Semua Bab Pesona Istri Sementara Tuan Muda : Bab 341 - Bab 350

419 Bab

341. Menuntut Keadilan

"Apa ... kita menikah hari minggu besok?" Rahma benar-benar tidak percaya jika Mike mengajaknya menikah dengan begitu mendadak. "Tapi ....""Waktu kita tidak banyak, karena sebentar lagi papa akan kembali ke Singapura, dan aku ingin Papa menyaksikan pernikahan kita nanti.""Kita bisa saling mengenal lebih dahulu, lalu kita menikah setelah pengobatan mamamu selesai."Mike menggeleng lemah sambil menatap tajam ke arah Rahma yang duduk di hadapannya."Setelah kau sembuh Dan pulang dari rumah sakit, kita akan tinggal di bawah atap yang sama, dan papa sangat khawatir akan hal itu."Rahma menunduk malu dengan wajah yang merona, Teringat Apa Yang baru saja dia lakukan bersama Mike. Dalam kesempatan yang begitu sempit, Mereka pun masih bisa mencuri sebuah ciuman.Rahma masih merasa tak percaya dengan apa yang baru saja diucapkan Mike. Pernikahan. Dalam waktu secepat ini? Hatinya berkecamuk antara kebahagiaan dan kecemasan. Sementara itu, Mike tampak serius menatapnya, seolah mencoba meyakinka
Baca selengkapnya

342. Menemui Surya

Zachary, Rey dan Davianna pernah terlibat dalam persekongkolan jahat. Tetapi saat kejahatan mereka terbongkar, hanya Rey yang harus menjalani hidup di balik jeruji penjara.Zachary, dengan segala kekuatan uang yang dimiliki keluarganya bisa bebas begitu saja. Setelah Mike sempat menjaminnya, kini ganti Surya Wijaya setelah Zachary berulah kembali, dan ini lebih mengerikan.Sementara itu Davianna pun tidak jauh berbeda. Mantan model itu keberadaannya saat ini pun tidak diketahui. Keluarganya menyembunyikan dan melindunginya dengan segala daya dan Upaya.Sedangkan Rey, sampai saat ini dia masih harus mendekam dalam tahanan, menunggu nasib yang akan ditentukan dalam persidangan.Sebenarnya Ageng sudah menduga jika Queen akan memintanya untuk membebaskan Rey. Dan sepertinya saat ini istrinya sudah menemukan alasan yang kuat untuk meminta hal tersebut kepada sang suami.“Kau masih ingat apa saja kesalahan kakakmu?” Sebenarnya Ageng ingin bersikap tegas, tetapi dia tidak ingin menyakiti hat
Baca selengkapnya

343. Undangan

Setelah beberapa waktu yang penuh dengan obrolan hangat penuh keakraban, hingga akhirnya mampu mengobati kerinduan, Queen dan Ageng merasa semua urusan yang mereka bawa ke rumah Surya Wijaya telah selesai. Queen merasa lega mengetahui bahwa kondisi sang mama terus membaik, meskipun proses pemulihan masih membutuhkan waktu. Rasa lega itu terlihat jelas di wajahnya yang sekarang tampak lebih cerah. Di sisi lain, Ageng masih merasa ada hal yang mengganjal di hatinya mengenai Zachary, namun ia memilih untuk tidak mengungkitnya lagi hari itu. Ageng berharap konseling yang dilakukan Zachary berhasil menyadarkannya dari semua kesalahan selama ini. Semoga kelak mereka bisa berdampingan sebagai teman atau mungkin sebagai keluarga. “Terima kasih banyak, Om, untuk waktunya. Saya bahagia bisa melihat mama lagi, saya harap mama bisa kembali saat saya melahirkan nanti.” ucap Queen dengan tulus dan penuh harap. Surya Wijaya tersenyum hangat, mengangguk mendengar harapan dan doa Queen. “Doakan
Baca selengkapnya

344. Tamu di Pagi Hari

"Kenapa Mas? Cemburu?" cecar Arum dengan nada yang lebih tajam dari biasanya, matanya menyipit penuh kecurigaan. Wajahnya yang biasanya lembut kini mengeras, menunjukkan ekspresi penuh kekesalan.Danu menatap Arum, terkejut dengan reaksi istrinya yang mendadak. “Apa maksudmu, Arum? Aku tidak cemburu,” jawabnya dengan suara yang mencoba tenang, meski ada sedikit kebingungan di dalamnya. “Aku hanya … tidak menyangka saja. Mike dan Rahma? Itu benar-benar di luar dugaanku.”Arum memutar matanya, masih belum puas dengan jawaban Danu. “Kamu tidak menyangka atau kamu tidak rela?” tanyanya, kali ini dengan nada lebih dingin.Danu menghela napas panjang, menyadari bahwa situasi ini bisa menjadi lebih buruk jika ia tidak segera menjelaskan semuanya. “Arum, dengar, aku tidak pernah punya perasaan apa pun dengan Rahma. Seandainya aku punya niat seperti itu, tentu aku sudah melakukannya sejak dulu, secara diam-diam. Justru sekarang aku merasa lega mendengar kabar ini. Pernikahan ini mungkin adalah
Baca selengkapnya

345. Beban Masa Lalu

“Rahma?” Arum terperangah, tidak menyangka perempuan yang pernah meminta izin untuk menjadi istru kedua Danu akan muncul di depan rumahnya.Rahma tersenyum, senyum yang tampak hangat namun menyiratkan permohonan maaf. “Selamat pagi, Mbak. Bolehkah aku masuk?” tanyanya dengan nada lembut.Arum ragu sejenak, tetapi kemudian mengangguk pelan. “Tentu, silahkan masuk.”Rahma melangkah masuk dengan hati-hati, seolah-olah menyadari bahwa kedatangannya mungkin membawa perasaan yang campur aduk bagi mereka semua. Ibu Danu yang melihat Rahma dari ruang tamu, segera berdiri. Wajahnya menunjukkan kehangatan yang tulus, meski ada sedikit kebingungan di balik senyumnya.“Rahma, apa kabar, Nak?” sapa ibu Danu, mengundang Rahma untuk duduk di sebelahnya.Rahma tersenyum lebih lebar, jelas sekali ia merasa sangat nyaman dengan keberadaan ibu Danu. “Baik, Bu. Saya baik. Maafkan saya jika saya datang tanpa memberi kabar dulu,” jawabnya dengan nada yang sopan.“Maaf jika kedatangan saya mengganggu, Mbak
Baca selengkapnya

346. Hari H

“Maaf jika pernikahanmu harus sesederhana ini,” ucap Surya Wijaya sambil merapikan jas yang dikenakan oleh Mike.Mike hanya tersenyum, sejak kecil dia memang senang menyendiri dan tidak suka dengan keramaian. Tidak masalah baginya dengan pernikahan yang sangat sederhana.Jika ada yang terasa kurang bagi Mike, pernikahannya hanya dihadiri oleh sang papa saja. Rania dan kedua saudaranya tidak bisa menemaninya di hari bahagianya kali ini. Dia harus menerima ini semua sebagai konsekuensi dari pernikahan dadakannya.“Bagiku, papa saja sudah cukup.”“Kau tidak ada keinginan untuk membuat resepsi pernikahan sesudah ini?”“Tidak Pa, yang penting kami sah sebagai suami istri.”“Bukan karena Rahma janda beranak satu?” Surya Wijaya berusaha menyelidiki.“Rahma juga tidak menginginkan adanya pesta, dia masih merasa tidak percaya diri dengan dirinya sendiri. Jadi … tidak ada yang perlu dipermasalahkan,” jawab Mike terdengar legowo dan bijaksana.Surya Wijaya menganggukkan kepalanya memahami situas
Baca selengkapnya

347. Tidak Ada Salahnya Menikahi Janda

Seluruh rangkaian acara pernikahan telah usai. Untuk pertama kalinya Rahma dan Jelita bersedia untuk makan malam bersama dengan Mike dan Surya Wijaya, sebelumnya mereka lebih memilih untuk makan bersama dengan para asisten rumah tangga.“Kamu suka dengan kamar barumu?” tanya Surya Wijaya memancing pembicaraan dengan Jelita.“Suka, suka sekali Opa,” jawab Jelita dengan polos dan mata penuh binar bahagia.“Jadi mulai malam ini sudah berani tidur sendiri kan?”Rahma dan Mike hanya saling memandang, ada rasa takut tetapi juga terlihat jelas rasa malu tersirat di sana. Sementara itu jelita hanya terdiam sambil menatap sang ibu yang sejak tadi hanya diam saja.“Tapi Om jahat tidak akan datang kan?” Binar bahagia di mata gadis itu kini berubah penuh ketakutan.Surya Wijaya berusaha tersenyum lebar meskipun dia menyadari ketakutan yang dirasakan oleh Jelita. Tetapi dia juga ingin mengajarkan kemandirian kepada cucunya tersebut, selain itu tentunya ingin memberi kesempatan kepada Mike dan Rahm
Baca selengkapnya

348. Anti Klimaks

Jemari Mike tampak meraba-raba nakas mencari kaca matnya. Setelah menemukannya dia langsung memakainya. Senyum merekah di bibirnya saat bisa menyaksikan perempuan yang telah sah menjadi istrinya terlelap dalam pelukannya.Kecupan lembut di dahi membuat Rahma akhirnya terbangun. Kebahagiaan yang membuncah bercampur malu membuat Rahma memalingkan wajah dan mengangkat selimut untuk menutupi dada yang penuh dengan sisa percintaan semalam.“Selamat pagi Nyonya Wijaya,” sapa Mike dengan nada menggoda. “Sepertinya aku harus mempertimbangkan untuk LASIK.”“Lasik?” tanya Rahma yang benar-benar tidak tahu maksud pembicaraan suaminya.“Ya, agar setiap pagi aku bisa langsung menikmati kecantikan wajah istriku.”Meski belum tahu apa itu LASIK, tetapi wajah Rahma semakin merona mendengar gombalan dari Mike. Sungguh Rahma tidak pernah menduga pria yang terlihat dingin dan selalu serius itu bisa segombal ini.“Jam berapa, aku harus segera menyiapkan sarapan untuk ….”Mike segera mencegah Rahma meliha
Baca selengkapnya

349. Kebahagiaan Saat Tujuh Bulanan

Beberapa bulan setelah semua konflik yang mengguncang hidup mereka, Ageng dan Queen akhirnya bisa menikmati ketenangan. Rumah mereka yang dulunya dipenuhi oleh kekhawatiran kini terasa hangat dengan cinta dan kebahagiaan. Perut Queen yang semakin hari semakin besar dengan kehamilannya, kini sudah memasuki bulan ketujuh. Hari ini, mereka akan mengadakan acara tujuh bulanan, sebuah tradisi yang akan mereka isi dengan doa-doa.Acara tujuh bulanan itu berlangsung meriah, dipenuhi dengan tawa dan canda dari kerabat dan sahabat yang datang. Ageng dan Queen tak henti-hentinya menerima ucapan selamat dan doa-doa dari para tamu yang hadir. Keduanya tampak sangat bahagia, terutama Queen yang tak bisa menyembunyikan senyum di wajahnya meski sesekali ia menahan rasa lelah akibat kehamilannya yang sudah memasuki trimester ketiga.Jika ada yang masih terasa kurang bagi Queen, tentu karena kedua orang tuanya yang tidak bisa hadir dalam acara tersebut. Bahkan Rey yang sudah dibebaskan pun tidak juga
Baca selengkapnya

350. Rasa Haru dan Menegangkan

“Mama yang mengirimkan semua ini?” tanya Queen entah kepada siapa.Namun, Mike yang sempat mengurus ke datangan barang-barang tersebut menganggukkan kepala untuk menghilangkan rasa was was dan curiga di hati Ageng dan Queen. Meskipun situasi sudah lebih baik, tetapi keluarga Wardana tetap bersikap waspada. Bukan hanya dari orang-orang yang pernah berniat jahat kepada mereka, tetapi juga rekan bisnis yang terlibat dalam kasus pencucian uang.Ya, semua barang-barang tersebut memang kiriman dari Rania. Karena merasa tidak bisa mendampingi Queen selama kehamilannya, Rania memberikan hadiah untuk cucunya.Queen merasa matanya mulai berkaca-kaca saat Mike mengangguk, mengonfirmasi bahwa semua barang-barang tersebut memang kiriman dari Rania. Tiba-tiba, perasaan hangat dan haru membanjiri hatinya. Sejak kehamilannya, Queen merindukan kehadiran sang mama, merindukan dukungan dan nasihat yang biasa diberikan dengan lembut.Mengetahui bahwa Rania telah memikirkan mereka dengan begitu dalam, mes
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3334353637
...
42
DMCA.com Protection Status