix."Aku dengar dari Dokter Gio kamu terluka dalam misi. Bagaimana keadaanmu sekarang?"Felix membalas hampir saat itu juga: "Nggak apa-apa. Buat apa sih dia cerita masalah kecil begini? Merepotkan saja."Yara tersenyum tak berdaya. Apakah di mata Felix cederanya harus separah patah kaki atau lengan, baru bisa dik

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-23
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0450

    "Berhenti!" Felix langsung menolak. "Ingat siapa dirimu, Dokter Gio, tetaplah di kamp dan tunggu kabarku."Keesokan harinya, Felix dan yang lain berangkat pagi-pagi sekali, tetapi baru kembali pada pukul tiga atau empat sore.Benar saja, Felix terluka. Sebuah peluru menembus bahu kirinya. Darah yang bersimbah di tubuhnya sungguh menggetarkan, membuat yang lain ketakutan.Mereka menangkap sekitar belasan orang.Gio menunggui di pintu masuk kamp dan baru merasa lega setelah melihat semua orang akhirnya kembali dalam keadaan hidup.Semua orang yang berpapasan dengannya mengacungkan jempol untuk memuji Felix, menyebutnya pria tangguh dan pejuang sejati.Gio sampai tidak tahu bagaimana harus menanggapinya. Di antara orang-orang yang ditangkap, dia melihat seorang pria yang wajahnya tidak asing, seolah pernah melihatnya di suatu tempat.Di dalam rumah sakit, dia secara pribadi merawat luka Felix. "Yang ditangkap itu pengedar narkoba semua?""Nggak semua. Beberapa ada yang cuma pembeli. Kalau

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-23

Bab terbaru

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0627

    Pada hari yang telah disepakati, Yudha menerima telepon dari Revan di pagi hari."Pak Yudha, saya di Meria sekarang, sedang menunggu penerbangan pulang. Seluruh informasinya sudah hampir lengkap.""Bagus." Yudha agak terkejut. Dia tidak menyangka Revan perlu pergi ke Meria. dia menambahkan, "Hati-hati di perjalanan. Aku tunggu kepulanganmu.""Pak Yudha." Revan menatap dokumen di tangannya. "Saya akan pergi ke rumahmu setelah sampai di sana. Sebelum itu ... siapkan mentalmu.""Oke." Yudha menutup telepon. Dia sebenarnya merasakan sedikit firasat buruk dalam hatinya.Dia menatap kalender dan melihat hari persidangan perceraiannya akan tiba dua hari lagi. Masih ada waktu.Satu hari terasa sangat panjang bagi Yudha. Dia meninggalkan semua pekerjaan dan kembali ke rumah keluarga besar untuk bermain sebentar dengan Agnes dan Yovi, lalu kembali ke vilanya dan menunggu.Agnes bertanya, "Kerjaanmu hari ini sudah selesai 'kan? Kenapa buru-buru pergi? Temani anakmu lebih lama lagi."Sejak ada Yov

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0626

    Saat masuk ke ruang tamu, Santo jelas merasa agak malu, tapi Felix dan Gio bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan bicara dengannya seperti biasa.Yara membawa album foto yang baru diambilnya dan mereka semua berkumpul untuk melihat."Ayah, lihat, ini foto pernikahanmu. Kalian masih sangat muda waktu itu, sangat tampan dan cantik."Santo tersenyum dan mengulurkan tangan untuk menyentuh Zaina di foto itu."Senyum Ibu sangat cantik di foto ini. Yang ini, Ayah, kamu sangat tampan ...."Sambil berbicara, Yara memperhatikan ekspresi Santo. Di dalamnya banyak foto-foto Melanie. Dia berusaha untuk menyebutnya sesedikit mungkin.Lambat laun, raut wajah Santo menjadi semakin serius.Tiba-tiba, air mata menetes membasahi album foto."Ayah, kamu kenapa?" Yara sedikit panik dan berusaha menyingkirkan album foto itu. "Kita lihat besok lagi saja, nggak apa-apa."Santo menunduk. Tangannya membelai wanita yang ada di foto tersebut dengan penuh kasih sayang. "Kenapa aku nggak pulang lebih cepat

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0625

    Segera setelah pintu kamar mandi terbuka, bau menyengat menghantam. Ada noda air berwarna kuning di lantai. Tidak perlu ditanya lagi apa itu.Santo membelakangi semua orang, meringkuk di sudut ruangan. Seluruh tubuhnya gemetar."Kalian keluar dulu." Yara merasa dadanya sangat sesak dan meminta semuanya pergi."Rara, nggak apa-apa, biarkan aku membantumu." Siska bergegas berkata."Nggak usah." Yara menggeleng dan menatap mereka dengan memohon, "Keluar dulu, oke? Keluar!""Ayo, kita tunggu di ruang tamu." Gio akhirnya merespons, mengangguk kepada Yara, dan menarik pergi Felix dan Siska.Yara berdiri di ambang pintu, mengendus-endus, dan berseru lirih, "Ayah, mereka sudah pergi. Nggak apa-apa."Santo masih meringkuk di pojokan.Dia adalah kepala keluarga Lubis, yang berwibawa dan terhormat seumur hidup. Tapi sekarang ... pikirannya sudah tidak jernih lagi dan menghadapi hal semacam ini saja tidak bisa."Ayah!" Yara dengan hati-hati melangkah maju dan menarik lembut pakaian Santo. "Ayah, n

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0624

    Yara juga berdiri dan menatap mata Melanie. "Bahkan meski mereka tahu kebenarannya dan menukar kita kembali, mereka tetap akan sangat mencintaimu dengan kasih sayang yang sama.""Melanie, kamu kehilangan dua orang yang paling menyayangimu. Kamu benar-benar nggak menyesalinya?" Yara sedikit emosional."Nggak!" kata Melanie dengan sangat tegas. "Yara, asal kamu tahu, nggak ada kata "menyesal" dalam kamus hidupku. Ambil barang-barangmu dan cepat pergi. Nggak usah ngoceh nggak jelas di sini."Yara menggelengkan kepalanya, mengambil album foto itu dan mengatakan satu hal lagi, "Jaga dirimu baik-baik."Dia keluar dari vila, mengucapkan selamat tinggal kepada Amel, dan segera pergi.Amel kembali ke vila dan melihat Melanie melamun sambil memandangi foto Zaina. Dia bertanya dengan suara kecil, "Bu, kamu juga kangen ibumu?""Dia bukan ibuku." Melanie mengambil foto itu dari dinding dan melemparkannya ke lantai. "Aku nggak kangen dia. Nggak sedikit pun!"Orang yang paling disayangi Zaina semasa

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0623

    Setelah kehilangan Santo sekali, Yara dan yang lainnya tidak berani ceroboh lagi, terutama Siska."Rara, aku janji nggak akan membiarkan Paman Santo lepas dari pandanganku."Yara tertawa sambil menggelengkan kepalanya. "Oke, tutup pintunya, dia nggak akan bisa keluar. Aku keluar sebentar."Karena Santo selalu bicara soal menemui Zaina, Yara ingin pergi ke rumah keluarga Lubis untuk mengambil foto-foto Zaina. Dia sudah menelepon Melanie.Sampai di sana, dia melihat Amel sudah menunggunya dari kejauhan."Bibi Rara!" Amel melihat kedatangannya dan langsung berlari menghampiri. "Bibi Rara, kamu di sini."Yara memeluk Amel. "Wah, Amel sudah tambah tinggi dan cantik.""Bibi Rara juga tambah cantik," balas si kecil bermulut manis.Yara membawanya masuk ke dalam vila. Melanie sudah menunggu di ruang tamu."Barangnya di lantai atas, mungkin di kamar mereka." Melanie bangkit dan berjalan ke arah tangga. "Ayo kuantar ke atas.""Terima kasih." Yara meminta Amel bermain sendirian dan mengikuti ke a

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0622

    Ini pertama kalinya Amel melihat Yudha berbicara sangat serius dengannya. Wajahnya langsung terlihat takut dan dia berbisik, "Amel kasihan sama Ibu.""Ibumu kenapa?" Yudha berjongkok dan sedikit melunakkan nada bicaranya.Amel menggeleng dan mengulangi, "Ibu kasihan sekali."Yudha tidak bertanya lagi dan mengelus kepala si kecil. "Amel, mungkin suasana hati ibumu sedang buruk. Paman akan menghiburnya, tenang saja.""Terima kasih, Paman." Amel menghela napas dan melanjutkan bermain.Yudha duduk di sofa dan menunggu. Pikirannya terus terbayang penampilan Melanie barusan. Gelagatnya seperti orang mabuk, tapi tidak ada bau alkohol sama sekali di dalam kamar. Bau itu ...Yudha belum pernah merasakan bau seperti itu sebelumnya. Menyengat dan sangat tidak enak.Dia menunggu beberapa saat dan kemudian melihat Melanie turun. Melanie sudah berganti pakaian dan menata rambutnya, nyaris seperti orang yang berbeda, membuat Yudha bertanya-tanya apakah yang dilihatnya tadi itu hanya ilusi."Yudha, ke

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0621

    Selama beberapa hari berikutnya, Yara menghabiskan waktu bersama Yola dan Santo di siang hari. Lalu malamnya mengerjakan desain perhiasan bertemakan "Pulau" itu.Tapi, inspirasinya seakan sedang surut dan ide-ide yang dia pikirkan masih kurang memuaskan.Sidang perceraiannya semakin dekat.Di suatu sore, Yudha menerima telepon dari Amel sebelum pulang dari kantor."Paman sedang sibuk?" ucap gadis kecil itu dengan suara manis. "Amel sudah lama nggak ketemu Paman. Paman sedang sibuk bersama adikku ya?"Yudha terdiam. Beberapa waktu telah berlalu sejak Yovian datang ke rumah. Dia memang sudah lama belum bertemu Amel.Sejenak, dia merasa malu. "Paman minta maaf. Malam ini Paman ke rumahmu, oke?""Sekarang saja. Ayo makan di luar bersama Ibu." Amel tertawa usil. "Tapi jangan bilang Ibu. Beri dia kejutan.""Oke." Yudha menjawab ringan.Dia membereskan pekerjaannya sebentar dan segera pergi ke rumah keluarga Lubis. Tak disangka, Amel sudah menunggu di depan pintu."Amel ...""Ssst!" Amel mene

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0620

    "Nggak mungkin." Yara berpikir, satu-satunya pria yang dekat dengannya baru-baru ini adalah Felix.Menurutnya, dengan sifat Felix, dia tidak mungkin punya ini seperti ini. Saran dari Gio juga rasanya tidak mungkin sampai ke sini.Dia tidak tahu siapa lagi yang mungkin."Rara, gawat!"Yara tiba-tiba mendengar suara Siska dari belakangnya. Dia buru-buru menutup telepon. "Safira, aku ada urusan mendadak. Sampai di sini dulu ya, terima kasih!""Ada apa?" Dia menatap Siska dengan cemas."Ayahmu ... ayahmu hilang." Siska terengah-engah karena kelelahan. Dia jelas sudah mencari di sekitar untuk mencoba mencarinya sebelum memberi tahu Yara.Suaranya seperti menahan tangisan. "Kami terlalu fokus dengan Yola. Aku nggak tahu sejak kapan ayahmu pergi.""Nggak apa-apa. Tolong jaga Yola dulu, aku akan mencarinya." Yara menenangkan Siska dan segera menelepon polisi.Setelah menelepon polisi, dia menelepon Felix dan Gio."Oke, jangan khawatir, kami akan membantu mencari." Felix menenangkan Yara dan me

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0619

    Keesokan harinya setelah sarapan, cuaca di luar sangat cerah. Yara ingin mengajak Yola dan Santo berjalan-jalan."Aku ikut juga." Siska melambaikan kedua tangannya. Reaksi kehamilannya sudah jauh membaik akhir-akhir ini. Usia kandungannya sudah lima minggu.Yara meminta pengasuh memakaikan baju kepada Yola sementara dia pergi membantu Santo."Ayah, ganti baju dulu, lalu pergi jalan-jalan, oke?""Jalan-jalan?" Santo berpikir sejenak, "Ketemu Zaina?"Hati Yara terasa pilu. Dia hanya bisa berbohong, "Ya, jalan-jalan, menemui ibuku. Ayo Ayah, aku bantu pakai baju.""Oke, ketemu Zaina, ketemu Zaina ..." Santo terus bergumam dan segera berganti pakaian.Mereka turun ke bawah dan pergi ke lapangan kompleks. Yola di dalam kereta dorong bayi. Mata lebarnya berkedip-kedip, melihat ke mana-mana penuh rasa ingin tahu.Yara awalnya khawatir anaknya terlalu kecil untuk dibawa keluar. Tapi pengasuhnya mengatakan bahwa Yola tumbuh dengan sangat baik. Cuacanya sedang bagus, tidak terlalu dingin dan tid

DMCA.com Protection Status