Home / Romansa / Pesona Istri Sementara Tuan Muda / Chapter 301 - Chapter 310

All Chapters of Pesona Istri Sementara Tuan Muda : Chapter 301 - Chapter 310

419 Chapters

301. Ujian Pertama

Arya Suta berhenti sejenak, menatap putranya dengan wajah serius. "Ada urusan penting yang harus Papa selesaikan," jawabnya singkat, tetapi dari nada bicaranya sangat terasa ada situasi genting dan penting.Ageng menatap Arya Suta dengan penuh tanya. "Urusan apa, Pa? Ada masalah?" Tatap mata Ageng seolah mengabsen satu per satu pengawal papanya. Termasuk Selo Ardi yang terlihat selalu siaga.Sebelum Arya Suta memberi jawaban, salah satu pengawal mendekat dan berbisik di telinganya, tampak memberikan informasi yang mendesak. Arya Suta mengangguk, dan kemudian menoleh kembali pada Ageng."Jangan khawatir, Ageng. Ini hanya urusan kecil, Papa akan segera kembali," katanya, mencoba meyakinkan putranya. Namun, raut wajahnya tetap menunjukkan ketegangan yang tidak bisa disembunyikan.Ageng tahu, ini bukan urusan kecil. Ada sesuatu yang sedang terjadi, sesuatu yang mungkin berhubungan dengan bisnis atau bahkan keluarga mereka. Sebagai calon penerus dari perusahaan keluarganya, Ageng ingin ter
Read more

302. Danu dan Rahma

Arum berjalan mondar-mandir di dalam kamar bayi yang sebentar lagi akan dipenuhi tangisan dan tawa. Tangannya mengelus perutnya yang membuncit, merasa sangat dekat dengan bayi yang akan segera lahir. Setiap sudut kamar sudah dia perhatikan dengan saksama, ranjang bayi sudah tertata rapi dengan selimut lembut, lemari kecil sudah penuh dengan pakaian bayi yang mungil, dan mainan-mainan kecil tergantung di sekitar ranjang. Warna-warna pastel mendominasi ruangan, menciptakan suasana tenang yang diinginkan Arum untuk anak keduanya.Arum menarik napas dalam-dalam, merasakan kebahagiaan yang luar biasa saat melihat hasil jerih payahnya. Anak keduanya ini layaknya anugrah yang datang setelah badai besar rumah tangganya. Bayi ini memberi harapan, kebahagiaan, dan masa depan mereka. Arum sudah membayangkan momen-momen indah yang akan mereka lalui bersama sebagai sebuah keluarga.Di tengah kesibukannya, Arum dikejutkan dengan kedatangan seorang tamu. Asisten rumah tangganya menghampiri memberi t
Read more

303. Kelicikan Zachary

Setelah mematikan layar, Zachary mencabut flash drive dan menunjukkan kepada Ageng. "Kalau kau tertarik melihat video lengkapnya ada di sini,” ucap Zachary terdengar menantang. “Aku yakin kau tahu apa akibatnya jika video ini tersebar."Ageng menatap flash drive itu dengan dingin. "Jadi trik murahan seperti ini yang akan kau lakukan kepada kemarin?”Ageng baru tahu, ternyata sebelum dirinya, Danu sudah lebih dahulu menjadi korban Zachary."Kau boleh menyebutnya sebagai trik murahan," Zachary mengangguk, berusaha mengimbangi sikap tenang Ageng. "Tapi apakah keluargamu akan berpikir sama? Kakakmu yang sedang hamil tua, apakah dia akan kuat menerima berita seperti itu? Apalagi jika video ini tersebar di publik."Kata demi kata Zachary menusuk Ageng seperti belati. Reputasi keluarga dan perusahaan menjadi taruhannya. Dan yang membuat Ageng merasa was was adalah sang kakak, sanggupkah dia menghadapi prahara rumah tangga seperti ini lagi, apalagi saat ini dia sedang dalam keadaan hamil besa
Read more

304. Berusaha Meloloskan Diri

Selo Ardi berdiri di sudut ruangan, memperhatikan dengan cermat setiap gerakan Ageng dan Zachary. Dalam hatinya, dia tahu Ageng telah gagal dalam ujian pertama kali ini. Emosi telah menguasai dirinya, membiarkannya bertindak tanpa pertimbangan yang matang. Selo Ardi menarik napas dalam-dalam, berusaha tetap tenang di tengah situasi yang semakin memanas.Zachary masih tersenyum sinis meski wajahnya babak belur, dan itu hanya menambah kemarahan Ageng. Selo Ardi seloah menangkap sebuah strategi untuk mengulur waktu. Entah untuk apa, tetapi pangalaman mengatakan jika dia harus segera pergi.Selo Ardi yakin Zachary pasti memiliki rencana tersembunyi. Tidak mungkin Zachary hanya sendiri saat akan bernegosiasi untuk urusan yang sangat penting seperti ini. Tidak ingin mengambil risiko lebih lama lagi berada di tempat yang bukan daerah kekuasaannya. Selo Ardi bergerak cepat ke arah meja, meraih berkas-berkas penting dan flash drive yang sudah dia perhatikan sejak mereka memasuki ruangan ini.D
Read more

305. Operasi Caesar

Ageng berhenti di depan ruang bersalin, napasnya memburu, sementara pikirannya penuh dengan kekhawatiran. Di sekelilingnya, suasana rumah sakit begitu ramai, namun seakan-akan sunyi bagi Ageng. Hanya suara detak jantungnya yang terdengar keras di telinga.Di depan pintu ruang operasi, beberapa orang dari tim keamanan Selo Ardi sudah berjaga. Wajah-wajah mereka tegang, mencerminkan betapa seriusnya situasi ini. Salah satu dari mereka mendekati Selo Ardi, berbicara pelan namun cepat, memberi laporan singkat tentang keamanan di sekitar rumah sakit.“Mbak Arum harus segera dioperasi, Mas Ageng,” kata Selo Ardi, mencoba menenangkan. “Kita sudah memastikan bahwa tidak ada ancaman lain di sini. Fokus kita sekarang adalah memastikan semuanya berjalan lancar.”Ageng hanya mengangguk, meski pikirannya masih dipenuhi kecemasan. Di dalam ruang operasi, nyawa Arum dan bayinya dipertaruhkan, dan dia tidak bisa berbuat apa-apa selain menunggu. Rasanya seperti siksaan, mengetahui bahwa sang kakak sed
Read more

306. Ancaman untuk Danu

Pintu lorong rumah sakit yang sepi tiba-tiba terbuka, memecah keheningan yang mencekam. Arya Suta, Laras, dan Queen masuk dengan langkah tergesa-gesa. Wajah mereka penuh kekhawatiran, dan di mata Arya Suta terpancar ketegangan yang sulit disembunyikan. Dia adalah orang yang selalu terlihat tenang, tapi untuk hal yang berhubungan dengan keselamatan anggota keluarganya, jelas merupakan sesuatu yang sangat mengguncangnya.Saat Arya Suta mendekati Danu, pandangannya tajam dan langsung menusuk ke dalam hati Danu yang sudah terpuruk. Tanpa basa-basi, Arya Suta bertanya,“Kau bisa menjelaskan semua ini? Bagaimana Arum bisa sampai seperti ini?” cecar Arya Suta penuh amarah. Seandainya tidak di rumah sakit, dan tidak ada Ardan di sana, mungkin Arya Suta sudah menghajar Danu. “Apa ini benar, Danu? Video itu, kamu dan Rahma?”Danu menunduk, seolah tidak mampu menatap mata ayah mertuanya. Rahasia yang selama ini dia sembunyikan kini terbuka lebar, dan tidak ada lagi tempat untuk bersembunyi. Di s
Read more

307. Menunggu Arum Sadar

"Bu Arum juga dalam kondisi baik. Dia masih berada di bawah pengaruh anestesi, jadi mungkin butuh waktu beberapa saat sebelum dia sepenuhnya sadar. Tapi tidak ada komplikasi serius, dan kami akan terus memantau keadaannya."Danu mengangguk, tidak mampu mengucapkan lebih banyak kata. Dia hanya bisa berterima kasih dalam hati karena Arum dan bayi mereka selamat dari cobaan ini. Meskipun masalah lain masih menantinya, untuk saat ini, dia hanya ingin bersyukur atas keselamatan keluarganya.Arya Suta, meskipun masih terlihat tegang, juga tampak lebih tenang setelah mendengar kabar baik itu. Dia menatap Danu, dan kali ini, sorot matanya tidak sekeras sebelumnya. Mungkin dalam hatinya, dia juga merasa lega meskipun kemarahannya belum sepenuhnya reda.Ageng meletakkan tangannya di bahu Danu, memberikan dukungan tanpa kata-kata. Dia tahu bahwa Danu masih harus menghadapi konsekuensi dari apa yang telah terjadi, tapi dia juga tahu bahwa ini bukan waktunya untuk memperburuk situasi. Yang terpent
Read more

308. Tangisan Rahma

Mike meninggalkan ruang kerjanya dengan wajah yang kusut, tak lagi mempedulikan setumpuk berkas yang masih menanti tanda tangannya. Kepalanya dipenuhi dengan kekacauan yang telah ditimbulkan oleh Zachary. Tangan gemetar, dia bergegas menuju kamar Victoria, adik perempuannya. Tekadnya sudah bulat, Victoria harus segera menyusul Papa dan Mama ke Singapura. Dia tidak bisa membiarkan adiknya terjebak dalam situasi yang semakin kacau ini."Vicky! Vicky!" teriak Mike saat berjalan menuju kamar Victoria. Suaranya menggelegar, memecah keheningan rumah. Detak jantungnya berdentum cepat, hampir seirama dengan langkah kaki yang tak sabar.Victoria, yang tengah berbaring di tempat tidur sambil memainkan ponselnya, terlonjak kaget. “Apa yang terjadi, Kak?” tanyanya, mencoba memahami kekhawatiran yang terpancar dari wajah kakaknya. Dari suara keras dan gelagatnya yang terburu-buru, Victoria tahu ada sesuatu yang buruk sedang terjadi.Mike berhenti sejenak, mengambil napas dalam-dalam sebelum menyam
Read more

309. Sebuah Penjelasan

Selo Ardi menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan penjelasannya. Di salah satu ruang private restaurant yang letaknya tidak jauh dari rumah sakit dipenuhi oleh keheningan yang tegang. Wajah Arya Suta terlihat serius, matanya tak lepas dari laporan yang ada di tangannya. Dia tampak mencoba merangkai informasi yang diberikan oleh Selo Ardi dengan apa yang telah terjadi selama ini."Rahma adalah seorang janda beranak satu, suaminya meninggal dalam kecelakaan kerja di salah satu proyek yang pernah Mas Danu tangani," ucap Selo Ardi, suaranya tenang namun tegas. "Sepertinya kedekatan mereka berawal dari pemberian santunan dari perusahaan."Arya Suta mengangguk pelan, tanda bahwa dia mengikuti alur cerita yang disampaikan. Matanya menyipit, memperhatikan setiap kata yang keluar dari mulut Selo Ardi."Ini proyek yang kita menangkan dari Surya Jaya Abadi?" Arya Suta mengangkat alisnya, menatap Selo Ardi dengan sorot mata penuh tanya. Tangannya masih memegang laporan itu, namun pandangann
Read more

310. Tidak Ada Kata Lelah

“Ardan mau bobok sama Om Ageng,” ucap Ardan dengan polosnya saat berada di gendongan Ageng.“Nggak boleh!” sahut Laras dengan suara keras dan tegas. Terlihat jelas kekhawatiran di wajah perempuan paruh baya itu.Ageng menyembunyikan cengiran di wajahnya. Kalau Ardan ikut tidur dengannya, bagaimana nanti kalau Queen minta jatah, pasti ribet jadinya.“Ardan boboknya pencak silat, Oma takut nanti kamu nendang perut Tante Queen,” sambung Laras tidak ingin dibantah.Ardan tampak kecewa, lalu melingkarkan kedua tangannya erat di leher Ageng dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang paman. Sejak kecil Ardan memang sangat dekat dengan Ageng, karena sang paman memang sering memanjakannya dengan memberi semua yang dia minta, entah itu makanan atau pun mainan.“Nanti Ardan tidur sama opa saja, nanti opa bacakan dongeng.” Arya Suta pun turut merayu Ardan agar tidak tidur bersama Ageng, atau lebih tepatnya tidak tidur bersama Queen.Ardan tetap menggeleng. Selama ini setiap kali menginap di
Read more
PREV
1
...
2930313233
...
42
DMCA.com Protection Status