Amrin tersenyum lembut, mencoba menenangkan putrinya. "Tidak ada manusia yang abadi, Nak. Semua pasti akan kembali pada pemiliknya," nasehat Amrin sambil mengelus kepala Ressa dengan penuh kasih sayang."Stop! Jangan katakan apapun, Ayah. Aku gak mau dengar Ayah ngomong aneh aneh!" potong Ressa, wajahnya memerah oleh air mata yang mulai menetes. Hatinya sangat terpukul, dan ia tak mampu mendengarkan kata-kata yang menakutkannya itu.Lelaki paruh baya itu semakin tersenyum lebar saat menantunya pulang datang dari mengantar Dea ke sekolah. "Tian, titip putri Ayah ya, tolong jaga dia dengan baik. Jangan disakiti dan dikecewakan lagi," pesan Amrin. Menatap menantunya penuh harap, ia yakin Tian telah berubah setelah ditinggalkan Ressa kabur selama empat bulan ini."Aku akan jaga putri Ayah dengan baik, tidak akan mengecewakannya lagi, Ayah." Janji Tian pada ayah mertuanya, mengusap belakang kepala Ressa yang masih menangis."Ayah sudah bilang, kamu harus bahagia. Kenapa jadi menangis," Am
Read more