Ageng berhenti di depan ruang bersalin, napasnya memburu, sementara pikirannya penuh dengan kekhawatiran. Di sekelilingnya, suasana rumah sakit begitu ramai, namun seakan-akan sunyi bagi Ageng. Hanya suara detak jantungnya yang terdengar keras di telinga.Di depan pintu ruang operasi, beberapa orang dari tim keamanan Selo Ardi sudah berjaga. Wajah-wajah mereka tegang, mencerminkan betapa seriusnya situasi ini. Salah satu dari mereka mendekati Selo Ardi, berbicara pelan namun cepat, memberi laporan singkat tentang keamanan di sekitar rumah sakit.“Mbak Arum harus segera dioperasi, Mas Ageng,” kata Selo Ardi, mencoba menenangkan. “Kita sudah memastikan bahwa tidak ada ancaman lain di sini. Fokus kita sekarang adalah memastikan semuanya berjalan lancar.”Ageng hanya mengangguk, meski pikirannya masih dipenuhi kecemasan. Di dalam ruang operasi, nyawa Arum dan bayinya dipertaruhkan, dan dia tidak bisa berbuat apa-apa selain menunggu. Rasanya seperti siksaan, mengetahui bahwa sang kakak sed
Read more