Semua Bab Pesona Istri Sementara Tuan Muda : Bab 321 - Bab 330

419 Bab

321. Melihat dari Hatimu

Queen tersenyum kala melihat layar ponselnya. Tak ayal hal itu membuat Laras yang sejak tadi sudah menemani Queen merasa diabaikan oleh menantunya yang terlihat asik sendiri.“Lagi chatingan sama siapa?” tanya Laras dengan nada ketus.Namun, Queen yang sedang dalam suasana hati yang baik, tidak menyadari nada suara Laras. “Om Surya,” jawab Queen ringan, tanpa berpikir panjang.Dengan senyum sumringah Queen menyerahkan ponsel ke arah mama mertuanya. Terlihat foto Rania yang terlihat sedang berjemur di taman rumah sakit. Tampaknya Surya Wijaya menepati janjinya kepada Ageng dengan mengirim foto-foto terbaru Rania.Dari berbagai foto candid yang diambil, memiliki satu kesamaan, Rania yang selalu menggunakan penutup kepala. Tampaknya Rania tetap memperhatikan penampilannya, sehingga tetap terlihat cantik meskipun sedang sakit. Penutup kepala yang dia gunakan pun berganti-ganti, ada yang menggunakan topi lebar, kupluk musim dingin, atau syal penutup kepala dengan beraneka motif.“Mamamu te
Baca selengkapnya

322. Takut di Tengah Bahagia

“Tadi kalian ngapain saja, mama sudah nunggu lama.” Laras menatap Queen dengan malas, karena menantunya itu tidak menggunakan salah satu dari pakaian yang telah dia pilihkan.Queen hanya menatap Ageng, berharap suaminya bertanggung jawab atas perbuatannya dengan memberikan penjelasan kepada Laras. Seharusnya Ageng dan Queen bisa melakukan persiapan lebih cepat, seandainya Ageng tidak meminta jatah lebih dahulu.“Mama pilih baju untuk Queen seperti itu semua, saya yang tidak terima jika dia memakainya di tempat umum. Queen jadi lama pilih bajunya.”Terpaksa Ageng berbohong, agar istrinya tidak mendapat marah dari sang mama. Ageng terus menggenggam tangan Queen selama berjalan menyusuri lorong rumah sakit menuju ke poli kandungan tempat praktek Dokter Amira.Di ruang pemeriksaan yang tenang, meski sudah didampingi oleh Ageng dan Laras, dia tetap merasa sedikit gugup, tetapi juga dipenuhi dengan antusiasme. Hari ini, mereka akan mengetahui jenis kelamin bayi yang mereka tunggu-tunggu den
Baca selengkapnya

323. Penculikan

Surya Wijaya berdiri di depan rumah tua itu, rumah yang sudah lama tak ia kunjungi, tempat di mana kenangan terburuk dalam hidupnya tersimpan. Rumah ini adalah tempat di mana istri pertamanya, menghembuskan napas terakhirnya. Di sinilah juga ia kehilangan Zachary, putranya, yang sejak itu semakin jauh darinya. Meski secara fisik mereka berdekatan, tetapi Zachary selalu membuat batasan tak kasat mata yang memisahkan mereka.Mata Surya menatap kosong ke arah jendela yang tertutup debu, seolah-olah waktu berhenti sejak tragedi itu terjadi. Dinding-dinding rumah itu seakan menyimpan semua rasa sakit, kesedihan, dan penyesalan yang tak pernah bisa ia hapus dari hatinya. Surya tahu, sejak saat itu, Zachary pun mulai kehilangan arah, terjebak dalam bayang-bayang masa lalu yang kelam. Namun, kali ini, Surya benar-benar putus asa karena jejak Zachary seperti menghilang begitu saja. Semua upayanya untuk menemukan putranya tak membuahkan hasil.Surya melangkah masuk, suara derit pintu tua itu me
Baca selengkapnya

324. Lengah

"Bayiku…." batin Queen bergetar, perasaan panik mengguncang hatinya. Ketakutan luar biasa menghantam tanpa henti. Rasa cemas semakin mencekik, membuat napasnya tersengal-sengal meski mulutnya tertutup rapat oleh plester yang kasar dan menghalangi setiap kata yang ingin dia teriakkan.Di dalam mobil yang melaju kencang, Queen meringkuk tak berdaya di jok belakang. Tubuhnya gemetar hebat karena ketakutan yang merambat ke seluruh nadinya. Plester yang menempel di mulutnya membuatnya merasa semakin terperangkap dalam kepanikan. Kedua tangannya terikat kuat di belakang punggungnya, memaksa tubuhnya meringkuk lebih erat. Perutnya yang membuncit menjadi pusat dari semua ketakutannya. Bagaimana jika mobil ini tiba-tiba berhenti mendadak? Bagaimana jika terjadi benturan? Dia tidak bisa melindungi bayinya.Keringat dingin mengalir deras di pelipis Queen, hingga membasahi wajahnya yang pucat. Rasa takut menyelinap ke dalam setiap celah pikirannya, membayangkan berbagai kejadian mengerikan yang m
Baca selengkapnya

325. Pencarian

“Aku kenal mobil itu,” kata Selo Ardi, nadanya datar namun penuh keyakinan. “Itu salah satu mobil yang selama ini curigai dalam investigasi sebelumnya. Itu adalah mobil yang biasa digunakan oleh Zachary.”Ageng berdiri tegak, dengan tatapan tajam yang penuh amarah. “Kita harus menemukannya, sekarang juga. Tidak ada waktu untuk disia-siakan.”“Tenang, Mas. Kita akan temukan dia,” ucap Selo Ardi, meskipun dia tahu kata-kata itu tidak cukup untuk meredakan kepanikan yang menguasai Ageng.Ageng menghela napas panjang, berusaha menenangkan diri, tetapi matanya tetap menunjukkan rasa marah yang membara. “Aku tidak akan membiarkan mereka menyakiti istriku. Kita harus tahu ke mana mereka pergi.”Pihak pengelola gedung mencoba menawarkan bantuan lebih jauh, tetapi Ageng dan Selo Ardi sudah memiliki rencana. Selo Ardi langsung menelepon beberapa kontak orang kepercayaannya yang bisa dia andalkan untuk melacak keberadaan mobil van itu.Waktu terasa bergerak begitu lambat bagi Ageng, setiap detik
Baca selengkapnya

326. Petunjuk dari Masa Lalu

Arya Suta menatap layar ponselnya dengan rahang yang mengeras, tangannya gemetar menahan amarah yang semakin membara. Wajahnya memerah, menandakan ledakan emosi yang tak lagi bisa ia kendalikan. Dengan napas yang berat dan terputus-putus, ia akhirnya menekan nomor Surya Wijaya. Ia merasa dikhianati, dan saat ini hanya ada satu orang yang bisa ia salahkan.Saat sambungan telepon tersambung, Arya Suta tidak menunggu lama. Begitu mendengar suara Surya di seberang, ia langsung meledak, "Surya! Apa yang kau lakukan? Di mana janji-janjimu?"Surya Wijaya terdengar tetap tenang meski harus mendengar suara keras dari Arya Suta. Itu semua karena dia belum mengetahui apa yang telah terjadi. “Ada apa? Apa kau telah menemukan Zach?”“Anakmu itu telah menculik Queen. Kau tahu saat ini Queen sedang hamil. Jika sampai ada kejadian buruk yang menimpa Queen dan cucuku, aku tidak akan melepas Zachary begitu saja.”Meskipun Queen hanya anak menantu, tetapi rasa khawatir dan ketakutan yang Arya Suta rasak
Baca selengkapnya

327. Jelita

“Sampai kapan aku harus menunggu?”Berulang kali Ageng memukul kemudi mobilnya. Bersama Selo Ardi dia sedang menantikan petunjuk dari orang kepercayaan Selo Ardi tentang keberadaan mobil yang telah membawa Queen.“Sabar, Mas!” Seperti janji Selo Ardi, tidak butuh waktu yang lama orang kepercayaannya itu sudah menghubungi.Selo Ardi segera meraih telepon, menjawab panggilan dengan nada datar namun penuh harap, kemudian dia terdiam mendengar dengan saksama penjelasan dari orang kepercayaannya. “Di mana dia sekarang?”“Zachary terlihat rumah tua di pinggiran kota. Itu adalah rumah peninggallan kakek nenek dari pihak mamanya. Saya sudah mengirim koordinatnya ke ponsel Bapak,” jawab pria itu dengan nada serius.Setelah mengetahui kemana arah yang dituju, Ageng bergegas menyalakan mesin mobilnya. Dengan cepat, mereka melaju menuju lokasi yang telah diberikan. Diikuti oleh beberapa anak buah Selo Ardi, yang akan bergerak untuk melancarkan semua aksi mereka.Sepanjang perjalanan, tidak ada ka
Baca selengkapnya

328. Sebungkus Bertiga

Rahma melangkah pelan menyusuri koridor sempit yang gelap, menuju ruangan tempat ia tahu anaknya, Jelita, disekap. Langkah kakinya semakin berat setiap kali ia mendekat, bayangan wajah Jelita yang pucat dan kurus terbayang di benaknya. Rahma merasa hatinya teriris setiap kali memikirkan anaknya yang harus hidup dalam kondisi seperti ini, namun ia tidak punya pilihan.Sempat hidup berkecukupan sebagai janda karena kebaikan hati Danu, tetapi setelah kedatangan Zachary dengan berbagai bujuk rayunya, semua menjadi berubah. Rahma menjadi sosok yang serakah, bukan hanya menerima uang dari Zachary sebagai bayaran untuk terus mendekati Danu, Rahma juga semua kebaikan Danu yang begitu peduli kepada Jelita.Langkah Rahma telah tiba di depan pintu kamar, Raham menarik napas dalam-dalam untuk menyiapkan hatinya. Memejamkan mata, mencoba mencoba merangkai kata penuh kebohongan untuk menenangkan hati putrinya. Dia tidak tahu, sampai kapan akan terlepas dari jerat Zachary.Ia membuka pintu dengan pe
Baca selengkapnya

329. Jerit dan Tangis

Mobil Ageng dan Selo Ardi berhenti mendadak di depan rumah tua bergaya klasik. Rumah itu masih terawat tetapi tetap menyisakan aura mistis karena gaya arsitekturnya yang merupakan peninggalan zaman Belanda.Ageng dan Selo Ardi turun dari mobil, diikuti oleh beberapa anak buah mereka. Dengan cepat, mereka menyebar, memeriksa sekeliling rumah dengan hati-hati. Suasana sunyi senyap membuat jantung Ageng berdegup kencang. Ia tak bisa berhenti memikirkan Queen. Setiap detik terasa begitu berharga, dan setiap detik yang terbuang adalah ancaman bagi keselamatan istrinya.Selo Ardi memberi isyarat kepada anak buahnya untuk bersiap. Mereka mendekati pintu utama rumah dengan langkah hati-hati. Tiba-tiba, dari dalam rumah, terdengar suara jeritan perempuan yang membuat Ageng berhenti di tempatnya. Suara itu jelas suara Queen. Tanpa berpikir panjang, Ageng berlari menuju pintu, dan dengan sekuat tenaga ia menghantam pintu itu, mencoba mendobraknya.Pintu tua itu bergoyang keras namun tetap tidak
Baca selengkapnya

330. Badai Telah Usai

Suara teriakan Zachary dibarengi dengan jatuhnya pistol di tangannya. Zachary mengerang kesakitan saat peluru panas menembus lengannya. Terlihat sangat presisi dan akurat, peluru itu mampu melumpuhkan pergerakan Zachary.Queen masih terdiam di tempatnya dengan napas yang memburu dan mata yang membeliak lepar. Bercak-bercak darah tampak menodai wajah ayunya. Queen merasa tidak tahu di alam mana dia sekarang. Hingga saat dia merasakan pelukan Ageng, baru menyadari jika dirinya masih hidup.Suara letusan senjata dan jeritan Zachary mereda, hanya menyisakan keheningan yang tegang di ruangan itu. Ageng memeluk erat tubuh Queen, berusaha memberikan rasa aman yang telah lama direnggut darinya. Karena ketakutan masih jelas terpancar di mata Queen."Semua sudah berakhir, Sayang," bisik Ageng dengan lembut sambil terus mengusap punggung istrinya. Queen masih terisak di dalam pelukan Ageng, tubuhnya bergetar akibat trauma yang baru saja ia alami.“Aku takut.” Queen menangis sambil menenggelamkan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3132333435
...
42
DMCA.com Protection Status