“Rahma?” Arum terperangah, tidak menyangka perempuan yang pernah meminta izin untuk menjadi istru kedua Danu akan muncul di depan rumahnya.Rahma tersenyum, senyum yang tampak hangat namun menyiratkan permohonan maaf. “Selamat pagi, Mbak. Bolehkah aku masuk?” tanyanya dengan nada lembut.Arum ragu sejenak, tetapi kemudian mengangguk pelan. “Tentu, silahkan masuk.”Rahma melangkah masuk dengan hati-hati, seolah-olah menyadari bahwa kedatangannya mungkin membawa perasaan yang campur aduk bagi mereka semua. Ibu Danu yang melihat Rahma dari ruang tamu, segera berdiri. Wajahnya menunjukkan kehangatan yang tulus, meski ada sedikit kebingungan di balik senyumnya.“Rahma, apa kabar, Nak?” sapa ibu Danu, mengundang Rahma untuk duduk di sebelahnya.Rahma tersenyum lebih lebar, jelas sekali ia merasa sangat nyaman dengan keberadaan ibu Danu. “Baik, Bu. Saya baik. Maafkan saya jika saya datang tanpa memberi kabar dulu,” jawabnya dengan nada yang sopan.“Maaf jika kedatangan saya mengganggu, Mbak
Baca selengkapnya